NovelToon NovelToon
Istri Dalam Bait Do'Aku

Istri Dalam Bait Do'Aku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / CEO / Dijodohkan Orang Tua / Pelakor jahat
Popularitas:4.4k
Nilai: 5
Nama Author: Yazh

Dia bukan cucu kyai, bukan pula keturunan keluarga pesantren. Namun mendadak ia harus hidup di lingkungan pesantren sebagai istri, cucu dari salah seorang pemilik pesantren.

Hidup Mecca, jungkir balik setelah ditinggal cinta pertamanya dulu. Siapa sangka, pria itu kini kembali, dengan status sebagai suami.

Yuukk, ikuti cerita Mecca dengan segala kisahnya yang dipermainkan oleh semesta. Berpadu dengan keromantisan dari Kenindra, suami sekaligus mantan kekasihnya yang pernah sangat ia benci dulu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yazh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tergoda Istri sendiri

Terkurung di Pesantren belakangan ini membuat Mecca begitu antusias ketika Ken mengajaknya pergi. Yaa, meski bisa ia tebak hanya akan berkeliling di sekitar saja, karena tidak ada tempat yang menurutnya menarik di sana.

Terletak di daerah pegunungan, selain view cantik apalagi? Jauh berbeda dengan kondisinya ketika di ibu kota. Mau apapun ada.

"Sayang, udah siap?" seru Ken dari balik pintu. Mecca tengah mengoleskan lip cream warna nude di bibir tipisnya. Simpel, bukan yang make up lebay namun looknya tetap terkesan mahal, karena Mecca yang mengenakannya.

"Ok." perempuan cantik itu mengulum senyum dengan binar ceria, mengingat hari ini akan menjadi first date mereka setelah menikah.

Long dress floral vintage, warna beige dengan motif bunga pink kecil membalut manis tubuh proporsional Mecca. Kakinya terbalut sepatu warna senada.

Mecca membelalak seketika, mendapati sebuah motorsport berwarna hitam pekat terparkir gagah di depan rumahnya.

Pandangannya beralih pada sosok tegap yang sudah menunggunya, lengkap dengan atribut berkendara yang melekat pada tubuhnya. Ken, pria itu tak ada habisnya mengagetkan Mecca.

"Kita pake ini?" tanya Mecca memastikan. Suaminya menoleh, pria itu bahkan lebih gagah dari motornya sekarang. Siapa saja yang melihatnya, pasti tidak akan percaya kalau dia seorang ustaz. Dia lebih mirip dengan Hwang In Yeop ketika mengendarai motor besarnya di film 'true beauty'.

"Iya, dulu kamu paling suka kalau diajak jalan-jalan pake motor, makannya aku keluarin motor aja. Atauu... mau pake mobil?"

Mecca buru-buru menolaknya, "Nggak! Ini aja. Tapi aku pake dress, aku ganti dulu?"

"Boleh, jangan pake yang terlalu ketat yaa? Kalau bisa, luarnya pake gamis aja, nggak apa-apa kalau mau pake celana panjang, buat dalamannya."

"Oh. Okay"

Mecca tidak mengeluh ribet kali ini, karena hatinya sedang sangat bahagia. Kenindra masih saja inget hal-hal kecil yang mereka sering lakukan dulu, tidak bohong berarti kalau selama di Kairo ia tidak benar-benar melupakannya.

"Nih pake jaket." Ken sudah menyiapkan jaket khusus untuk Mecca, pasti istrinya akan melupakan itu. "Hihi... thank you."

Ken juga membantu Mecca yang kesulitan dengan helmnya, karena ia takut merusak bentuk jilbab yang sudah ia kenakan.

"Ribet ihh. Nanti kalau jilbab aku rusak gimana?" cerutu Mecca.

"Nggak. Nanti aku bantu lepasin biar nggak rusak."

"Pegangan yang erat." ucap Kenindra, saat Mecca hendak melonggarkan pelukannya. Ia merasa tidak enak ketika melewati beberapa santri yang sempat menatap mereka juga tadi.

"Iya"

Ken tersenyum kecil dibalik helmnya. Kemudian melakukan motornya dengan kecepatan sedang keluar dari area pesantren.

Dalam perjalanan, Mecca begitu menikmati udara sejuk yang menerpa wajahnya. Ia menyandarkan dagunya pelan di bahu suaminya. Merasa lucu. Kemarin bahkan dia masih ogah-ogahan mengakui pernikahan mereka. Sekarang, sulit dipercaya kalau tangannya tengah melingkar manja di pinggang sang suami.

Bersandar nyaman, sembari menghirup aroma parfum yang menempel di jaketnya. Ia jadi teringat dengan percakapan mereka seputar permintaan eyangnya yang menurut Mecca begitu konyol.

"Mas,"

"Hm, kenapa? Kamu nggak nyaman?"

"Nggak, aku mau minta maaf." hal yang jarang Mecca lakukan. Jarang sekali gadis itu meminta maaf, dan tidak mau disalahkan.

Suara deru motor menyamarkan obrolan mereka, jadi Ken menghentikan sebentar motornya. Di depan sebuah tempat makan sederhana yang dari banner di depan tertulis kan baso malang.

"Kita berhenti di sini ya, cobain baso malang. pasti kamu belum pernah kan?" Mecca menggeleng. Kenindra sengaja, ia ingin memberi Mecca kesempatan untuk bicara.

Dengan hati-hati Kenindra melepas helm yang Mecca kenakan. Tidak boleh sampai tatanan hijabnya rusak, bisa ngambek istrinya nanti.

Tangan mereka saling bertautan, memasuki tempat makan yang masih cukup sepi pembeli. Karena memang belum jam makan siang.

Ken mengambil tempat duduk di lantai dua, ia ingin menunjukan pemandangan asri yang nampak makin menawan dari atas sana.

"Liat view'nya? Bagus nggak?" tunjuk Ken,

Mecca bergumam pelan, "Iyaa, banget. Ada yaa, warung baso with view gunung gini. Bikin coffeeshop di sini bakalan laris kayaknya mas."

"Eyang Prawira sudah memprediksikan itu sayang, bener kata beliau. Kamu mewarisi bakat bisnisnya, buktinya pemikiran kayak gini aja bisa sama."

"Wah! Serius? Eyang udah punya rencana bangun coffeeshop di sini?"

"Iya, planning beliau bikin kafe di sekitar test area tadi yang barusan kita lewatin itu."

Mecca tertawa lagi, kali ini lebih lepas. Mengagumi sosok eyangnya yang apapun bisa beliau jadikan kadang bisnis. Tawa itu, meletupkan rasa bahagia yang besar dalam hati Kenindra. Paras cantik Mecca makin menawan dengan tawa renyahnya, dan kali ini ia yakin tawa itu tulus keluar dari bibir istrinya.

Perempuan itu rapuh, Kenindra tahu. Hanya saja, dia kelewat pandai menutupinya.

"Oh ya, tadi mau ngomong apaan?" sembari menunggu pesanan mereka, Kenindra mengingatkan.

"Mm.. iya, aku mau minta maaf karena belum bisa jadi istri kamu sepenuhnya. Aku takut kamu terbebani dengan itu,"

Kenindra terkekeh pelan, ia bisa paham arah pembicaraan istrinya.

"Nggak usah dipikirin. Aku udah bilang kan? Aku nggak maksa, sayang."

Netra keduanya saling beradu, menyelami dalam diam. "Tadi eyang, kirim chat lagi. Katanya aku dosa besar kalau nggak mau,"

Polos sekali istri Kenindra ini. Dibalik keras kepala dan segala sikapnya yang terkesan seenaknya sendiri. Ternyata menyimpan sisi yang menggemaskan. Diam-diam Kenindra berharap waktu berhenti saat itu juga. Biarkan dia menikmati berapa imut istrinya.

Jemari Mecca terasa lebih hangat, Ken menggenggamnya dengan lembut. "Kan aku punya alasan yang masuk akal, iyaa kan?" keukeuh Mecca.

" Jadi, aku dosa nggak? " imbuh Mecca lagi, sedikit merasa bersalah.

Ken menggeleng seraya tersenyum, " Aku ridho sayang, kecuali aku memintanya dan kamu menolak itu baru dosa. Aku akan nunggu sampai kamu siap. Nggak usah mikirin hal lain, jangan bebani pikiran kamu. Cuma perlu dengerin kata aku, soal ini. "

Tanpa aba-aba tubuh Mecca menghambur ke pelukannya. " Thanks,, aku kira kamu bakalan marah sama aku kayak eyang."

"Untuk masalah ini nggak sayaangg, aku sama sekali nggak marah kalau memang jawaban kamu itu, aku udah bilang berkali-kali kan? Tapii untuk kamu yang minta hadiah mobil ke eyang seharga miliaran itu, aku boleh sedikit keberatan nggak? Hmm.. "

Mecca melepaskan diri dari dekapan Ken dan kembali terduduk sambil meringis, " Hihi,, aku nggak terlalu serius minta itu sebenarnya, memang aku pengin banget mobil itu dan aku lagi nabung untuk beli, kirain eyang nggak mungkin juga langsung beliin."

" Mungkin buat eyang harga segitu nggak masalah yaa? Tapi sekarang, aku suami kamu. Yang wajib memenuhi semua kebutuhan kamu dan bertanggungjawab atas kamu, jadii kalau mau sesuatu minta nya sama aku yaaa? "

Mecca melting doongg tolonggg.

" Emang gitu? Apapun? " kepala Mecca sampai miring saat mengucapkannya.

Ken mengangguk, " Everything, selagi mampu dan masih dalam batas syariat islam, aku akan berusaha memenuhinya."

" Huwaaa,, ini yang sering orang bilang another level of happiness? I love you to the moon and back... " Ken berhasil membuat Mecca menjelma menjadi gadis alay sekarang, maafkan istrimu yaa Ken, kalau berasa bertemu Mecca di era centilnya.

" Kenapa gemesin banget sii? Nanti kalau aku ngga kuat iman gimana? Hmm..? "

Mecca mengerjap, " Ehh,, maksudnyaa?"

" Yaa kalau kemarin-kemarin kamu terus menjaga jarak sama aku, mudah buat aku menahannya tapi kalau kamu terlalu menggemaskan begini aku takut pertahananku runtuh dan meminta lebih ke kamu gimana? Hmm.. Karena kamu sudah sah jadi istri aku,"

Terima kasih support kalian 💙

Mendadak tawa Mecca lenyap. Sepertinya menggoda istri, sudah menjadi hobi Kenindra sekarang.

1
MimmaRia
ceritanya bagus, gk monoton yg pesantren bgt, tp jg gak sok CEO2 gt , mskipun chapter awal2 msh yg byk flashbacknya, tp bkn yg lebay ke blakang bgt gt..
easy going lah crtanya, menghibur tp gak menjemukan👍👍👍
Yazh: Wahh😍 Terima kasih kak. Iya memang konfliknya aku sengaja buat yang ringan, jadi nggak bikin kalian mikir banget.

Udah banyak pikiran kan? Ya kali aku nambahin beban🤭
becandaa kak✌
total 1 replies
MimmaRia
wkwkwkkkk... Mecca jd mikir pstinya,, jaim salah gak jaim mancing Kenindra😂😂
Yazh: 😄😄 betul kak, galau maksimal dia. Denial terus, antara nggak mau jujur sama diri sendiri dan nggak kuat sama godaan Ken😆
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!