NovelToon NovelToon
Arjuna Bopo Istimewa

Arjuna Bopo Istimewa

Status: sedang berlangsung
Genre:Anak Kembar / Keluarga / Spiritual / Epik Petualangan / Romansa
Popularitas:171.2k
Nilai: 5
Nama Author: Fernanda Syafira

Kisah ini adalah kelanjutan dari Novel Bopo Kembar Desa Banyu Alas.
Di sini, Author akan lebih banyak membahas tentang Arjuna Jati Manggala, putra dari Arsha dan Raina yang memiliki Batu Panca Warna.
Batu Panca Warna sendiri di percaya memiliki sesuatu yang istimewa. 'Penanda' Bopo ini, barulah di turunkan pada Arjuna setelah ratusan tahun lamanya. Jadi, Arjuna adalah pemegang Batu Panca Warna yang kedua.
Author juga akan membahas kehidupan Sashi, Kakak Angkat Arjuna dan juga dua sepupu Arjuna yaitu si kembar, Naradipta dan Naladhipa.
Beberapa karakter pun akan ada yang Author hilangkan demi bisa mendapatkan fokus cerita.
Agar bisa mengerti alurnya, silahkan baca terlebih dahulu Novel Cinta Ugal - Ugalan Mas Kades dan juga Novel Bopo Kembar Desa Banyu Alas bagi pembaca yang belum membaca kedua Novel tersebut.
Happy Reading

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fernanda Syafira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

32. Maaf, Nok...

"Astaghfirullah! Kenapa ini, Mas?" Tanya Raina yang juga menghampiri sumber keributan.

"Awas, Dek. Jangan maju lagi, banyak pecahan kaca." Kata Arsha.

Vas bunga besar yang ada di ruang tamu mereka pecah dan berantakan. Tak hanya itu, ada ceceran darah di lantai yang mengarah keluar rumah.

"Yah, Mbak Aci." Kata Arjuna dengan wajah yang tak kalah panik dari Arsha.

"Kenapa sih, Mas, Nang?" Tanya Raina dengan bingung.

"Ini darah siapa? Ya Allah." Imbuh Raina kemudian.

"Biar Ayah yang nyusul, Nang. Tolong di bereskan ini." Kata Arsha.

"Tapi, Yah..." Sergah Arjuna yang juga ingin menyusul Sashi.

Ya mereka yakin kalau Sashi mendengar percakapan mereka berdua barusan. Namun, melihat tatapan Arsha, membuat Arjuna tak bisa lagi membantah.

Arsha segera berlari ke luar rumah. Mengikuti jejak darah yang berceceran. Sementara, Arjuna membereskan pecahan kaca dan menjelaskan apa yang terjadi pada Ibunya.

"Mbak Aci..." Seru Arsha yang khawatir melihat banyaknya jejak darah di jalanan.

"Ya Allah, Nok." Lirih Arsha. Netranya pun mulai terasa panas.

Arsha semakin mempercepat langkah mencari keberadaan putrinya. Cukup jauh Sashi dan Arsha berlari hingga Arsha menemukan Sashi di pinggir sawah.

Gadis itu sedang duduk sendirian di pematang sawah. Suara tangisannya terdengar jelas dan terasa begitu menyayat hati Arsha.

Arsha yang khawatir, segera menghampiri dan memeluk putrinya. Tak ada perlawanan, Sashi justru semakin kencang menangis di pelukan Arsha.

"Maafin Ayah ya, Nok." Lirih Arsha sambil menghujani puncak kepala Sashi dengan kecupan.

Air matanya mengalir begitu saja, hatinya terasa hancur berkeping - keping. Ternyata, ia pun belum siap dengan kejadian yang selama ini menjadi mimpi buruk untuknya.

"Kenapa gak ada yang bilang sama Aci selama ini, Yah? Kenapa gak ada yang ngasih tau Aci?" Lirih Sashi di sela - sela tangisannya.

"Maaf ya, Sayang. Maafin Ayah, Ibu, Bopo, Buna, Yang Kung dan Yang Ti. Maafin kami semua, Nok." Ujar Arsha yang masih terus memeluk erat Sashi.

"Bukannya kami gak mau, Nok. Kami semua gak sanggup menyampaikannya ke kamu. Kami takut melukai hatimu, Nok. Kami gak sanggup." Ucap Arsha yang membuat Sashi makin menangis.

Perasaannya terasa campur aduk tak karuan. Ada rasa kecewa, sakit dan sedih. Namun ada rasa bahagia dan syukur di hatinya yang paling dalam. Ia merasa bersyukur karena di cintai sebesar dan setulus ini oleh keluarga yang merawatnya.

"Gak apa - apa kalau Mbak Aci mau marah sama Ayah. Ayah salah, karena gak pernah menyampaikan hal yang memang berhak untuk Mbak Aci ketahui. Tapi, jangan tinggalin Ayah ya, Sayang. Ayah gak sanggup kalau harus kehilangan Mbak Aci." Ucap Arsha sambil terisak.

Anak dan Ayah itu saling berpelukan dalam tangis. Sama - sama meluapkan perasaan mereka saat ini. Setelah tenang, Arsha pun perlahan melepaskan pelukannya. Ia menangkup wajah anak gadisnya. Anak yang mengajarkannya menjadi seorang Ayah.

"Sampai kapanpun, Mbak Aci adalah anak Ayah. Anak perempuan Ayah yang selalu mempunyai tempat khusus di hati Ayah." Kata Arsha yang kemudian mengecup dahi putrinya dan kembali memeluknya.

"Janji sama Ayah, Mbak Aci gak akan ninggalin Ayah dan Ibu, kan?" Lirih Arsha yang di jawab anggukan lirih oleh Sashi.

"Makasih ya, Nok. Makasih karena sudah janji gak akan ninggalin Ayah dan Ibu." Ucap Arsha yang merasa tenang sekarang walaupun sikapnya ini terbilang egois.

"Mana kakimu yang luka, coba Ayah lihat." Ujar Arsha yang kemudian memeriksa kaki putrinya.

"Ya Allah, lihat ini sampe kayak gini, Nok." Kata Arsha sambil mencabut satu persatu serpuhan kaca dari kaki Sashi.

Sashi terus memandangi Ayahnya. Pria di hadapannya ini tak pernah berubah. Ayahnya selalu jadi orang pertama yang menolongnya saat terjatuh. Ayahnya selalu jadi orang pertama yang memeluknya dan menenangkannya saat ia menangis. Ayahnya juga lah yang selalu memegang erat tangannya, saat ia mencoba untuk bangkit.

"Gimana aku sanggup ningglin Ayah? Ayah lah cinta pertamaku. Dan Ibu, Ibu bagaikan separuh nyawaku. Aku kecewa bukan karena Ayah merahasiakan kebenaran tentangku. Aku kecewa karena ternyata aku bukan anak kandung dari orang tua sehebat dan sebaik Ayah dan Ibu." Batin Sashi.

"Kita pulang, ya?" Ajak Arsha yang di jawab anggukan oleh Sashi.

Arsha menggendong putrinya kembali ke rumah. Ternyata, kejadian ini ada hikmahnya. Kini, ia merasa lebih tenang setelah Sashi terlihat bisa menerima kenyataan ini, walaupun ia tau kalau Putrinya itu sedang terluka saat ini.

Di rumah, keluarganya sudah menunggu. Tak hanya Arjuna dan Raina, namun ada Abimanyu, Runi, Aksa, Saira juga Nala dan Dipta. Mereka juga sudah mendengar cerita dari Arjuna tentang apa yang terjadi.

Begitu melihat Arsha yang berjalan menggendong Sashi, mereka dengan serempak langsung berdiri untuk menyambut. Aksa dan Arjuna bahkan berlari menghampiri berniat ingin menggendong Sashi.

"Sini, Bopo gendong." Kata Aksa.

"Aku mau sama Ayah aja." Jawab Sashi sambil memeluk Arsha.

"Ayah capek tu, Mbak. Udah tua gitu, jalan jauh gendong anaknya. Sini, sama aku yang masih muda dan kuat." Kata Arjuna.

"Sembarangan! Gini - gini, Ayah masih kuat gendong Mbakmu jalan keliling Desa juga." Kata Arsha yang membuat Sashi tersenyum.

"Sombong banget Bapak - Bapak ini! Habis itu malemnya geger minta pijitin orang se rumah." Sahut Arjuna yang membuat Aksa terkekeh sambil menoyor kepala Arjuna.

"Ya Allah, Mbak Aci." Kata Raina yang nampak begitu khawatir.

"Dudukin sini, Mas. Biar aku obatin kakinya." Kata Saira.

Arsha pun meletakkan Sashi di sofa ruang tamu. Raina langsung memeluk Sashi begitu suaminya itu meletakkan Sashi di sofa.

"Maafin Ibu, ya, Nok. Maafin Ibu, Sayangnya Ibu." Ujar Raina yang air matanya tumpah juga setelah sedari tadi berusaha ia tahan.

"Ibu gak perlu minta maaf, gak ada yang salah. Aci cuma kaget aja dengar itu tadi." Jawab Sashi yang memeluk erat Ibunya.

Tak hanya Raina, mereka semua pun ikut meneteskan air mata melihat betapa kuatnya Sashi saat mendengar kenyataan berat ini.

"Maafin Aci ya, Bu. Ibu pasti panik. Ibu sama Adek gak apa - apa, kan?" Tanya Sashi yang juga mengkhawatirkan Ibunya.

"Ibu gak apa - apa, Sayang." Jawab Raina sambil mengecup dahi juga pipi putrinya.

"Maafin Mbak Aci ya, Dek. Adek pasti ikutan sedih, ya." Lirih Sashi sambil mengusap dan mengecup perut Raina yang sudah tampak membuncit sekarang.

Sashi kemudian menatap satu persatu keluarganya. Keluarga yang selalu memberi kehangatan di hatinya. Ia tak bisa membayangkan jika tak ada mereka di sisinya.

"Maafin Aci, ya. Karena sudah bikin semuanya panik." Ucap Sashi dengan air mata yang metes.

Tanpa di komando, mereka secara bergantian memeluk Sashi. Bisikan - bisikan penuh cinta dan kecupan sayang dari keluarganya, terasa menghangatkan hati.

"Aduh ya Allah. Perasaan aku lagi gak ngiris bawang, kok ya air mata gak mau berhenti kayak pas lagi ngiris bawang." Celetuk Arjuna yang membuat keluarganya terkekeh dengan masih berurai air mata.

1
Rusi Rusi
next thor
Priyatin
lah KLO ini mewek ke campur mesam mesem thor😄😄😄
Leli Suryani
hahaha terimakasih kk up nya😁
adning iza
terharu bangett🥺🥺🥺🥺🥺
adning iza
smoga shasi ttep ceria spert biasa
sumarni marni
jadi sedih kak tapi seneng sama keluarga anak anak pak karto
daimond.
lanjut
FDS: matur suwun 🙏
total 1 replies
Atik Kiswati
moga2 mbak aci gk sedih2 lg ya....anggap aja gk ada apa2....
TS
masih aja,,,,nangis thur,,,,boleh tambah lagi up,,😭
FDS: ganti author yg nangis kejer kalo minta tambah lagi 😭
total 1 replies
Yuliana Tunru
klga bopo banyu alas mmg the best soal kasih sayabg aplg aci cucu oertaman romo smoga aci tqk pernah ingin oergi jg ttp sayang klga
dik sugiyantoro
jgn sedih terus. semua keluarga tetap sayang sama aci. dan Aci tidak akan pernah pergi ningalin keluarga yg merawatnya sejak bayi walau keluarga kandungnya datang mencarinya.
dapurAFIK
peluk sayang buat mbak Aci 🤗
Ita Xiaomi
Mbak Aci tetap ceria ya. Sayang mbak Aci banyak-banyak.
dzaky ej
/Cry/
Ita Xiaomi
Arjuna selalu bs membuat suasana kembali ceria.
Ita Xiaomi
Betapa sayangnya ayah dan seluruh keluarga ama mbak Aci. Jgn sedih ya mbak Aci tetap bahagia.
Ita Xiaomi
Mbak Aci 😭😭😭. Semua sayang mbak Aci.
Kasih Bonda
next Thor semangat
Maulana ya_Rohman
lha brambang e meng tok sitik... njok ora patek ketoro mrebes mili...😂
Santi
/Sob//Sob//Sob//Sob/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!