NovelToon NovelToon
Not Everyday

Not Everyday

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Dijodohkan Orang Tua / Romansa / Obsesi / Keluarga / Konflik etika
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: Gledekzz

Hidup Alya berubah total sejak orang tuanya menjodohkan dia dengan Darly, seorang CEO muda yang hobi pamer. Semua terasa kaku, sampai Adrian muncul dengan motor reotnya, bikin Alya tertawa di saat tidak terduga. Cinta terkadang tidak datang dari yang sempurna, tapi dari yang bikin hari lo tidak biasa.

Itulah Novel ini di judulkan "Not Everyday", karena tidak semua yang kita sangka itu sama yang kita inginkan, terkadang yang kita tidak pikirkan, hal itu yang menjadi pilihan terbaik untuk kita.

next bab👉

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gledekzz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Teman di tengah sepi

Malam ini, jalanan masih rame, tapi bagi Gue rasanya sepi. Setelah keluar dari kantor, Gue sengaja muter arah, nggak langsung pulang ke rumah.

Rasanya berat banget kalau harus balik dan ketemu Mama lagi, setelah tadi pagi kami sempat bersitegang soal perjodohan. Kata-kata Gue sendiri aja masih terngiang-ngiang di telinga.

"Justru karena aku dewasa, Ma. Aku tau apa yang aku rasain. Aku juga tau aku nggak bisa jalani hidup dengan orang yang nggak aku pilih. Kalau Mama terus maksa... aku rela nggak dianggap anak lagi."

Kalau memang itu harga yang harus Gue bayar.

Dada Gue terasa sesak setiap kali mengingatnya. Gue tau Mama pasti terluka, tapi Gue juga nggak sanggup terus hidup dalam tekanan.

Mobil Gue hentiin di pinggir jalan dekat jembatan yang biasa dilewati orang-orang buat santai malam. Dari atas jembatan, lampu kota terliat berkilau, air sungai di bawahnya memantulkan cahaya kuning, oranye.

Angin malam berhembus lembut, cukup buat Gue merinding tapi juga menangkan.

Gue keluar, bersandar di pagar besi, dan membiarkan pikiran Gue melayang entah ke mana. Di tangan Gue, kunci mobil masih Gue pegang erat, seolah jadi pengingat kalau Gue sebenarnya bisa pulang kapan aja.

Tapi hati Gue nolak. Gue hanya ingin diam, sendiri, dan lupa sejenak soal keluarga, soal Darly, soal semua ekspetasi yang buat napas Gue sesak.

"Harusnya bahagia itu sederhana," gumam Gue pelan, hampir nggak terdengar. "Kenapa malah jadi serumit ini, ya?"

Belum lama kata itu keluar, suara khas klik dari sebuah kaleng minuman terdengar di sebelah Gue. Gue refleks liat.

Ada tangan muncul, nyodorin Gue sekaleng susu hangat yang masih beruap tipis. Gue kaget setengah mati. "Astaga! Lo?!"

Adrian berdiri santai di sebelah Gue, kayak baru nongol dari udara malam. Wajahnya datar, tapi matanya menyimpan sedikit godaan. "Santai, Gue bukan hantu. Kalau Gue hantu, mana mungkin repot-repot beli susu hangat?"

Gue melotot. "Lo ngapain di sini?"

"Harusnya Gue yang nanya. Lo ngapain bengong sendirian di jembatan, kayak pemain sinetron yang baru ditinggal nikah?" jawabnya ringan.

Gue mendengus, setengah jengkel. "Gue cuma... males pulang."

Dia nggak langsung nanya lebih jauh. Dengan enteng, dia duduk di pagar besi samping Gue, nyodorin lagi kaleng susu itu. "Nih. masih Hangat. Bagus buat orang yang lagi banyak pikiran."

Rasanya Gue teringat Papa yang malam kemarin ngasih Gue susu juga, walaupun beda rasa, tapi perkataan mereka hampir sama.

Gue sempat ragu, tapi akhirnya Gue ambil juga. Kehangatan kaleng itu merambat ke telapak tangan, buat hati Gue sedikit luluh. Gue buka pelan, menyeruput sedikit. Rasanya sederhana, tapi entah kenapa menenangkan.

"Terima kasih," bisik Gue, masih agak kikuk.

Adrian menyeringai. "Gue kira setelah malam kemarin lo nggak akan pernah mau ngomong sama Gue lagi."

Gue mengerutkan kening, tapi senyum kecil lolos juga. "Sarkas banget."

"Nggak, serius. Lo keliatan capek. Kalau orang capek, biasanya butuh dua hal. Istirahat, atau humor receh. Sayangnya, Gue cuma bisa kasih yang kedua."

Gue nggak bisa menahan senyum tipis. Padahal Gue mau kesel, tapi caranya ngomong selalu buat hati Gue jadi lebih ringan.

Tapi tiba-tiba Gue nyadar sesuatu. Gue mendelik lagi, kali ini lebih serius. "Eh, tunggu. Kok lo bisa tau Gue ada di sini?"

Adrian pura-pura ngeliat kearah langit sambil nyeruput minumannya. "Kenapa emang?"

"Jangan-jangan lo ngikutin Gue, ya?" Gue nyorot matanya curiga. "Atau lo masang alat pelacak di mobil Gue? Atau di tas Gue? Jangan ngomong... di badan Gue?"

Adrian langsung ngakak sampe hampir keselek. "Yaelah. Emang Gue apaan, agen rahasia? Santai aja kali. Gue udah ngomong, kan, Gue tuh selalu ada. Tanpa lo hubungi."

Gue terdiam, alis Gue terangkat.

Adrian malah nyengir misterius, abis itu nyebelin candaan. "Ya... anggap aja radar Gue otomatis nyala kalau ada orang yang lagi bete."

"Lo, ya... " Gue menghela napas panjang, antara kesel sama bingung. "Serah lo deh. Gue udah capek debat sama lo."

Dia malah cengar-cengir puas. "Nah, gitu dong. Lebih manis kalau pasrah. Tapi anggap aja, Gue kebetulan lewat terus liat lo. Lo pasti tau kan Gue ini makhluk yang hidup berpindah tempat."

Gue hanya bisa menahan senyum, dan menganggap gitu aja. Daripada kepala Gue pusing.

Beberapa menit, kami hanya diam. Suara kendaraan lalu lalang jadi layar belakang. Gue menatap air sungai, sementara Adrian sesekali melirik Gue.

"Gue... nggak mau dijodohin sama orang yang nggak Gue suka." akhirnya, mungkin karena suasana terlalu tenang dan susu hangat buat lidah Gue lepas, Gue keceplosan.

Kalimat itu keluar begitu aja. Begitu Gue sadar, Gue langsung diam. Jantung Gue berdegup kencang, wajah Gue memanas. Gue nyesel udah ngomong.

Adrian yang awalnya sok santai, mendadak serius. Dia noleh, matanya menatap Gue lurus. Tapi bukannya nanya atau menggali lebih jauh, dia malahan nyengir kecil. "Oh, jadi lo kabur ke jembatan gara-gara drama percintaan?"

"Bukan drama!" Gue langsung defensif. "Ini hidup Gue. Masa depan Gue. Semua orang nyuruh Gue ikut jalan yang mereka tentuin. Padahal Gue..." suara Gue melemah, hampir pecah. "Gue cuma pengen bahagia, dengan cara Gue sendiri."

Hening sebentar. Angin malam kembali berhembus, menyingkirkan sebagian beban di dada. Gue hampir nangis, tapi buru-buru Gue tegakkan kepala. Gue nggak mau keliatan lemah di depannya.

Adrian menyilangkan tangan di dada, pura-pura mikir serius. "Bahagia dengan cara sendiri, ya?"

"Ya," jawab Gue cepat.

"Kalau gitu, kenapa lo masih repot mikirin mereka?" tanyanya pelan, tapi nadanya menusuk.

Gue terdiam. Pertanyaan itu sederhana, tapi nyentil banget. Gue tau jawabannya, tapi sulit banget mengakuinya.

"Lo udah tau apa yang buat lo bahagia. Lo udah jelas nolak dijodohin sama orang yang nggak lo suka. Jadi kenapa masih ragu? Hidup ini cuma sekali, sayang banget kalo di habisin buat nurutin skenario orang lain." Adrian melanjutkan, kali ini dengan nada lebih lembut.

Gue menatap dia lama. Dalam hati Gue, ada sesuatu yang hangat, bukan cuma dari susu kaleng ini, tapi dari caranya ngomong. Dia memang suka bercanda, kadang nyebelin, tapi kata-katanya malam ini... buat Gue merasa diliat, dimengerti.

"Gue nggak tau apa Gue bisa sekuat itu," Gue akhirnya jujur.

Adrian tersenyum miring. "Tenang aja. Kalau lo jatuh, ada yang siap bantuin berdiri lagi. Walaupun cuma bantuin nyodorin susu hangat kayak gini."

Gue refleks ketawa kecil. "Lo ini, ya..."

"Kenapa?" tanyanya sok polos.

"Kadang nyebelin, kadang... buat nyaman."

Adrian pura-pura terkejut, lalu menutup mulutnya dengan tangan. "Wah, wah, baru kali ini lo muji Gue. Gue harus catat tanggal, ah! Ini momen bersejarah."

Gue langsung memukul lengannya pelan. "Jangan GR dulu!"

Tapi di balik semua ejekan ini, Gue sadar hati Gue mulai ringan. Beban yang sejak tadi Gue pendam seolah terurai perlahan. Gue mungkin masih harus menghadapi semua orang. Tapi malam ini, setidaknya Gue merasa nggak sendirian.

Susu kaleng Gue hampir habis. Adrian duduk di sebelah, entah kenapa nggak beranjak. Dan Gue, untuk pertama kalinya dalam beberapa hari terakhir, bisa menghirup udara malam dengan tenang sambil tersenyum tanpa beban.

Gue kira, Gue nggak akan melihat dia lagi. Ternyata.... Gue nggak sangka masih bisa.

1
Susi Andriani
awal baca aku suka
Siti Nur Rohmah
menarik
Siti Nur Rohmah
lucu ceritanya,,,🤣🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!