Jian Feng, seorang anak haram dari keluarga bejat, dipaksa menikahi Lin Xue, gadis cantik namun cacat dan sekarat.
Dipertemukan oleh takdir pahit dan dibuang oleh keluarga mereka sendiri, Jian Feng menemukan satu-satunya alasan untuk hidup: menyelamatkan Lin Xue. Ketika penyakit istrinya memburuk, Jian Feng, yang menyimpan bakat terpendam, harus bangkit dalam kultivasi. Ia berjanji: akan menemukan obat, atau ia akan menuntut darah dari setiap orang yang telah membuang mereka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agen one, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16- Daun Mekar dan Surat dari Neraka
Jian Feng dan Lin Xue akhirnya sampai di rumah Tuan Qin. Di depan rumahnya, Tuan Qin terlihat sedang menyiram tanaman di halaman, menikmati ketenangan sore.
Melihat Jian Feng datang, Tuan Qin tampak senang dan menyambutnya. "Jian Feng! Aku senang kau datang lagi. Dan, ini siapa?" Dia melihat Lin Xue mengintip malu-malu dari balik punggung Jian Feng.
"Oh, ini. Dia istriku, Tuan." jawab Jian Feng.
Tuan Qin terkejut. "Istri?! Kau sudah menikah, Jian? Tidak kusangka. Tapi istrimu terlihat sangat cantik ya?" Tuan Qin tersenyum ramah ke arah Lin Xue yang bersembunyi di balik pundak suaminya.
Perlahan Lin Xue menampilkan wajahnya yang memerah dan membalas senyuman itu. "S-salam kenal, Tuan."
"Anda salah, Tuan!" Jian Feng membalas ucapan Tuan Qin.
Tuan Qin terkejut, ia tampak merasa tidak enak. "Ups, maafkan aku, Jian, kalau—"
Sedangkan Lin Xue terlihat sedih, salah mengira bahwa dirinya ternyata tidak cantik di mata Jian Feng.
"Dia bukan hanya cantik, tapi juga cerewet!" jawab Jian Feng dengan ekspresi penuh percaya diri dan datar, bermaksud untuk bercanda.
Tuan Qin melotot, lalu tiba-tiba tertawa terbahak-bahak. "Hahaha, kau bisa saja, Jian Feng!" Kemudian Tuan Qin membisikkan sesuatu ke telinga Jian Feng, "Tapi aku setuju denganmu, soalnya istriku juga cerewet."
Lin Xue tidak mendengarkan bisikan mereka, tetapi ia menjadi salah tingkah dengan wajah memerah karena pujian—walaupun hanya candaan—dari suaminya.
Setelah drama singkat itu, Jian Feng mengutarakan kedatangannya. "Tuan, saya ingin meminta pekerjaan lagi jika masih ada."
"Justru aku memang sedang membutuhkanmu untuk mengambil pekerjaan ini. Aku merasa percaya kepada orang yang jujur dan efisien sepertimu, Jian." ucap Tuan Qin.
Setelah itu, Tuan Qin memberikan pekerjaan mengambil tanaman herbal seperti sebelumnya, namun jenisnya berbeda.
"Aku ingin kau memetik tanaman herbal Daun Mekar di hutan yang lain. Tempatnya lebih dekat dan lebih hijau." ucap Tuan Qin.
Jian Feng setuju, tapi sebelum pergi ia bertanya, "Apa di sana ada bahaya seperti hewan buas atau apa gitu?"
"Tidak ada apa-apa di sana. Hutan itu aman. Paling hanya Tupai yang nakal." jawab Tuan Qin santai.
Setelah itu, Jian Feng berbalik dengan Lin Xue. Ia membawa keranjang yang diberikan oleh Tuan Qin.
"Aku boleh membantu tidak?" tanya Lin Xue dengan wajah memelas.
Jian Feng menoleh sedikit dan memutar bola matanya dengan malas. "Hmm, suka-suka Lin Xue saja. Tapi jangan terlalu lama, ya. Aku takut kau kelelahan nanti."
"Baik, Bos!" Lin Xue senang.
Perjalanan mereka ke hutan yang dimaksud tidak terlalu lama. Setelah waktu sepuluh menit, mereka sampai di tepi hutan.
Mereka berdua memasuki hutan. Di sana, Jian Feng menurunkan Lin Xue untuk mengambil tanaman herbal di sekitar.
"Jangan terlalu jauh dari aku!" Jian Feng menatap tajam Lin Xue agar ia lebih berhati-hati.
Lin Xue tersenyum lalu mulai melakukan pekerjaannya. "Iya." Satu per satu tanaman Daun Mekar ia petik dan simpan di keranjang.
Jian Feng berbalik dan mengambil tanaman herbal di sisi lain yang tidak jauh dari keberadaan Lin Xue.
Setiap kali ia memetik, Lin Xue bernyanyi dengan suaranya yang lembut dan indah, mengiringi pekerjaan suaminya. Lagu anak-anak tentang sungai dan bintang.
Tapi tiba-tiba, suara merdu itu hilang entah kemana. Keheningan yang tiba-tiba membuat bulu kuduk Jian Feng merinding. Jian Feng yang heran berbalik dan matanya melotot. Lin Xue sudah hilang entah kemana.
"Lin Xue! Kemana dia?!" Dia berlari ke arah keranjang yang tergeletak di tanah. Di sana ada sebuah surat yang diselipkan di antara Daun Mekar.
Jian Feng membuka surat itu dan membacanya.
> Hei, pria miskin! Jika kau telah membaca surat ini maka kau telah kehilangan istrimu. Jika kau ingin menyelamatkannya, datanglah ke Sekte Api Merah. Aku dan ayahku menunggumu!
Jian Feng mengetahui ini dari siapa. Wajahnya memucat, lalu berubah menjadi merah padam. Matanya diselimuti Qi Petir Biru dan Emas yang liar.
"SIALAAAN KAU! KEMBALIKAN LIN XUE KUUUU!" raung Jian Feng, suaranya dipenuhi Qi Kultivasi, memekakkan telinga, dan mengguncang pepohonan di hutan itu. Ini adalah amarah yang melebihi dendam masa lalu, amarah murni dari seorang suami yang kehilangan segalanya.
Sekte Api Merah. Jian Feng tahu, pertempuran yang sebenarnya baru saja dimulai.