NovelToon NovelToon
Dari Putri Terbuang Jadi Permaisuri

Dari Putri Terbuang Jadi Permaisuri

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Konflik etika / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Fantasi Wanita / Ruang Ajaib / Chicklit
Popularitas:55.4k
Nilai: 5
Nama Author: zenun smith

Ketika Ling Xi menjadi putri yang tak dianggap di keluarga, lalu tersakiti dengan laki-laki yang dicintai, apalagi yang harus dia perbuat kalau bukan bangkit? Terlebih Ling mendapatkan ruang ajaib sebagai balas budi dari seekor ular yang pernah dia tolong sewaktu kecil. Dia pergunakan itu untuk membalas dan juga melindungi dirinya.

Pada suatu moment dimana Ling sudah bisa membuang rasa cintanya pada Jian Li, Ling Xi terpaksa mengikuti sayembara menikahi Kaisar kejam tidak kenal ampun. Salah sedikit, habislah nyawa. Dan ketika Ling Xi mengambil sayembara itu, justru Jian Li datang lagi kepadanya membawa segenap penyesalan.

Apakah Ling akan terus bersama Kaisar, atau malah kembali ke pelukan laki-laki yang sudah banyak menyakitinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zenun smith, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Paket Yang Dikirimkan

"Ada yang mau dibicarakan oleh permaisuri kepada kalian semua. Dengarkan apa katanya baik-baik." Begitu kata Lin Feng, membuat Ling Xi berpikir cepat apa yang mau dibicarakan. Padahal ia sama sekali tidak ada ide tersebut.

"Baik, Yang Mulia."

Mau ngomong apa kau di hadapan mereka, Ling Xi. Batin Lin Feng tertawa.

Paduka suami sialan!

"Yang mulia Permaisuri, kami siap mendengarkan," ucap salah satu menteri sambil membungkuk hormat.

Semua pasang mata kini tertuju pada Ling Xi. Ling Xi menarik napas dalam-dalam, menenangkan detak jantungnya yang berpacu kencang. Ketenangan adalah kunci keberhasilan.

Ketika sudah tidak sepanik tadi, secercah ide muncul. Ia teringat percakapan dirinya dan Lin Feng saat ia memperlihatkan replika jembatan dan menara pengawas yang ia rancang beberapa waktu lalu. Sebuah ide brilian yang bisa menyelamatkan reputasinya saat ini.

Ling Xi melangkah maju, berdiri tegak dan anggun. Senyum tipis terukir di bibirnya.

"Terima kasih atas perhatiannya, Yang Mulia, para menteri dan pejabat. Saya sebenarnya memang memiliki sebuah gagasan yang ingin saya sampaikan."

Mendengar itu, Lin Feng hanya menaikkan sebelah alisnya.

"Dalam beberapa hari terakhir, saya mempelajari kondisi ibu kota dan saya melihat ada sebuah masalah yang perlu segera kita atasi. Negeri ini berkembang pesat, namun laju pertumbuhan ini terhambat oleh infrastruktur yang belum memadai. Ini dapat menyebabkan ketidakamanan, terutama di area perbatasan."

Ling Xi melanjutkan penjelasannya dengan fasih, "Saya ingin mengusulkan proyek pembangunan jembatan penghubung dan menara pengawas. Proyek ini tidak hanya akan memperlancar jalur perdagangan dan mobilitas rakyat, tetapi juga dapat menciptakan lapangan pekerjaan, memperkuat pertahanan di area perbatasan, serta menunjukkan kemajuan dan kebesaran negeri Dong."

Ia kemudian meminta kasim untuk membentangkan gulungan kain besar. Gulungan yang masih kosong tersebut kemudian Ling Xi corat coret dengan gambaran yang jelas dan terperinci, lengkap dengan perhitungan anggaran dan perkiraan waktu pengerjaan. Replika miniatur jembatan dan menara yang terbuat dari kayu pun diletakkan di depan khalayak, membuat semua orang terkagum-kagum.

Semua orang terkejut, termasuk Lin Feng. Mata sang kaisar memancarkan kekaguman yang tulus. Ia tidak menyangka Ling Xi akan menggunakan kesempatan ini untuk menyampaikan ide yang begitu luar biasa. Ide itu benar-benar mengendalikan situasi, mengubah jebakan menjadi panggung untuk berkontribusi memperbaiki wilayah utara.

Ketika Ling Xi selesai bicara, tepuk tangan riuh bergema. Para menteri dan pejabat saling berbisik, memuji kecerdasan dan visi sang permaisuri.

Lin Feng berjalan menghampiri Ling Xi, "Kalau begitu, mari kita realisasikan idemu itu."

Semua yang ada di sana setuju, lalu mereka membubarkan diri bersiap-siap merealisasikan ide Ling Xi.

Tersisalah Lin Feng dan Ling Xi yang terjadwal pergi ke salah satu tempat.

...***...

Lin Feng berkata pelan kepada Ling Xi yang berada di sampingnya, tatapan matanya tetap lurus ke depan.

"Kau begitu mengagumkan, Ling Xi. Bisa keluar dari setiap malah begitu cepat." Pujinya. Kaisar Dong memang dingin, tetapi entah kenapa akhir-akhir ini Ling Xi merasa Lin Feng banyak memuji dirinya. Apakah sebenarnya Lin Feng orang baik, yang menjadi kasar karena menahan sakit?

Ling Xi menoleh, "Iya Paduka Suami S..."

Tiba-tiba ia menghentikan ucapannya, menahan huruf s agar tidak terucap seluruhnya, takut keceplosan menyebut sialan. Ia melanjutkan, "Terima kasih atas pujiannya. Anda juga hebat."

"Paduka Suami S? S-nya itu apa?"

Tak mungkin Ling Xi jujur kalau s-nya itu sialan. "S-nya itu... sayang. Jadinya Paduka Suami Sayang.

Ling Xi membuat muka. Ia merutuk dirinya kecentilan karena main sebut sayang-sayang saja. Biarkan saja, daripada Lin Feng marah kalau s nya itu sebenarnya sialan. Begitu Pikirnya.

Lin Feng tidak bereaksi. Wajahnya datar, bibirnya tidak melengkung sedikit pun, bahkan hidungnya tidak mengembang. Tapi di dalam hatinya, ia tersenyum.

Apakah dia menyukaiku? Menarik sekali.

Mata Ling Xi membulat. Lagi-lagi ia dituduh menyukai Kaisar. Ia heran kenapa Lin Feng bisa begitu berbeda, antara wajah dan isi hatinya. Ling Xi menatap lekat-lekat.

Dia mau melihat apa? Dekat sekali, membuat jantungku berdebar saja.

Ling Xi praktis tersenyum. Oh, ternyata dia berdebar jika ditatap seperti itu. Ia menjauhkan wajah, senyum masih tersungging di bibirnya.

Kenapa dia tersenyum begitu?

Astaga, Ling Xi gemas. Kenapa Kaisar terus saja memendam perasaannya? Bukankah unek-unek harus dikeluarkan agar tidak menjadi penyakit?

"Paduka,"

"Hmm?"

"Kita mau ke mana? Kenapa diam-diaman seperti ini?"

"Nanti kau juga akan tahu."

Hening kembali merayap. Ling Xi melontarkan pertanyaan demi pertanyaan, yang terkadang dijawab, terkadang tidak. Tapi demi apa pun, suara hati Lin Feng begitu berisik. Untung Ling Xi bisa mendengarnya, jika tidak, ia akan lelah sendiri karena merasa percakapannya diabaikan.

Mereka pun sampai di tempat tujuan.

Begitu turun dari kereta, Ling Xi terhenyak. Ia memandangi sekeliling, raut wajahnya berubah muram dan sedih. Ia melangkah, mendahului. Lin Feng yang masih berada di dalam kereta.

Sementara itu, Lin Feng yang baru saja turun, dihampiri salah satu pengawal.

"Lapor Yang Mulia Kaisar, ada paket datang ke istana untuk Yang Mulia Permaisuri. Isinya beberapa baju wanita dan aksesoris. Tidak ada indikasi berbahaya, semua aman."

"Amankan sampai aku pulang," titah Lin Feng.

"Baik, Yang Mulia."

Lin Feng mendengus, Apakah dia kira aku tak mampu memberikan itu semua padanya? Api di lukanya mulai berkobar-kobar.

"Paduka," panggil Ling Xi.

Ia hendak menanyakan kenapa daerah ini begitu rusak, tapi ia melihat wajah Lin Feng sudah tak bersahabat. Kaisar itu sudah berjalan beberapa langkah di depannya, lalu mencekal lengan Ling Xi.

Ia bertanya dengan penuh penekanan, "Kenapa kau dikirimi baju dan aksesoris? Apa kau kira aku tak mampu memberimu semua itu?!"

Seketika Ling Xi terhenyak. Ia teringat pesanan yang ia titipkan pada ayahnya. Ling Xi menepuk jidatnya. Ia lupa berpesan pada ayahnya untuk tidak mengirimkan paket itu ke istana. Niatnya, ia akan mengambil dan menyimpannya di ruang Fengyun saat ada kesempatan keluar.

Bukan seperti itu, Paduka." Ling Xi mencoba menjelaskan, "Itu... itu pesanan yang aku titipkan pada ayahku."

​"Memesan baju dan aksesoris dari luar? Apakah kau merasa kekurangan di istana ku?"

​"Bukan begitu, aku tidak pernah merasa kekurangan sedikitpun selama tinggal di istana. Itu bukan milikku, Paduka. Itu milik Xiu Ying."

"Siapa dia?"

"Kakak tiriku."

"Kenapa dikirim ke istana?"

"Ceritanya panjang, Paduka. Nanti saja ya, saat kita sudah kembali ke istana."

"Ceritakan sekarang, Ling Xi!" Lin Feng tidak sabar.

"Baiklah," Ling Xi menyerah. "Jadi begini,

.

.

Bersambung.

Istana Dong, di siang hari

1
Muliana
Terserah kamu /Facepalm/
Sribundanya Gifran
lanjut thor
Zenun: siaaap
total 1 replies
〈⎳ FT. Zira
sekarang aku pahm.. astagaa/Facepalm//Facepalm/
Zenun: ehehehe
total 1 replies
〈⎳ FT. Zira
emang artinya sekramat itu ya..?? kok bisa/Facepalm/
Zenun: bisa bisa aja Kaisar mah
total 1 replies
Maria Lina
kok 11 ya
Zenun: apanya yang 11 kak?
total 1 replies
Dewi Payang
Ling Feng begitu menikmati. rasa tahi kuda/Facepalm/
〈⎳ FT. Zira
aku gak paham maknanya/Facepalm/
Zenun: ehehehe
total 1 replies
〈⎳ FT. Zira
baru sadar kan sekarang
Dewi Payang
Terima nasib saja.....🤭
Dewi Payang
Tak sesuai ekspektasi Gak seduai ekspektasi Xiu Ying....
Sribundanya Gifran
lanjut
aleena
cuit cutting
sweete bangeeettt/Drool//Drool//Drool//Drool//Drool//Drool/
Zenun: ciat ciat ciat
total 1 replies
Muliana
hayoo, pasti pikiran mu kemana-mana
Zenun: ehehehe
total 1 replies
Muliana
eh eh
@Resh@
cicuit😍
Zenun: uhuuuy
total 1 replies
aleena
bener bener donghai yg jaahat
Zenun: iyeees
total 1 replies
Sribundanya Gifran
lanjut
Mineaa
Gooooooolllllllll......
akhirnya........🥳
Muliana
sepertinya, dan coba minta tolong sama ling xi
Zenun: yuhuuu
total 1 replies
Muliana
Sama seperti kamu dan ibumu kala itu kan? Bermuka dua
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!