NovelToon NovelToon
Ya, Aku Akan Pergi Mas Kapten

Ya, Aku Akan Pergi Mas Kapten

Status: tamat
Genre:Poligami / Selingkuh / Kehidupan Tentara / Penyesalan Suami / Tamat
Popularitas:921.9k
Nilai: 4.9
Nama Author: Hasna_Ramarta

Bismillah karya baru,

Sudah tiga tahun Elyana menikah dengan Excel Damara, seorang Perwira menengah Angkatan Darat berpangkat Kapten, karena perjodohan.

Pernikahan itu dikaruniai seorang putri cantik yang kini berusia 2,5 tahun. Elyana merasa bahagia dengan pernikahan itu, meskipun sikap Kapten Excel begitu dingin. Namun, rasa cinta mengalahkan segalanya, sehingga Elyana tidak sadar bahwa yang dicintai Kapten Excel bukanlah dirinya.

Apakah Elyana akan bertahan dengan pernikahan ini atas nama cinta, sementara Excel mencintai perempuan lain?

Yuk kepoin kisahnya di sini, dalam judul "Ya, Aku Akan Pergi Mas Kapten.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hasna_Ramarta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 25 Nada Sebagai Senjata

     Alibi-alibi yang diberikan Excel, membuat Elyana tidak bisa berkata apa-apa lagi di hadapan kedua mertuanya. Elyana bingung apa yang harus dia jelaskan bahwa pernikahannya memang tidak tercatat secara kedinasan. Karena selama menikah dengan Excel, dirinya belum pernah diajak menghadiri acara apapun di kantornya.

     Kedua orang tua Excel benar-benar pulang, Elyana sedih sembari menatap kepergian mereka.

     "Kenapa, kamu masih mau minta berpisah dariku? Bertahanlah, setidaknya itu lebih baik bagimu. Daripada keluyuran tidak jelas di luar sana." Excel berkata dengan enteng, seraya berlalu.

     Elyana menangis, dirinya kini benar-benar sakit hati dan kecewa dengan perkataan Excel yang menyayat hatinya. Sikap dan perlakuan Excel benar-benar membuat Elyana muak, dia justru ingin menangis menjerit-jerit. Tidak sedikitpun Excel bersikap lembut atau berusaha merayunya. Excel justru terlihat angkuh, karena kedua orang tuanya masih percaya dengan segala alibinya.

     Elyana bergegas ke dalam kamar di lantai bawah yang biasa dia tempati. Dia mengunci diri, lalu berusaha menumpahkan sesak dan kecewa di hatinya atas sikap Excel dan kedua orang tua Excel yang masih percaya kalau Excel bisa berubah mencintai Elyana dengan tulus.

     "Aku tidak terima, Mas, kamu perlakukan aku seperti ini. Harusnya kalau kamu mau aku bertahan di sampingmu, minimal kamu membeli hati atau merayuku supaya luluh dan sakit hatiku sembuh. Tapi, tingkahmu justru merasa di atas angin karena mama dan papamu masih mempercayaimu dan kemakan alibi-alibimu." Tangis Elyana pecah di dalam kamar itu, menumpahkan semua unek-unek dan sesak di dalam dadanya.

     "Elyana, buka pintunya, Nada ingin dikelon olehmu." Gedoran di pintu kamar lantai bawah, mengejutkan Elyana yang tertidur pulas. Setelah menangis tadi siang sampai menjelang sore, Elyana tertidur di sana, karena lelah menangis.

     Sejenak Elyana menatap jam di dinding kamar, dia terkejut, rupanya waktu sudah menunjukkan jam 20.00 Wib.

     "Ya ampun, aku sudah lama berada di dalam kamar ini. Nada, di mana Nada?" sadarnya setelah melihat jam dinding.

     Elyana bangkit, gedoran di pintu, kembali terdengar diiringi teriakan Excel yang memanggil namanya.

     "Elyana, bukalah. Nada mencarimu," teriak Excel lagi. Elyana terpaksa berdiri dan berjalan menuju pintu kamar, membuka kunci, lalu perlahan membuka pintu itu.

     Elyana menampakkan dirinya dalam keadaan yang kusut. Maklum, dia baru saja bangun dari tidur, belum lagi wajahnya yang bengkak karena menangis.

     Excel menatap wajah Elyana yang bengkak, dia tahu Elyana sejak tadi menangis. Tapi Excel tidak terlalu peduli, yang penting bagi dia adalah Elyana harus tetap memberikan perhatian pada Nada.

     Elyana keluar kamar melewati Excel, dia tidak menanyakan di mana Nada. Elyana sudah tidak mau berbicara pada Excel, dia muak dengan Excel.

     "Mamaaaa." Teriakan Nada mengalihkan kesedihan Elyana yang tadi masih terasa. Dia menyambut sang putri dengan gembira.

     "Ayo. Bukankah Nada ingin mama kelon," ajak Elyana sembari membawa Nada menaiki tangga dan memasuki kamar.

     "Mama, celita," pinta Nada seraya memainkan dagu Elyana. Sentuhan tangan mungil itu, membuat Elyana semakin dilanda sedih. Elyana membayangkan, bagaimana apabila dirinya dipisahkan dengan Nada, disaat rumah tangganya kini sedang mengalami ujian?

     Elyana buru-buru menguasai diri. Dia menarik nafasnya dalam-dalam agar dia tidak menangis di depan sang putri kecil yang memintanya bercerita sebelum tidur.

     "Baiklah, mama cerita, ya." Elyana mulai bercerita, sambil menepuk-nepuk pantat sang putri. Sesekali Nada menimpali dengan celotehan kecil.

     Tidak berapa lama, Nada pun tertidur. Deru nafasnya teratur. Pegangan jemarinya yang erat memeluk leher Elyana.

     Elyana menatap wajah Nada lekat, lalu mencium kening sang putri kecil dengan dalam. Betapa sedih dan tiada obat, apabila dia dipisahkan dengan Nada, kecuali memang takdir dari Yanga Maha Kuasa.

     "Kamu menyayangi anakku, eumm, maksudku, Nada?" Sebuah pertanyaan yang sudah barang tentu tidak perlu dipertanyakan lagi, terlontar dari mulut Excel. Excel tiba-tiba sudah berada di dalam kamar, tanpa Elyana sadari. Elyana bingung dengan maksud pertanyaan dari Excel, apakah dia tidak melihat kalau selama ini Elyana begitu menyayangi Nada dengan segenap cinta dan kasih sayang?

     Elyana mendengus, lagi-lagi hatinya sesakit ini. Excel bisa-bisanya meragukan kasih sayang dirinya pada Nada. Bahkan berpisahpun, rasanya tidak sanggup.

     Elyana mendengus, dia tidak bermaksud menjawab pertanyaan konyol dari suaminya itu. Mulai siang tadi sejal alibi-alibi yang diberikan Excel pada kedua mertuanya, dan mereka lebih percaya ucapan Excel, Elyana sudah muak dan lelah berkata apapun dengan Excel, sekalipun obrolan kecil.

     "Kamu tidak bisu, bukan?" lontar Excel lagi sedikit kesal karena Elyana sama sekali tidak menanggapinya.

     "Kamu tentu saja sangat menyayangi Nada. Selama Nada aku pertahankan, maka kamu akan tetap bertahan di sampingku, karena aku tahu kamu tidak bisa juah dari Nada," batin Excel sembari tersenyum penuh kemenangan. Dia yakin, Elyana menyayangi Nada, maka dari itu Nada bagi Excel adalah senjata untuk membuat Elyana tetap bertahan di sampingnya.

     Dua hari berlalu, Elyana masih tidak mau bicara apapun dengan Excel. Hatinya perlahan mulai beku. Tidak ada lagi senyum di wajahnya untuk Excel. Karena semakin ke sini Excel justru tidak pernah berusaha meraih hatinya, dengan sikap ataupun tutur kata. Excel cenderung menyepelekan perasaannya.

     "Gimana aku bisa bertahan di sampingmu, Mas? Mungkin iya, sebelum foto kebersamaanmu dengan kekasihmu aku temukan, aku masih bisa bertahan dan menganggap sikap datarmu biasa-biasa saja. Tapi, kali ini tidak. Aku benar-benar sudah tidak ingin bertahan, hatiku sudah sakit," kata hati Elyana menjerit.

     Hari ini Excel sudah kembali terlihat akan bekerja. Elyana tersenyum, karena ini kesempatan baginya untuk pergi. Namun, tentu saja Excel tidak bodoh, sebelum dia pergi, Excel mewanti-wanti Bi Ocoh agar waspada terhadap Elyana, supaya tidak pergi.

     Elyana mengintip dari balik pintu kamar, Excel berbicara pada Bi Ocoh. Sepertinya Excel memberikan perintah pada Bi Ocoh untuk mengawasinya. Pintu rumah tentu saja tidak dibiarkan Excel bergelantungan.

     "Gimana caranya? Aku sungguh kehilangan akal," gumamnya.

     Excel pun pergi, mobilnya sudah keluar dari pekarangan rumah. Di dalam kamar, Elyana masih bingung, bagaimana caranya supaya hari ini dia bisa keluar dari rumah ini.

     Sekitar jam sembilan pagi, setelah selesai sarapan. Elyana nekad melakukan percobaan kabur. Sayangnya, Bi Ocoh selalu mengawasinya, seperti perintah Excel.

    Elyana bergegas dan kembali menuju kamar, sembari menuntun Nada. Hal ini membuat Bi Ocoh lega, Bo Ocoh kembali fokus dengan pekerjaannya.

     Lima belas menit kemudian, Elyana sudan menggendong Nada dengan kain carik. Dia berjalan perlahan menuju dapur. Rupanya Bi Ocoh sedang mencuci baju di tempat cucian. Elyana mengendap, lalu meraih sesuatu dari rak piring dan disembunyikannya.

     Dengan perlahan, Elyana berjalan menuju pintu belakang, ia berharap Bi Ocoh tidak menyadari keberadaannya, terlebih suara mesin cuci sedikitnya bisa membuat telinga Bi Ocoh hanya fokus dengan suara mesin cuci.

     Elyana berhasil keluar dari pintu belakang. Dia segera berjalan menuju depan melewati samping rumah. "Mamaaa." Tiba-tiba Nada berteriak. Elyana tersentak, lalu membekap pelan mulut Nada sembari mengarahkan telunjuknya di bibir.

     "Sutttt, anak mama jangan teriak, ya," bujuknya.

     Sayangnya saat tiba di depan gerbang, Elyana justru bertemu dengan Mang Udin suaminya Bi Ocoh.

Apakah Elyana berhasil kabur dari Mang Udin?

Maaf, hari ini hanya satu bab ya bestie. Besok insya Allah dua bab. 🙏🙏

Jangan lupa dukungannya ya. Kalau masih punya vote, jangan lupa ditabur ya. Terimakasih....

1
Melda Herawaty
bagus bgt, seru 👍🏻👍🏻
rahmawaty
𝒂𝒌𝒖 𝒔𝒊 𝑵𝑶
Zahra Putri
makanya rafka berpikiran positip dong jgn main tuduh tuduh aja
Zahra Putri
meleleh hati adek bang rafka/Heart//Kiss/
Zahra Putri
kasih jempol 4 ama rafka tekadmu kuat lanjutkan komandan/Good/
rahmawaty
𝒏𝒂𝒉 𝒚𝒈 𝒕𝒅 𝒕𝒂𝒃𝒓𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒔𝒎𝒂 𝒆𝒍𝒚𝒂𝒏𝒂 𝒊𝒕𝒖 𝒔𝒊 𝒓𝒂𝒇𝒌𝒂 𝒌𝒂𝒍𝒊 𝒚𝒂
rahmawaty
𝒂𝒖 𝒂𝒎𝒂𝒕 𝒂𝒉 𝒆𝒍 𝒍𝒖 𝒎𝒂𝒉 𝒍𝒆𝒎𝒃𝒆𝒌 𝒃𝒏𝒈𝒕 . 𝒃𝒊𝒔𝒂 𝒏𝒚𝒂 𝒄𝒖𝒎𝒂 𝒏𝒈𝒎𝒐𝒏𝒈 𝒅𝒍𝒎 𝒉𝒂𝒕𝒊 𝒅𝒐𝒂𝒏𝒈
rahmawaty
𝒂𝒉 𝒆𝒍𝒚𝒂𝒏𝒂 𝒏𝒚𝒂 𝒍𝒆𝒎𝒃𝒆𝒌 𝒃𝒏𝒈𝒕 ,
rahmawaty
𝒎𝒆𝒓𝒕𝒖𝒂 𝒆𝒏𝒂𝒌 𝒏𝒈𝒎𝒐𝒏𝒈 𝒈𝒕𝒖 , 𝒍𝒖 𝒕𝒂𝒖 𝒈𝒂𝒌 𝒂𝒏𝒌 𝒍𝒖 𝒊𝒕𝒖 𝒎𝒂𝒔𝒊𝒉 𝒄𝒊𝒏𝒕𝒂 𝒔𝒎𝒂 𝒑𝒂𝒄𝒂𝒓𝒏𝒚𝒂 , 𝒂𝒑𝒂 𝒈𝒂 𝒌𝒂𝒔𝒊𝒂𝒏 𝒔𝒎𝒂 𝒆𝒍𝒚𝒂𝒏𝒂 𝒚𝒈 𝒔𝒍𝒂𝒍𝒖 𝒕𝒅𝒌 𝒅𝒊 𝒉𝒂𝒓𝒈𝒂𝒊 𝒔𝒎𝒂 𝒔𝒖𝒂𝒎𝒊𝒏𝒚𝒂
꧁𓊈𒆜🅰🆁🅸🅴🆂𒆜𓊉꧂
sangat luar biasa
Nasir: Mksh byk Kak...
total 1 replies
rahmawaty
𝒖𝒅𝒉𝒍𝒂𝒉 𝒏𝒂𝒏𝒈𝒊𝒔 𝒎𝒍𝒖 𝒂𝒆𝒍𝒂𝒉
istiqlal👻👻
terima kasih novel ini bagus banget.... ngak bnyk drama dan gmpang di mengrti❤❤
Nasir: Mksh byk Kak..
total 1 replies
D
uhuyyy romantiz bgt rafkaaa
rahmawaty
𝒔𝒖𝒂𝒓𝒂 𝒑𝒊𝒏𝒕𝒖 𝒎𝒂𝒉 𝒄𝒆𝒌𝒓𝒆𝒌 𝒕𝒉𝒐𝒓😁
istiqlal👻👻
semoga jodohnya excel...🤣🤣🤣🤣
Nasir: Wahhhhh, tebakan Kakak akan terjawab di karya baru saya. Heheheh.... lanjut ya Kak...
total 1 replies
Kadek Bella
ngok ending nggak sampai punya anak
Nasir: Ada lanjutannya di karya baru Kak. Tapi kisah Excel. Elyana sedang hamil muda.
total 1 replies
꧁𓊈𒆜🅰🆁🅸🅴🆂𒆜𓊉꧂
sakitnya sampe sini😭
Nasir: 🙏🙏🙏🙏💕💕💕💕
total 1 replies
sekarasih natalina
maaf koreksi thor anak sekecil itu biasanya akan lbh dkt dgn ibunya, apalagi jika bapaknya bekerja krn seharian bersama ibunya, beda klo anak sdh remaja. dan biasanya anak sekecil itu meskipun ga ada bapaknya dan srg d tinggal tugas si anak baik baik aja krn mmg kesehariannya bersama ibunya. krn menurut pengalaman pribadi saya sebagai anak tentara, mertua tentara, adik ipar tentara begitu bapaknya pulang tugas kdg si anak lupa tdk mengenali bapaknya. jd sesuaikan lah dgn fakta yg nyata jgn terlalu halu
Nasir: Hehehehe... iya Kak, tapi kan ada juga yg seperti Nada. Cuma jarang. Halu boleh tapi ini masih masuk akal kok....
total 1 replies
guntur 1609
hahahah makanya dikunci. bingung aku memikitkanya
guntur 1609
dasar kalian egois semunay
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!