Pernikahan yang batal membuat Namira harus menikah dengan sepupunya. Untuk menjaga nama baik keluarganya dan juga pesantren Namira tidak punya pilihan lain.
Bian, yang merupakan sepupu Namira dan juga teman masa kecilnya harus mengikuti kemauan ibunya yang memang sangat menginginkan Namira sebagai calon menantunya sejak dulu.
Karena sudah lama tidak bertemu membuat pertemuan mereka sedikit canggung dan apalagi dihadapkan pada pernikahan. Tetapi bagaimanapun keduanya pernah menghabiskan waktu di masa kecil.
Namira dan Bian sama-sama memiliki pasangan di masa lalu. Bian memiliki kekasih yang tidak direstui oleh ibunya dan sementara Namira yang memiliki calon suami dan seharusnya menikah tetapi digantikan oleh Bian. Karena perzinaan yang dilakukan calon suaminya menjelang 1 hari pernikahannya.
Bagaimana Namira menjalani pernikahannya bersama Bian yang tidak dia cintai dan sebaliknya dengan Bian.
Jangan lupa untuk membaca dari bab 1 sampai bab akhir dan jangan suka menabung Bab....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 17 Angela dan Namira
"Huhhhh akhirnya makanannya habis juga dan alhamdulillah tidak mubazir sama sekali," ucap Namira yang merasa sangat kekenyangan pada perutnya dan sementara Bian mendengar hal itu hanya tersenyum saja yang gemas dengan istrinya itu.
"Bagaimana dengan kak Bian? Apa kak Bian sudah kenyang?" tanya Namira.
"Jika tidak kenyang memang masih ada makanan yang lain?" tanya Bian yang membuat Namira menggelengkan kepala.
Bian yang tiba-tiba memegang ujung bibir Namira yang ternyata terdapat bekas makanan di sana. Bian yang sangat perhatian membersihkan ujung bibir tersebut dengan jempolnya sendiri yang justru membuat Namira sedikit gugup.
"Maaf, kak Bian, Namira sudah makan belepotan yang pasti membuat kak Bian sangat risih," ucapnya yang merasa tidak enak membuat Bian gelengkan kepala.
"Tidak apa-apa. Saya justru suka melakukan hal-hal yang kecil dan itu artinya saya masih bisa melakukan sesuatu," jawab Bian.
Namira mengangguk-anggukkan kepala.
"Oh iya kak Bian apa Namira boleh bertanya sesuatu?" tanyanya sedikit ragu yang bahkan sangat hati-hati berbicara.
"Kamu katakan saja apa yang ingin kamu tanyakan dan maka saya akan menjawab pertanyaan itu jika memang pertanyaannya tidak terlalu menjebak," jawab Bian.
"Hmmm, apa wanita yang ada di ruangan Kakak tadi adalah mantan Kakak?" tanyanya dengan sangat penasaran dan jika hal itu tidak ditanyakan makanan Namira akan terus penasaran seumur hidupnya.
"Kamu kenapa ingin tahu dan bukan kayak tadi kamu tidak ingin mendengarkan penjelasan apapun dan tidak ingin mau tahu siapa wanita itu?" tanya Bian.
"Tiba-tiba saja penasaran dan jika diperbolehkan apa salahnya Namira ingin mengetahui kejadian yang sebenarnya," ucap Namira.
"Kamu benar! dia memang adalah mantan kekasih saya. Hubungan kami sudah lama berpisah dan kamu harus mengetahui Namira jika kami berpisah sebelum aku menikah denganmu dan hubungan kami tidak ada kaitannya dengan pernikahan kita!" tegas Bian jujur apa adanya dan bahkan secara terus terang.
"Tapi dari apa yang Namira lihat barusan. Kakak maupun wanita itu terlihat masih saling mencintai," ucap Namira.
"Apa kamu melihat hal itu dari diriku?" tanya Bian yang membuat Namira menganggukkan kepala.
"Namira itu artinya kamu belum mengenaliku sepenuhnya, kamu masih terus menganggap bahwa aku adalah sepupu kamu dan sampai kamu tidak mengetahui bagaimana ekspresi dari wajahku dan lebih menentukan ke arah mana," ucap Bian.
"Maksud Kakak apa, Namira sangat tidak mengerti dengan kata-kata dari Kak Bian," ucapnya yang terlihat sangat bingung.
"Namira kita sudah menikah dan sebaiknya jangan membicarakan masa lalu dan aku juga tidak peduli kamu menganggapku sebagai suami atau sebagai sepupu yang membuat kamu tidak canggung selama ini dan merasa nyaman. Tetapi apapun anggapan kamu bagiku kamu adalah tanggung jawabku dan juga menjadi tanggung jawabku untuk memberi kenyamanan kepada kamu," ucap Bian yang memang memiliki prinsip yang sangat besar dan bahkan sangat peduli dengan perasaan Namira tanpa mempedulikan bagaimana perasaannya.
Bian dewasa menghadapi pernikahannya yang mencoba mengimbangi dirinya dengan Namira dan mungkin ini hal tersulit bagi Namira yang belum bisa seperti Bian yang masih terlalu santai dalam hal apapun dan termasuk dalam hubungan pernikahan mereka.
****
Namira harus pulang karena masih ada hal yang harus dia kerjakan bersama ibu mertuanya dan sementara suaminya juga akan melanjutkan pekerjaan dengan meeting besar. Namira tidak bisa menunggu dan memilih untuk pulang.
Dia hari ini tampak senang yang sudah membawa makan siang untuk suaminya dan makanan itu juga dihabiskan oleh mereka berdua
"Namira!" langkah itu terhenti ketika ada yang memanggilnya membuatnya menoleh ke belakang. Angela wanita yang dia lihat tadi di ruangan suaminya yang memeluk suaminya begitu penuh dengan kerinduan.
Angela tersenyum tipis yang melangkah mendekati Namira yang sekarang sudah berdiri di depan Namira.
"Ada apa?" tanya Namira
"Apa kamu bener Namira?" tanya Angela yang membuat Namira menganggukkan kepala.
Angela mengulurkan tangannya, "perkenalkan aku Angela," ucap Angela.
Dengan sangat menghargai Namira menyambut uluran tangan itu sehingga mereka berdua saling melihat satu sama lain.
"Aku Namira dan sebelumnya aku sudah mengetahui siapa kamu. Aku sudah mengenal kamu," jawab Namira.
"Bian memberitahu kamu bahwa siapa aku?" tanya Angela yang membuat Namira menganggukkan kepala.
"Kamu ada keperluan apa memanggilku?" tanya Namira.
"Karena kamu telah menikah dengan orang yang aku cintai yang akhirnya membuatku mencari tahu siapa wanita itu sebenarnya dan ternyata kamu juga memiliki masa lalu yang seharusnya kamu menikah dengan orang lain dan Bian hanya menggantikan calon suami kamu untuk menutupi rasa malu keluarga kamu dan juga kamu sendiri dari aib," ucap Angela.
"Lalu!" sahut Namira.
"Namira itu artinya kamu mengetahui bahwa cinta Bian tidak sepenuhnya bisa lepas dariku cintamu harus tahu hubungan kami sangat lama dan kami adalah dua orang yang saling mencintai. Tetapi kami berdua tidak mendapat restu dari tante Farah," ucap Angela.
"Kenapa kamu harus mengatakan semua ini kepadaku?" tanya Namira.
"Aku hanya ingin memberitahu hal yang sebenarnya kepada kamu yang sebenarnya apa yang aku katakan adalah apa adanya jika kami berdua masih saling mencintai dan sampai kapanpun tidak akan ada yang bisa menggantikan hubungan kami," ucap Angela.
"Angela aku juga tidak bermaksud untuk menggantikan posisi kamu dengan diriku. Aku tahu hubungan kalian berdua sangat dekat dan bahkan kalian memilih untuk berpisah dan ternyata ini yang terjadi,"
"Tapi sekarang aku sudah menjadi istri Kak Bian. Aku juga tidak pernah memaksa Kak Bian harus menikah denganku dan inilah yang terjadi, aku minta maaf jika sudah mengganggu hubungan kalian berdua tetapi jujur aku sama sekali tidak punya niat apapun dan aku juga menjalankan hubungan ini karena hubungan ini sudah ada," ucap Namira yang memang tidak bisa berkata apapun kepada wanita yang terus menegaskan bahwa dia sangat mencintai Bian.
"Kamu tidak perlu mendatangiku seperti ini dan berbicara terlalu panjang kepadaku atau menjelaskan bagaimana hubungan kalian. Sebelumnya aku sudah mendapatkan ceritanya dari suamiku dan menurutku cerita tentang dia yang lebih baik aku percayai. Jadi mohon maaf aku tidak bisa berbicara lama-lama dengan kamu," ucap Namira yang akhirnya meninggalkan tempat itu dan entahlah kenapa dia memilih untuk pergi.
***
Namira yang sudah berada di dalam kamar dan sementara Bian baru saja pulang dari kantor. Wajah Namira yang terlihat sedikit sendu dengan wajahnya yang juga tampak tidak baik-baik saja.
"Namira apa kamu hari ini kelelahan?" tanya Bian yang memang sangat perhatian kepada istrinya itu yang membuat Namira menggelengkan kepala.
"Lalu kenapa wajah kamu terlihat suntuk seperti itu. Apa ada sesuatu yang mengganjal di perasaan kamu?" tanya Bian lagi.
"Tidak ada yang mengganjal sedikitpun di perasaan Namira. Namira saat ini baik-baik saja. Kak Bian baru saja pulang dari kantor pasti sangat lelah dan sebaiknya langsung bersih-bersih saja. Kita juga langsung turun untuk makan malam bersama mama dan Papa," ucap Namira yang membuat Bian menganggukan kepala.
"Baiklah kalau begitu aku mau langsung bersih-bersih dulu," ucap Bian menundukkan kepala yang menunggu suaminya itu selesai bersih-bersih dan setelah itu mereka akan melanjutkan makan siang bersama.
Bersambung......