NovelToon NovelToon
Dul

Dul

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Cintapertama / Cintamanis / Tamat
Popularitas:11.6M
Nilai: 5
Nama Author: juskelapa

Dul mengerti kalau Bara bukan ayah kandungnya. Pria bijaksana yang dipanggilnya ayah itu, baru muncul di ingatannya saat ia duduk di bangku TK. Namanya Bara. Pria yang memperistri ibunya yang janda dan memberikan kehidupan nyaman bagi mereka. Menerima kehadirannya dan menyayanginya bak anak kandung. Ibunya tak perlu memulung sampah lagi sejak itu. Ibunya tak pernah babak belur lagi. Juga terlihat jauh lebih cantik sejak dinikahi ayah sambungnya.

Sejak saat itu, bagi Dul, Bara adalah dunianya, panutannya, dan sosok ayah yang dibanggakannya. Sosok Bara membuat Dul mengendapkan sejenak ingatan buruk yang bahkan tak mau meninggalkan ingatannya. Ingatan soal ayah kandungnya yang merupakan terpidana mati kasus narkoba.

Perjalanan Dul, anaknya Dijah yang meraih cita-cita untuk membanggakan ayah sambungnya.


*****

Novel sebelumnya : PENGAKUAN DIJAH & TINI SUKETI

Cover by @by.fenellayagi

Instagram : juskelapa_
Facebook : Anda Juskelapa
Contact : uwicuwi@gmail.com

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon juskelapa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

015. Pelajaran Baru dari Ibu

“Di puncak yang banyak arenanya itu?” Pertanyaan yang dijawab Dul dengan pertanyaan. Hanya demi memastikan bahwa telinganya tak salah mendengar. Pria gagah di depannya tersenyum seraya mengangguk.

“Aku boleh nyoba roller coaster?” Dul merasa roller coaster sangat penting. Ia terlalu sering mendengar cerita tanpa pernah berani meminta pengalaman serupa pada ibunya. Lagi-lagi Bara mengangguk. Kali ini pria itu tertawa kecil sambil menyugar rambutnya.

Dul meletakkan sendok dan mengguncang tangan ibunya. “Boleh, ya, Bu?” Sebisa mungkin ia membuat raut memelas di wajahnya. Meski raut itu sedikit sulit menyembunyikan kesenangan yang tergambar jelas.

Anggukan dan senyum manis dari ibunya membuat Dul berpikir bahwa itu adalah awal dari kebahagiaannya. Liburan ke puncak? Selama ini ia hanya mendengar cerita-cerita temannya yang pamer tiap berpergian. Ke arena bermain, ke kolam renang, atau hanya sekedar duduk di tepi pantai dan membawa makanan dari rumah untuk disantap di atas tikar.

Dul iri pada semua cerita-cerita itu. Meski ia tak pernah mengatakan apa pun pada ibunya. Jangankan ke taman bermain mahal yang ada di puncak, ke mal saja ia tak pernah.

Ibunya selalu mengatakan, “Ibu enggak mau kamu kepingin terlalu banyak kalau udah liat yang orang punya. Masuk mal cuma bikin kita jadi punya banyak keinginan.”

Dan Mbah Lanang juga sering mengatakan hal yang menguatkan ucapan ibunya. “Kamu harus jadi anak yang tau diuntung. Dulu Ibu kamu hampir mati dan gila saat hamil dan melahirkan kamu.”

Sungguh, ia tak paham apa maksudnya. Apa setiap ibu di dunia ini memang harus mengalami hal yang dialami ibunya saat mengandung dan melahirkan? Namun, walau ia tak mengerti dengan hal yang dikatakan Mbah Lanang, pria tua itu selalu mengulanginya tiap ia meminta sesuatu. Sampai-sampai ia sering lupa dengan apa yang diinginkannya selain tinggal bersama ibunya.

Seharian itu selama di sekolah Dul melirik jam dengan tak sabar. Pukul sebelas siang terasa sangat lama. Pagi tadi Mbah Lanang mengatakan kalau ibunya akan datang menjemputnya. Pasti ibunya mau mengajak ke suatu tempat.

Dul celingak-celinguk mencari ibunya di luar kelas. Tak mendapati wanita itu di sana, ia melangkahkan kakinya keluar pagar. Dan ibunya terlihat berjalan tergopoh-gopoh ke arahnya.

“Udah lama nunggu Ibu?”

Ternyata raut khawatir ibunya karena merasa terlambat menjemput. Apa kabar dengan Mbah Lanang yang santai saja. “Belum lama keluar, kok.”

Dari raut wajah ibunya, ia bisa memastikan kalau siang ke sore itu mereka berdua akan bersenang-senang.

“Ibu Dul ….”

Suara seorang wanita membuat Dul dan Dijah berpandangan, lalu serentak menoleh pada dua wanita yang berjalan menuju mereka.

“Ya, Bu ….”

Wanita yang memanggil ibunya tersenyum dan melambai. Dul sibuk mengingat-ingat apa ia mempunyai masalah dengan teman-temannya sampai ibu dari temannya itu merasa perlu menyapa ibunya.

Tumben ….

“Ibu Dul udah nikah lagi, kok, nggak ada ngundang kita-kita? Harusnya kita bisa dateng pake seragaman trus nyanyi sealbum dua album di resepsinya Ibu Dul."

Nyanyi sealbum dua album? Kata-kata baru. Biasanya nyanyi satu dua lagu.

Dul kembali menoleh ibunya menanti jawaban. Ternyata ibunya hanya mengatakan, "Oh ...."

"Ayah Dul ganteng, ya, Jeung …. Pasti sekarang lagi hot-hot-nya karena ibu Dul dapetnya jejaka single."

Dul menebak bahwa kali ini ibunya tak akan menjawab. Sudah kebiasaan ibunya yang sulit mengakui sesuatu kalau itu benar. Biasanya ibunya hanya diam. Wanita yang melahirkannya itu lebih mudah bersuara untuk menolak dibandingkan mengiyakan. Dan baru saja salah satu ibu temannya mengatakan ‘Ayah Dul ganteng'. Hanya itu yang dimengertinya. Bara sedang dipuji dan pujian itu benar.

Dan seperti dugaan Dul. Ibunya tak menjawab. Hanya meringis.

"Permisi dulu, Bu ….”

Menit berikutnya, Dul sudah digandeng menuju tepi jalan.

"Mau ke mana?" tanya Dul mendongak menatap ibunya.

"Mau beli baju baru untuk pergi hari Sabtu. Seneng enggak?"

"Seneng. Beli celana panjang, ya, Bu. Warna biru kayak Om Bara. Bajunya juga kayak yang dipakai Om Bara.”

"Yang gimana bajunya?"

"Yang lengan panjang pakai kancing. Ada dalemannya. Keren, Bu. Aku mau gitu."

"Kita cari di pasar.”

Meminta apa-apa tak pernah semudah itu sebelumnya. Beberapa lama bersama Bara, ibunya menjadi lebih murah hati. Siang itu mereka begitu mesra. Berduaan pergi ke pasar dan banyak bercerita. Ibunya menjawab semua pertanyaannya meski dengan jawaban pendek-pendek. Khas ibunya sekali. Wajahnya menawar harga barang tanpa raut memohon. Langkah dan pegangan tangannya selalu terasa mantap dan kuat.

“Sebentar, Dul.”

Langkah mereka terhenti pada seorang peminta-minta yang tidak meminta. Hanya duduk melamun dengan mangkok yang berada di pangkuannya. Dijah mengeluarkan selembar pecahan dua puluh ribu dan menyodorkannya langsung ke tangan wanita yang terlihat lebih tua dari Mbah Wedok.

Dua puluh ribu ….

Mata Dul membulat memandang lembaran uang. Lalu menoleh ibunya yang berjalan santai menggandengnya keluar pasar.

“Kenapa ngeliatin Ibu kaya gitu?”

Mata Dul kembali bersitatap dengan ibunya. “Dua puluh ribu … banyak banget, Bu.”

“Buat kita memang banyak, Dul. Tapi kalau kita lagi ada enggak apa-apa. Mbok tadi keliatan lemes banget. Udah setua itu harusnya di rumah aja. Kalau masih keluar rumah, artinya enggak ada yang bisa diandalkan mencari nafkah,” jelas Dijah.

“Lemes karena belum makan? Bisa jadi Mbok tadi lagi sedih.”

“Iya, bisa jadi lagi sedih. Dan enggak semuanya orang sedih butuh nasehat juga kalimat-kalimat bijak. Terkadang hanya butuh makan enak dan tidur nyenyak.”

Ibunya bicara seakan pada dirinya sendiri. Mereka sudah tiba di tepi jalan untuk menunggu angkutan kembali ke rumah. Dul mendongak menatap ibunya. “Mbok itu bisa beli nasi dengan lauk yang enak pakai dua puluh ribu dari Ibu.”

“Bener. Kamu bener."

Segurat senyuman menyertai perkataan ibunya barusan.

To Be Continued

1
Esther Lestari
Dayat sama Mima itu.....wah bakalan heboh kalau keluarga mereka tahu
💜Bening🍆
baca ulang novel ini entah ke brp... novel pk dean winarsih.. novel Bara dijah... tini suketi bisa mengulang puluhan kali.. tp utk ngulang baca dul ini bener2 berat.... apa lg di bab dul yg awal2 ini.. bener2 nangis sepanjang baca ceritanya....😭😭 melownya dul nyampe bener di aku... perasaan tak berarti dlm keluarga sendiri... perasaan tersisihkan...berbeda n terasa asing dlm keluarga sendiri itu sakit...
Jeong Nari
wajib di bacaa karya-karya dari author juskelapa, semua cerita menarik, bagus,nggak bosenin, dan paling penting selalu ingin balik buat baca karya-karya itu meski udah di baca berulang kali,terimakasih Author sudah menciptakan karya yg sangat bagus❤
Esther Lestari
baca ulang....masih saja mewek😭
Gipari Alwahyudi
/Facepalm/
Arieee
asli ngakak🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Arieee
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣ngakak so hard
Arieee
your eyes dan ndasmu🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Cen Mei Ling
idola saya banget kk @jus kelapa 🥰🥰 Mungkin banyak yg bisa mengarang, tapi jadi penulis dan penutur bahasa yang bisa mengharu birukan benak pembaca itu sungguhhhh SESUATU 👍🥰 Dengan bahasa yang mengalir lancar, diselipkan celetukan kocak yang bikin ngakak, itu ciri khas kk yg ga bisa ditiru orang lain. Semangat terusssss kakakkkk ❤️❤️ Doa kami besertamu, cepat sehat dan terus berkarya 🙏🙏 luv u
🇮🇩 F A i 🇵🇸
Entah lamaran atau apa...
🇮🇩 SaNTy 🇵🇸
Ku menangis.... 😭😭😭 Pdhal udah entah ke sekian kalinya baca. Tapi sllu aja mewek... 😭😭😭
🇮🇩 SaNTy 🇵🇸
Kalo AQ dikrmi pesan begitu lgsg jwb "Alhamdulillah lepas beban terberatku." Hbs itu lgsg Blokir. 🤣🤣🤣
🇮🇩 SaNTy 🇵🇸
Gak brenti ngekek otomatis. Si Robin bnr2 bisa menghidupkan suasana seAmvuradul apapun. 🤣🤣🤣
🇮🇩 SaNTy 🇵🇸
Duuuuuuuh... Udah berulang kali baca tetep aja mewek... 😭😭😭
🇮🇩 SaNTy 🇵🇸
Membaca ulang kisah DUL dr awal dengan teliti...
Bee_
🤣🤣🤣🤣
Bee_
harus babu banget ya ni🤣
Bee_
hayoloh🤣
Bee_
bin batalin niat kau🤣
Bee_
aakhh Dul ku sekarang sudah besar😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!