NovelToon NovelToon
“Suara Hatiku Jadi Takdir Istana”

“Suara Hatiku Jadi Takdir Istana”

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Cinta pada Pandangan Pertama / Mengubah Takdir / Transmigrasi ke Dalam Novel / Bullying dan Balas Dendam / Pembaca Pikiran
Popularitas:17.8k
Nilai: 5
Nama Author: inda

Lian, gadis modern, mati kesetrum gara-gara kesal membaca novel kolosal. Ia terbangun sebagai Selir An, tokoh wanita malang yang ditindas suaminya yang gila kekuasaan. Namun Lian tak sama dengan Selir An asli—ia bisa melihat kilasan masa depan dan mendengar pikiran orang, sementara orang tulus justru bisa mendengar suara hatinya tanpa ia sadari. Setiap ia membatin pedas atau konyol, ada saja yang tercengang karena mendengarnya jelas. Dengan mulut blak-blakan, kepintaran mendadak, dan kekuatan aneh itu, Lian mengubah jalan cerita. Dari selir buangan, ia perlahan menemukan jodoh sejatinya di luar istana.

ayo ikuti kisahnya, dan temukan keseruan dan kelucuan di dalamnya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon inda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 15

Api di tungku kecil terus menyala, menyebarkan kehangatan di dalam gubuk reyot itu. Lian masih bersandar di sudut, matanya mulai terpejam. Namun tiba-tiba, tubuhnya tersentak.

Seperti ada tangan tak kasat mata yang menarik kesadarannya, matanya terbelalak, dan dunia di sekelilingnya berubah. Api di perapian berpendar aneh, lalu berputar, hingga akhirnya ia tidak lagi melihat dinding kayu gubuk.

Sebagai gantinya, ia berada di dalam istana megah dengan tiang-tiang emas menjulang, atap tinggi yang dipenuhi ukiran naga dan burung phoenix. Balairung yang luas itu penuh cahaya, namun hawa di dalamnya dingin—dingin seperti pengkhianatan yang merayap.

 

Kilatan Pertama

Di singgasana tertinggi, seorang pria berjubah naga hitam berkilau duduk dengan tenang. Matanya tajam, penuh wibawa. Wajah itu… wajah yang sama dengan pria misterius yang kini tidur di gubuk reyot. Namun di penglihatan ini, ia tidak lemah. Ia seorang kaisar, pemimpin yang gagah, dihormati ribuan orang.

Tapi suasana tidak tenang. Deretan menteri di bawah singgasana saling bertukar pandang. Bisikan-bisikan mengalir seperti ular berbisa.

“Kaisar terlalu lembut…”

“Keputusan beliau menghambat keuntungan kita.”

“Adiknya jauh lebih berani, lebih pantas memimpin.”

Lian menahan napas. Matanya lalu menatap seorang pria muda, gagah, dengan wajah mirip sang kaisar. Senyum penuh kepura-puraan terukir di bibirnya. Dialah sang adik.

Lian merasa bulu kuduknya meremang. Aura pria itu begitu licik, berbeda jauh dengan sang kaisar.

 

Kilatan Kedua

Adegan berganti cepat. Kini, Lian melihat lorong istana yang dipenuhi prajurit bersenjata. Sang kaisar berlumuran darah, dikepung dari segala arah.

“Adikku sendiri…” suara itu bergetar, lirih namun penuh luka.

Sang adik melangkah maju dengan jubah merahnya, tatapan dingin menusuk. “Kakak, kau sudah terlalu lama memimpin. Negeri ini butuh tangan yang kuat. Kau hanya penghalang.”

Menteri-menteri yang dulu bersujud kini berdiri tegak di belakang sang adik, tanpa sedikit pun rasa bersalah.

“Bunuh semua yang setia padanya! Jangan biarkan ia kembali ke istana!”

Lian tercekik napas. Ia ingin berteriak, ingin menghentikan semuanya, tapi tubuhnya membeku dalam penglihatan itu.

 

Kilatan Ketiga

Kaisar itu akhirnya berhasil lolos berkat seorang pengawal setia. Namun luka di tubuhnya terlalu dalam. Ia dibawa jauh melintasi hutan, meninggalkan istana, meninggalkan negeri yang dulu ia lindungi dengan sepenuh hati.

Sendirian, ia jatuh di tanah asing. Mata penuh kesepian menatap langit malam. “Semuanya… hilang.”

Cahaya penglihatan itu perlahan memudar. Dunia berputar kembali, dan Lian tersentak bangun dengan tubuh berpeluh dingin.

----

Lian memegang dadanya, napasnya memburu. Api di tungku kembali normal, dinding kayu reyot kembali nyata. Namun hatinya masih bergetar hebat.

Ia menoleh pada pria misterius itu. Tidurnya tampak tenang, meski keringat masih membasahi pelipis. Wajahnya begitu akrab kini, karena Lian baru saja menyaksikan sisi lain dari dirinya—sisi seorang kaisar yang dikhianati.

“Dia… kaisar dari negeri jauh,” bisik Lian, nyaris tidak percaya. “Kaisar yang bahkan dijatuhkan oleh darah dagingnya sendiri.”

Tangannya meremas kain rok yang ia kenakan. Ia masih muda, tapi pikirannya berputar cepat.

“Kalau benar dia seorang kaisar… maka hidupnya dalam bahaya. Jika orang yang memburu tahu ia masih hidup, mereka akan datang mencarinya. Tapi… bagaimana mungkin aku membiarkannya begitu saja? Dia sendirian, dikhianati semua orang. Tidak ada yang tersisa selain luka.”

Matanya menatap pria itu dalam-dalam. Ada aura yang berbeda darinya. Bukan hanya wibawa, tapi juga kesedihan yang dalam.

“Aku harus menolongnya. Kalau aku diam saja, mungkin aku akan menyesal seumur hidup.”

Keputusan mulai terbentuk di benak Lian.

...----------------...

Keesokan paginya, cahaya matahari menembus celah-celah dinding gubuk. Lian bangun lebih dulu, menyiapkan ramuan lain untuk menguatkan tubuh pria itu.

Pria misterius itu membuka mata. “Kau masih di sini.”

“Tentu saja. Kau pikir aku akan meninggalkan pasien setengah mati begitu saja?” sahut Lian, berusaha terdengar cuek.

Ia menyuapkan ramuan lagi, kali ini dengan sedikit lembut. Pria itu hanya menatapnya dengan sorot mata dalam, seakan ingin menyingkap isi hatinya.

Dalam hati Lian berkata, "Aku tidak boleh memberi tahu kalau aku tahu siapa dia. Untuk sekarang, biarlah dia mengira aku hanya tabib biasa. Tapi aku akan membawanya ke rumah. Di sana, aku bisa lebih leluasa merawatnya dan menyusun rencana."

"Tau apa maksudnya?" batin pria itu heran tapi tetap diam

Setelah pria itu meminum ramuan, Lian membereskan barang-barangnya. “Kau bisa berjalan?”

“Sedikit,” jawab pria itu dengan suara lemah.

“Bagus. Aku tidak bisa tinggal di gubuk reyot ini lebih lama. Aku akan membawamu ke rumahku.” ujar Lian

Pria itu memandangnya tajam. “Kau tidak takut keluargamu akan curiga?”

Lian tersenyum samar. “Aku lebih takut kau mati di sini dan membuatku menyesal seumur hidup.”

Pria itu terdiam, lalu mengangguk pelan. “Baiklah. Aku ikut.”

---

Lian membantu pria itu berjalan pelan melewati hutan. Sesekali ia menyandarkan tubuh pria itu pada bahunya. Meskipun tubuhnya kecil, tekadnya membuatnya kuat.

Dalam hati, pria itu mendengar gumaman batin Lian.

"Semoga Ayah dan Ibu tidak panik. Semoga An Rong tidak mengoceh terlalu banyak. Dan Chen… ah, Chen pasti akan marah-marah lagi. Tapi aku tidak peduli. Aku harus melindungi orang ini."

Pria itu hampir tersenyum. "Gadis ini… benar-benar polos sekaligus berani."

Akhirnya mereka sampai di pinggiran kota. Rumah keluarga Lian berdiri megah tapi hangat, dengan papan besar bertuliskan: “ An He Tang" Toko Kain & Perhiasan An, sekaligus Tabib Tradisional.

Asap dapur mengepul, tanda aktivitas pagi sudah dimulai.

---

Begitu Lian membuka pintu halaman, teriakan langsung pecah.

“Lian!!!” Suara ibunya terdengar paling keras. Nyonya An berlari keluar, wajahnya pucat. “Kau ke mana saja semalam?! Aku hampir mati ketakutan!”

Ayahnya menyusul dengan wajah keras. “Kau tahu jam berapa sekarang? Kau membuat semua orang gelisah!”

An Rong, adiknya yang kesal, melompat keluar sambil menunjuk kakaknya. “Aku sudah bilang! Kakak pasti kabur lagi! Lihat kan, Ayah, Ibu! Dia bawa-bawa orang asing pula!”

Chen Yun, pria yang sudah seperti kakak sekaligus penjaga Lian, maju dengan mata melotot. “Lian! Apa yang kau pikirkan? Pergi sendirian ke hutan, lalu pulang-pulang menyeret seorang pria terluka? Kau tidak tau aku seperti orang gila mencarimu?!”

Yuyan, sahabat dekat sekaligus pelayan setia Lian, menangis sambil memeluknya. “Nona jangan lakukan itu lagi… aku takut…”

Lian terhuyung sedikit karena serbuan mereka. Dengan nada tenang, ia menjawab, “Aku baik-baik saja. Lihat? Aku bahkan membawa seseorang yang butuh pertolongan.”

Semua mata langsung tertuju pada pria misterius yang berdiri di sampingnya. Tubuh tinggi itu bersandar lemah pada Lian, wajah pucat tapi tetap memancarkan wibawa aneh.

Chen mendekat dengan curiga. “Siapa dia?”

“Seorang pasien,” jawab Lian cepat.

“Pasien? Kau bahkan tidak kenal dia!” Chen yun menahan suara kerasnya, tapi jelas marah. “Bagaimana kalau dia berbahaya?!”

Lian menatap Chen yun dengan tegas. “Aku tahu apa yang kulakukan. Luka-lukanya parah. Kalau aku tidak menolongnya, dia sudah mati sekarang.”

Ayahnya menghela napas berat, mencoba menahan amarah. “Lian, kau selalu membuat ayah cemas. Tapi kalau memang dia butuh pertolongan, kita tidak bisa menolaknya. Bawa dia masuk.”

Ibunya masih terlihat khawatir, tapi akhirnya ikut membantu menyiapkan kamar tamu.

----

Di dalam, suasana belum juga tenang. An Rong duduk di kursi, menggerutu. “Kakak selalu terlalu baik.”

Lian mendengarnya, tapi ia hanya tersenyum dingin. “Lebih baik aku membawa pulang seseorang untuk diselamatkan daripada membiarkannya mati di hutan. Kau tidak akan mengerti, An Rong.”

Chen Yun menatapnya. Dunia luar tidak sebaik hatimu, Lian. berhati hatilah, lalu apa kau sudah tau siapa dia?.”

"Tidak, tapi aku ingin menolongnya" jawab Lian asal

Namun dalam hati, Lian bergumam, "Aku tahu siapa dia sebenarnya. Justru karena itu, aku tidak boleh membiarkannya mati. Kalian tidak akan mengerti… belum saatnya aku memberitahu."

Pria misterius itu hanya duduk diam, memperhatikan. Ia bisa mendengar isi hati Lian dengan jelas, begitu juga yang lain tapi mereka terdiam. Setiap kata batinnya membuat dada pria itu bergetar.

Dia tahu sesuatu tentangku… tapi tetap memilih membantuku. Gadis ini… benar-benar berbeda dari siapa pun yang pernah kutemui.

---

Malam itu, setelah pria itu dipindahkan ke kamar tamu, Lian duduk di meja kecil menyiapkan ramuan lagi. Yuyan menemaninya, matanya masih sembab.

“Kenapa kau selalu seperti ini, Nyonya?” Yuyan berbisik. “Aku takut kehilanganmu.”

Lian tersenyum lembut. “Aku tidak akan kemana-mana, Yuyan. Aku hanya… merasa orang itu penting. Bukan untukku saja, tapi mungkin untuk dunia dan satu lagi jangan panggil aku nyonya aku masih muda.”

Yuyan mengerutkan dahi, tidak paham. “Apa maksud nona?”

“Tidak perlu kau mengerti sekarang,” jawab Lian singkat.

Dalam hati, ia berkata, "Aku akan menolongnya bangkit kembali. Jika takdir menempatkannya sebagai seorang kaisar yang dikhianati, mungkin tugasku adalah menjadi tangan yang menolongnya berdiri lagi."

Pria itu, dari kamar tamu, mendengar suara hati itu meski ia tidak tahu bagaimana caranya. Senyumnya tipis muncul di wajah pucatnya.

Untuk pertama kalinya sejak pengkhianatan itu, ia merasa tidak benar-benar sendirian.

Malam semakin larut. Di bawah atap rumah keluarga An, benih takdir semakin tumbuh. Tidak ada yang tahu, kecuali Lian dan pria misterius itu, bahwa mereka baru saja membuka lembaran baru dalam sejarah dua negeri.

Bersambung…

1
Cindy
lanjut kak
Srimulyani
wah cinta segiempat Cen Yun banyak saingan
hani chaq
orang licik ga akan bertahan lama karna bakal termakan balik dengan kelicikannya
hani chaq
jodohnya kian dekat.....ayo semangat berjuang setiap keburukan pastilah akan kalah
hani chaq
emang seorang yg kuat harus berjodoh ma yg lebih hebat
hani chaq
masih menjadi teka teki siapa jodoh pedang langit
hani chaq
ini baru tambah asik.mantap polllll..... pokoknya
hani chaq
jgn biarkan ke4 org itu ada yg hilang.ayo.....kalian bisa
hani chaq
ayolah chen....ajari lian bela diri.seenggaknya bisa buat lebih bermanfaat
nara 🇮🇩 🇹🇼
bearti lian tak berjodoh denga kaisar liu ning,,kalau lian ketemu dengan pemilik pedang langit feng xuan,,
hani chaq
sayang sekali yg cewek2 pd ga bisa bertarung
hani chaq
benar2 jodohnya lian
kaylla salsabella
wah kasihan nanti Liu ning klu kian nikah sma pewaris satu nya
Tiara Bella
makasih Thor up nya....sangat menghibur berasa nnton dracin.... semangat ya
ᵉᶠ ↷✦; 𝓔 𝓵 𝓵 𝓮 ❞
berada selalu disisi nya untuk menuju kebahagiaan
ᵉᶠ ↷✦; 𝓔 𝓵 𝓵 𝓮 ❞
wahhh, seperti harapan ku dong /Applaud/
seorang kaisar yang sangat berwibawa yang akan menjadi jodoh nya Lian
ᵉᶠ ↷✦; 𝓔 𝓵 𝓵 𝓮 ❞
Lian bobo' cantik, sementara keluarga nya kelimpungan nyariin /Facepalm/
ᵉᶠ ↷✦; 𝓔 𝓵 𝓵 𝓮 ❞
penyesalan mu telat raja, Lian udah menutup hati nya untuk istana xu
ᵉᶠ ↷✦; 𝓔 𝓵 𝓵 𝓮 ❞
kabulin dong yang mulai, biar Lian bisa buat gebrakan baru
ᵉᶠ ↷✦; 𝓔 𝓵 𝓵 𝓮 ❞
pintar, Lian sang jenius baru muncul 🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!