Pernikahan yang begitu dijaga oleh Olivia harus hancur karena sang suami menduakannya, lebih parah lagi sang suami selingkuh dengan anak magang di tempat mereka bekerja, Olivia tentu saja tidak terima, ia memutuskan untuk bercerai dari sang suami.
Setelah bercerai, Olivia tidak tinggal diam, ia memikirkan rencana untuk membalas sakit hati yang ia alami, Olivia dengan sengaja mendekati seorang pria yang statusnya lebih tinggi dari mantan suaminya.
Bagaimana kelanjutannya? apa yang direncanakan Olivia? siapakah pria yang didekati Olivia?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon elaretaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ide Gila Roy
Olivia saat ini berada di tempat syuting produk terbaru perusahaannya yaitu sebuah berlian mewah, dimana berlian tersebut bekerjasama dengan Evandra grup sehingga Olivia harus mengawasinya secara langsung.
"Bu, bagaimana ini? modelnya tidak bisa datang, dia mengalami kecelakaan dan sejarang berada di rumah sakit," ucap Prilly.
"Apa tidak ada model lain?" tanya Olivia.
"Tidak ada Bu, saya sudah menghubungi beberapa model, tapi mereka tidak bisa karena ada jadwal lain," ucap Prilly.
"Ini bagaimana? kenapa modelnya belum datang?" tanya Roy sang fotografer.
"Tunggu sebentar lagi ya, kita sekarang sedang mencari model pengganti," ucap Olivia.
"Sudah tidak ada waktu lagi, saya juga sibuk. Ini sudah setengah jam loh saya menunggu," ucap Roy.
"Coba hubungi model lain," ucap Olivia pada Prilly.
"Begini saja, bagaimana kalau Bu Olivia yang menggantikan para model," ucap Roy.
"Saya tidak bisa berpose di depan kamera," tolak Olivia.
"Tidak apa-apa, nanti saya akan saya arahkan. Lagipula kalau menunggu model lain gak akan keburu waktinya, Bu Olivia juga cantik seperti model, siapapun yang gak kenal Bu Olivia pasti mengiranya Bu Olivia modelnya," ucap Roy.
"Benar kata Roy, Bu. Sudah tidak ada waktu lagi buat cari model lain," ucap Prilly.
Karena semakin terdesak akhirnya Olivia pun menyetujui ide gila Roy, Olivia sudah berganti pakaian dan tak lupa ia juga mengenakan perhiasan mewah pada tubuhnya.
Semua yang ada di ruangan tersebut dibuat takjub karena mereka melihat Olivia yang begitu cocok menggunakan pakaian dan juga perhiasan untuk model itu, bahkan menurut mereka aura yang dipancarkan oleh Olivia lebih memikat dibanding molde yang pernah mereka tangani.
"Sumpah, Bu Olivia cantik banget. Saya yakin produk kali ini akan terjual habis," ucap Roy dan Olivia hanya menggelengkan kepala dan tersenyum mendengar perkataan Roy.
Olivia pun mulai mengikuti instruksi dari Roy, semua pose yang ia lakukan sepenuhnya atas perintah Roy karena Olivia tidak bisa berpose di depan kamera.
Tak lama setelah itu, Elard dan Vano datang. Elard begitu tampan dengan menggunakan kemeja putih, dimana pada lengan kemeja tersebut di lipat hingga siku, tak lupa pula Elard memadupadankannya dengan celana bahan panjang.
Begitu masuk, Elard langsung menuju monitor dan melihat beberapa hasil pemotretan tersebut.
Disisi lain, Olivia yang melihat kedatangan Albert begitu gugup, Olivia merasa gerak geriknya diawasi oleh Elard. Olivia tidak bisa leluasa, tapi ia juga tidak bisa mengusir Elard, Olivia hanya menyembunyikan rasa gugupnya dan dengan cepat menyelesaikan pemotretan kali ini.
Namun, sepertinya keberuntungan tidak berpihak pada Olivia lantaran sang fotografer yang tiba-tiba memberikan ide gilanya.
"Oke, bagus banget Bu Olivia. Sekarang coba kita foto pasangan ya pasti tambah bagus," ucap Roy.
"Tapi, model cowoknya nyari dimana?" tanya Prilly yang dibuat frustasi dengan ide dari Roy.
Keheningan pun terjadi hingga Roy pun bersuara, "Kan ada Tuan Elard, bagaimana Tuan? apa Tuan mau menjadi model pria kali ini bersama Bu Olivia?" tanya Roy.
"Tidak," jawab Elard.
"Ayolah Tuan, saya rasa Tuan sangat cocok jika bersanding dengan Bu Olivia. Kita juga kesulitan kalau harus mencari model pria sekarang, lagipula fisik dan visual Tuan Elard sudah sempurna bahkan model papan atas saja kalah, bagaimana Tuan," ucap Roy.
Entah apa yang terjadi pada Elard, karena ia justru menyetujui ide gila Roy bahkan Vano yang ada di belakang Elard pun terkejut, ia seperti tidak melihat sosok garang dari Elard.
Elard pun menggunakan jam dan aksesoris bros untuk pria, lalu ia menghampiri Olivia. "Terimakasih," ucap Olivia.
"Untuk?" tanya Elard.
"Karena sudah mau menjadi model pria," jawab Olivia.
"Aku melakukannya karena ini termasuk proyek kerjasama kita dan aku gak mau rugi, lain kali kamu kalau mau kerja cari rencana lain karena sewaktu-waktu ada yang bermasalah kamu cepat menyelesaikannya, tidak seperti hari ini, kerja kalian buruk," ucap Elard.
"Bagus, bagus, sangat cocok! Tuan Elard dan Bu Olivia lebih dempet lagi ya, kalau bisa Bu Olivia berhadap-hadapan dengan Tuan Elard dan maju seperti berbisik ya," ucap Roy.
Olivia pun menuruti semua yang dikatakan Roy, meksipun kadang pose yang Roy perintahkan cukup intim, seperti saat ini dimana Roy meminta Elard untuk duduk dan Olivia duduk di pangkuan Elard.
"Gak ada pose lain apa, jangan pose ini," ucap Olivia.
"Lakukan saja biar semuanya cepat selesai," ucap Elard lalu menarik pinggang Olivia hingga akhirnya ia duduk di pangkuan Elard.
Kali ini, Olivia tidak bisa menahan debaran jantungnya, ia bahkan menjadi kaku tidak bisa menggerakkan tubuhnya dan seketika kesulitan bernapas.
"Jangan lupa bernapas," bisik Elard tepat disamping telingan Olivia.
Semua yang ada disana menatap Olivia dan Elard dnegan penuh kagum, "Ternyata Tuan Elard dan Bu Olivia cocok ya, lihat mereka serasi," ucap Prilly.
Beberapa saat kemudian, pemotretan pun selesai dan Olivia segera mengganti pakaiannya, setelah berganti pakaian Olivia melihat hasilnya dan ternyata Elard masih berada ditempatnya untuk ikut melihat hasil pemotretan tadi.
"Bagus ya," ucap Roy.
"Nanti pilih beberapa tang sekiranya disukai sama pembeli ya," ucap Olivia pada Prilly.
"Baik, Bu," jawab Prilly.
Setelah memeriksanya, Olivia pun pergi. Namun, belum sempat ia pergi, Elard sudah memanggilnya terlebih dahulu.
"Ada apa Tuan Elard?" tanya Olivia.
"Kau mau kemana?" tanya Elard.
"Saya mau kembali ke kantor," ucap Olivia.
"Apa kau sudah makan?" tanya Ealrd.
"Belum, nanti aya akan makan di kantor. Apa tidak ada lagi yang harus dibicarakan? kalau tidak ada, saya permisi Tuan Elard," pamit Olivia.
"Sebelum kau kembali ke kantor, bagaimana kalau kita makan siang dulu, aku tau restoran enak di dekat sini," ajak Elard.
"Baik," jawab Olivia yang sedikit ragu, tapi tetap mengiyakan ajakan Elard.
Tak lama, Elard dan Olivia pun sampai di restoran yang dimaksud Elard. Keduanya masuk ke ruangan vip, para pekayan pun melayani mereka berdua dnegan begitu sopan.
Bahkan tak lama setelah itu, makanan pun datang. Olivia yang pada dasarnya sudah lapar pun dengan lahap menyantap makanan yang ada di hadapannya, "Apa kau begitu lapar?" tanya Elard.
"Ya, lumayan," jawab Olivia.
Setelah itu, suasana kembali hening, tak ada yang mau bersuara dan lebih fokus pada makanan di hadapan mereka masing-masing.
"Tuan, apa ada alasan lain sampai Tuan mau mengajak saya makan siang?" tanya Olivia.
"Tidak ada, aku hanya kasihan karena kau sudah bekerja keras hari ini," ucap Elard.
Olivia tersenyum mendengar jawaban Elard, "Apa Tuan tertarik pada saya?" tanya Olivia dengan percaya diri.
.
.
.
Bersambung.....
Alur ceritanya bagus dan konfliknya tidak begitu terlalu rumit...
pemilihan kosakata sangat baik dan mudah untuk dipahami...
terimakasih buat kk othor,
semoga sukses ❤️
tapi semua laki gila perempuan maunya cewek baik-baik buat pasangannya
egois ga sih begitu
jangan sampe deh
kayak elard setia Ama juniornya
lanjut kak thor...
smngat
😄😄
lanjut thor...💪
aku suka nich dngan karakter si oliv,, tegas ..
lnjut up..