Di nyatakan tidak bersalah oleh hakim tidak membuat hidup gadis bernama Gracia Kanaya kembali tenang, sebab seseorang yang menganggap Gra adalah penyebab kematian sang adik tercinta tak membiarkan Gra hidup dengan tenang.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon selvi serman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Berhenti mengkonsumsi Pil KB.
Suara getaran ponselnya membangunkan Gilang, yang sebenarnya tidak benar-benar tertidur hanya sekedar memejamkan mata saja dipangkuan Gracia. Gilang beranjak ketika melihat nama asisten pribadinya tertera di layar ponselnya.
"Halo."
"Ibu tiri dari nona Gracia setuju dengan tawaran anda, tuan. Tapi mereka juga memberikan penawaran yang tak masuk akal kepada anda, yakni menjadikan Nona Gracia sebagai jaminan."
"Apa yang mereka inginkan sebenarnya?." Gilang sudah mulai tersulut emosi. ia bukannya tak tau apa yang dimaksud dengan jaminan, tetapi yang membuat Gilang tersulut emosi, beraninya wanita itu menjadikan Gra sebagai jaminan, bukankah Gracia itu manusia bukannya barang. Dasar makhluk serakah, Gilang mengumpat dalam hati.
"Jika dalam kurun waktu yang diberikan mereka tidak sanggup mengembalikan pinjaman dana tersebut maka mereka akan merelakan Nona Gracia kepada anda sebagai jaminan." Asisten Tiko menjelaskan secara terperinci apa yang dikatakan oleh perwakilan dari perusahaan ayahnya Gracia yang saat ini dipimpin sementara oleh ibu tirinya Gracia.
"Jangan berikan bantuan dana sepeserpun jika mereka berani menjaminkan istriku, dasar manusia bia-dab." Gilang benar-benar kehilangan kesabaran. Jika saja kedua makhluk tak tahu diri tersebut ada dihadapannya, mungkin Gilang sudah mencekiknya satu-persatu. Bagaimana jika bukan perusahaannya yang memberikan bantuan, pasti mereka juga akan menjadikan Gracia sebagai jaminannya, Gilang semakin geram dengan tindakan ibu serta saudara tiri Gracia yang sudah benar-benar kelewat batas tersebut.
"Baik, tuan." setelahnya, asisten Tiko pun pamit menyudahi panggilan teleponnya dan Gilang pun mengiyakannya.
"Di mana sebenarnya papa mertua menemukan dua makhluk tak tahu diri itu?." Gilang bergumam lirih di sela langkahnya kembali ke sofa. Sungguh, Gilang tak habis pikir, bisa-bisanya ayah mertuanya menikah dengan wanita licik itu.
Melihat gurat kesal di wajah Gilang, Gracia memilih diam saja tak berani berkomentar, apalagi sampai bertanya tentang penyebabnya.
Sampai langit berubah gelap, Gilang tak kemana-mana, Pria itu tetap stay di apartemen sepanjang hari.
Gilang beranjak menuju dapur. Ia menyaksikan Gra sedang sibuk memasak untuk makan malam. Pria itu menyandarkan tubuhnya menyamping pada dinding, melipat kedua tangannya di depan da-da, sementara pandangannya masih terus menatap pada punggung Gra yang sibuk dengan kegiatan memasaknya.
Apa yang sebenarnya terjadi padaku, kenapa aku tiba-tiba melupakan begitu saja dendamku padanya, bahkan sebelum aku tahu Fakta yang sebenarnya tentang dirinya, begitu kira-kira dalam hati Gilang saat menatap punggung Gracia.
"Itu karena kau sudah jatuh cinta pada gadis itu Gilang." Gilang langsung menggelengkan kepalanya seolah mengusir bisikan di hatinya. Semakin ia ingin mengusir rasa yang terlintas dihatinya, semakin senyum lega Gracia ketika ia bersedia membantu membayar biaya operasi ayahnya terbayang di benak dan pikiran Gilang. Ya, saat itu adalah senyuman pertama dan terakhir yang dilihat Gilang dari gadis itu.
Entah sadar atau tidak, kaki Gilang terayun begitu saja mendekat pada Gracia, pria itu memeluk tubuh gadis itu dari belakang, dan itu berhasil membuat Gra terkejut dibuatnya.
"Maaf mas, aku pikir siapa tadi." Gra merasa tidak enak hati karena sudah memukul tangan besar Gilang yang melingkar pada perutnya.
"Memangnya kau pikir ada pria lain yang berani memelukmu, apalagi di apartemenku?."
"Kalaupun ada, aku rasa orang itu sudah tidak sayang pada nyawanya." imbuh Gilang, dan dibenarkan oleh Gracia dalam hati. Lagian mana ada orang yang berani menyentuh sesuatu yang diakui Gilang sebagai miliknya, walaupun sesuatu tersebut hanya dianggap sebagai barang tak berharga, begitu pikir Gracia.
Gilang tetap pada posisinya, memeluk tubuh Gracia dari belakang, menyandarkan dagunya pada bahu gadis itu, sehingga Gra dapat mengendus aroma mint yang berasal dari hembusan napas Gilang.
Gracia terus melanjutkan pekerjaannya meski posisinya saat ini sedikit menyulitkan pergerakannya. Dari pada menyulut emosi pria itu, mending membiarkannya melakukan apapun yang diinginkannya.
"Apa kamu tidak ingin mengurus perusahaan papa kamu?." pertanyaan tersebut tiba-tiba terucap dari mulut Gilang, hingga Gra terpaku mendengarnya. Jika di tanya ingin atau tidak, pasti jawabannya adalah ingin, karena perusahaan tersebut merupakan hasil kerja keras ayahnya bersama mendiang ibunya, akan tetapi kini telah di kuasai oleh ibu serta saudara tirinya. Jangankan untuk mengurus, memasuki gedung perusahaan tersebut saja Gracia tidak diperbolehkan.
"Semuanya sudah berada dalam kuasa mamah dan mas Yogi, aku tidak punya kesempatan untuk itu." jawab Gracia Setelah cukup lama diam terpaku.
"Kenapa kamu membiarkan mereka menguasai sesuatu yang seharusnya menjadi hak milikmu? kenapa kamu tidak melawan pada mereka?." Gilang melerai pelukannya kemudian beranjak, memposisikan diri di samping Gra, bersandar pada meja set kitchen dan menatap pada Gra.
"Seandainya bisa, mungkin aku tidak akan memohon bantuan padamu untuk membayar biaya operasi serta perawatan papa, mas." Jawab Gra.
"Apa kamu menyesal memohon bantuan padaku?." pertanyaan Gilang dijawab gelengan kepala oleh Gracia.
"Seperti kata almarhumah mamah, jangan pernah menyesali apapun yang terjadi di dalam hidup ini karena bisa jadi itu merupakan skenario dari Tuhan yang mau tak mau harus kita jalani. sebagai manusia biasa aku memang pernah mengeluhkan nasib dihadapan Tuhan, tapi aku tidak pernah menyesali apa yang ditakdirkan untukku. Anggap saja semua sudah menjadi ketentuan Tuhan yang harus aku jalani, kalaupun di kehidupan ini aku belum mendapat kuota untuk bahagia, bisa jadi kedepannya anak keturunanku yang akan bahagia di kehidupan ini."
Deg.
Sampai segitunya Gracia pasrah dengan takdir hidupnya. Gilang sampai tidak habis pikir, sebanyak apa sebenarnya stok kesabaran di hati gadis itu. Selain kata-kata Gra yang mampu menyentuh hati, Gilang terfokus pada kosa kata anak yang terucap dari mulut Gracia.
"Apa kau menginginkan kehadiran seorang anak?."
Gra tersenyum kecut mendengar pertanyaan Gilang. "Siapa yang tidak menginginkan kehadiran seorang anak, semua orang menginginkan kehadiran seorang anak. Tetapi untukku, tidak sekarang."
"Kenapa begitu?." kedua alis tebal Gilang nampak saling bertaut.
"Karena aku cukup tahu diri, mana mungkin tuan Handoyo Sudi cucunya lahir dari gadis biasa sepertiku. Lagipula belum tentu juga mas menginginkan anak dariku." Gra berpikir percakapan mereka hanyalah sebuah percakapan yang tidak begitu serius, sehingga ia mengutarakan jawaban yang logis untuk diterima oleh akal sehat, terutama akal sehat para orang kaya sekelas keluarga Gilang.
Gilang berlalu meninggalkan Gra. Beberapa langkah berlalu, pria itu pun berkata. "Mulai malam ini jangan lagi mengkonsumsi pil penunda kehamilan!."
Sontak saja Gracia menolehkan pandangan ke arah Gilang. Bukannya di awal ia sendiri yang meminta Gra mengkonsumsi pil KB, tetapi kenapa hari ini justru Gilang sendiri yang memintanya untuk berhenti?
"Tapi, mas, bukannya mas sendiri yang meminta aku untuk mengkonsumsi_." Gracia tak lagi menuntaskan kalimatnya saat menyadari tatapan Gilang.
"Baiklah...." Seperti sebelum-sebelumnya, Gra hanya bisa pasrah dengan perintah Gilang, tanpa berani protes lagi.
sehat2 kak, cuacanya lg kyk gini.
justru itu mau mu Gilang...
😝😆😆😆😆😆
acara ultah dclub. bukan berti OG
enggak boleh ngerayain ultah dclub
dulu sama adik tirimu
sekarang kasar terhadap Gracia
terkadang aku ingin kabur saja, jika jadi Gracia sungguh hidup melelahkan
tertekan batin,
bagaimana carannya membawa ayah yg sakit
pergi ke kampung pelosok Bila perlu,,
jika punya uang kabur ke Singapur
kerja sambil again ayah berobat
ya
jangan sampai Gracia berjumpa dengan Yogi...
Kalau pun Yogi menumbalkan Gracia ke Gilang bagus juga,biar Yogi di hajar Gilang...
makasih udah up banyak hari ini kk othor Selvi 💕