Author Become Mother

Setelah menempuh perjalanan lumayan jauh, mereka akhirnya sampai di rumah. Yola merasa sangat senang, akhirnya bisa rebahan dengan nyaman di rumah sendiri.

"My house I'm coming." Pekik Yola berlari masuk ke dalam rumah.

Sky yang ditinggal mendesah lelah, dia membuka pintu bagasi mengeluarkan kursi roda, tas dan barang-barang yang sempat mereka bawa ke rumahsakit. Langit turun dari mobil dan berjalan masuk ke dalam rumah dengan pelan.

"Sini biar gue bawa bantal sama selimutnya." Langit menawarkan bantuan.

"Emang lo punya tenaga?." Sinis Sky.

"Gue udah sembuh." Langit mendelik kesal.

"Bagus deh, setelah ini biar gue hajar lo." Sky menyerahkan bantal dan selimut.

Di rumah Yola belum ada lift, jadi masih naik turun tangga manual. Langit naik dengan pelan namun tidak lambat, Sky mengamati di belakangnya berniat menendangnya jika sampai jatuh.

Setelah Langit masuk kamar, Sky meletakan kursi roda, obat dan keperluan Langit di meja nakas. Setelah itu dia keluar dan masuk ke kamarnya, hubungannya dengan Yola kini sudah suami istri meskipun baru diatas kertas.

Sky masuk kamar, melihat Yola yang sudah terlelap karena kelelahan. Sky jadi ikutan terlelap, dia juga tentu saja lelah dan nyaris tumbang setelah segala kejadian yang dirinya hadapi.

Sore hari Sky masih terlelap pulas, sepertinya dia benar-benar kelelahan. Yola bangun lebih dulu, dia mandi dan turun ke bawah untuk masak makan malam. Menunya simple hanya ayam semur keju dan kentang, menggunakan bahan yang ada di kulkas.

Sedang sibuk memasak, tiba-tiba ada paket yang datang. Yola heran karena dia tidak merasa membeli barang, setelah keluar rupanya pesanan milik Sky.

Yola menaruh paket diatas meja ruang tengah, Yola kembali memasak. Sky turun ke bawah setelah mandi, dia berbinar cerah saat melihat ada paket diatas meja.

"Lo udah buka isinya belum?." Tanya Sky berbinar.

"Belum kenapa?." Heran Yola.

"Gue beli gaun pengantin buat lo, apa wedding dream lo?." Hanya Sky.

"Tiba-tiba banget gaun pengantin, aku sih maunya privat aja soalnya aku Introvert." Jujur Yola.

"Serius nggamau ada pesta?." Heran Sky.

"Bayangin nya aja aku cape, aku mending tidur daripada acara begituan. Yang penting ada foto dokumentasinya, kenangan sekali seumur hidup kan bisa foto studio ga perlu pesta-pesta." Ucap Yola.

"Bener juga, yaudah ayo kita buat foto pernikahan kita dirumah aja." Ucap Sky.

"Ngga dinikahin beneran nih?." Ujar Yola.

"Kita ke gereja besok, sekarang kita foto dulu aja." Ucap Sky.

"Hahaha aneh banget kan, surat resmi udah ada, foto wedding dulu baru di SAH kan secara agama." Yola terkekeh lucu.

"Hahahaha, mau gimana lagi? yang penting kita lurus-lurus aja, meskipun living together sih." Ujar Sky.

"Kok lo kuat iman banget sih, padahal tidur bareng gue terus." Ujar Yola, sibuk memotong sayur untuk dibuat sup.

"Kan kita sibuk terus, kalo cape mana sempet buat mikir birahi." Jawab Sky, mulai membuka paket.

"Takut nyaaa." Yola tiba-tiba ngeri jika dia beneran di terkam.

"LANG!!!." Teriak Sky tiba-tiba.

Yola hanya melihat dengan diam, ingin tau apa yang akan dilakukan Sky kenapa memanggil Langit lebih dulu. Langit turun dengan wajah bantalnya, sepertinya dia baru terbangun.

"Lap dulu iler lo itu." Sinis Sky.

Langit dengan malas cuci muka di wastafel, dia sebenarnya malas turun tapi suara Sky terlalu berisik. Dengan malas Langit mendekat ke arah Sky.

"Apa?." Kesal Langit.

"Nih pegang, fotoin gue sama Yola nanti." Sky memberikan kamera.

Langit dengan malas menerima, ingin menolak tapi dia menghormati Yola jadi pasrah saja. Mereka makan malam lebih dulu sebelum melakukan aktivitas melelahkan.

Selesai makan malam, Yola bersiap memakai gaun pengantin sendiri, merias wajah sendiri dan melakukan segalanya sendiri. Yola tidak sedih, sejak dulu dirinya memang hidup sendirian dan kini dia akan memiliki keluarga.

"Gue emang cantik banget, semoga rumah tangga gue yang aneh ini langgeng amin." Ucap Yola berdoa.

Yola turun ke lantai bawah, dia memakai gaun mengembang yang sangat indah. Menggunakan tudung putih transparan, rambutnya di gelung sederhana dan tidak lupa buket bunga putih sederhana di tangannya.

Yola tersenyum manis, Sky di bawah yang sudah menggunakan jas putih senada dengan Yola terpana. Dia bahkan tidak berkedip, Langit juga terpana dengan aura Yola tapi dia sedikit merasa lucu dengan ekspresi Sky saat ini.

"Mingkem kali." Celetuk Langit.

Sky reflek menutup mulutnya, dia tersenyum lebar merasa sangat puas dan terpesona pada kecantikan Yola yang luar biasa indahnya. Sky meraih tangan Yola dan mengecupnya, dia merasa sangat beruntung.

"Heh buruan fotoin gue pake polaroid dulu, ntar tempel hasilnya di tembok jadi background nya." Ucap Sky pada Langit.

Banyak foto berbagai gaya, Yola juga memotret Sky dan Langit bersamaan. Setelah itu mereka bersama-sama menempelkan hasil jepretan polaroid di tembok.

Setelah background sederhana selesai, Yola dan Sky berfoto serius untuk kenangan hari pernikahan mereka. Mereka tersenyum lembut, berdoa semoga hari baik segera datang pada mereka.

Cekrek

Setelah memotret berbagai pose dengan gaun putih, kini saatnya Yola harus berganti dengan gaun yang kedua. Karena bingung tidak bisa steling rambut, Yola mengenainya saja untuk gaun kedua.

Tanpa mengganti riasan, hanya mengganti tata rambut dan gaun saja. Sky merasa sangat terpana dengan Yola, entah kenapa dia jadi merasa kecintaan saat ini.

"Gila, sexy banget." Batin Sky.

"Ini mau foto di tempat tadi lagi?." Tanya Langit.

"Ngga, dimana enaknya." Tolak Sky.

"Udah di kamar aja, tetep keliatan mahal kok." Ujar Yola tersenyum.

"Fotoin yang bener Lang." Lirik Sky.

"Udah bener anjir, muka lo aja yang jelek." Kesal Langit.

"Dihh ngacaaa." Kesal Sky.

"Udah deh, ini jadi foto apa ngga? keburu pagi nanti." Kesal Yola.

"Bentar mending gordennya buka terus lampu teras nyalain biar keliatan siang hari." Langit membeli usul.

"Silau ngga sih? nanti gue jadi item gimana?." Ujar Yola.

Langit membuka gorden dan menyalakan lampu teras, cahaya masuk ke jendela aslinya cahaya redup tapi Langit menyeting cahaya agar terlihat berkilau seperti matahari siang hari.

Cekrek

Hasil potret langsung di cetak hari itu juga, Sky akan mencetaknya Dnegan ukuran besar dan memajangnya di ruang tamu. Yola mengamati semua foto dengan seksama, menurutnya look Sky saat memakai baju kedua lebih dewasa dan terlihat lebih menawan.

"Kenapa?." Tanya Sky.

"Menurut gue di foto ini lo keliatan dewasa dan banyak duit." Ucap Yola.

"Hahahah jelas." Sky menyibak rambutnya sombong.

"Padahal gue udah pake heels tinggi loh, kenapa cuma sepundak?." Yola merasa kecewa.

"Yaudah ulang lo naik meja aja, pasti kita jadi sama." Ucap Sky.

"Ihh ngejek banget." Ketus Yola.

Yola dan Sky berfoto sampai puas malam itu, setelah itu Yola dan Sky berganti pakaian dan mereka bertiga duduk di ruang keluarga. Sky memesan pizza dan jus buah, ingin memesan soda tapi Langit tidak boleh minum soda karena sedang minum obat.

"Daritadi tumben lo makan terus? target naik berapa kilo?." Tanya Yola.

"Mulut gue kalo ngga ngunyah kecut banget, males banget kalo ngorok harus mandi lagi." Ujar Sky.

"Hebat banget loh, selamat ya karena lo udah keren gue kasih hadiah." Ucap Yola.

"Oke." Sky mengangguk.

Cup

Yola mengecup pipi Sky dan tersenyum manis, Sky menegang menatap Yola tidak percaya. Lalu tiba-tiba dia tersenyum smirk, hendak menyosor Yola namun Yola berteriak dan mendorongnya.

Yola benar-benar syok, bisa-bisanya Sky bertindak seperti itu saat masih ada Langit di sana. Yola merasa malu dan mengomel sebagai pelampiasan.