NovelToon NovelToon
MALAM TELAH TIBA

MALAM TELAH TIBA

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Balas Dendam / Horror Thriller-Horror / Bullying dan Balas Dendam / Game
Popularitas:476
Nilai: 5
Nama Author: jewu nuna

Sekelompok siswa SMA dipaksa memainkan permainan Mafia yang mematikan di sebuah pusat retret. Siswa kelas 11 dari SMA Bunga Bangsa melakukan karyawisata. Saat malam tiba, semua siswa di gedung tersebut menerima pesan yang menunjukkan permainan mafia akan segera dimulai. Satu-satunya cara untuk bertahan hidup adalah dengan menyingkirkan teman sekelas dan menemukan Mafia.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon jewu nuna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hagian dan Wira 2

Pada ruang kesehatan yang menjadi tegang. Semua orang menatap intimidasi kepada Hagian dan Wira, dua pria brengsek yang berani sekali melakukn tidakan tidak terpuji. Melukai temannya sendiri hanya karena hal yang belum pasti.

“Dari mana aja?!” Agil mendorong tubuh Hagian saat pria itu hendak masuk tanpa ijin. Namun tak selang beberapa saat Khalil keluar dan menyuruh Olive segera masuk. Mungkin sekarang yang Nathan butuhkan hanyalah orang yang dia sayang. Jadi dia juga tidak bisa menganggu mereka, apalagi tampak sekali Olive sangat khawatir.

“Bodoh, sebenernya apa yang ada di otak kalian? Coba bunuh orang yang nggak bersalah?!” sentak Khalil sambil mendorong tubuh Hagian dan Wira secara bergantian.

“Kalian mau dianggap sebagai mafia yang sungguhan?! Lo juga Wira, gue udah belain lo dihadapan semua orang tapi sekarang malah mau bunuh Nathan kayak mafia sungguhan?”

“Enggak, gue nggak ada niatan buat bunuh dia. Gue cuman cemas aja karena dia lihat gue sama Hagian, percaya sama gue”

Sementara yang lain hanya diam sambil menyimak pembahasan apa yang sedang mereka utarakan. Pasalnya, jarang sekali Hagian diam saja seperti ini. Biasanya juga melawan seenaknya, tapi seperti baru saja lem perekat tertempel di mulutnya.

“Khal, kenapa?”

Khalil menoleh pada Arya yang melangkah lebih dekat. Menatap secara bergantian pada tiga pria itu.

“Mereka mencoba membunuh Nathan” ucapnya pelan, namun sempat membuat semua orang yang ada disana terkejut.

“Sudahlah, saat Nathan sadar minta maaflah” Khalil beranjak meninggalkan mereka, namun belum juga menyuruh Hagian dan Wira tidak mengikutinya. Kedua pria itu mengekor, sampai pada tempat persembunyian mereka, yaitu kantin.

“Sekarang, jelaskan secara detail”

Saat suasana jadi jauh lebih menakutkan, mereka malah terdiam, dan membuat semakin menyebalkan, “Tidak ada yang mau jawab? Lo pengen gue bilang sama mereka buat pilih kalian?”

“Jangan!” Wira tersentak saat Hagian justru lebih memilih mematik rokoknya.

“Aish bedebah ini” desis Khalil malas.

“Kita berdua cuman dijebak sama mafia sialan itu! Khal, jangan pilih gue, tolonglah biarin gue hidup sama lo!” ucapnya lirih.

“Tadi pagi ada plastik hitam dengan pakaian penuh darah dan kapak didepan kantin. Gue baru mau buang semuanya ke gudang tapi dia malah nuduh gue. Lo pikir itu etis?” ucapnya kesal sambil menyesap rokok diantara jemari telunjuk dan tengahnya.

“Gue nuduh lo karena lo nggak jawab pertanyaan gue, goblok!” timpak Wira tak kalah membela.

Saat kedua tembok api bertemu api akan bertemu, pasti sebentar lagi akan ada pertengaran. Jadi sebelum sesuatu yang tidak diinginkan lagi terjadi, Khalil lebih dulu menghadang.

“Udah nggak usah kayak anak kecil. Gue udah bilang kalian emang dijebak tapi harusnya kalian nggak ngelakuin tindak kekerasan sama Nathan!” Khalil menghela napas, ‘Pikirkan sekali lagi, ah maksud gue pikirin ini karena sebelumnya kalian nggak punya otak”

Hagian mendegus, tapi Khalil ada benarnya juga.

“Menurut kalian kalau aja kalian bunuh Nathan, apa mereka nggak akan makin nuduh kalian? Nggak akan ada yang bela kalian bahkan gue udah nggak bisa?!”

Hagian menghela asap ke udara sementara Wira masih mengintai dengan tatapan takutnya.

“Serahkan ponsel kalian” Khalil menodongkan tangannya, “Tidak usah banyak tanya”

“Buat apa?”

Khalil menatap malas, padahal dia sudah mengatakan untuk tidak banyak tanya. Tapi pria brengsek itu masih saja bertanya dan enggan memberikan ponselnya. Padahal hidup dengan ponsel atau tanpa ponsel sepertinya juga bukan hal yang berat.

“Gue cuman nggak mau kalian milih duluan, berikan”

Dengan berat hati kedua pria itu menyerahkan ponselnya. Mengabaikan Khalil yang beranjak berniat meninggalkan kantin, “Lebih baik kalian kurung diri dikamar masing-masing sebelum gue kasih ponselnya dan pastiin kalian milih dengan benar”

“Terus lo mau kemana?”

“Gue harus diskusi sama yang lain”

Hagian beranjak dengan kursi yang sempat dia tendang sebelum benar-benar meninggalkan kantin. Sementara Wira juga meninggalkan tempat menuju kamar.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!