NovelToon NovelToon
Anak Yang Tidak Diakui

Anak Yang Tidak Diakui

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Lari Saat Hamil / Single Mom / Anak Genius
Popularitas:30.1k
Nilai: 5
Nama Author: Ayumarhumah

Pernikahan siri antara Nirmala Wongso dan juga Seno Aji Prakoso membuahkan hasil seorang anak laki-laki yang tidak pernah diakui oleh Seno, karena ia takut keluarga besarnya akan tahu tentang aibnya yang diam-diam menikahi gadis pelayan di club malam.

Setelah dinyatakan hamil oleh dokter Seno mulai berubah dan menyuruh Nirmala untuk menggugurkan kandungannya jika masih tetap ingin menjadi istrinya.

Namun Nirmala memilih jalan untuk mempertahankan buah hati dan meninggalkan kemewahannya bersama dengan Seno.

Penasaran?? ikuti jalan kisah Nirmala yang penuh dengan lika-liku kehidupan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayumarhumah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22

Satu Minggu kemudian ...

Pagi ini mentari terlihat cerah, sama halnya dengan hati Alula. Yang sudah berada di titik ini, titik yang mengantarkannya bertemu dengan kakak sedarahnya itu.

  Senyum hangat kini terukir di sudut bibirnya yang ranum, gadis itu dengan penuh tekad mendatangi kamar kakaknya dengan jaket almamaternya, seolah sudah siap dengan persiapan yang ia lakukan selama satu Minggu ini.

"Tok ... Tok ... Tok ..." Ia mengetuk pintu sebanyak tiga kali.

  "Kak ...," panggilnya lirih.

  Sementara Alice masih ada di dalam kamar, dengan balutan baju kerjanya yang modis dan rapih. "Masuk Dik, tidak di kunci," sahut Alice dengan suara datarnya.

  Alula langsung memegang gagang pintu, matanya mulai menengok ke kanan dan ke kiri, memastikan keadaan sekelilingnya, di rasa sudah aman gadis itu langsung masuk ke dalam kamar sang kakak.

  "Wiiih, ternyata kau sudah rapi," ucap Alula.

  "Iya dong hari ini aku ada meeting jadi harus cepat-cepat," sahut Alice.

  "Terus nanti gimana?" tanya Alula.

Alice menatapnya sejenak. "Tenang saja nanti pasti datang kok, kamu kirim pesan saja."

  "Ok dah, pokoknya rencana kita nanti tidak boleh gagal ya," ucap Alula.

  "Gak bakalan, aku sudah menyiapkan semuanya untuk Kak Alaska," ujar Alice.

  "Baiklah kalau gitu aku mau susul Mami dan Papi di meja makan," tutur adiknya itu lalu melangkah pergi.

   Sementara Alice masih berada di depan cermin, pikirannya mulai terbayang akan sosok Alaska, bagaimana dia menjalani kehidupan selama ini tanpa sentuhan dari tangan ayahnya.

  "Terlepas dari ibumu yang menjadi selingkuhan ayahku, aku tidak membenarkan hal itu, tapi yang membuat aku tersentuh, bagaimana Kak Alaska bisa bertahan hidup, bertahun-tahun tanpa sentuhan Papi ... maafkan kami yang baru mengetahuinya sekarang," ucap Alice sambil menatap bayangannya sendiri.

Alice segera menyudahi lamunannya, gadis itu langsung beranjak menyusul adik dan kedua orang tuanya yang sudah menunggu di meja makan.

Suasana di ruang makan nampak sunyi, mereka masih berkumpul, namun tatapan mereka berubah menjadi asing, Nadira masih mendiamkan suaminya, begitu pula dengan Seno yang sudah mulai muak dengan sikap istrinya yang keras kepala.

"Mi ... Pi ... selamat pagi," ucap Alice.

"Selamat pagi juga Nak," sahut Seno. "Ya sudah ayo kita sarapan," ajak Seno.

Mereka pun mulai menikmati hidangan yang ada dihadapannya masing-masing setelah itu tidak ada percakapan yang terdengar hanya dentingan sendok saja yang terdengar.

 ☘️☘️☘️☘️

Di kampus Alula. Hari ini, kampus Alula mengadakan bakti sosial bekerja sama dengan satuan TNI yang berlokasi tak jauh dari barak tempat Alaska bertugas. Kegiatan ini berupa pengobatan gratis, pembagian sembako, hingga donor darah untuk masyarakat sekitar.

Sejak pagi, Alula sudah bersiap dengan mengenakan jaket almamaternya. Di wajahnya, ada raut gugup bercampur semangat. Bukan semata-mata karena kegiatan sosial, melainkan karena satu alasan lain yang ia simpan rapat dalam hati kesempatan untuk bertemu dengan sosok kakak yang baru ia ketahui, Lettu Alaska.

"Akhirnya selangkah lagi aku bisa bertemu dengan Kak Alaska," ucapnya penuh semangat.

Alula dan kawan-kawan mulai memasuki bus yang akan membawanya ke tempat tujuan, di dalam perjalanan para mahasiswa ada yang memberikan arahan, setelah itu ada juga yang menyanyikan yel-yel penyemangat. Di sini Alula cukup terhibur, dan nampak jelas aura kebahagiaan yang tersirat di wajahnya.

"La, sepertinya kau tengah bahagia," celetuk sang teman yang bernama Astrid.

"Iya dong, kan kegiatan ini sudah jauh-jauh hari aku menunggu," sahut Alula.

"Kau mau menunggu kegiatan ini apa mengincar Letnan yang dulu pernah menolongmu itu," ucap temannya itu di selingi dengan candaan.

"Kurang asem banget di lo," sahut Alula sedikit mendorong lengan temannya.

"Sorry ye aku cuma becanda," ucap temannya itu di sambut gelak tawa oleh keduanya.

Tanpa terasa bus kampus berhenti di halaman luas tak jauh dari barak. Tampak beberapa prajurit sudah berjaga, menyambut kedatangan rombongan mahasiswa. Suasana begitu ramai, masyarakat berdatangan dengan antusias.

"Alula, hati-hati ya keadaan begitu ramai," ucap Astrid meskipun sedikit tengil namun ia cukup perhatian.

Alula tersenyum sebelum akhirnya mereka berpisah di berbagai tugas. "Makasih banyak ya, kamu juga jaga diri baik-baik," sahut Alula sambil melambaikan tangannya.

Alula mulai melangkah menuju poskonya bersama dengan kelompoknya sadari tadi gadis itu celingak, celinguk sambil mencari-cari sosok yang ingin ia temui.

"Lula kau cari apa ingat tugas kita sekarang masih banyak," tegur salah satu teman cowoknya.

"Iya maaf," sahut Alula.

Alula ikut bergerak, membagikan bingkisan sembako bersama teman-temannya. Namun pandangan matanya tak pernah tenang. Ia terus melirik ke arah barak, berharap sekilas saja bisa melihat sosok kakaknya itu.

"Ayolah Kak Alaska datang, biar aku bisa memikirkan langkah berikutnya," ucapnya dalam hati.

Alula masih membagi-bagikan sembako dengan begitu cekatan dan teliti, hati gadis itu merasa lega melihat guratan kebahagiaan yang tersemat dari wajah-wajah warga yang mendapatkan bantuan itu.

"Makasih ya Nak," ucap para warga itu.

"Sama-sama Bu, mudah-mudahan bermanfaat," sahut Alula dan teman-temannya.

Di saat Alula sibuk dengan tugasnya tiba-tiba saja jantungnya berdegup lebih kencang ketika mendengar ada suara teriakan hormat dari para prajurit. Dari kejauhan, tampak seorang perwira berseragam lengkap berjalan mendekat untuk memantau kegiatan. Posturnya tegap, sorot matanya tajam namun hangat, dan di dadanya tertera nama yang begitu familiar bagi Alula, Lettu Alaska Wongso.

Sejenak langkah Alula terhenti. Tangannya bergetar hebat memegang kardus sembako. Inilah saat yang ia tunggu, sekaligus yang paling ia takuti. Bagaimana jika ia tidak punya cukup keberanian untuk menghampirinya? Bagaimana jika semua ini justru terbongkar dan sampai ke telinga Mami?

Namun tekad dalam hatinya berbisik 'Aku harus melakukannya. Kalau bukan sekarang, mungkin aku tak akan pernah punya kesempatan lagi,' bisiknya di dalam hati.

Sejenak Alula mulai ijin kepada temannya untuk menggantikan posisinya, setelah itu perlahan langkah kaki Alula mulai mendekat ke arah Alaska, seorang perwira yang pernah menolongnya, seorang perwira yang ternyata merupakan kakak kandungnya sendiri.

Hatinya menjerit, di setiap langkahnya air mata jatuh begitu saja saat tatapan keduanya saling bertemu. "Kak Alaska ....," panggilannya dengan nada yang cukup tinggi.

Alaska menoleh, ada debaran aneh yang menyeruak di dalam hatinya, di saat ia tahu gadis yang memanggilnya merupakan adik sedarahnya, ada rasa pedih dan luka yang bersamaan, di saat suara itu memanggil namanya. Namun di dalam benaknya yang teramat dalam, tangan kokohnya itu ingin memeluknya, meskipun luka yang ditorehkan oleh sang ayah teramat dalam.

"Kamu," ucap Alaska, langkahnya maju menghampiri Alula.

"Iya Kak ... ini aku," sahut Alula.

Suasana sekitar mendadak sunyi, tidak ada lagi keriuhan suara warga yang mengantri sembako ataupun suara derap langkah prajurit, semuanya terasa hening bagi Alula dan Alaska, mereka hanya mematung tanpa berani mengungkapkan sepatah kata.

Alaska terdiam cukup lama. Ada ribuan kata yang berputar di kepalanya, tetapi tak satu pun sanggup ia ucapkan. Tangannya sempat terulur, namun terhenti di udara ditahan oleh sisa-sisa amarah dan luka yang masih membekas dalam hatinya.

“Kau… benar-benar adikku?” suara Alaska pecah, parau, seolah menahan gejolak perasaan yang bertabrakan di dalam dada.

Air mata Alula jatuh semakin deras. Ia mengangguk, kemudian mendekat dengan langkah gemetar. “Iya, Kak. Aku adikmu… aku datang bukan untuk menyakitimu lagi, aku hanya ingin Kakak tahu… aku dan Kak Alice… kami menyesal. Kami ingin mengenalmu, meskipun hanya sebentar.”

Alaska memejamkan matanya sejenak. Hatinya bergolak hebat. Kenangan pahit bersama sang ayah, rasa ditinggalkan, dan luka batin yang menahun kembali menghantam. Namun, di hadapannya kini berdiri seorang gadis yang tulus, saudara sedarahnya sendiri, menatapnya penuh harap.

Tangan Alaska akhirnya jatuh di pundak Alula, mencengkeramnya lembut. “Kau tak tahu betapa sulitnya aku mendengar semua ini… tapi kau juga tak tahu… betapa aku sebenarnya merindukan momen ini.”

Isak kecil lolos dari bibir Alula. “Kak…”

Alaska menarik napas panjang, berusaha menahan air matanya sendiri. “Kalau kau berani datang menemuiku, berarti kau juga harus berani menanggung risikonya. Dunia kita tidak sama, Dek… dan ada banyak orang yang tidak akan suka melihat kita dekat. Termasuk ....” suaranya tercekat, “Mami mu.”

Alula menunduk, namun genggaman tangannya pada seragam Alaska semakin erat. “Aku tak peduli. Yang penting… hari ini aku bisa memanggilmu Kakak dengan suaraku sendiri.”

Alaska akhirnya tak sanggup lagi menahan diri. Tangannya merengkuh Alula dalam pelukan singkat namun erat, satu pelukan yang penuh kerinduan, juga luka yang belum sepenuhnya sembuh.

Bersambung ...

Pagi Kakak ... Semoga suka ya.

1
Sasikarin Sasikarin
menye2 laki nya kurang greget
Ayi
benar-benar wanita pendendam dia, padahal Nirmala susah menjauh dan tidak menuntut apapun dari suaminya tapi dendam Nadira benar-benar tidak terkalahkan
Ayi
ikut sedih bacanya
Ayi
Haduh Nadira
Les Tary
nirmala ngomong aja SM Alaska
🌸ReeN🌸
bagus ceritanya, gak sabar nunggu update tiap hari
🌸ReeN🌸
nadira ngatain nirmala wanita gak bener...lah dia sendiri apa
🌸ReeN🌸
airin kadang manggil alaska pake mas kadang manggil nama aja
Sri Rahayu
kenapa nadira bgitu kekeh bgt hancurkan alaska dn nirmala? masa hanya krn nirmala pernah jd simpanan suaminy? psti ada alasan lainnt ini
Ani Basiati: lanjut thor
total 1 replies
Ma Em
Begitu Seno kamu jgn jadi lelaki pengecut diam saja kamu harus berani lawan si Nadira , Nadira berani karena Seno selalu diam dan takut tdk berani bicara masa seorang ayah tdk bisa melindungi anaknya sendiri , dihina selalu direndahkan masa diam saja , kamu hrs tegas sama Nadira agar dia tdk berani lagi ungkit2 semua kesalahanmu Seno .
🌸ReeN🌸
jangan aja alula suka sama alaska...masih sedarah
Ma Em
Kesalahan apa yg Nadira lakukan sehingga Seno sampai berselingkuh dgn Nirmala dan Nadira kesalahannya tdk mau diungkit lagi tapi kesalahan Seno selalu Nadira sebut2, Nadira licik mau menang sendiri
refinorman norman
nah gitu dong pak Seno jgn diam trs
Les Tary
lanjut
Ani Basiati
lanjut thor
partini
ga tau kenapa aku tuh ga ada fil sama Seno mungkin nanti untuk saat ini kamu tuh cuma seorang pecundang punya orang dari dulu tapi O besar
😂😂😂😂
Bak Mis
ngatain orang lain kotor ngacalah diri sendiri ya
Bak Mis
dasar wanita gila' orang anak pengin ketemu kakak nya
Bak Mis
🤣🤣🤣🤣🤣🤣
nonoyy
nadira sungguh berbahaya psikopat menjijikkan, g cukup k penderitaan nirmala kenapa skrg harus anaknya juga alaska yg kena imbasnya..
Ani Basiati: lanjut thor
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!