Bagaimana caranya Hanum si preman pasar yang bar- bar seketika menjadi anggun saat dia harus menikah dengan anak majikannya.
"Ada uang Abang kucinta. Gak ada uang Abang kusita."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nenah adja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rencana Rendi
"Siapa yang memberimu keberanian ini ..." Arya menolehkan tubuhnya dan menatap dengan tajam. "Jalang," lanjutnya dengan wajah tanpa ekspresi membuat wanita di depannya membeku dengan wajah pucat.
Arya berdiri setelah si wanita mundur masih dengan wajah terkejutnya.
"Galuh!" Suara Arya menggelegar hingga Galuh bergegas masuk dan mendorong pintu untuk segera masuk.
"Apa kamu mulai lalai dengan pekerjaanmu?" tanya Arya dengan tajam. "Sejak kapan ada wanita yang bebas masuk ke ruanganku!" teriaknya lagi, tangan Arya mulai melepas jasnya dengan kasar
Galuh menatap wanita di depannya lalu menunduk pada Arya. "Maaf, Tuan, saya baru dari toilet dan tidak tahu ada yang masuk." Dia bahkan baru saja kembali saat mendengar suara teriakan Arya.
"Beritahu aku kalau kamu sudah bosan bekerja denganku, Galuh." Arya membuang jasnya dengan kasar ke tempat sampah.
"Dan kau, Jalang!" tunjuknya pada Rona. Ya, wanita yang lancang menyentuhnya adalah Rona tunangan Rendi. "Jangan pernah muncul lagi di depanku, atau kamu akan menyesal."
Arya meraih ponselnya di meja. "Sterilkan ruanganku, Galuh!"
Wajah Rona yang pucat berubah merah saat mendengar kata- kata Arya yang menusuk telinga bahkan hatinya. Tangannya mengepal erat dan menatap Arya tajam. "Kamu sungguh sombong?" Arya yang hendak pergi menghentikan langkahnya. "Kamu tahu aku adalah gadis yang banyak diinginkan pria?"
"Apa gunanya jika kau semurah itu?" ucap Arya dengan lebih tenang.
"Apa?"
"Hanya wanita murahan yang mendatangi pria lain di belakang tunangannya."
Wajah Rona semakin tak enak di lihat. Ternyata desas-desus tentang kekejaman kata- kata Arya bukan sekedar bualan.
Tatapan Rona beralih pada jas Arya yang tadi mendapat sentuhan darinya yang sudah teronggok di tempat sampah.
Arya kira dia kotoran? Baju kotor saja bisa di cuci tapi pria itu langsung membuangnya seolah itu kotoran yang tidak bisa di bersihkan lagi.
Rona bahkan tahu harga jas yang Arya kenakan bisa ratusan juta, dan Arya langsung membuangnya begitu saja? Pria ini benar-benar gila.
"Bersihkan ruangan ini, Galuh. Aku tidak mau ada sisa- sisa aroma, bahkan jejak sepatunya," ucap Arya sambil berlalu.
"Kamu tahu siapa aku?" tanya Rona saat Arya akan pergi. "Ucapanmu adalah penghinaan untukku. Kamu tidak takut menyesal mempermalukan aku?"
"Jadi, siapa kau?" Arya masih menatapnya dengan datar, sementara Rona menaikkan dagunya angkuh.
"Aku perwakilan Cakrawala Group. Dan apa yang kamu lakukan membuat aku berpikir ulang untuk kerja sama kita." Rona menyeringai dia yakin Arya akan menyesal mengingat kerja sama mereka sangat besar. Melihat Arya yang terdiam Rona pikir Arya mulai memikirkan ucapannya. "Tapi, aku akan kasih kamu kesempatan kalau kamu mau mengikuti perkataanku."
Arya menaikan alisnya menunggu ucapan Rona selanjutnya.
Rona melangkah mendekat sangat dekat sampai dia bisa menghirup aroma tubuh Arya.
"Makan malam denganku?"
Rona tersenyum. Sebenarnya pria Chandra Wijaya yang membuatnya tertarik adalah Arya. Tapi sialnya begitu sulit mendekati Arya. Dia bertemu dengan Arya di sebuah jamuan makan dan langsung jatuh hati. Tapi dia tak punya kesempatan untuk lebih dekat dengan Arya sebab pribadinya yang dingin dan sulit di dekati. Dan sialnya dia justru terjebak satu malam panas dengan Rendi membuatnya harus rela mengikat hubungan dengan pria itu. Poin bagusnya Rendi juga cucu dari Chandra Wijaya. Dan itu berguna untuk hidup mewahnya. Ya, dia masuk ke keluarga besar itu sebab ingin hidupnya lebih terjamin. Keluarga yang terkenal dengan kekayaannya tersebut dan katanya tak akan habis sampai 10 keturunan. Siapa yang tak mau. Jadi Rona juga ingin menjadi salah satunya.
Arya menyeringai lebih ke mengerikan hingga tangan Rona yang hendak menyentuh dada Arya membeku di udara.
"Kau yakin akan melakukannya lagi? Aku mungkin bukan hanya akan membuang pakaianku yang tersentuh olehmu, tapi akan memotong tanganmu."
Mata Rona melotot tajam seolah ancaman Arya akan benar-benar terjadi jika dia berani melakukannya lebih jauh.
"Kau dengar Galuh?" Arya kembali menoleh pada Galuh. "Batalkan kerja sama dengan Cakrawala Group perusahaan kita tidak membutuhkan perusahaan yang tidak profesional. Mengirim perwakilan wanita jalang ke hadapanku sungguh penghinaan yang besar."
Wajah Rona pucat pasi. "K—au. Beraninya kau. Kau akan merugi."
Arya terkekeh, "Ya, kau benar. Tapi kerugian itu hanya sebesar biji jagung untukku. Dan aku pastikan aku akan dapatkan kerja sama dengan keuntungan yang lebih besar. Sementara kamu? Akan dengan apa kamu mengganti uang kerugianmu?"
Rona merasa tubuhnya linglung dan hampir menimpa tubuh Arya, namun Arya yang menjauh membuat Rona terjatuh di lantai.
"Ruangan ini benar-benar harus di bersihkan, Galuh." Setelah itu Arya benar-benar pergi ke kamar pribadinya untuk mengganti pakaian.
Rona keluar dari ruangan Arya dengan wajah marah sekaligus panik. Rona melihat Rendi yang memasuki pintu di sebelah ruangan Arya pun segera mengikuti pria itu dan masuk tanpa permisi.
"Ngapain kamu disini? Bukannya kamu ada rapat sama Mas Arya?" Rendi yang baru akan duduk di kursi kerjanya mengernyit melihat Rona masuk begitu saja.
"Kamu harus bantu aku," ucapnya dengan panik.
Rendi semakin mengernyit saat melihat wajah pucat Rona. "Apa?"
"Aku..." Rona mulai bercerita tentang apa yang baru saja terjadi di ruangan Arya hingga wajah Rendi yang mengernyit berubah merah.
"Kamu gila!" bentak Rendi.
Rona berjengit. "Mana aku tahu dia sejahat itu!" ucapnya dengan nada suara tak kalah tinggi.
"Kamu tahu aku udah buat rencana tentang proyek ini, dan kamu baru menggagalkannya!" Rencananya setelah mereka resmi menikah Rendi akan mengambil alih proyek besar ini sebab bagaimana pun Rendi adalah menantu dari pemimpin Cakrawala Group. Dengan begitu dia hanya perlu menikmati hasil kerja Arya, dan tentu saja mendapat pujian.
"Aku tidak tahu, kalau sampai Papa tahu kerja sama ini gagal karena ulahku dia akan mencoretku dari ahli waris."
Rendi meremas rambutnya. "Akan aku coba." Rendi beranjak dari duduknya dan pergi ke ruangan Arya.
....
Rendi mengernyit melihat ruangan Arya yang tengah di bersihkan. Benar-benar melakukan sterilisasi dengan membersihkan semua benda menggunakan antiseptik.
Randi mencebik merasa tingkah Arya begitu berlebihan.
"Tuan Rendi?" Rendi menegakkan tubuhnya saat mendengar suara Galuh.
"Galuh, aku mau bertemu Mas Arya."
"Anda bisa menunggu sebentar lagi, Tuan Arya sedang berganti pakaian."
Rendi menghela nafasnya lalu mengangguk. Tak lama sejak orang-orang yang membersihkan ruangan Arya pergi, Arya muncul di balik pintu kamarnya.
Dengan senyumnya Rendi segera menghampiri Arya.
"Mas," panggilnya membuat Arya menoleh.
"Kamu kekurangan pekerjaan sampai datang kesini?" ucap Arya acuh.
Rendi tersenyum namun dalam hati mengumpati Arya dengan segala nama hewan. "Mas kan tahu aku baru mulai bekerja."
Arya mendengus. "Begitu kamu bilang mau mengimbangi aku?"
Rendi masih tersenyum namun tangannya di belakang punggung mengepal erat. "Aku datang bukan untuk membicarakan itu, Mas."
"Lalu?"
"Mas bisa gak kamu maafin Rona. Ini tentang kerja sama kita sama perusahaan mertuaku."
Mata Arya menyipit. "Rona cuma gak sengaja masuk ke ruangan Mas. Dia kira ini ruanganku. Jadi mungkin Rona kira yang duduk disini itu aku... lagian ruangan kita bersebelahan."
Arya mengangguk kecil. "Masuk akal, lalu bagaimana dengan ajakan makan malamnya?"
"Rona bukan orang seperti itu, Mas. Dan aku yakin dia cuma bercanda."
Arya menatap Rendi dengan serius. "Jadi, gimana Mas?" tanya Rendi lagi.
"Baik, akan aku pikirkan dengan satu syarat. Jangan sampai kejadian hari ini terulang."
Rendi tersenyum. "Aku jamin kedepannya gak akan ada kesalahan, Mas."
Kali ini Arya menopang dagunya di meja dan menatap Rendi. "Aku hanya bingung Rendi, kamu seorang Chandra Wijaya bisa mendapatkan gadis di atas dia. Bahkan meski aku yang hanya bersama Hanum, dia masih memiliki harga diri yang tinggi."
Rendi semakin mengeratkan genggaman tangannya. Sial demi kerja sama ini dia harus diam kali ini. Lihat saja kalau kerja sama ini sudah dia dapatkan, maka akan dia balikan kata- kata sialannya.
Rendi benar-benar pergi tanpa kata. Sementara Arya menyeringai.
"Ternyata menyenangkan juga bisa mengejek orang. Pantas saja Hanum suka sekali membalikkan ejekan orang lain." Tiba-tiba Arya ingat gadis itu.
"Sedang apa dia?"
Arya arya CEO sedikit stupid wkwkwkkwk
si diam2 menghanyutkan...😏
dimana coba, dapat cewek cantik, somplak, trus jago berantem kayak hanum?
arya sih dapat jackpot namanya.. 😄😄
Kalah duluan sama Hanum yang bertindak
lanjut thor 👍👍👍👍