NovelToon NovelToon
Cinta Di Balik Kilauan Berlian

Cinta Di Balik Kilauan Berlian

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Hamil di luar nikah / Aliansi Pernikahan / Percintaan Konglomerat / Crazy Rich/Konglomerat / Romansa
Popularitas:6.4k
Nilai: 5
Nama Author: Noveria

Xaviera wanita berusia 25 tahun, seorang anak dan cucu dari keluarga konglomerat. Namun kehidupan sehari-harinya yang berkilau bagaikan berlian berbanding terbalik dengan kisah asmaranya.

Perjodohan silih berganti datang, Setiap pria tidak ada yang benar-benar tulus mencintainya. Menjadi selingkuhan bahkan istri kedua bukanlah keinginannya, melainkan suatu kesialan yang harus di hadapi. Sebuah sumpah dari mantan kekasihnya di masa lalu, membuatnya terjerat dalam siksaan.


Suatu hari, pertemuan dengan mantan kekasihnya, Rumie membuatnya mati-matian mengejarnya kembali demi ucapan permintaan maaf dan berharap kesialan itu hilang dalam hidupnya.

Akankah Xaviera bisa mendapatkan maaf yang tulus dari Rumie?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Noveria, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 16

Dua hati yang pernah terluka bertemu kembali, meninggalkan bayang-bayang masa lalu yang penuh dengan kesakitan, kebencian, dan sumpah serapah yang telah memisahkan mereka.

Xaviera, yang awalnya hanya menginginkan permintaan maaf, tidak menyangka bahwa pertemuan kembali dengan Rumie akan membangkitkan kembali api yang pernah membara di antara mereka. Tujuh tahun kebersamaan yang indah, satu malam pertengkaran yang menghancurkan, kepergian yang menyakitkan, dan kini, pertemuan kembali di tengah kehidupan yang berbeda.

“Kau menyukai kopinya?” tanya Xaviera, tatapannya masih memperhatikan cara Rumie menikmati kopi, kopi yang menjadi saksi bisu 7 tahun kebersamaan masa lalu mereka.

“Ini sangat harum dan menenangkan, kamu membeli dimana?” tanya Rumie, mendekat ke arah Xaviera.

Xaviera tersenyum, meskipun Rumie tidak mengingatnya, namun selera Rumie masih sama.

“Indonesia, sebuah kedai kecil yang memberikan resep racikan spesial untuk kita,” jawab Xaviera.

Rumie duduk di samping Xaviera, keduanya saling menatap dengan tatapan hangat dan santai, menyeruput kopi favorit mereka dalam keheningan yang nyaman. Suara hujan diluar jendela menjadi latar belakang yang menenangkan, sementara kehangatan kopi dan kehadiran satu sama lain membuat mereka bisa melupakan kegilaan kehidupan sementara.

Dua jam berlalu, tanpa sepatah kata yang terucap untuk memecah keheningan.

Suara dering ponsel milik Xaviera, yang akhirnya membuat suasana itu kembali canggung.

Xaviera menatap ponselnya, melihat nama Jones di layar. Hingga akhirnya, menyadari ini sudah pukul 11 malam.

“Astaga!” Xaviera terkejut dan segera bangkit.

“Ada apa?” tanya Rumie.

“Maaf, Rumie. Aku … aku harus pulang,” jawab Xaviera, menoleh kanan kiri mencari kunci mobilnya.

Rumie bangkit, dan ikut mencari apa yang diinginkan Xaviera, meskipun tanpa memberitahu.

Kunci mobil yang tersembunyi di sudut sofa, ditemukan oleh Rumie.

“Ini!” Rumie menunjukkannya di depan mata Xaviera.

Xaviera tersenyum, dan meraihnya.

“Aku akan mengantarmu, untuk mengambil mobil,” ucap Xaviera, tergesa-gesa. Merapikan rambutnya, dan mengambil tasnya.

“Tidak perlu, kau bisa pulang. Aku akan memesan taksi,” balas Rumie.

“Benarkah? Kamu tidak marah?” Xaviera, menyentuh pundak kiri Rumie.

“Bukan masalah, aku pria dewasa. Jangan cemaskan aku,” balas Rumie, kemudian menyingkirkan tangan Xaviera dari pundaknya.

Xaviera tersenyum, kemudian menepuk pipi kiri Rumie dengan lembut. Membuat Rumie, kembali menatapnya tak berkedip.

Keduanya pun keluar dari galeri, Xaviera yang akan masuk kedalam mobil, tiba-tiba tangannya ditarik Rumie.

“Aku ingin ke tempat ini lagi,” kata Rumie.

Xaviera diam sejenak, memikirkan maksud di balik kalimat tersebut.

Setelah menyadari jawabannya, Xaviera membuka telapak tangan kanan Rumie.

“Bawa kunci ini bersamamu, kau bisa datang kapanpun kamu mau,” ucap Xaviera, memberikan kunci cadangan galerinya.

“Kapanpun?” Rumie bertanya dengan perasaan aneh.

“Kapanpun, kapanpun kau merindukan lukisan itu, kapanpun kau ingin minum kopi itu,” ucap Xaviera, kemudian mencium pipi kanan Rumie dengan singkat, lalu masuk kedalam mobil.

Rumie yang mendapatkan kecupan mendadak itu, sampai tidak sempat untuk menolak atau mengumpat seperti biasanya.

Perlahan mobil Xaviera keluar meninggalkan garasi.

“Dasar wanita gila! Beraninya menciumku!” gertak Rumie, ketika otaknya baru bekerja.

“Bye, bye!” teriak Xaviera, membuka setengah jendela mobilnya. Melambaikan tangan ke arah Rumie.

Rumie mendengus kesal, namun bibirnya malah tersenyum menatap tingkah gila Xaviera yang masih melambaikan tangan ke arahnya.

Setelah mobil Xaviera menghilang dari pandangannya, Rumie menggenggam erat kunci itu. Bukan sekedar kunci yang dapat membuka galeri yang penuh lukisan, namun kunci yang akan membuka hati keduanya untuk memperbaiki masa lalu.

Disisi lain, saat ini di rumah. Jones tampak sedikit kesal, ketika melihat Xaviera belum pulang. Bahkan teleponnya tidak diangkat.

Suara klakson mobil dari luar pintu gerbang, terdengar. Mobil porsche dengan warna burgundy, perlahan memasuki halaman rumah.

Xaviera berlari menaiki tangga dengan tergesa-gesa.

Saat akan membuka pintu, Jones berada di baliknya sedang berdiri, menatapnya kesal.

“Darimana saja?” Jones berkacak pinggang.

“Maaf, aku telat. Aku baru saja menemui temanku,” ucap Xaviera, kemudian masuk kedalam rumah dan berlari menaiki tangga menuju kamarnya.

Jones perlahan, mengikuti langkah Xaviera dari belakang.

Xaviera masuk kedalam kamar, dan hendak mengganti pakaiannya. Namun, tanpa disadari Jones berdiri di depan pintu kamar.

Saat berbalik, Xaviera pun menjerit.

AAAAAAAAAA

“Apa yang kau lakukan?!” gerutu Xaviera, lekas menurunkan bajunya yang belum menutup sempurna.

“Apa lagi? Melihatmu berganti pakaian,” jawab Jones, lalu masuk kedalam kamar.

“Tapi seharusnya, kamu mengetuk pintu terlebih dahulu!” gerutu Xaviera.

Jones tertawa kecil dan duduk diatas ranjang tempat tidur.

“Kau pikir aku pelayan,” balas Jones.

Xaviera diam, tidak berani membantah. Karena rumah ini memang milik Jones.

“Kau sudah melihat hadiahnya?” Jones mendekat, dan menarik pinggang Xaviera. Kemudian, memeluk dari belakang.

“Su … sudah,” jawab Xaviera, mencoba melepaskan diri.

“Lalu? Kenapa pakai piyama ini, dan bukan memakai hadiah yang aku berikan.” Jones mendaratkan ciuman di leher Xaviera. Membuat Xaviera segera menarik tangan Jones. Memikirkan dengan cepat untuk memberi penolakan tanpa Jones marah.

Huh …

Xaviera menghela nafas berat, karena gugup.

“Aku ingin tidur sendiri malam ini, aku lelah. Bisakah, kamu pergi ke kamarmu saja?”

Jones membalikkan tubuh Xaviera, hingga keduanya saling berhadapan.

“Kau menolakku?” tanya Jones, kedua tangannya dilingkarkan ke leher Xaviera.

Xaviera menunduk, dan akhirnya bisa meloloskan diri.

“Kamu sudah menandatangani itu, kan. Tidak memaksaku untuk hubungan di ranjang,” ucap Xaviera, berjalan ke arah tirai jendela. Mencoba mengalihkan suasana.

“Oke, jika kamu lelah hari ini,” balas Jones, lalu menekan handle pintu, hendak meninggalkan kamar.

Xaviera menoleh, tak percaya dengan sikap Jones yang menerima keinginannya.

“Astaga, dia aneh. Aku kira dia akan marah dan kesal.” batin Xaviera.

Xaviera berjalan mendekat ke arah pintu, kemudian mencondongkan tubuhnya sedikit. Melihat arah kepergian Jones.

Jones menuruni tangga, dan menyalakan lampu ruang kerja.

“Ya ampun, dia benar-benar percaya ucapanku,” gumam Xaviera. Kemudian, menutup pintu kamarnya dan menguncinya.

“Dia ini benar-benar baik atau hanya pura-pura?”

“Atau jangan-jangan, ini hanya trik. Setelah aku tertidur, dia akan mengambil kunci cadangan dan menyelinap masuk kedalam kamar?”

Pikiran buruk dan negatif, mulai memenuhi pikiran Xaviera.

Xaviera naik ke atas tempat tidur, kemudian menarik selimut dan mematikan lampu kamar.

Sikap Jones yang menerima, membuat Xaviera diliputi perasaan tak tenang. Sepasang matanya terus tertuju ke arah pintu.

Sesekali menutup wajahnya dengan selimut, beberapa detik kemudian menarik selimut dan menatap ke arah pintu.

Aaaaaa

“Aku bisa gila!”

1
Bulanbintang
Kalian ngopi dulu, diomongin pelan-pelan biar ketemu jalan keluar. Tentunya lewat pintu ya, bukan loncat jendela.
Bulanbintang
Nggak usah, Rum. Kamu ikut, yg ada malah makin ruwet.
Bulanbintang
Karena dia masih dikontrak pak Jon.
Bulanbintang
Lempeng banget ya, 😌
Bulanbintang
Cemburu?/CoolGuy/
Bulanbintang
Kalian berdua berhak jadi raja dan ratu drama.
Bulanbintang
Setidaknya nunggu kontrak itu abis, langsung gass. Ya nggak?
Bulanbintang
Jon, kamu dibilang asistennya Sapir. 😭
Rezqhi Amalia
😂😂
Rezqhi Amalia
hadeh
drpiupou
cie sadar/NosePick/
drpiupou
eh si jones/Joyful/ temannya Yasmin /Applaud/
Afriyeni Official
entahlah, coba tanya authornya dulu /Chuckle/
Afriyeni Official
kapan saja kamu lagi pengen intinya Rumie /Sleep/
Muffin
Nah yasudah jones sabar aja pasrah ikhlas udh penting masih bisa sentuh xaviera kan hihi
Muffin
Isssshh sombong kali kau zaraaaaa
Avalee
Jai kamu berdebarnya ama rumie apa ngenes sii? Heran dah
Avalee
Bias bgt dia kesal? 👊🏻 disini istri pengganti, disono suami pengganti, kacau ☺️☺️
Drezzlle: biar bisa pilih selera, mau jadi pria pengganti atau istri pengganti
total 1 replies
Drezzlle
Xaviera, lagi menyelam /Hammer//Hammer/
Athena_25
weleh rum, km mikirin dia ssmpe puyeng, lah dia lg berlayar ke tengah samudra, lanjut naik gunung himalaya, menuruni bukit dan menuju lembah 😂😂😂
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!