NovelToon NovelToon
Ketika Musuh Menjadi Pengantin Pengganti

Ketika Musuh Menjadi Pengantin Pengganti

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta setelah menikah / Pengantin Pengganti / Nikah Kontrak / Romansa / Pelakor jahat
Popularitas:184k
Nilai: 5
Nama Author: Mama Mia

Sharmila, seorang wanita cantik, sedang bersiap untuk hari pernikahannya dengan Devan, bos perusahaan entertainment yang telah dipacarinya selama tiga tahun.

Namun, tiba-tiba Sharmila menerima serangkaian pesan foto dari Vivian, adik sepupunya. Foto kebersamaan Vivian dengan Devan. Hati Sharmila hancur menyadari pengkhianatan itu.

Di tengah kekalutan itu, Devan menghubungi Sharmila, meminta pernikahan diundur keesokan harinya.

Dengan tegas meskipun hatinya hancur, Sharmila membatalkan pernikahan dan mengakhiri hubungan mereka.

Tak ingin Vivian merasa menang, dan untuk menjaga kesehatan kakeknya, Sharmila mencari seorang pria untuk menjadi pengantin pengganti.

Lantas, bagaimana perjalanan pernikahan mereka selanjutnya? Apakah pernikahan karena kesepakatan itu akan berakhir bahagia? Ataukah justru sebaliknya?

Ikuti kisah selengkapnya dalam

KETIKA MUSUH MENJADI PENGANTIN PENGGANTI

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mama Mia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

34. Mencuci piring bersama

.

“Aku baik-baik saja, Mas. Tapi…”

Zainal mengerutkan kening, perasaan cemasnya semakin menjadi. "Tapi kenapa, Dik? Apa uang sakumu habis? Mas akan nyari ATM untuk kirim. Kamu tunggu, ya?" Zainal segera berdiri, membayar kopi dan gorengan yang sudah ia nikmati, lalu berniat untuk pergi dari warung.

"Ihh, Mas. Bukan itu. Sofia kan punya gaji sendiri juga. Jadi, mulai sekarang Mas Zainal gak perlu terlalu mikirin uang saku aku lagi,” potong Sofia menenangkan kakaknya.

“Ya terus apa? Ya sudah, ayo ngomong pelan-pelan," ucap Zainal yang kembali duduk.

“Pacarnya ya, Mas?" tanya ibu pemilik warung menggoda. Tangannya dengan cekatan membereskan gelas bekas kopi Zainal.

Zainal menoleh dan menjawab, “Adik saya, Bu. Dia kerja di kota lain."

Si ibu malah mencebik seolah tak percaya. Tapi Zainal mengabaikannya. Dia kembali fokus dengan adiknya.

“Jadi gini, Mas," Sofia memulai dengan nada bersemangat, "Tiba-tiba aja, dua hari lalu aku ditarik buat kerja di Pratama Group."

Zainal terdiam sejenak. "Ditarik kerja? Maksudmu, kamu disuruh pindah kerja ke Pratama Group?"

"Iya, Mas! Aku juga kaget banget. Dan anehnya, yang ngasih tahu aku buat pindah itu bos aku langsung. Dan mereka ngasih posisi yang sama kayak di kantor lama, staf akuntansi," jawab Sofia.

Zainal menghela napas panjang. "Kamu serius, Dik? Kok bisa kebetulan kayak gini?" pikirannya berkecamuk. "Kemarin Mas juga tiba-tiba dipanggil, ternyata kamu juga. Ini aneh."

"Jadi, sekarang Mas Zainal kerja di Pratama?" tanya Sofia kaget.

"Iya.”

"Wah, asyik dong. Ehh, tapi aku seneng kok Mas, suasana di Pratama Group jauh lebih enak daripada di kantor lama. Lebih kondusif gitu, Mas."

"Kondusif gimana maksudmu?" tanya Zainal, penasaran.

"Ya, lebih profesional aja gitu, Mas. Nggak ada lagi tekanan-tekanan yang aneh-aneh. Temen-temennya juga baik-baik," jelas Sofia.

Zainal terdiam, mencoba mencerna semua informasi yang baru saja ia dengar. "Ya sudah, kalau kamu merasa nyaman di sana, Mas ikut senang. Tapi tetap hati-hati ya, Dik. Jangan mudah percaya sama orang."

"Siap, Mas! Pasti kok. Oh ya, Mas sendiri gimana kerjanya di sana?" tanya Sofia.

"Lumayan, Dik. Mas masih banyak belajar. Tapi rekan-rekan kerjanya baik, pada mau bantu," jawab Zainal.

"Syukurlah kalau gitu. Ya sudah, Mas, aku mau istirahat dulu ya. Besok harus semangat kerja!" pamit Sofia.

"Oke, Dik. Selamat istirahat. Jangan lupa jaga kesehatan," balas Zainal.

"Ehh, Mas, tunggu,” panggil Sofia ketika Zainal hampir menutup panggilan.

"Ada apa, Dik?” Kening Zainal kembali berkerut.

“Engg,,, itu, Mas." Sofia terdiam sejenak, lalu berkata dengan nada ragu, "Mas, aku jadi inget sesuatu."

Zainal mengerutkan kening. "Inget apa, Dik?"

"Dulu, sebelum Kak Pricilia meninggal, dia pernah keceplosan ngomong gitu ke aku," jawab Sofia. "Dia bilang kayak nyebut nama Vivian Chandra, tapi pas aku tanya Kak Pricy gak mau ngaku."

Zainal terkejut mendengar nama itu. "Vivian Chandra? Maksud kamu, artis yang lagi naik daun itu? Apakah kepergian kakakmu ada hubungannya dengan dia?"

"Aku gak tahu, Mas. Kak Pricy nggak cerita banyak soal ini. Malah dia kayak ketakutan gitu pas aku nanya," jelas Sofia.

Zainal terdiam, mencoba mencerna informasi baru ini. "Kenapa kamu baru cerita sekarang, Dik?"

"Aku juga baru inget sekarang, Mas. Tadi pas lagi beres-beres barang, tiba-tiba aja kebayang omongan Kak Pricilia itu," jawab Sofia. "Oh iya, Mas! Aku jadi inget lagi, Kak Pricilia kayak nyembunyiin sesuatu di lemari. Aku pengen periksa waktu itu, tapi nggak sempet karena harus langsung balik kerja."

"Nyimpen apa di lemari?" tanya Zainal, penasaran.

"Aku nggak tau, Mas. Makanya aku pengen Mas periksa. Siapa tau ada petunjuk soal kepergian Kakak," jawab Sofia. "Aku kayak gak percaya Kak Pricy meninggal dengan cara itu. Kak Pricy bukan cewek lemah. Gak mungkin Kakak nekat melakukan itu.”

Zainal menghela napas. Tiba-tiba saja pikirannya menjadi tak menentu. "Oke, Dik. Nanti kalau Mas libur akhir pekan, Mas pulang ke rumah. Mas akan cari tahu."

"Ya udah, ya, Mas. Aku tutup dulu kalo gitu," ucap Sofia dengan nada lega.

"Ya udah, Dik. Kamu jaga diri baik-baik, ya di sana. Kalau ada apa-apa, langsung kabari Mas," pesan Zainal.

"Siap, Mas! Mas juga jaga diri, ya," balas Sofia.

Zainal menghela nafas panjang setelah percakapan itu berakhir. Ia merasa seperti ada sedikit titik terang. “Vivian Chandra? Bukankah itu artis yang viral bersama si brengsek Devan?"

*

*

*

Malam hari di ruang makan.

Zayden menyuapkan makanan ke mulut sambil sesekali matanya mencuri pandang ke arah Sharmila. Hanya denting halus peralatan makan yang memecah kesunyian.

"Bagaimana kondisi Natakusuma sekarang?" Zayden bertanya, suaranya datar dan tanpa menatap Sharmila.

Sharmila mengangkat wajah, "Sudah lebih baik dari sebelumnya. Ada beberapa masalah kecil, tapi semuanya bisa diatasi."

Zayden mendengus pelan, "Baguslah. Jangan sampai investasiku sia-sia!” serunya lalu kembali menyuapkan makanan ke dalam mulut.

Sharmila menghela napas dalam hati. Ia sudah terbiasa dengan sikap Zayden yang terkadang sulit ditebak.

Setelah keduanya selesai makan, Sharmila mulai membereskan peralatan makan yang berserakan di meja. Ia menumpuk piring-piring kotor dengan hati-hati, lalu mengangkatnya untuk dibawa ke dapur.

"Biar kubantu," suara Zayden tiba-tiba memecah keheningan.

Sharmila menoleh, terkejut melihat Zayden berdiri di dekatnya. "Tidak perlu. Ini hanya sedikit."

Tanpa kata, Zayden meraih tumpukan piring dan mangkok dari tangan Sharmila, lalu melangkah menuju dapur.

Sharmila terbengong. Tidak menyangka Zayden mau turun tangan untuk seperti itu. Ia mengikuti Zayden ke dapur, dan mulai mencuci piring-piring kotor itu satu per satu.

Zayden berdiri bersandar di meja dekat wastafel dan memperhatikan sambil tersenyum tipis, menikmati pemandangan di depannya. Sharmila tampak begitu anggun dan bersahaja, meskipun hanya mengenakan pakaian tidur sederhana.

Salah satu hal yang paling disukai Zayden dari Sharmila adalah kemandiriannya. Padahal, ada banyak pelayan di rumah itu, tapi Sharmila lebih suka melakukan semuanya sendiri. Bahkan, ketika mereka sedang makan, Sharmila selalu memerintahkan pelayan yang biasanya berdiri di belakang mereka untuk pergi.

"Kenapa kamu melihatku seperti itu?" tanya Sharmila, menyadari tatapan Zayden.

Zayden sedikit gelaga penemu segera menetralkan wajahnya. “Siapa yang melihat kamu? Aku cuma mengawasi jangan sampai ada piring yang jatuh lalu pecah," ujarnya ketus.

Mata Sharmila mendelik mendelik kesal mendengarnya.

“Sini, aku bantu!" Zayden tiba-tiba ikut bergabung. Pria itu meraih spons dan mulai membersihkan piring-piring kotor dengan gerakannya yang luwes. Sharmila terbengong, tak menyangka Zayden bisa melakukan pekerjaan seperti ini.

Melihat Sarmila yang bengong, Zayden dengan jahil mencipratkan air ke wajah Sharmila.

"Hei!" seru Sharmila kesal. “Awas kamu, ya!" serunya lalu membalas perbuatan Zayden.

Keduanya saling berbalas cipratan air, tertawa riang seperti anak kecil. Tanpa mereka sadari, sebagian air berjatuhan di lantai.

"Tidak kena! Tidak kena! Ha ha ha!" Zayden berlari berputar-putar di area dapur, sambil tertawa terbahak-bahak.

Sharmila mengejar Zayden, berusaha untuk membalasnya. Namun, tiba-tiba kakinya terpeleset akibat lantai yang licin. Ia nyaris terjatuh.

“Aaaa…”

"Awas!"

1
mama eza
lumayan menghibur
Cindy
lanjut kak
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ ✍️⃞⃟𝑹𝑨
kening bisa terbelalak? 😜
Meywar
Smg cepat hadirnya Zayden Junior 👍
shenina
uhh cucok so sweet bgt kalian tuh 😍 kan yg cool itu biasanya suka cocoowittt dan bucin banget terbukti kan 🤭😁
hasatsk
senangnya zayden ternyata tidak bertepuk sebelah tangan...
Sholikhah Sholikhah
unboxing, dilanjut kejar setoran aja nih 🤣🤣🤣🤣
Siti Zaid
Author lanjut..semangat berkarya terus..👍👍👍
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ ✍️⃞⃟𝑹𝑨
😜😜😜😜😜
padahal aku tdnya gak mau komen, gara gara saemile keceplosan akhire komen juga, astagaaa😜
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ ✍️⃞⃟𝑹𝑨: lha iku kan wes komen to, wong sepanjang boco aku ngguyu wae kok🤭😜
total 2 replies
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up
✍️⃞⃟𝑹𝑨 Mama Mia: sudah up yg berikutnya
total 1 replies
Ayudya
akhir yg di nanti tiba juga ya zay🤭🤭🤭🤭🤭
Rafly Rafly
harusnya kamu ngomong dari kemarin Mila..tuh akhirnya suami mu tau juga
arniya
semangat update yang banyak kak.....
mery harwati
📣📣 Mila gimana terong Arya? Letoy gak? 😛
Reni Anjarwani
doubel up
Patrick Khan
akhirnyaaaaaaaaa🤣🤣🤣🤣
ora
🙈🙈🙈
Elyda m
akhirnya....Arya unboxing jg🤭 gimana Mila impoten gk si Arya 😄😄
Roiyah Sri: wew....senengnya....👏👏👏👏😍
total 1 replies
Rafly Rafly
akhirnya..pecah semangka.. jugaa
Sholikhah Sholikhah
akhirnya unboxing belah duren 😄😄😄😄😄
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!