Tuan Tiada Tanding 2

Hanya saja sebelum ini mereka bertemu dengan Arjuna yang membuat mereka terlihat seperti keroco, namun jangan salah mereka sebenarnya sangat kuat dan mengerikan.

Tentu saja saat beradu Tinju Reza langsung terpental kebelakang dengan sangat menyedihkan.

Setelah mendarat Reza menatap buto cebol dengan gemetaran. Buto cebol kembali melesat secara refleks Reza membuat pose defensif namun siapa sangat buto cebol melewati Reza begitu saja.

Reza yang tidak merasakan apa pun membuka matanya secara perlahan, detik berikutnya dia langsung melotot kaget begitu melihat ratusan ah tidak ribuan Baju Barat dan Jim Setan Primpayangan dengan wujud yang sangat mengerikan berlari kocar kacir ke arahnya.

Ada yang berlari sambil menenteng kepala. Ada hantu tanpa kaki yang berlari menggunakan tangannya. Bahkan Genderuwo yang apabila di novel-novel lain terlihat ganas nan mengerikan namun di sini sama sekali tidak harga dirinya. Genderuwo itu lari kocar kacir seolah di kejar kejar oleh maut.

Tentu saja Reza salah menanggapi hal ini, Reza berfikir para makhluk halus ini ingin memakan semua manusia yang ada di sekitar sini, oleh karena itu Reza langsung berteriak, "Guruuuu selamatkan akuu!!" Teriaknya.

Di kediaman Tuan Harsono sendiri sebenarnya suasana juga tidak kalah paniknya. Mantra pageran ghaib yang di pasang oleh Tuan Harsono hancur lebur bagaikan di injak-injak kerumunan masa.

"Cepat pergi! Cepat tinggalkan tempat ini!"

"Jangan bawa barang apa pun, lebih baik selamatkan nyawa terlebih dulu!"

Para pelayan villa dan perkebunan kopi milik Tuan Harsono segera di evakuasi untuk meninggalkan tempat ini. Mereka hanyalah keroco yang hanya miliki secrit kesaktian di tubruk satu makhluk halus saja tubuh mereka bisa jadi lego.

Oleh karena itu Tuan Harsono memerintahkan semua pelayan untuk meninggalkan tempat ini. Meninggalkan Tuan Harsono, Gumilar, dan seorang murid Tuan Harsono yang bernama Antika.

Kalau di bandingkan keseniorannya adalah Reza, Antika, barulah Gumilar.

Tuan Harsono, Antika, dan Gumilar memancarkan aura yang tampak sangat mengintimidasi. Menunjukan mereka siap bertarung mati matian demi bisa menghadang para makhluk halus untuk tidak memakan umat manusia.

"Guru, mengapa para baju barat dan jim setan primpayangan yang ada di bukit itu keluar dan ingin menyerang kita?" Tanya Antika dengan sangat serius.

Sama seperti Reza, Antika juga sedang menjalani tapa. Namun dia sedikit berbeda karena dia baru saja pulang.

Tuan Harsono berdiri di tengah dan tampak sangat tegap, ekspresinya tidak menunjukan ketakutan atau kegentaran sedikit pun. Bagaikan karang yang siap menghadang di terpa ombak lautan. Atau mungkin seperti mercusuar yang siap di menghadapi ganasnya ombak lautan.

"Aku juga tidak tahu muridku, mengapa di penghujung hari ini para baju barat dan jim setan primpayangan turun dari bukit dan hendak menyerbu kita." Jujur saja Harsono sangat bingung saat ini, sudah bertahun tahun dia tinggal di sini, dan baru kali ini para makhluk menunjukan eksistensinya.

Dia tidak mengusik apa pun namun mengapa dia ingin di targetkan sebagai target pemusnahan?

"Apakah Sang Bolo Srewu sudah bangkit?" Tanya Tuan Harsono dalam hatinya. Kalau ini terjadi maka akan sangat berbahaya sekali.

Kemudian Tuan Harsono berucap, "sebagai pendekar ingat prinsip kita! Jangan pernah kabur dari pertarungan! Kalau kita kabur tidak ada siapapun yang bisa menghadang para makhluk halus itu mencapai pemukiman dan memakan manusia... hanya kita para pendekar harapan mereka!" Ucap Tuan Harsono dengan nada tidak gentar.

Baik Antika dan Gumilar menganggukan kepalanya, "baik guru! Kami akan bertarung sampai akhir!"

Kemudian Tuan Harsono membalikan badannya, "aku akan mencoba mencari bantuan terlebih dahulu..."

Ketika mendengar hal ini Antika dan Gumilar terkejut. Perlu di ketahui tempat ini sangat jauh dari peradaban mustahil untuk mencari bantuan ke para pendekar atau orang sakti lainnya.

Kalau pun ada apa iya mereka mau menahan para baju barat dan jim setan primpayangn yang menyerbu? Ah tidak! Sebelum mereka memikirkan apakah mereka mau apa iya mereka bisa datang ke tempat tempat waktu?

"Meminta bantuan kemana, Guru?" Tanya Gumilar dengan Ekspresi serius.

Tuan Harsono mengetahui betul kecemasan yang sedang di alami kedua muridnya, Tuan Harsono berucap, "tenang saja, aku hanya akan meminta bantuan kepada tetangga kita, sang penguasa kebun kopi kuno sekaligus pemilik rumah joglo misterius itu..." ucapnya sambil menatap sebuah arah.

 Kedua muridnya melebatkan mata mereka, "kebun kopi kuno itu?!"

Tuan Harsono menganggukan kepalanya, "sosok demit yang menghuni rumah joglo itu sangat kuat! Dan yang lebih mengesankannya lagi beliau sangat misterius karena beliau sudah ada sejak aku belum di sini! Aku yakin apabila mereka mau membantu kita, itu akan menjadi bantuan yang sangat besar untuk kita!" Ucap Tuan Harsono yang langsung melangkahkan kakinya ke depan, menuju ke arah kebun kopi kuno itu.

"Semoga berhasil guru!

"Semoga berhasil guru!"

Baik Gumilar dan Antika memberikan semangat kepada gurunya.

Setelah beberapa saat kemudian Tuan Harsono menggunakan ajian lipet bumi dan langsung berada di pinggiran hutan kebun kopi kuno itu. Tentu saja Tuan Harsono tidak memiliki nyali untuk langsung masuk ke dalam kebun kopi kuno itu.

Tuan Harsono hanya menatap ke atah kebun kopi mengerikan dan sangat wingit ini kemudian berteriak dengan lantang, "saya Harsono! Saya ingin meminta bantuan anda paduka prabu Indroprasto!" Teriak Tuan Harsono.

Namun ketika Tuan Harsono selesai berteriak tidak ada jawaban sama sekali. Terpaksa Tuan Harsono kembali berteriak, "oh, paduka prabu Indroprasto mohon sudilah untuk muncul. Umat manusia sedang dalam bahaya besar! Para pasukan baju barat dan jim setan primpayangan tiba-tiba muncul dan hendak menyerbu kami! Mohon sudilah untuk membantu kami!"

Namun sayang sekali tidak ada jawaban apa pun dari dalam kebun kopi wingit ini, Tuan Harsono terdiam dan memikirkan mengapa tidak ada hawa kehadiran apapun? Seharusnya dengan aura mengerikan yang berbondong-bondong turun dari lereng penguasa tempat ini juga merasakannya. Mustahil untuk tidak merasakannya, namun mengapa tidak muncul?

"Atau jangan-jangan penguasa tempat ini sudah bekerja sama dengan para makhluk halus yang ingin memakan umat manusia?!" Dengan cepat Tuan Harsono menggelengkan kepalanya, "itu tidak mungkin!"

Kalau seumpama penguasa kebun kopi ini merupakan bagian dari makhluk halus yang hendak memakan umat manusia seharusnya ada banyak sekali makhluk halus yang bekeliaran di sini, namun saat ini suasan terbalik di sini sangat sepi tida ada satu pun manusia maupun makhluk halus.

"Oh, paduka prabu Indroprasto kalau anda tidak muncul maka saya akan masuk!" Tegas Tuan Harsono. Namun ketika Tuan Harsono hendak melangkahkan satu kakinya ke kebun kopi itu aura mencekam muncul begitu saja membuat tubuh Tuan Harsono membeku. Tidak lama kemudian bayangan rumah joglo yang sangat besar nan mewah terlihat di depan Tuan Harsono.