NovelToon NovelToon
When Our Night Began

When Our Night Began

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO / One Night Stand / Pernikahan Kilat / Obsesi
Popularitas:16.4k
Nilai: 5
Nama Author: blumoon

Satu malam yang seharusnya hanya menjadi pelarian, justru mengikat mereka dalam takdir yang penuh gairah sekaligus luka.
Sejak malam itu, ia tak bisa lagi melepaskannya tubuh, hati, dan napasnya hanyalah miliknya......

---

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon blumoon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Live streaming yang tak terduga

🕊️_______________________🕊️

Sementara Ji-hyun sedang memulai rencana balas dendamnya yang rumit, Minjae, yang kini tidak bisa berjalan dan hanya bisa duduk di kursi roda, menghadapi kenyataan pahit yang menghancurkan hidupnya. Ia kehilangan semua wanita peliharaannya, wanita-wanita yang tadinya membiayai hidupnya dengan kemewahan dan kesenangan.

Mereka pergi meninggalkannya bukan hanya karena Minjae sudah kehilangan kakinya, tetapi juga karena sebuah tato di lengan kanannya yang terpampang jelas saat Minjae mengenakan baju lengan pendek ' Tahanan Keluarga Cha.' Tato itu menjadi stigma yang menghantuinya, mengingatkannya akan masa lalu kelam yang ingin ia lupakan.

Setelah wanita-wanita itu pergi meninggalkannya, uang yang biasanya terus mengalir tanpa ia harus bekerja pun tidak lagi mengalir. Akibatnya, Minjae kehilangan seluruh hartanya, satu per satu asetnya dijual untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang semakin sulit. Saat ini, ia hanya mampu hidup di sebuah rumah kecil peninggalan ibunya dahulu, tanpa ada seorang pun yang menemani dan menghiburnya.

"Andai aku bisa mengulang semuanya," ucapan lirih itu keluar dari bibir Minjae, mencerminkan penyesalan yang mendalam. Tubuhnya yang dulu bersih dan terawat, yang selalu ia banggakan, hanya dalam beberapa hari berubah menjadi kumal dan kotor. Ia tidak lagi peduli dengan penampilannya, karena ia merasa tidak ada gunanya lagi.

"Nggak adil! Hidup ini benar-benar nggak adil!"

"Aaaaaahhhhhhh!"

Teriakan itu sangat kencang, memecah keheningan pagi dan membuat tetangga sebelah rumah Minjae terkaget.

"Mulai gilaknya, teriak-teriak," ujar wanita paruh baya itu dengan nada kesal. Ia sedang menjemur pakaian di depan rumahnya, menikmati sinar matahari pagi yang hangat.

"Pak, o Pak E!" ibu itu memanggil suaminya dengan nada tinggi.

"Apa sih, Buk? Pagi-pagi malah teriak-teriak," jawab pria paruh baya itu dari ambang pintu, wajahnya masih terlihat mengantuk.

"Itu loh, si Minjae teriak-teriak berisik, loh! Masih pagi!" protes sang istri, merasa terganggu dengan teriakan Minjae. Karena malas diomeli istrinya, bapak itu pergi ke sebelah untuk melihat Minjae, ingin memastikan bahwa tetangganya itu baik-baik saja.

Pria paruh baya itu mengetuk pintu rumah Minjae dengan ragu.

Tok... Tok... Tok...

Tiga ketukan pintu terdengar memecah kesunyian pagi. Dengan susah payah, Minjae menyeret tubuhnya mendekati pintu dan membukanya perlahan.

"Ada apa, Pak?" tanya Minjae dengan suara serak, matanya sayu dan tubuhnya lemas.

Bapak itu memperhatikan Minjae dengan seksama, mengamati penampilannya yang berantakan dan tatapannya yang kosong.

"Kenapa Mas-nya teriak-teriak? Masih pagi ini, loh! Istri saya jadi terganggu," protes bapak itu dengan nada prihatin, namun tetap sopan.

"Maaf, Pak, saya kelepasan," jawab Minjae lirih, ia menundukkan kepalanya dalam-dalam, merasa malu dan bersalah.

"Ya sudah, nggak apa-apa. Jangan diulangi lagi, Mas," ujar bapak itu dengan nada menenangkan. "Mas-nya sudah sarapan?" tanya bapak itu lagi, menunjukkan perhatiannya.

Minjae hanya menggelengkan kepalanya lemah, tidak sanggup berkata apa-apa. Setelah mendapatkan jawaban dari Minjae, si bapak pergi kembali ke rumahnya. Tak lama kemudian, ia kembali lagi, membawa dua jagung rebus yang masih hangat, sepotong ikan goreng yang menggugah selera, serta semangkuk sedang nasi putih yang mengepulkan aroma harum.

"Diterima, Mas. Hari ini keluarga kami punya rezeki lebih," ujar bapak itu dengan senyum tulus, memberikan makanan itu kepada Minjae. Ia lalu pergi meninggalkan Minjae sendiri di ambang pintu, membiarkannya merenungi kebaikan hati tetangganya.

Dengan susah payah, Minjae kembali masuk ke dalam kamarnya yang sempit dan suram. Ia meletakkan makanan yang diberikan bapak tadi ke atas meja yang sudah usang dan berdebu.

Kepalanya tertunduk dalam-dalam, air mata mulai menggenang di pelupuk matanya. Tanpa sadar, air matanya menetes tanpa peringatan, membasahi pipinya yang tirus.

"Saat ini, aku tampak sangat menyedihkan," gumamnya lirih, suaranya bergetar menahan tangis. "Jika seperti ini terus, lebih baik mati daripada hidup," ungkapnya dengan nada putus asa, merasa tidak ada harapan lagi untuk masa depannya.

Dengan tangan gemetar, ia mengambil jagung rebus yang diberikan pria paruh baya tadi dan memakannya dengan lahap, seolah sudah berhari-hari tidak makan. Setelah menghabiskan dua jagung rebus, ia kembali menghabiskan nasi dan lauk yang diberikan padanya tadi, tidak menyisakan sedikit pun. Setelah selesai makan, tempat makan itu ia taruh di luar pintu rumahnya, berharap tetangganya akan mengambilnya nanti.

Minjae kembali ke kamarnya dan merebahkan diri di atas kasur yang sudah reot dan berdebu itu. Ia memejamkan matanya erat-erat, mencoba melupakan semua penderitaan yang dialaminya. Ia menyesali semua perbuatan buruk yang telah dilakukannya di masa lalu, namun ia tahu bahwa semua itu sudah tidak ada artinya lagi. Penyesalannya datang ketika ia sudah berada dalam posisi terburuk dalam hidupnya, ketika ia sudah kehilangan segalanya.

____________________🦋

Ketika langit benar-benar gelap, Minjae membuka ponselnya. Ia menatap layar yang memantulkan wajahnya sendiri pucat, kusam, dan penuh luka batin. Dengan tangan gemetar, ia menekan tombol "Siaran Langsung".

Tak butuh waktu lama, ratusan orang bergabung. Tapi bukan empati yang datang, melainkan hujatan.

> “Cowok mocondo, ga pantes hidup. Mati aja lu!”

“Sampah masyarakat! Hidup lu cuma bikin jijik.”

“Woi anjing, mau live bunuh diri? Sekalian aja biar trending!”

“Semangat bang, tapi gue lebih semangat kalo lo mati! Hahahaha!”

Komentar demi komentar menghujani layar. Tak ada satu pun yang menenangkan. Tak ada yang menanyakan, “Apa kamu baik-baik saja?”

Hanya tawa kejam dan caci maki yang membuat dadanya semakin sesak.

Minjae menatap kamera dan tersenyum miring. Senyum yang getir.

“Baiklah… sesuai keinginan kalian.”

Ia mendorong kursi rodanya pelan ke arah meja. Di sana, ada sebuah cangkir berisi cairan dan pisau dapur yang berkilat di bawah cahaya lampu redup.

Para penonton makin heboh.

> “Halah, paling bohongan!”

“Ayo bang, buktiin dong, jangan cuma gaya!”

“Kalo bener lo mati, gue langsung ke rumah lo, live juga!”

Minjae menatap semua komentar itu satu per satu. Matanya berkaca-kaca.

Tidak ada dukungan, tidak ada maaf, tidak ada tangan yang terulur hanya jari-jari yang menulis kebencian.

Dengan napas berat, ia berbisik, “Sebelum semuanya berakhir... maaf.”

Lalu pisau itu menoreh pergelangan tangannya. Darah mengalir cepat, jatuh ke lantai. Dalam sekejap, ia menenggak cairan dalam cangkir itu racun yang sudah ia siapkan sejak tadi.

Panik pun pecah di kolom komentar.

> “WOY BENERAN?! GILA DIA BENERAN!”

“Gue ga ikut-ikutan ya!”

“Ada yang tau alamatnya? Laporkan ke polisi!”

Salah satu penonton dengan nama pengguna @syv segera menyalakan live sendiri. Napasnya memburu, suaranya gugup.

“Aku di jalan ke rumahnya Minjae... tapi aku juga udah lapor polisi. Aku gak mau disangka pelaku. Semoga belum terlambat…”

Namun ketika ia tiba di rumah itu bersama pihak berwajib, siaran Minjae sudah berhenti. Layar hanya menampilkan kegelapan dan suara notifikasi yang terus berbunyi.

 Suara sirene meraung di kejauhan, memecah kesunyian malam di gang kecil tempat Minjae tinggal. Lampu-lampu rumah sekitar mulai menyala, orang-orang keluar dengan rasa penasaran, sebagian memegang ponsel, sebagian lagi hanya berbisik-bisik di balik jendela.

Mobil polisi berhenti tepat di depan rumah reyot itu. Pintu kayu tua yang separuh catnya terkelupas tampak tertutup rapat. Di depannya, @syv berdiri gemetar sambil terus menyiarkan live-nya.

“Ini… ini rumahnya Minjae. Aku tadi liat sendiri di siaran dia… dia beneran ngelakuin itu,” suaranya bergetar di antara isak tertahan.

Dua petugas mendekat, lalu dengan cepat mendobrak pintu.

“Polisi! Ada laporan darurat!”

Begitu pintu terbuka, aroma logam yang tajam langsung menyeruak. Di dalam, hanya ada cahaya redup dari layar ponsel yang masih menyala di lantai. Gambar terakhir di layar itu menampilkan wajah Minjae yang tersenyum lemah senyum yang anehnya terasa damai.

Tubuhnya terkulai di kursi roda, kepala sedikit miring ke samping. Pisau itu tergeletak di lantai, dan cangkir di meja terbalik, menumpahkan sisa cairan berwarna pekat.

Salah satu petugas segera menghampiri, menepuk pipi Minjae pelan, lalu memeriksa denyut nadi di lehernya.

“Tidak ada detak… dia sudah pergi.”

Kalimat itu membuat semua orang yang menonton lewat layar ponsel seolah terdiam serempak. Kolom komentar yang tadi penuh tawa dan ejekan berubah menjadi hening, lalu berganti dengan kata-kata ketakutan dan penyesalan.

> “Gue gak nyangka dia beneran…”

“Astaga… kita semua nonton tapi gak ada yang nyelamatin.”

“Tolong, matiin live-nya… ini terlalu nyata.”

Petugas menutup wajah Minjae dengan kain putih seadanya, sementara @syv menjatuhkan ponselnya. Tangisnya pecah.

“Seandainya ada satu aja yang bilang ‘jangan lakukan’… mungkin dia masih hidup,” gumamnya lirih.

Di luar, langit mulai menurunkan hujan rintik. Setetes demi setetes jatuh ke atap seng, menyamarkan suara isak dan sirene yang masih berputar.

Dan di dalam rumah kecil itu, semuanya terdiam.

Ponsel Minjae di meja masih menyala, menampilkan ribuan notifikasi

pesan yang baru datang saat semuanya sudah terlambat.

--------

Bersambung.......

Selamat tinggal minjae 👋🏻 di kehidupan selanjutnya tolong jadilah orang baik ya.

Oke guys bab ini sudah selesai jangan lupa

Like

Komentar

Subscribe

biar makin semangat diri ku ini

See u next episode👋🏻

1
Nuri_cha
beneran malam pertama di luar negeri, panaaaasss
Nuri_cha
cieee... soojin dah berani mancing abang nih
Nuri_cha
ah, mas kamu gombal deh
Avalee
Yeee kerjaan k-netz mah begini, bully2 org sampe bundir. Setelah beneran, baru kicep, diem. 🗿🗿
Avalee
Iya minjae, soalnya kalo di awal, pendaftaran namanya, so … terima aja ya,
Avalee
Wkwkw panetan kabur. Mana mau mrka berurusan sama keluarga cha 🤭
sjulerjn29
hanuel selalu jadi korban, yang sabar ya🤭
sjulerjn29
iya sih bener, ketenangan dan kebahagiaan kemarin seperti persiapan suatu badai yang akan datang selanjutnya 🤔
Alyanceyoumee
kapan Laki gue ke gini ya... 🥹
Alyanceyoumee
haha sabar en...
Aquarius97 🕊️
astaga minjaee... gilaa! bisa bisanya, dosa lu
Aquarius97 🕊️
obatnya habis Bu 🤣🤣🤣🤣
Aquarius97 🕊️
ih dasar mokondo minjae 🤮
Dasyah🤍
aku bantu Aminin di ah ( amin .), moga sampai tua
Dasyah🤍
sensi amatt 🤏
Shin Himawari
astagaaa gue yang panik dia kenceng bgt ngomongnya wkwk ntar ketauann🤣
Shin Himawari
ahahah emang sahabat kandung tau aja tabiatnya soojin🤣
-Thiea-
ini orang Korea apa orang Padang sih 😄
-Thiea-
mending kamu yang rekamin eunhee.
-Thiea-
sabar eunhee, namanya lagi cemburu berat
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!