NovelToon NovelToon
Hangatnya Godaan Boss Duda

Hangatnya Godaan Boss Duda

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / CEO / Crazy Rich/Konglomerat / Beda Usia / Kehidupan di Kantor
Popularitas:22k
Nilai: 5
Nama Author: Kim99

"Kamu itu cuma anak haram, ayah kamu enggak tahu siapa dan ibu kamu sekarang di rumah sakit jiwa. Jangan mimpi untuk menikahi anakku, kamu sama sekali tidak pantas, Luna."

** **

"Menikah dengan saya, dan saya akan berikan apa yang tidak bisa dia berikan."

"Tapi, Pak ... saya ini cuma anak haram, saya miskin dan ...."

"Terima tawaran saya atau saya hancurkan bisnis Budhemu!"

"Ba-baik, Pak. Saya Mau."

Guy's, jangan lupa follow IG author @anita_hisyam FB : Anita Kim

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kim99, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Masih Saling Cinta

Di dalam mobil mewah suaminya. Luna masih saja tidak bisa diam, stelah tadi ketiduran, kini dia sedang merapikan kembali jadwal Bapak CEO yang berantakan.

"Pak Arsen ke mana, Pak?" tanya Luna tanpa menoleh ke depan. Empat tahun dengannya, bukan dia tidak tahu, tapi hanya ingin memastikan. "Ke rumah utama?"

"Iya, Non." Danar menjawab sambil melirik kaca spion di depan. Lalu, perempuan yang duduk di kursi belakang itu menutup pekerjaan dan sekarang duduk bersandar ke belakang. Matanya menatap langit malam, kelip lampu kota yang lumayan indah.

Setelah itu, dia membuka kaca mobil dan mengeluarkan sedikit sekali kepalanya, tak sampai benar-benar keluar, mungkin hanya hidungnya yang kelihatan.

Sampai sekarang, dia masih mencari-cari alasan, kenapa dirinya menyetujui untuk dilahirkan ke dunia, sedangkan sampai sekarang, dia belum benar-benar menemukan apa itu bahagia. Lalu, perjanjian apa yang dia buat dengan Allah sampai dia mau dilahirkan.

"Non baik-baik aja, kan? Enggak marah sama Pak Arsen?" tanya Danar.

Perempuan itu tersenyum, lalu kembali menarik diri dan duduk dengan baik. Dia melirik barang belanjaannya hari ini, sungguh, Arsen benar-benar luar biasa aneh. Untuk apa coba baju sebanyak ini.

"Mana boleh kita marah sama Boss, Pak. Lagipula, ini kan udah biasa, entah apa yang Pak Arsen sembunyikan di rumah utama, kita enggak boleh tahu kan?"

Kepala Danar terangguk, senyum di wajahnya mendadak hilang. Andai saja Arsen mau jujur, bagaimana kalau hal ini malah akan jadi Boomerang untuk hubungan mereka nantinya.

"Pak!" panggil Luna kepada Danar. Pria itu menoleh sesaat. "Menurut Pak Danar? Kenapa Pak Arsen ngotot mau nikahin saya? Padahal, selama saya menemani Pak Arsen kerja, banyak sekali kolega atau bahkan perempuan cantik dan cerdas yang Pak Arsen temui? Dia enggak ada niat buat jual saya kan nantinya?"

Seketika, Pak Danar tertawa begitupun dengan Luna yang tersenyum lebar.

"Non itu pikirannya suka ke mana-mana, mungkin Pak Arsen emang cocok sama Non Luna."

"Tapi saya enggak pede, Pak."

"Ya enggak boleh gitu, dong! Kalau Non enggak pede, itu malah bakal bikin Pak Arsen kecewa. Kalau menurut saya nih, selain miskin dan punya keluarga yang random, masih banyak hal baik kok yang lebih unggul."

Mata Luna memicing, kemudian dia mengibaskan tangannya. "Lanjut aja, toh itu fakta kok."

"Ya intinya gini, Non cerdas. Non itu punya aura yang enggak semua perempuan punya. Kalau Non percaya diri dan enggak selalu menganggap diri Non lebih rendah dari Pak Arsen, Non keren banget. Cewek itu enggak harus kaya, yang penting punya nilai, cantik udah, pinter udah, baik apalagi. Tinggal siap bertarung aja. Pak Arsen banyak yang ngincer, Non. Kalau Non Luna kayak gini terus, takutnya Pak Arsen malah capek sendiri nantinya."

** **

Kini, di dalam kamarnya, Luna yang sudah berganti pakaian tidur menatap langit-langit kamar lekat.

Tangannya menyentuh bibir cukup lama, ketika kelopak matanya terpejam, dia teringat akan sosok Arsen. Bagaimana lembut dan ganasnya pria itu di waktu bersamaan.

"Astaghfirullah, enggak boleh, Lun." Dia menggeleng kemudian duduk tegak. "Jangan percaya sama tipu daya buaya. Semua laki-laki di dunia ini sama aja."

Dia kemudian beranjak, melihat penampilannya di cermin kemudian memikirkan sesuatu. Setelah itu, Luna buru-buru mengambil paper bag dan mengambil semua barangnya dan dia bereskan ke lemari.

Iya, dia harus melakukan persiapan. Saat ini Arsen mungkin sedang memanfaatkan dia, maka dia juga harus memanfaatkan pria itu.

"Kita harus coba lakukan yang terbaik, Luna. Kamu bisa, jika dia memanfaatkanmu, manfaatkan dia balik."

Setelah mengatakan itu, dia melirik jam di dinding. Sudah tengah malam, ponselnya masih sepi. Besok dia harus pergi ke suatu tempat, jadi lebih baik dia tidur saja.

** **

Pukul satu dini hari ... Mobil sport gagah milik Arsen sudah terparkir di depan rumah Budhe Ratna. Namun, sejak tadi dia tidak langsung keluar.

"Mau sampe kapan di situ?" kesal Pakde. Dia menggedor kaca mobil dan menatap Arsen. "Udah, mobil aman kok. Boss kamu enggak akan marah." Pakde menggerutu. Sebetulnya, dia sudah akan marah saat Arsen menelepon malam-malam. Tapi, ketika melihat mobil bagus masuk ke area rumah, mata Pakdhe langsung melek.

Blam!

Pintu mobil ditutup oleh Arsen. Dia hendak masuk tapi malah melihat Pakde yang mengusap-usap mobilnya.

"Boss kamu kaya banget ya, Sen? Kok dia percaya aja sih minjemin mobilnya sama kamu?" tanya Pakde.

"Eumm, aku udah lama kerja sama beliau. Kalau Pakde mau nyobain, bawa aja." Arsen memberikan kunci mobilnya. "Aku masuk dulu ya, mau ketemu Luna."

Namun, Pakde tidak menjawab, dia malah menatap kuci mobil itu dengan mata melotot.

"Ya Allah, eh ... Ini gimana makenya? Arsen, Sen?" panggil Pakdhe. Sungguh, dia ingin mencoba, tapi ... Ah besok pagi saja lah. Sekarang terlalu malam.

** **

Di dalam kamar, Arsen sudah duduk di tepian ranjang. Mata legamnya menatap sosok Luna yang sudah terbaring lelap.

Tangan itu kemudian terulur, hendak menyingkirkan anak rambut di wajah Luna, tapi ... Tiba-tiba saja Luna malah memeluk tangannya, yang lebih parah, Luna menempelkan tangan Arsen di dada.

Wajah pria itu langsung memerah, jantungnya berdebar tak karuan. Jika malam sebelumnya dia yang mengerjai Luna, sekarang malah Luna yang melakukan itu.

"Mas Adit."

Deg!

Seketika kegugupan di wajah Arsen menghilang. Dia yang berseri-seri kembali menggelap setelah Luna menyebutkan satu nama itu. Arsen ingin mengambil tangannya, tapi pelukan Luna malah semakin erat.

"Mas Aditya ...."

"Aku Arsen, Luna. Bukan mantanmu yang bajingan itu."

** **

Di tempat lain, sosok yang namanya dipanggil oleh Luna nyatanya juga belum bisa tidur. Kini, dia sedang duduk di dekat meja belajarnya. Menatap sebuah foto yang sudah sangat lama dia simpan di dalam dompet.

Aluna ... Nama yang begitu cantik, sama seperti orangnya. Wanita yang dia cintai dan selalu ingin dia halalkan.

"Maafin mas, Dek," gumamnya dengan mata berkaca-kaca. "Mas sayang sama kamu, tapi mungkin kita emang belum jodoh."

Pertemuan pertama mereka sangat lucu, saat itu, dia belum menjadi project manager. Luna pun masih sangat muda. Awalnya, hanya ketertarikan biasa, tapi semakin lama, melihat Luna yang selalu bekerja profesional bersama Arsen, dia mulai jatuh cinta.

Namun ... Sayangnya dia tidak bisa menikahi perempuan itu karena .... Aditya melirik ranjang, di mana Safira sudah tidur lelap.

"Mas ...."

Aditya buru-buru menutup dompetnya kemudian berjalan ke arah ranjang.

"Kenapa, Ra?" tanya Aditya pada istrinya. "Mimpi lagi?"

Perempuan itu mengangguk, lalu dengan sangat hati-hati Aditya berbaring, membawa Safira ke pelukannya.

"Mas di sini, tidur lagi!"

"Eumm ...."

Harusnya Luna yang dia peluk, harusnya perempuan itu yang tidur di ranjangnya. Tangan yang sebelumnya menepuk punggung Safira pelan-pelan mengepal sangat kuat. Namun, setelah beberapa saat, Aditya kembali luluh.

"Maafkan aku, Safira," batinnya. "Tapi aku tidak bisa melupakan Aluna."

1
Pjjmakkem
nah lo.. drama apa lagi pagi2.. siap2 luna.. jreng.. jreng.. jreng..
Nurlaila Elahsb
whatttt???gk mau punya anak!!aduh pak Arsen jgn gitu donk KL Luna tau dia bisa sedih lho😭😭
Piet Mayong
woahhh tadi apa Arsen bilang gak mau punya anak dr istrinya.....
jadi maksudnya apa ya?????
erviana erastus
mulut mu terlalu lancang zea ....
Wandi Fajar Ekoprasetyo
ayo Luna saatnya melihat org² yg menghina mu tertunduk dgn dirimu
neny
zea itu pasti saudara nya arsen,mknya dia menghindari bertemu dng arsen,,tp apa yg membuat zea berpihak ke yg lain,bkn ke arsen,,itu yg jd pertanyaan,,lanjut akak,,semangat 💪😘
Piet Mayong
jadi zea si keponakan toh disini judulnya
Yunita Aristya
nah kan, jadi penasaran sama keluarga nya arsen
iqha_24
ada hubungan apa Arsen dan Zea ?
DianWulanDari
nah siap2 si raja singa cemburu nih🤣🤣🤣
DianWulanDari
nah kan si duda GK sabaran🤣🤣
Yunita Aristya
jangan2 Zea ini ponakan ntah saudara jauh sama arsen
💞Aulia Adriani💕
recommended
DianWulanDari
wah Arsen agak lain nyamar jadi marbot🤣🤣🤣🤣
erviana erastus
cari mampus keluarga satu ini yg katax ahli surga eh ahli neraka kali ya
iqha_24
hadehh sama2 pada gila
Eka ELissa
zea...tamat kmu sblum sntuh.... Luna kmu lupa siapa Arsen.....
Eka ELissa
ahli surga go... mulutnya pdes bgt ma suka rendahkan orang 😡😡😡🤣🤣
DianWulanDari
nah kan si kang duda kagak sabaran banget si/Facepalm//Facepalm/
Piet Mayong
lanjutkan....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!