NovelToon NovelToon
Reinkarnasi Sang Naga Semesta

Reinkarnasi Sang Naga Semesta

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Kelahiran kembali menjadi kuat / Kultivasi Modern
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: Radapedaxa

"Ada sebuah kisah kuno dari gulungan tua... tentang seekor naga yang tak mati meski semesta memutuskan ajalnya."

Konon, di balik tirai bintang-bintang dan bisikan langit, pernah ada satu makhluk yang tak bisa dikendalikan oleh waktu, tak bisa diukur oleh kekuatan apa pun—Sang Naga Semesta.
Ia bukan sekadar legenda. Ia adalah wujud kehendak alam, penjaga awal dan akhir, dan saksi jatuh bangunnya peradaban langit.

Namun gulungan tua itu juga mencatat akhir tragis:
Dikhianati oleh para Dewa Langit, dibakar oleh api surgawi, dan ditenggelamkan ke dalam kehampaan waktu.

Lalu, ribuan tahun berlalu. Dunia berubah. Nama sang naga dilupakan. Kisahnya dianggap dongeng.
Hingga pada suatu malam tanpa bintang, seorang anak manusia lahir—membawa jejak kekuatan purba yang tak bisa dijelaskan.

Ia bukan pahlawan. Ia bukan penjelajah.
Ia hanyalah reinkarnasi dari sesuatu yang semesta sendiri pun telah lupakan… dan takutkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Radapedaxa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 16

Ledakan demi ledakan membelah malam.

Hutan kota berubah menjadi medan pertempuran kosmik. Getaran yang diciptakan benturan antara Nebula dan tiga petinggi Stellaris—Moon Seok-hyun, Jung Ha-yoon, dan Baek Ji-won—sudah merambat jauh melewati batas hutan.

Bangunan di pinggir kota bergoyang, kaca pecah.

Suara sirene memenuhi udara. Evakuasi massal berlangsung tergesa-gesa; para petugas berteriak memandu warga sipil menuju tempat perlindungan bawah tanah.

Di Rumah

Asterion duduk di kasur, matanya terpaku pada langit yang semakin sering diselimuti kilatan cahaya. Aura kuat menusuk udara, seperti badai energi yang tak terlihat.

Dalam hati ia bergumam,

"Jika ini terus berlanjut… kota Seoul akan hancur."

Sebuah ledakan besar di kejauhan membuat lampu rumahnya berkedip. Di langit, garis-garis cahaya ungu dan putih saling berbenturan, membentuk pola rumit yang ia tahu bukan sekadar pertunjukan kembang api.

Ia mendesah panjang.

"Kenapa sih… banyak kejadian di luar nalar saat aku baru berusia tiga tahun? Kenapa nggak tunggu aku remaja, biar keren dikit gitu…"

Matanya menyipit kesal.

"Kalau begini… gimana caranya mau jadi karakter utama?"

Kilatan lain menyapu langit, membuat siluet gedung-gedung raksasa memanjang di tanah.

Tiba-tiba, guncangan terasa lagi—lebih hebat dari sebelumnya. Elsha, yang duduk di dekatnya, langsung memeluk tubuh mungil Asterion lebih erat.

“Tidak apa-apa… ibu di sini…” suaranya bergetar.

Tapi di dalam hati, Asterion mendesis,

"Aku nggak bisa biarkan ini. Kalau tidak, toko yogurt kesukaanku akan hancur."

Matanya memandang wajah ibunya. Ada rasa bersalah, tapi tekadnya lebih kuat.

"Maafkan aku, ibu."

Dengan satu gerakan cepat, ia mengetuk titik di belakang kepala Elsha. Tubuh ibunya terkulai, jatuh ke kasur. Asterion menghela napas berat.

"Aku bener-bener jadi anak durhaka sekarang."

Ia bergegas menuju pintu belakang. Para prajurit Stellaris yang berjaga di sana sedang tidak fokus—semua mata mereka menatap langit, menyaksikan kilatan pertempuran yang tak pernah mereka bayangkan sebelumnya.

“Hehe… bagus,” gumam Asterion.

Ia menarik napas dalam-dalam, lalu melepaskan aura Star Soul tingkat 1. Cahaya putih tipis membungkus tubuh mungilnya.

WUUUUSH!

Ia melesat, meski kecepatannya tidak seperti para jenderal. Rumput di belakangnya bergoyang, meninggalkan jejak panas samar di udara.

Kembali ke Medan Pertempuran

Hutan kota sudah tak lagi seperti hutan. Pohon-pohon patah, tanah terbelah. Bagian dari medan pertempuran bahkan telah merambat ke jalan raya di pinggiran kota.

Nebula melayang tenang di udara, tubuhnya diselimuti pusaran galaksi yang terus berputar. Api ungu di matanya tak padam, bahkan terlihat lebih terang.

Di hadapannya, tiga petinggi Stellaris berdiri sejajar.

Moon Seok-hyun: pedang besar Orion Celestial Hunt bersinar perak, rasi bintang berbentuk pemburu bersinar di punggungnya.

Jung Ha-yoon: busur Lyra Void Strings memancarkan cahaya ungu tua, seperti senar harpa kosmik yang bergetar.

Baek Ji-won: Gungnir-nya berputar, ujungnya menyala seperti inti supernova.

Nebula tersenyum tipis. “Kalian mengesankan… tapi pada akhirnya, kalian hanyalah manusia.”

Benturan Kedua

Moon Seok-hyun melesat lebih dulu.

“Orion Blade – Stellar Cleave!”

Ayunan pedangnya memotong udara, menciptakan gelombang energi yang membelah tanah hingga sejauh 300 meter.

Nebula menangkis dengan telapak tangan, namun ledakan dorongan memaksanya mundur satu langkah—sesuatu yang jarang terjadi.

Jung Ha-yoon tidak menyia-nyiakan kesempatan.

“Lyra’s Starfall Symphony!”

Ratusan anak panah cahaya jatuh dari langit seperti hujan meteor. Masing-masing menargetkan titik lemah yang bahkan mata manusia biasa tak bisa lihat.

Nebula memutar tubuhnya, membentuk perisai gravitasi. Sebagian besar meteor memantul, tapi beberapa berhasil menembus, menghancurkan sebagian lapisan galaksinya.

Baek Ji-won menyusul.

“Andromeda War Empress – Event Breaker!”

Gungnir dilempar, memanjang di udara menjadi tombak raksasa, lalu menghantam tepat di belakang Nebula. Ledakan putih keemasan meledak, menciptakan kawah besar di tanah.

Untuk pertama kalinya, tubuh Nebula sedikit goyah. Api ungu di matanya menyala lebih terang. “Menarik… sangat menarik… tapi…”

Tangannya terangkat. Medan gravitasi langsung membesar, menekan ketiga jenderal sekaligus.

Seok-hyun menggertakkan gigi. “Sial… dia menggunakan Gravity Well!”

Tanah di bawah mereka retak, tapi mereka bertiga menahan. Aura mereka memekik, mendorong balik tekanan itu. Udara di antara mereka bergetar hebat, seperti kain yang nyaris robek.

Di sisi lain, Asterion sudah tiba di pinggiran hutan kota. Ia bersembunyi di balik truk yang terbalik, matanya melebar melihat pertempuran itu.

Ledakan cahaya dari Orion Cleave hampir membutakannya.

“Gila… jadi ini kekuatan tiga petinggi yang katanya orang terkuat di Korea,” gumamnya.

Tapi lalu ia mengernyit saat melihat Nebula, "Bukankah itu..Nebula? Lah dia masih hidup? Tunggu. kenapa dia ada disini dan membuat kekacauan!"

Gelombang Ketiga Serangan

Ha-yoon menarik napas dalam. “Kita harus selesaikan ini sekarang.”

Seok-hyun mengangguk. Ji-won memutar Gungnir, mengunci target.

Serangan kombinasi dimulai.

Seok-hyun meluncur dari depan, Ha-yoon dari atas, Ji-won dari belakang.

Orion Celestial Hunt memotong jalur mundur.

Lyra Void Strings membanjiri langit dengan panah penutup.

Andromeda War Empress menusuk dari titik buta.

Nebula berbalik cepat, namun serangan itu terlalu sinkron. Ledakan raksasa meledak di tengah hutan, menciptakan gelombang kejut yang menghantam hingga ke pusat kota.

Kaca gedung-gedung pecah. Jalan aspal terangkat. Sirene darurat berbunyi serentak.

Asap tebal menutupi medan. Ryu dan para jenderal terengah, berharap serangan itu cukup. Tapi dari dalam asap, terdengar tawa pelan.

Nebula keluar, tubuhnya tak sepenuhnya utuh tapi sedang pulih cepat. “Bagus… sangat bagus… Aku mengakui kalian manusia.”

Ia menghilang.

Tiba-tiba ia sudah berada di depan Ji-won, menamparnya dengan kekuatan setara meteor jatuh. Ji-won terpental ratusan meter, menghantam tiga bangunan yang langsung runtuh.

Ha-yoon memanah, tapi Nebula sudah di belakangnya. Sebelum ia bisa berbalik, sebuah tendangan menghantam punggungnya. Darah menyembur dari mulutnya.

Seok-hyun melompat masuk, menebas dengan Orion Blade. Benturan mereka memicu ledakan lain, tapi kali ini Seok-hyun yang terdorong mundur.

Benturan terakhir membuat tanah berguncang seperti gempa bumi berkekuatan sembilan skala Richter.

Nebula berdiri di tengah kawah, tubuhnya nyaris tanpa luka, sementara ketiga petinggi Stellaris terengah-engah, darah menetes dari bibir mereka.

Moon Seok-hyun menancapkan pedangnya ke tanah hanya untuk menjaga agar tubuhnya tidak ambruk. Jung Ha-yoon merasakan tulang bahunya retak, busurnya gemetar di genggaman. Baek Ji-won bahkan sudah setengah berlutut, napasnya tersengal.

Di pinggiran kota, para prajurit yang menyaksikan dari jarak aman hanya bisa terdiam.

Di pusat komando darurat, layar-layar televisi menampilkan siaran langsung pertempuran. Suara pembawa berita tercekat, tak sanggup melanjutkan narasinya.

"Apakah… ini kehancuran umat manusia?"

Ryu, yang berdiri bersama beberapa jenderal di garis pertahanan kedua, menatap langsung dengan mata kosong. Keringat dingin mengalir di pelipisnya.

"Neraka itu nyata…" katanya lirih. "Sial… makhluk apa dia sebenarnya? Kekuatan itu… tidak masuk akal… bahkan ketiga orang terkuat di Korea hanya dianggap mainan."

Suara tangisan mulai terdengar di antara para prajurit muda. Di jalanan kota yang sedang dievakuasi, warga sipil memeluk keluarga mereka erat-erat. Beberapa menatap layar ponsel yang menyiarkan pertempuran itu, wajah mereka pucat pasi.

Di akademi, para siswa yang selama ini memandang ketiga petinggi itu sebagai legenda, hanya terdiam.

"Kalau mereka saja kalah… siapa yang bisa menghentikan makhluk itu?" bisik salah satu siswa, matanya berkaca-kaca.

Nebula, tanpa setitik pun rasa lelah, melayang perlahan mendekati ketiga petinggi yang sudah hampir tak berdaya.

Api ungu di matanya membesar, auranya memadat seperti lubang hitam yang siap menelan segalanya.

“Sudah cukup permainan ini…” suaranya rendah, bergema di telinga semua orang yang ada di medan. “Sekarang, kalian akan lenyap.”

Ia mengangkat tangan. Pusaran energi gravitasi mulai terbentuk di telapak tangannya, memutar cepat, menghisap udara, pecahan tanah, bahkan cahaya di sekitarnya.

Jung Ha-yoon menatapnya dengan mata pasrah. Baek Ji-won mencoba berdiri, tapi lututnya goyah. Moon Seok-hyun hanya bisa menggertakkan gigi, pedangnya masih tertancap di tanah.

Tepat saat Nebula hendak menghantam, suara asing tiba-tiba terdengar di kepalanya—bukan dari luar, tapi langsung menembus kesadarannya.

"Woi, bocah brengsek… apa yang kau lakukan di sini?"

Nebula tertegun. Auranya bergetar sejenak.

“…Siapa…” gumamnya.

Suara itu terdengar lagi, kali ini lebih tajam.

"Kalau kau terus bikin kekacauan dan menghancurkan toko yogurt kesukaanku… aku akan mengirimmu ke kehampaan semesta."

Tubuh Nebula membeku. Tatapan mematikannya meredup, berganti keterkejutan.

Suara itu… tak salah lagi.

"Ra… rajaku…?" bisiknya pelan.

Ia memandang sekeliling, seakan berusaha menemukan sumber suara itu.

Ketiga petinggi Stellaris yang sudah setengah kehilangan kesadaran itu menyadari perubahan perilaku Nebula. Bahkan sepersekian detik kebingungan lawan adalah celah yang berharga.

Moon Seok-hyun mengangkat kepalanya, matanya membara.

“Sekarang… atau tidak sama sekali.”

Ia memaksa tubuhnya berdiri, jemarinya menggenggam gagang Orion blade. Lalu, tanpa ragu, ia membakar darahnya sendiri.

Aura ungu rasi bintang di punggungnya meledak menjadi putih menyilaukan. Urat-urat di tubuhnya menegang, napasnya mengeluarkan uap panas.

"Orion Celestial Hunt – Final Constellation: Star Eater!"

Ledakan Cahaya

Dengan teriakan menggetarkan jiwa, Seok-hyun melesat.

Pedangnya membelah udara, meninggalkan jejak cahaya yang membentuk bayangan raksasa Orion di langit malam.

Nebula menoleh, tapi terlambat. Pedang itu menghantam tepat di dadanya. Benturan itu mengirimkan gelombang kejut yang meratakan hutan sejauh dua kilometer.

BOOOOM!!!

Tubuh Nebula terlempar ribuan meter ke langit. Saat ia menembus awan, pedang Seok-hyun meledak dalam cahaya putih, menciptakan ledakan supernova mini. Langit malam seketika berubah seperti siang hari, memutihkan seluruh kota Seoul.

Namun, kekuatan itu menuntut harga. Begitu pedangnya menghilang, Moon Seok-hyun jatuh berlutut, darah mengalir dari mulutnya. Aura Star Soul-nya padam, tubuhnya goyah.

“General!” Ji-won berlari menopangnya, Ha-yoon ikut menahan tubuh Seok-hyun yang hampir tumbang.

Seok-hyun tersenyum lemah, matanya setengah terpejam.

“…Setidaknya… aku membuatnya terbang.”

Tubuhnya lalu ambruk, tak sadarkan diri.

1
Candra Fadillah
hahahahahaha, naga semesta yang perkasa di cubit oleh seorang wanita
Unknown
keren kak, semangat teruss
RDXA: siap terimakasih atas dukungannya /Determined/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!