NovelToon NovelToon
Ibu Susu Bayi Kembar Tuan Barra

Ibu Susu Bayi Kembar Tuan Barra

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / Anak Kembar / Menikah Karena Anak
Popularitas:530.7k
Nilai: 5
Nama Author: Buna Seta

Aryani Faizah yang sedang hamil tua mengalami kecelakaan tertabrak mobil hingga bayi yang ia kandung tidak bisa diselamatkan.
Sang suami yang bernama Ahsan bukan menghibur justru menceraikan Aryani Faizah karena dianggap tidak bisa menjaga bayinya. Aryani ditinggalkan begitu saja padahal tidak mempunyai uang untuk membayar rumah sakit.

Datang pria kaya yang bernama Barra bersedia menanggung biaya rumah sakit, bahkan memberi gaji setiap bulan, asalkan Aryani bersedia menjadi ibu susu bagi kedua bayinya yang kembar.

Apakah Aryani akan menerima tawaran tuan Bara? Jika mau, bagaimana kisah selanjutnya? Kita ikuti yuk.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Buna Seta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 29

Panas matahari siang itu, tidak sepanas suasana hati Chana. Ia menatap horor ke arah dua wanita yang baru tiba di depan pagar kediaman Barra, terutama Faiz.

"Permisi Nyonya, kami mau lewat" ucap Dilla, karena Chana masih berdiri di pintu pagar, menghalangi langkah kaki mereka.

"Mau apa kamu kesini?! Bukankah sudah saya usir!" ujarnya melengos kesisi lain tidak mau menatap Faiz.

"Maaf Nyonya, saya tidak ada waktu untuk berdebat" Faiz nekat menerobos tangan Chana ingin segera bertemu si kembar.

Plak!

Tamparan yang hendak melayang ke pipi Faiz, meleset ketika Faiz cepat menghindar. Tak elak, tangan Chana menggeplak pagar sangat keras. Tentu saja Chana kesakitan.

Kesempatan itu digunakan Faiz dan juga Dilla berjalan cepat menuju pintu depan. Dilla mendorong pintu yang tidak dikunci segera mengangkat tas ke kamar.

Sementara Faiz masih memandangi Chana dari kejauhan. Sebenarnya ia kasihan juga melihat Chana yang meringis meniup-niup telapak tangannya. Tetapi Chana sudah keterlaluan, tentu saja Faiz abaikan.

Buk.

Ketika Faiz balik badan wajahnya menubruk seseorang, ternyata di belakangnya sudah ada Barra yang menggendong Rohim.

Dua pasang mata yang sudah seminggu tidak bertemu itu kini saling pandang, dengan ekpresi yang berbeda.

"Oeeekk... Oeeek... Oeeek..." tangis Rohim membuat keduanya berpaling.

"Sebentar sayang... Ibu cuci tangan dulu" Faiz berjalan ke kamar meninggalkan Barra. Ketika melewati kamar Abdullah, Faiz pun mendengar suara tangis Rohman.

Faiz berjalan lebih cepat lagi, hingga tiba di kamar. "La, tolong ambil Rohman di kamar Kak Abdullah." titahnya sambil berjalan ke kamar mandi.

"Oh, di sana?" Dilla yang memang sedang kebingungan mencari si kembar segera ke kamar Abdullah.

Faiz cepat-cepat mencuci kaki dan tangan, selanjutnya ke luar dari kamar mandi. Di dalam kamar, Barra sudah menunggu sembari menenangkan Rohman.

"Sayang... maafkan Ibu. Rohim pasti lapar kan? Ya Allah... Kasihan sekali" Faiz ambil alih Rohim dari gendongan Barra, lalu menjauh dari tuanya itu, kemudian duduk di pinggir tempat tidur.

Barra tersenyum memandangi Faiz yang menggendong Rohim ke tempat tidurnya. Aneh memang, Rohim yang awalnya rewel seketika diam begitu kena sentuhan tangan Faiz. Seperti terkena pelet saja.

"Faiz memberi asi yang sudah empat jam lalu tidak dia berikan. Rohim menyedot dengan kuat. Faiz menoleh Barra yang masih memandanginya dari samping box. Ia seketika menutup asetnya dengan jilbab, walaupun tidak terlihat oleh tuanya itu, tapi Faiz khawatir jika Barra akan mendekat.

"Oeeekk... Oeeek... Oeeek..." Dilla muncul menggendong Rohman yang masih menangis.

"Sini sayang... Duuuuhhh... Kasihan sekali anak Ibu..." Faiz mengusap kepala Rohman yang sudah Dilla dekatkan ke buah dadanya sebelah kanan. Kedua anak itu pun menyedot asi dengan kuat.

Terdengar langkah kaki ke arah pintu, Faiz menoleh, ternyata Barra meninggalkan tempat itu.

"Cieeee... Lirikan matamu... Huhuhu..." Dilla bernyanyi menggoda Faiz. Faiz tidak tahu jika Dilla memperhatikan dirinya.

"Apa sih, La? Kumat deh, ciee, cieee lagi" Faiz menoyor dahi Dilla.

 Dilla tertawa, entah mengapa dia itu senang sekali setiap menggoda Kakak barunya. Setelah anak-anak kenyang menyusu dan sudah bobo, Faiz pun ke dapur hendak mengisi perutnya yang sudah lapar.

Kebetulan sekali, di meja makan sudah ada Barra dan Abdullah.

"Faiizzz... Kamu bikin kami stres tahu tidak."

Jika di kamar tadi Faiz menoyor dahi Dilla, sekarang dia yang kena hukum karma. Jidatnya dijitak Abdullah.

"Duh, sakit tahu, Kak" Faiz cemberut sambil mengusap jidatnya.

Barra menatap Abdullah hanya geleng-geleng kepala.

"Maaf, maaf" Abdullah tertawa ngakak.

"Nggak lucu" Faiz mengerucutkan bibir.

"Kamu tahu tidak Faiz, si kembar nangis terus. Tidak mau minum asi Ratih, tidak mau susu formula, tidak mau makan juga. Digendong siapapun nangis terus." Abdullah menceritakan panjang lebar selama Faiz tidak ada.

"Saya juga sudah berpikir begitu Kak, tapi kan saya tidak bermaksud..." Faiz tidak melanjutkan ceritanya karena Barra menatapnya.

"Seharusnya kamu bisa melawan Chana kan Faiz, bukan menurut saja ketika disuruh pergi," Barra kesal, kenapa juga Faiz tega meninggalkan anak-anak padahal sudah tahu jika dia tidak ada.

"Andai saja Tuan tahu bagaimana sikap Nyonya Chana tadi" lirih Faiz, ia menunduk sedih. Sudah syok memikirkan kejadian hari ini yang membuat dadanya sesak masih juga disalahkan.

"Chana itu tidak ada hak apapun di rumah ini Faiz. Bukankah saya sudah mempercayakan anak-anak sama kamu, seharusnya kamu yang lebih berkuasa bukan Dia" Barra kecewa kepada Faiz, seandainya dia terlambat datang ke rumah ini entah apa yang akan terjadi dengan si kembar.

"Maaf Tuan, saya memang salah." Faiz tidak mau menjawab lagi. Atasan tetap atasan yang tidak mungkin bisa didebat, walaupun bawahan benar.

"Sudahlah Bang, sekarang kan Faiz sudah kembali" Abdullah mengingatkan. Ia kasihan kepada Faiz, bisa saja Barra berpikir jika Chana itu tidak punya wewenang apa-apa di rumah ini, tapi nyatanya masih keluar masuk. Sedangkan posisi Faiz di rumah ini hanya pekerja, jika diusir Chana seperti tadi, siapa yang akan kuat? Seandainya terjadi kepadanya pun, Abdullah akan melakukan hal yang sama seperti yang Faiz lakukan.

"Terus, kamu tadi kemana saja?" Barra akhirnya bertanya lembut.

Faiz pun menceritakan setelah diusir Chana, bertemu Ahsan dan diikuti, hingga akhirnya ke yayasan baby sitter.

"Kamu bertemu Ahsan?" Barra kembali ke mode awal, meninggikan suara.

"Iya Tuan" Faiz juga menceritakan jika Ahsan bekerja sama dengan Chana untuk mengusirnya dari rumah ini. Tentu saja keduanya mempunyai kepentingan pribadi.

"Jadi Ahsan belum kapok juga." Barra tidak terima itu.

Mereka pun membicarakan banyak masalah hingga lupa tujuan awal, yaitu makan. Padahal perut Faiz sudah keroncongan.

"Perut kamu berkokok tuh" Barra mengingatkan, ia paling tidak mau Faiz kelaparan karena imbasnya ke asi.

Faiz tersipu malu, perutnya berbunyi di depan dua pria.

Mereka bertiga makan dengan lahap karena semua menahan lapar. Selesai makan, Abdullah kembali ke ruang kerja, Barra ke kamar, sedangkan Faiz ke dapur membawa piring kotor.

"Alhamdulillah... akhirnya Mbak Faiz kembali lagi" bibi bersyukur, mengingat bagaimana nasib si kembar bila Faiz tidak kembali.

"Si kembar rewel ya Bi." Faiz meletakkan piring di wastafel lalu mengguyur air.

"Bukan rewel lagi Mbak" bibi mengatakan jika si kembar menangis tidak ketulungan.

"Gitu ya bi, tapi ngomong-ngomong kontrak kerja saya dengan Tuan Barra sudah habis bi, terus bagaimana nasib si kembar nanti?" Faiz ingat kembali jika besok hari terakhir kerja.

"Kata siapa besok hari terakhir kamu kerja?" Barra tiba-tiba berdiri di belakang Faiz.

"Jadi, kontrak kerja saya di perpanjangan Tuan." Faiz menatap Barra penuh harap.

"Ikut aku." ujar Barra kemudian membuka pintu belakang.

"Ada apa Tuan?" Faiz yang akan mencuci piring pun, ia urungkan.

"Ikut, makanya"

"Baik Tuan" Faiz mengikuti tuanya ke arah gazebo. Tiba di tempat itu, Barra berdiri berhadapan dengan Faiz.

"Sekarang pejamkan mata" perintah Barra.

...~Bersambung~...

1
Eka ELissa
tinggal minta di bntu cari penipu itu aj pling bara mau bntu Lesa...knpa kmu mo tipu bara coba hdewh...
Bu Kus
wah kalo benar alesan nipu bener bener sih Ale gak bisa tobat tu
Rabiatul Addawiyah
Lanjut thor
Soraya
alesha nipu biar duitnya kembali
Nuraeny
lanjut
Lia siti marlia
lah lah udah ketipu mau niat nipu kamu sakkit yan alesa minta tolong sama orang yang sudah kamu sia sia kan ihhhhhh
Ani Basiati: lanjut
total 1 replies
Dartihuti
wkwkwkwk ponakan tante sama" ular licik ingin bodohi tp kurang menyakinkan dramanya🤭🤭
🌷💚SITI.R💚🌷
aktingy terlalu tdk meyakinkan tp knp bisa jd aktris holywood ya..bagus faiz trs waspada
Amy
aduuuh ale2 sachet,, bakat aktingmu, tidak mempan ama Barra dan Faiz
Rabiatul Addawiyah
Lanjut thor
Nuraeny
lanjut
Lia siti marlia
emh kasian kamu alesa ....siapa tuh yang telpon jangan jangan c alesa
neng ade
jangan diangkat Faiz .. itu Alesha paling juga mau kasih tau kalau Chana pingsan
Rina
Apakah yang menelepon itu Alesha yang mau ngabarin soal Chana 🫢🫢🫢
🌷💚SITI.R💚🌷
mau kasian gmn sm alesga krn dia yg ceroboh sendiri dan ga mikir kesalahan dia..ayo faiz jangan ksh celah
🍁ᴍɪᴍɪ❣️💋🄻🄺-🄰🄿🄿🄻🄴👻ᴸᴷ: Semua terjadi karena ulahnya sendiri masih gak bisa belajar dari pengalaman selalu mengulang kesalahan yang sama ceroboh dan sok paling hebat padahal zonk🤣
total 1 replies
neng ade
hancur semua nya ya Alesha.. itu semua karena ulah mu sendiri ..
Lia siti marlia
nahkan sekarang aku setuju samapa chana coba kamu dengerin ucapan tantemu kamu gak akan kehilangan hartamu alesha
Sunaryati
Benarkan uang melayang tak bisa tebus tanah yang digadaikan. Alamat hidup di jalanan, Alesha
Bu Kus
sukur tu sok Sokan sih
🌷💚SITI.R💚🌷
faiz walau sdh sukses dia trs bersyukur dan tdk melupakan orang² yg menolongy
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!