NovelToon NovelToon
WHO¿

WHO¿

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri / Anak Genius / Identitas Tersembunyi / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan / TKP
Popularitas:372
Nilai: 5
Nama Author: jewu nuna

Misteri kematian Revano yang tidak pernah meninggalkan jejak, membuat gadis penderita ASPD tertantang menguak kebenaran yang selama bertahun-tahun ditutupi sebagai kasus bunuh diri.

Samudra High School dan pertemuannya bersama Khalil, menyeret pria itu pada isi pikiran yang rumit. Perjalanan melawan ego, pergolakan batin, pertaruhan nyawa. Pada ruang gelap kebenaran, apakah penyamarannya akan terungkap sebelum misinya selesai?

Siapa dalang dibalik kematian Revano, pantaskah seseorang mencurigai satu sama lain atas tuduhan tidak berdasar?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon jewu nuna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Limabelas

“Lo matiin telfon gue tiba-tiba?”

Aletha hanya diam saat Khalil berusaha mensejajarkan langkah kaki mereka. Menyusuri lorong kelas sedikit berputar karena arah yang gadis itu ambil berbalik arah menuju ruang kepala sekolah. Itu artinya akan lebih jauh jika tujuan akhir mereka dalah kelas sebelas fisika satu.

“Kenapa nggak lewat sana aja?”

“Kita harus cari dokumen itu di kantor polisi”

“What?”

“Atau kita harus temuin siapa lawan Revano di seleksi Olimpiade Samudra High School tiga tahun yang lalu”

Khalil menghentikan langkahnya, tepat didepan ruang guru yang jaraknya kurang lebih tiga meter akan mendekati ruang kepala sekolah. Kali ini, Aletha menuruti Khalil, berhenti ditepat yang tidak seharusnya. Pandangannya terarah pada Mahen yang baru saja ingin masuk keruangan. Sementara mereka masih terdiam dengan Aletha yang berjarak lebih maju.

Tatapan mata seperti ada kecurigaan disana. Aletha bisa lihat bahkan dari gaya pria paruh baya itu membuka knop pintu, ragu.

Gadis itu berbalik arah, selalu saja. Kedatangan Khalil selalu memperlambat waktunya berjalan dan bahkan memanggil Mahen untuk ada diantara mereka.

“Maksud lo gimana?”

Aletha menatap Niko, Eden, dan Angkasa yang baru saja datang penuh keceriaan. Disusul Venus dan Maroona yang melambai pada mereka berdua. Tak menghalangi Aletha berjalan sesuai irama yang telah ada dikamusnya. Raya yang baru selesai merapihkan ruangan dan memeriksa kelengkapan obat kembali menatap Aletha dengan manik kalut.

“Tha, lo tahu ini bukan lelucon dan lo harus ngerti kita nggak lagi main-main soal keputusan apa yang bakal lo ambil sendirian”

“Khal, cuman itu caranya”

“Khal? Semua orang nggak manggil lo dengan sebutan Khal?” Angkasa cengenggesan menatap Khalil dan Aletha yang ada pada jajar yang sama. Sementara Niko dan ketiga manusia lainnya hanya diam dengan senyuman khas mereka.

“Ternyata menang kompetisi mendapatkan hati tuh justru yang nggak ikutan seleksi apapun ya, Lil?”

Aletha dan manusia lainnya menatap Venus. Sementara Roona sudah lebih dulu berseru dengan kalimat yang bisa dibilang, sulit untuk dipahami.

“Jadi spoilernya, Jovanca atau Aletha?”

Angkasa dan Enen tergelak. Menatap Khalil yang untuk kesekian kalinya mendapat hujaman yang pas dari teman sekelasnya. Sementara Niko hanya tertawa kecil dengan tatapan tenangnya.

“Ini pada ngomongin apaan sih, udah bubar sana”

“Ayo, Aletha. Dari pada kita jadi mangsa buaya” Roona menggengam pergelangan tangan Aletha, justru mendapat lirikan tajam dari sang pemilik raga.

“Oh nggak suka di sentuh”

Venus terkekeh, mengikuti arah kaki Aletha dan Roona yang sudah lebih dulu pergi dengan ucapan selamat bertemu pada keempat pria itu.

“Terakhir kali aja, Jovan manggil lo dengan sebutan itu lo marahin”

Khalil menatap Eden, masih berusaha menelaah apa yang sedang terjadi dengan Khalil dan Aletha. Maniknya berusaha membaca situasi pagi ini dengan teliti, namun tetap saja tidak ada jawaban disana.

“Lil, saat bumi berputar kenapa lo selalu ada di poros yang sama?”

Pria itu menghela napas, “Ya gue harus ikut berputar gitu?”

“Maksud dia lo nggak bergerak kemana-mana, Lil”

Eden menepuk pundak Niko. Berterima kasih atas penjelasan yang bisa Khalil terima dengan sempurna.

Pria itu melangkah lebih dulu, disusul ketiga sahabatnya yang berusaha sejajar dengan tidak memblokade lorong.

“Jangan lupa prioritas lo selama ini, Aletha bisa rampas semuanya kalo lo lengah” Kali ini Angkasa memecah obrolan yang awalnya mengarah pada keseimbangan berpikir. Justru kali ini berubah genre thailler pendidikan yang semua prestasi Khalil akan dibabat habis oleh murid baru yang prestasinya jauh lebih tinggi.

“Gue denger sekarang dia nguasain kelas, jawab setiap pertanyaan guru”

“Semua cuman tergantung gimana yang kita lihat tentang dia, itu juga cerminan dari apa yang bakal lo lakuin ke dia”

Khalil menoleh pada Niko yang masih fokus dengan arah pandang jalannya. Sementara Angkasa justru mengabaikan itu semua, bahkan lebih tidak setuju jika Niko selalu bersikap netral dengan apa yang dia pahami.

“Kita nggak pernah tahu apa yang orang lain pikirin tentang kita, kita malah disuruh mikir gimana sama dia, lagian kalo lo mikir dia baik nggak menjamin dia baik juga, Nik”

Niko menghela napas, menengahi hanya akan menjadikannya terbuang suatu saat nanti, menjadikannya tersisih saat netral sudah dilupakan.

“Iya sih, kadang yang kita pikirin dia baik aja kadang malah dorong kita ke jurang” Lanjut Eden.

Khalil sejenak terdiam. Menyerap setiap kalimat yang teman-temannya utarakan. Kali ini, dia paham apa yang beberapa menit lalu sempat Aletha sampaikan. Tentang opini yang dia sebut sebagai opini jalur sesaat berubah jadi masuk akal.

To Be Continue...

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!