"semua orang memiliki hak untuk memiliki cita-cita,semua orang berhak memiliki mimpi, dan semua orang berhak untuk berusaha menggapainnya."
Arina, memiliki cita-cita dan mimpi tapi tidak untuk usaha menggapainya.
Tidak ada dukungan,tidak ada kepedulian,terlebih tidak ada kepercayaan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tulisan_nic, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8 Pujian terselubung
"Jadi,sistem pencernaan manusia itu terdiri dari enam,yaitu Mulut,esofagus,lambung,usus halus,usus besar dan rektum.Kalian bikin tugasnya Arkan bagian mulut dan penjelasannya,Elis kamu bagian esofagus,dan kamu Anya bagian lambung.Untuk usus halus,Usus besar,dan rektum ngga papa biar aku aja"
Arina menjelaskan dengan hati-hati,agar teman kelompoknya mudah mengerti.
"Tapi aku ngga bisa gambar ,Arina" Anya menyerah
"Iya,aku juga pusing cari-cari penjelasan mulut,mulut ya mulut kenapa harus di jelas-jelas kan,merepotkan sekali"Arkan ikut menyahut
Arina menghela nafas,dia sudah menebak respon Arkan dan Anya.Dia berharap Elis punya inisiatif untuk berperan dalam tugas ini..tapi ternyata..
"Arina,aku bagian yang menuliskannya saja ya..Aku ngga sepinter kamu nyari-nyari data untuk penjelasannya,dan gambarku juga jelek"
Mata Arina membulat,dalam hatinya..
"Apa?,apa yang barusan mereka katakan? Mereka bilang aku pintar tapi sebenarnya mereka hanya berlindung untuk tidak mengerjakan tugas.Seenaknya saja mengandalkan aku"
"kami percayakan sama kamu Arina,Nilai kita pasti bagus kalo kamu yang kerjakan..Karna aku yakin,selama ini kamu selalu pintar dan nilaimu selalu bagus" Arkan menatap Arina serius
"Iya Rin,kamu selalu terlihat hebat sejak tahun lalu"
Anya menggenggam tangan Arina.
"Dan gambar Arina selalu rapi"
Arina terdiam,dahinya mengernyit
dalam hatinya
"Pujian itu? Bukan,ini bukan pujian.aku muak,aku tahu apa yang sebenarnya mereka pikirkan,tapi kalau aku paksakan mereka untuk kerjakan nanti gimana kalo hasilnya jelek dan nilaiku juga yang jadi taruhannya.Kalau aku nilai jelek,bagaiman aku bisa mempertahankan peringkat kedua di kelas ini.Aku sudah mati-matian belajar itu pun cuma sampai di peringkat dua,aku ngga pernah bisa kalahkan Evan.
Evan selalu unggul di atas ku,Ya...Allah gimana ini"
Ingin rasanya kata-kata tadi ia keluarkan.Tapi, yang keluar adalah...
"Ya,sudah biar aku yang kerjakan.Tapi kalo sudah, aku kasih penjelasannya kalian juga harus ikut menghafalkannya ya,nanti kan di suruh Pak Fikri jelaskan di depan kelas.kalau kalian ngga baca dan menghafalnya bagaimana kalian bisa menjelaskan di depan"
"Arina,memang yang terbaik.Kita beruntung satu kelompok dengan nya,baiklah Arina..kamu kirim penjelasan bagian aku nanti ya"Kata Arkan sambil menepuk meja pelan
Arina tersenyum getir.Ada rasa sesak yang dia tahan.
Jam pelajaran usai,mereka keluar kelas dengan suara riuh.
***
Vivian merangkul bahu Arina,Dita dan Evan mengikuti dari belakang.
Dari kejauhan terlihat seorang Ibu muda melambai-lambai...dia adalah Rina,Mamanya Evan
"Eh ...itu Mama kamu Van?"Vivian sambil menoleh ke belakang.
"Iya..Mama"
"yuk kita nyapa Mamanya Evan"ujar Dita semangat
mereka ber empat mempercepat langkahnya
"Hai...kalian pasti capek,laper dan haus juga.Tante traktir kalian di resto situ yuk!"
Mamanya Evan selalu ceria,baik,ramah dan cantik.
Evan mengacak rambutnya,dia berharap teman-teman nya tidak menolak permintaan Mamanya
"Beneran Tante? Apa nggak merepotkan Tante?"
"tidak...Tante tidak merasa di repotkan,Ayo naik mobil Tante"
"Sebentar Tante,aku kasih tahu Pak Anton dulu,biar nanti jemputnya di resto aja"
"Iya silahkan Vivian"
"Arina,Dita Ayok masuk"
Arina dan Dita bertatapan sebentar,Evan menunduk seulas senyum di bibirnya terlihat jelas saat mereka menaiki mobil
Arina,Dita,dan Vivian duduk di kursi penumpang,sedang Evan duduk di sebelah Mamanya yang menyetir.
Mereka tertawa,bercanda di perjalanan,hingga sampai di Resto
"Ayo..kalian mau pesan apa saja bebas,Tante akan traktir kalian sepuasnya"
Mereka mengangguk senang,mereka sudah sangat akrab dengan Rina sejak tahun lalu.Ia sering mengajak mereka untuk makan atau jalan-jalan ke mall.
Rina menatap anak-anak itu dengan senyum hangat.Dalam hatinya,
"Alhamdulillah,Evan benar-benar sudah memiliki teman"
selesai makan mereka pulang,Vivian di jemput Pak Anton,Arina dan Dita di antar langsung oleh Rina
Arina terakhir di antar,karna Rina ingin sekalian membeli mie ayam di kedainya.Mereka ikut turun dari mobil saat sampai di rumah Arina
"Assalamualaikum, Mbak"
"Wa'alaikumsalam,Eh...Mamanya Evan.Sini silahkan duduk dulu, terimakasih loh repot-repot sudah nganterin Arina sampe rumah" Mamak tergopoh-gopoh keluar sambil ngelap-ngelap tangannya di celemek yang ia pakai,tangan Mamak basah setelah mencuci piring
Rina tersenyum
"Ngga repot kok Mbak,saya malah senang Evan ada temannya,O..iya Mbak saya mau Mie Ayamnya di bungkus 3 porsi ya"
"O...iya baik,kalo begitu silahkan duduk dulu.Tunggu sebentar nanti saya siapkan"
"Iya Mbak,terimakasih"
Rina dan Evan duduk di bangku pelanggan.Arina menemani mereka,duduk di sebelah Evan.
"Arin,Gimana tugas kelompok kamu?"tanya Evan
"Yah...begitulah,kamu sih enak di kelompokmu semuanya mau berkontribusi.Kalo di kelompokku...hemm ,mereka bilang karna aku lebih pintar dari mereka semua tugas di serahkan padaku"
"Mana bisa begitu,ini kan tugas kelompok.Kenapa mereka semaunya?"
"Entahlah,aku juga tidak mau kalau nilaiku jadi jelek karna mereka tidak sanggup kerjakan"
"iya juga ya,nilaimu jadi taruhannya"
"makanya,aku merasa sangat sial"Arin mendengus,kepalanya tertunduk lesu.. memikirkan nasib kelompoknya
"aku ada ide"
"ide apa?"
"gimana kalo mengerjakannya nanti kelompok kamu dan kelompok aku barengan saja.Jadi mereka tidak ada alasan untuk tidak mengerjakan nya,aku akan bantu kamu ngarahin mereka buat kerjain tugasnya"
"Tapi,Arkan itu sulit sekali di ajak kerja sama.Kamu tahu sendiri kan"
"kamu tenang saja,serahkan pada ku"
Arina mengangguk kecil,dalam hatinya
"Semoga saja Evan bisa membantu,aku tidak mau nilaiku jelek"
Mamak menyerahkan bungkusan mie ayam
"Ini Mie ayamnya"
"berapa semuanya Mbak?"
"totalnya,enam puluh ribu"
Mata Arina membulat,dalam hatinya
"Hah? Bukannya Mie Ayam satu porsinya Lima belas ribu,kenapa Mamak bilang enam puluh ribu,Tante Rina kan pesannya tiga porsi"
Arina hendak membuka suara tapi...
Rina lansung merogoh tasnya,menyerahkan uang selembar berwarna merah
"tidak usah di kembalian Mbak,biar saja"
"aduh ini banyak sekali Lo..."
"tidak apa-apa,Mbak sekali-sekali saya mampir"
"terimakasih banyak Mamanya Evan,saya jadi tidak enak"
"biasa saja Mbak,Saya permisi pamit pulang ya"
"Permisi Buk" Evan menyalami Mamak
"Aduh,Aden ganteng...iya silahkan"sambil mengelus sekilas bahu Evan
"Arina,Aku pulang dulu ya"
"iya, terimakasih banyak Van,Tante Rina terimakasih"
"Iya Arina,tidak usah sungkan begitu" Rina menepuk pelan bahu Arina,sambil membisikkan sesuatu
"Arina,tetap jadi temannya Evan ya..jangan lebih"
Arina terdiam,mencerna kalimat terakhir Rina,
Dalam hatinya
"apa maksudnya tadi?,Tante Rina kenapa bicara begitu?"
*
*
*
"Hah?? Apa tuh yang di omongin Rina,jangan lebih? Apa maksudnya ya?"
Duh,reader..gimana? kalian tahu ngga jawabannya
kalo penasaran,kita tunggu lanjutannya ya...
Jangan lupa like,dan Subscribe ya
trus bolehlah kasih aku satu atau dua tangkai mawar biar aku makin semangat update🤍
_Salam hangat dari Penulis💕🫶