Seorang pemuda yang di tolak cintanya dengan kejam oleh seorang gadis cantik. Tiba tiba di datangi seorang gadis cantik dan merubah jalan hidupnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wang Lee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ah.. Benar Juga.
Bagian 15.
Ling Guang dan kelompoknya terdiam, tidak ada yang bisa mereka katakan. Kekalahan ini telak dan mereka tidak berani melihat ketengah arena.
"Itu gerakan Tekwondo, apa sih beladiri yang dia pelajari?" Komentar heran di dekat Am Buang dan Shong Yun yang mengejutkan mereka atas kekalahan Rong Joung.
"Mungkin ia mempelajari semuanya, siapa tahu?"
Balas Am Buang acuh, ia sekarang memikirkan uang sepuluh juta yang di transfer oleh Rong Joung sebelum pertandingan di mulai.
Wang Lee terus mengamati angka di ponselnya, rasanya ia tak percaya mendapatkan uang sebanyak itu dalam waktu beberapa jam saja.
Mei Cin yang sejak tadi memperhatikannya hanya tersenyum.
"Haruskah kuterima uang ini?" Wang Lee terlihat ragu dan memandang kearah Mei Cin yang berdiri di pintu gerbang sekolah.
"Ya, terima saja. Memangnya kenapa tidak?" Tanya Mei Cin.
Wang Lee menggaruk kepalannya, ia tidak akan menjadi naif, jika ia kalah maka mereka dengan senang hati melihatnya berkeliling membawa spanduk bodoh itu.
Lalu ini adalah kemenangannya, memang haknya karena telah sama sama setuju.
"Uang begitu tidak banyak bagi mereka Wang Lee, kamu tidak perlu terbebani" Mei Cin meyakinkan.
"Ah....Benar juga!" Berkata Wang Lee setelah mendengarkan ucapan Mei Cin, mereka semua orang kaya apalah artinya uang segitunya buat mereka. Akhirnya ia menjadi lega.
"Kamu tidak menginginkan sesuatu?" Tanya Wang Lee menatap dengan polos kearah Mei Cin.
"Hahaha....Tidak, tidak...Aku tidak membutuhkannya!" Jawab Mei Cin geli.
"Tentu saja, uangmu kan banyak!" Kata Wang Lee.
"Sudahlah, kamu simpan saja uangmu buat keperluanmu, kamu lebih membutuhkan buat dirimu sendiri" Ujar Mei Cin.
"Baiklah" Kata Wang Lee dan meneruskan kata katanya lagi.
"Nanti aku akan memberikanmu hadiah yang sangat istimewa kalau aku kaya"
"Amin...!" Balas Mei Cin.
Sebuah Audi berwarna biru berhenti di depan mereka dan Mei Cin bertanya.
"Yakin kamu tidak ingin tumpangan, aku akan mengantar kerumahmu...?"
"Tidak usah, aku ada sesuatu keperluan yang harus yang harus kulakukan" Tolak Wang Lee.
Baiklah, sampai jumpa besok" Mei Cin membuka pintu mobil dan masuk kedalamnya, melambaikan tangannya kepada Wang Lee. Kemudian Audi itu meluncur pergi meninggalkan tempat tersebut.
Tidak ada hal lain lagi di pikiran Wang Lee selain membeli sepeda Moto Morini baru. Sepeda lamanya telah tua, itu ada sejak ia masih sekolah SMP sampai sekarang.
Ia pergi ke toko Moto Morini dan meli sebuah sepeda baru dengan harga dua juta setengah.
Dengan pikiran senang, ia mengayunkan sepedanya pulang tidak sabar ingin bertemu dengan Amora.
Sesampainya di rumah, Ibunya heran dengan sepeda barunya. Dengan singkat Wang Lee menjelaskan bahwa dia menang dalam kompetisi sekolah dan di hadiahi uang.
Iya memberikan tiga juta kepada Ibunya dengan senang hati menerima, uang sebanyak itu lebih dua kali lipat dari tunjangan pensiun almarhum Papanya.
Ibunya pasti menyimpan uang itu untuk keperluan Wang Lee jika nanti membutuhkannya. Tapi Wang Lee mengatakan belilah keperluan yang Ibu inginkan.
Pilihan pertama Ibunya adalah memasak sedikit mewah di sore itu, masakan kesukaannya Wang Lee, dendeng balado terasi dan sayur asam dan pecel lele. Bebek panggang.
Setelah masuk kamarnya, Wang Lee langsung mengarahkan kubus kearah dinding kamarnya. Sebuah pintu teleportasi terbentuk dan Wang Lee langsung melompat masuk kedalamnya hilang bersama hilangnya pintu teleportasi tersebut.
Wang Lee mengamati ke sekelingnya dan melihat Amora berdiri di atas batu di tepi sungai.
Cahaya orange menyinari tubuhnya melalui celah dedaunan terlihat begitu anggun seperti seorang putri.
Wang Lee akan berjalan mendekat ketika ia melihat sebuah makhluk bersisik meluncur keluar dari dalam sungai dan menerkam Amora.
Makhluk itulah seperti ikan dengan tanduk sangat runcing di atas kepalanya. Tubuh makhluk itu lebih besar dari tubuh Wang Lee.
"Amora, awas!" Wang Lee berteriak memperingatkan dengan wajah pucat.
Namun Amora terlihat tenang, ia menjulurkan tangannya dan ujung jarinya yang ramping terarah keatas kepala monster ikan tersebut.
Selarik cahaya putih meluncur dari ujung jarinya langsung menghancurkan kepala monster ikan tersebut. Ikan yang malang tersebut jatuh kembali kedalam sungai.
Wang Lee terkesiap, ia terkejut melihat Amora dengan mudahnya membunuh monster ikan tersebut.
Lalu dalam keterkejutannya, seekor ikan bertanduk yang lebih besar lagi keluar dari dalam sungai.
Matanya yang besar merah terlihat sangat mengerikan, Namun dengan tenang Amora kembali menjulurkan jarinya melakukan hal yang sama.
Monster ikan itu akhirnya mati jatuh ke sungai lagi, ia seperti hanya mengibaskan lalat saja ketika menghancurkan monster monster tersebut.
Wang Lee menggigil dan bertanya dalam hatinya.
"Siapa gadis ini?"
Amora tampaknya sudah selesai bermain, lalu ia membalikkan badan dan melihat kearah Wang Lee di kejauhan.
Sebuah suara di kepalanya menyuruhnya datang. Wang Lee tau, Amora menggunakan telepati itu lagi memintanya untuk datang.
Berjalan melangkah seperti berjalan di dalam lumpur, tiap langkahnya terasa berat dan buruh perjuangan berkali kali lipat di bandingkan ia berjalan di dalam ruangan istana itu.
Tapi ia sangat senang, ini akan melatih tubuhnya untuk menjadi lebih kuat lagi.
Dengan susah payah akhirnya Wang Lee mencapai tempat Amora berdiri.
Amora menatapnya, Wang Lee balas memandangnya dan bertanya.
"Apa itu tadi yang datang dari dalam sungai?"
Tanya Wang Lee wajahnya masih pucat dan terkejut dengan tontonan yang di lihatnya barusan.
"Ikan...Aku hanya bermain main dengan mereka" Amora tersenyum.
Wang Lee terpana, senyum itu seperti mekarnya seribu bunga di sekitarnya. Mau tidak mau ia mengaguminya.
"Bagaimana keadaanmu sekarang? Aku lihat kondisimu semakin membaik" Tanya Wang Lee menyelidik.
"Masih belum pulih, sepertinya akan lama sebelum aku pulih sebenarnya!" Jawab Amora.
Wang Lee terdiam, ia melihat gadis itu melumpuhkan para monster ikan itu seperti menepuk nyamuk saja, Namun iya mengatakan belum pulih benar?
Wang Lee tidak tau penyakit apa yang di diderita Amora sehingga harus pulih begitu lama, Namun jika gadis itu pulih sepenuhnya pasti akan sangat menakutkan.
Meski di dalam hatinya cukup merasa senang karena semakin lama Amora pulih, kemungkinan ia tinggal bersamanya akan lebih lama juga.
Meskipun kekuatan yang di tunjukkan oleh Amora sangat kuat, Wang Lee senang sekali karena tidak bisa terancam. Ia sangat yakin Amora menganggapnya sebagai teman.
"Apa rencana mu selanjutnya?" Wang Lee bertanya sambil menyelidik.
"Aku tidak tahu, aku tidak dapat pulang. Aku yakin keluargaku telah habis di bantai karena perang" Keluhnya.
Wang Lee merasakan kesedihan dalam kata kata Amora.
Tiba tiba Amora menempelkan telunjuknya di antara alis Wang Lee. Perasaan dingin itu kembali mengguyurkan kepalannya.
"Apa yang kamu lakukan?" Tanya Wang Lee cemberut setelah Amora menarik telunjuknya.
"Hanya ingin tahu saja apa yang telah kamu alami" Jawab Amora.
"Kamu mencuri privasi ku?" Protes Wang Lee sambil mengusap usapkan keningnya.
"Percayalah, aku tidak akan mengatakan kepada siapapun" Jawab Amora dengan nada santai.
"Ah...Tentu saja, temanmu kan hanya aku saja!" Gerutu Wang Lee.
Bagian. 16 Bersambung.
lah siapa tuh cewek dalam bayangan wong lee itu ya