Sejak kecil, Eyliana terbiasa dengan kesepian. Rumahnya bukan tempat bernaung, melainkan medan perang tanpa henti antara kedua orang tuanya. Kematian mereka tidak meninggalkan duka, justru tawa ironis yang melegakan. Berbekal warisan, ia merintis karier sebagai aktris, tetapi popularitas membawa tantangan baru—pengkhianatan, fitnah, dan obsesi gelap dari penggemar.
Saat sebuah tragedi merenggut nyawanya, Eyliana terbangun kembali. Bukan di dunianya, melainkan di dalam komik 'To Be Queen', sebagai Erika, si putri sempurna yang hidupnya penuh kebahagiaan. Ironisnya, kehidupan impian ini justru membuatnya cemas. Semua pencapaiannya sebagai Eyliana—kekayaan, koleksi, dan orang-orang terpercaya—kini lenyap tak berbekas. Eyliana harus beradaptasi di dunia yang serba sempurna ini, sambil bertanya-tanya, apakah kebahagiaan sejati benar-benar ada?
"Haruskah aku mengikuti alur cerita komik sebenarnya?" Pikir Eyliana yang berubah menjadi Erika Serriot
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Moonbellss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25 Negosiasi dengan Kaisar
"Jadi, tugasmu sederhana: berinteraksi kepada mereka." Kata Kaisar yang tersenyum ramah kepada Erika. "Saya hanya percaya didikan langsung dari Grand Duke Arode Serriot dan sepertinya misi ini sangat cocok dijalankan oleh Lady," jawab singkat Kaisar yang mengambil cookies cokelat di dekatnya.
"Berarti Baginda mengharapkan saya menjadi Putri Mahkota?" tanya Erika. Kaisar tersenyum lebar karena Erika memahami betul apa yang dimaksud oleh dirinya.
"Apakah itu sulit? Bukankah itu sangat menguntungkanmu?" kata Kaisar dengan yakin bahwa semua rencananya adalah untung besar bagi Erika.
"Menjadi Putri Mahkota tidaklah mudah, Baginda. Putri Mahkota memiliki tanggung jawab besar dalam negaranya ketika dia menjadi Ratu masa depan. Sedangkan saya hanya Lady yang baru menginjak umur dewasa dan saya memiliki banyak kekurangan," jelas Erika tanpa ragu. Kaisar sedikit terkejut dengan ucapan Erika yang hampir sama dengan anak-anaknya.
"Kau tak tertarik tawaranku?" tanya Kaisar, bingung. Erika tersenyum, karena Kaisar sudah memasuki garis negosiasi baginya.
"Saya hanya ragu, Baginda. Saya adalah orang yang serakah jika sudah memiliki sesuatu dan tidak ingin membagikannya kepada siapa pun. Saya tipe orang yang menjaga sesuatu yang istimewa dengan baik tanpa berbagi pada orang lain. Sedangkan jika suatu saat benar saya jatuh cinta pada salah satu dari para pangeran..." Belum selesai Erika berbicara, Kaisar memotong pembicaraan.
"Whahaha maksud Lady adalah Selir? Selir, hal yang sudah menjadi budaya dan aturan untuk mempermudah Lady. Jika tidak ada Selir, nyawa Lady lah yang terancam. Karena melahirkan lebih dari dua anak tidaklah mudah, kecuali Grand Duchess yang memiliki kasus langka. Itu sebuah keajaiban yang jarang terjadi masa sekarang. Itu sebabnya Duchess menjadi lemah hingga kehilangan kantung rahimnya. Jika Arode mengingat itu, ia sungguh sedih," ucap Kaisar.
Ya, pernyataan Kaisar tidaklah salah. Di dunia ini, medis belum sebaik di kehidupan Erika sebelumnya. Mengandung dan melahirkan anak adalah hal yang sulit bagi wanita, bahkan mengancam kematian paling tinggi. Tingkat kematian saat melahirkan di dunia ini bisa mencapai 75 persen. Sedangkan di dunia ini ada tuntutan bahwa seorang Kaisar harus memiliki anak minimal dua, dan semakin banyak semakin baik, itupun harus laki-laki. Jika dua anak dan salah satunya wanita, maka harus memiliki anak lagi hingga memiliki minimal dua laki-laki. Mungkin untuk tidak memberatkan Ratu, maka diizinkan adanya Selir. Erika merasa angka kematian melahirkan di sini tinggi karena kurangnya pengetahuan tentang melahirkan normal. Tapi di sisi lain, Erika sungguh tidak menyangka bahwa ibunya kehilangan kantung rahim. ‘Apakah itu alasannya Erika yang asli adalah pendiam dan menutup diri?’ pikir Erika dengan keras dan sedikit memasang wajah sedih. Tanpa sadar dadanya sedikit berdenyut sakit. Mungkin ini adalah perasaan alami Erika yang asli: rasa bersalah.
"Aku akan menghapus peraturan wajib memiliki selir. Tapi, jika kau benar-benar menjadi Putri Mahkota lalu menjadi Ratu, Lady harus bisa melahirkan dua anak laki-laki," tawar Kaisar setelah berdiam cukup lama.
Erika yang awalnya yakin bisa melahirkan anak lebih dari satu sesuai rencananya, menjadi menciut karena khawatir tentang ilmunya kurang dan mengingat keadaan alat medis di dunia ini yang belum baik. Bagaimanapun juga, Erika hanya mengetahui ilmu umum saja yang dia pelajari di kehidupan sebelumnya. Erika menunduk dan berpikir sejenak. Pikirannya kini membedah baik buruknya seperti mesin. Tapi Erika merasakan kesempatan ini sangat layak untuk dicoba. ‘Aku berniat menikah tidak dalam waktu dekat. Seiring berjalannya waktu, aku akan mencari cara supaya tidak mengancam nyawaku,’ pikir Erika.
"Tawaran menarik, Baginda. Tapi, jika saya berhasil menjalankan misi ini, saya ingin memiliki satu permintaan yang harus dikabulkan, apa pun itu," kata Erika yang membuat Kaisar mengerutkan keningnya.
"Permintaan apa itu?" tanya Kaisar yang menaruh cangkir teh yang baru saja dia minum.
"Saya akan mengatakannya setelah saya membutuhkan hal mendesak. Saya hanya butuh janji dari Baginda. Apa pun itu permintaannya, Baginda harus mengabulkannya," kata Erika sambil tersenyum.
"Hmmm, aku tidak bisa menebak pikiran Lady. Tapi, baiklah. Aku janji akan mengabulkan satu permintaanmu suatu saat nanti," kata Kaisar.
***
Mereka menyelesaikan perbincangan misi rahasia antara Kaisar dan Erika dengan saksi ajudan yang mencatat semua percakapan. Misi ini hanya diketahui oleh Erika, Ratu, Ajudan Kaisar, dan Kaisar. Erika juga sudah berjanji untuk tidak membicarakan masalah ini keluar termasuk kepada keluarga. Erika juga menyetujui bahwa ia akan pindah ke Istana Gypsophila untuk menerima pendidikan khusus. Waktu yang diberikan untuk Erika adalah dua tahun. Jika misi tidak berjalan baik, Erika bisa kembali ke kediaman Grand Duke lagi.
Tak lama setelah dari pembahasan antara Erika dan Kaisar, Ajudan memberikan cangkir kecil kepada mereka. Erika yang menerima cangkir tersebut sedikit bingung dan melihat air di cangkir tersebut.
"Mari kita minum bersama, Lady, ini bukti perjanjian kita," kata Kaisar sambil tersenyum lalu mengangkat cangkir tersebut.
Erika tersenyum simpul sambil mengikuti Kaisar yang mengangkat cangkir. Erika sedikit bingung, tetapi menuruti perintah Kaisar. Biasanya perjanjian diikat melalui hitam di atas putih, tetapi ini hanya menegak air bening biasa. Mungkin Kaisar tak memerlukan itu, karena kepercayaan Kaisar kepada dirinya atau mungkin Kaisar tidak khawatir. Jika Erika melanggar, bisa saja nyawa dirinya melayang dengan mudah. Tanpa ragu, Erika dan Kaisar meminum air tersebut bersamaan. Setelah meminumnya, cangkir kecil itu dikembalikan ke pelayan lagi.
"Sekarang coba Lady katakan, Apa tujuan Lady tinggal di Istana Gypsophila di masa mendatang?" kata ajudan setelah memberikan cangkir itu ke pelayan yang ada di sebelahnya. Erika yang bingung dengan pertanyaan Ajudan sambil melirik pelayan yang di sebelahnya.
"Tapi," kata Erika sambil melirik pelayan. Sepertinya Kaisar dan Ajudan sengaja menyuruhku berbicara di hadapan pelayan itu.
"Baiklah, saya datang untuk..." kalimat Erika terputus. Wajah Erika yang sedikit panik memegang lehernya sendiri.
Ajudan yang memberi isyarat ke pelayan untuk menandakan bahwa dirinya boleh pergi sekarang. "Aaa.." Erika berusaha berbicara tapi tak bisa mengeluarkan suara apa pun. Lidahnya seperti kaku dan mati rasa. Rasanya seperti tercekik tapi tidak membuatnya sulit bernapas.
"Sepertinya minumannya berefek baik," kata Kaisar sambil memberi isyarat ke ajudan. Ajudan mengangguk dan memberikan minuman lagi ke Erika.
"Minumlah, Lady," kata Ajudan tersebut.
Erika bingung tapi menuruti perintah Kaisar. Setelah meminum airnya, Erika merasakan lidahnya kembali normal. Kaisar tersenyum lalu menjelaskan apa yang telah terjadi pada Erika. Ya, minuman itu adalah sihir pengikat janji.
Jika Erika melanggar, dia akan tidak bisa berbicara selama seminggu. Tetapi jika setelah itu Erika berusaha membocorkan rahasia kembali, Erika akan tidak bisa berbicara selamanya. Sedangkan efek untuk Kaisar, dia harus mengabulkan permintaan Erika setelah Erika menginginkan sesuatu. Jika tidak, Kaisar akan mati dalam dua minggu setelahnya.
Erika yang mendengarkan penjelasan Kaisar membuat mulutnya terbuka dan tak percaya apa yang telah terjadi padanya. Setahu Erika, buku komik yang ia baca tidak berhubungan dengan sihir ataupun fantasi. Ia hanya tahu sihir di negara sebelah, Negara Kerou. Itupun hanya dibahas sedikit dalam komik. Perubahan alur cerita kali ini benar-benar membawa unsur fantasi dan sihir ke dalam hidupnya, membuatnya semakin khawatir tentang masa depannya yang kini jauh lebih tidak terduga dari yang ia bayangkan.
Bersambung...
