NovelToon NovelToon
Ditipu Kekasih, Dinikahi Tuan Muda Kaya

Ditipu Kekasih, Dinikahi Tuan Muda Kaya

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintamanis / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Diam-Diam Cinta / Pembantu / Chicklit / Orang Disabilitas
Popularitas:18.2k
Nilai: 5
Nama Author: Mama Mia

Tanpa perlu orang lain bicara, Aya sangat menyadari ketidaksempurnaan fisiknya.

Lima tahun lamanya, Cahaya bekerja di kota metropolitan, hari itu ia pulang karena sudah dekat dengan hari pernikahannya.

Namun, bukan kebahagiaan yang ia dapat, melainkan kesedihan kembali menghampiri hidupnya.

Ternyata, Yuda tega meninggalkan Cahaya dan menikahi gadis lain.

Seharusnya Cahaya bisa menebak hal itu jauh-jauh hari, karena orang tua Yuda sendiri kerap bersikap kejam terhadapnya, bahkan menghina ketidaksempurnaan yang ada pada dirinya.

Bagaimanakah kisah perjalanan hidup Cahaya selanjutnya?
Apakah takdir baik akhirnya menghampiri setelah begitu banyak kemalangan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mama Mia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

07. Pengkhianatan bertubi-tubi

.

“Hallo, assalamu’alaikum, Bu?”

Cahaya baru saja hendak memasukkan pakaian yang telah disetrika ke dalam lemari tuan muda kedua, ketika nada dering ponselnya terdengar. Gadis itu buru-buru membukanya dan ternyata itu panggilan dari ibunya yang ada di desa.

“Aya, kebun kita yang ada di belakang rumah disita oleh pihak bank.” Terdengar ibunya berbicara sambil menangis.

“Disita pihak bank?” Cahaya bertanya dengan nada keras karena terkejut. “Bagaimana bisa? Bukankah ibu tidak pernah memiliki hutang?”

“Maafkan Ibu, Nak. Ibu telah melakukan kesalahan besar.” Suara Bu Ningsih semakin terisak, setiap tarikan napasnya terdengar menyakitkan.

Cahaya mengambil nafas dalam. Tidak ingin menghakimi ibunya. Ia tak tahu apa yang dialami oleh wanita yang melahirkannya itu.

“Bicara pelan-pelan, Bu! Apa yang sebenarnya terjadi bagaimana kebun kita bisa dicetak oleh pihak bank. Bapak ibu mencari pinjaman di Bank tanpa sepengetahuan Aya?”

"Tidak, nak, tidak seperti itu. Waktu itu, Yuda datang ke rumah, Dia meminta sertifikat kebun kita dan ibu memberikannya.”

"Apa Bu, Yuda?" Dunia Aya seakan berhenti berputar. Ia mencengkeram gagang telepon erat-erat, berusaha mencerna kata-kata yang baru saja didengarnya.

"Yuda minta sertifikat kebun? Untuk apa, Bu? Apa alasannya Yuda meminta sertifikat kebun kita? Dan kenapa ibu memberikannya?"

Tangis Bu Ningsih pecah. "Nak Yuda, dia meminta tambahan uang untuk pernikahanmu. Dia mengancam akan membatalkan semuanya jika ibu tidak memberikan uang itu. Ibu,,, Ibu sangat ingin melihat kamu menikah. Ibu percaya kepada nak Yuda. Tapi ternyata…" Isak tangis Bu Ningsih tak terkendali, memekakkan telinga Aya.

Cahaya menahan air matanya, berusaha mengendalikan emosi yang bergejolak di dalam dirinya. Dadanya turun naik dengan cepat menahan amarah yang siap meledak.

Padahal dia sudah mencoba untuk mengikhlaskan semuanya. Ia hanya ingin hidup tenang tanpa menyimpan dendam dan kebencian. Namun, ternyata badai belum sepenuhnya berlalu. Apa yang baru saja diucapkan oleh ibunya, meruntuhkan benteng pertahanannya yang rapuh.

"Jadi, Yuda menggadaikan kebun kita?" Tangannya terkepal erat.

“Yuda mengambil pinjaman dalam jumlah besar di bank dengan menggunakan jaminan sertifikat itu. Dan sekarang katanya sudah jatuh tempo. Pihak bank menagih pembayaran sedangkan Ibu tidak memiliki uang sebanyak itu. Jadi terpaksa kebun kita disita.”

Suara Bu Ningsih terdengar lirih dan bergetar, nyaris tak terdengar. Cahaya mencoba mendengarkannya dengan sabar meski kemarahan seakan ingin meledakkan otaknya.

“ibu akan merelakan kebun itu seandainya saja Yuda benar-benar menikahimu. Tapi…” bu Ningsih menjeda ucapannya.

"Tapi ternyata Yuda menggunakan sertifikat tanah kita untuk menikahi gadis lain. Pernikahan mereka akan dilangsungkan minggu depan." Suara Bu Ningsih bagai tercekat di tenggorokan.

Aya masih hanya bisa dia menyimak. Ia juga tidak tahu harus menjawab apa. Dadanya terasa sakit, tapi ia seperti tak lagi mampu menangis. Air matanya seakan kering.

"Pernikahannya sangat mewah. Rumah mereka sudah mulai dihias. Sekarang di rumah mereka sedang masak-masak. Seluruh tetangga wanita diundang untuk membantu persiapan." Suaranya terputus oleh isakan tertahan.

Aya terdiam, membeku di tempatnya. Ingin menjawab, tetapi kata-kata itu tercekat di tenggorokannya, tak mampu membentuk kalimat yang utuh.

“Itulah yang ibu sesalkan.” Bu Ningsih meratap. "Yuda,,, dia,,, dia menggunakan uangnya untuk pesta pernikahannya yang mewah itu."

Keheningan menggantung di antara mereka, hanya diisi oleh suara isakan Bu Ningsih yang menyayat hati. Aya merasakan kepedihan yang luar biasa, bercampur dengan amarah yang membakar. Ia merasa dikhianati bukan hanya oleh Yudha, tetapi juga oleh ibunya sendiri.

"Ibu,,, " Suara Aya terdengar lirih, masih berusaha menahan emosi. "Bagaimana bisa Ibu begitu mudah percaya kepada dia? Tanah itu warisan Nenek?"

"Ibu yang bodoh, Aya" Bu Ningsih meratap. "Ibu terlalu percaya. Ibu,,, ibu bahkan tidak tahu kalau ternyata Yuda juga selalu minta uang padamu."

Aya menarik napas panjang, berusaha menenangkan diri. Bukan hanya ibunya yang bodoh, dirinya sendiri juga bodoh. Mereka sama-sama bodoh karena terlalu mudah percaya dengan mulut manis Yuda.

"Sudah Bu. Jangan menangis lagi. Sekarang ibu tenang dulu ya. Aku akan mencoba mengurus masalah ini. Mungkin aku bisa meminjam uang pada Nyonya untuk mengangsur hutang itu. Aku tidak rela kebun kita terlepas.”

Aya menutup telepon dengan tangan gemetar. Air mata akhirnya membasahi pipinya, mengalir deras tanpa bisa dicegah. Rasa sakit, kemarahan, dan kebencian memenuhi hatinya.

Tanpa ia sadari, seseorang di balik pintu mendengarkan percakapannya. Marcel baru saja pulang dari perusahaan. Ia urung masuk ke dalam kamar ketika mendengar suara Cahaya yang sedang berbicara di telepon. Memilih mendengarkannya sampai selesai, baru kemudian pergi dari depan pintu saat melihat Aya menghapus air matanya dan bersiap untuk keluar setelah menyelesaikan pekerjaan.

.

.

Malam itu, Aya tak bisa tidur. Pikirannya begitu kalut. Ia tidak tahu bagaimana caranya mendapatkan kembali sertifikat tanah itu, atau setidaknya meringankan beban hutang ibunya.

Ini bukan sesuatu yang mudah. Yuda dan keluarganya adalah orang-orang licik dan tak bermoral. Apakah kali ini dia juga harus mengalah lagi.

*

*

*

Sementara itu di tempat lain…

Seorang pria dengan wajah culas berbaring sambil tersenyum di atas tempat tidurnya yang mewah. Mewah untuk ukuran orang desa.

Yuda tersenyum sambil menatap ponselnya. “Ah, sial. Sekarang Aku sudah tidak bisa meminta uang lagi padanya,” umpatnya kesal.

“Untungnya aku pintar. Kalau tidak, mungkin aku sudah masuk penjara.”

Yuda kembali menatap ke arah ponsel. Riwayat chat yang belum dihapus hingga sekarang. Ponsel lain, ponsel cadangan yang hanya ia gunakan untuk mengirim pesan pada Cahaya. Ponsel berbeda dengan nomor berbeda dari nomor yang biasa ia gunakan untuk umum.

“Dasar gadis bodoh!” umpatnya lagi sambil membayangkan wajah Cahaya yang menangis pilu. “Huh, sangat disayangkan. Sebenarnya dia cantik. Tapi sayang, kakinya panjang sebelah.” berbicara sambil mencibir.

“Gadis bodoh, ibunya juga bodoh!” berbicara lagi dengan nada ejekan. “Tapi aku beruntung karena mereka bodoh. Dengan begitu aku bisa memanfaatkan kebodohan mereka untuk menikahi gadis yang cantik dan dari keluarga yang kaya raya.”

Membalikkan badannya yang semula terlentang kemudian tengkurap memeluk guling. “Bunga,,, Aku penasaran bagaimana rasanya perawan.”

Yudha bukanlah seorang pria yang lurus. Bahkan bisa dibilang dia termasuk golongan red flag, hanya saja tak seorangpun mengetahuinya bahkan termasuk keluarganya. Biaya kuliah yang selalu ia minta dari Cahaya, sebenarnya hanya dia gunakan untuk bersenang-senang di kota. Keluar masuk klub malam adalah hobinya.

“Hah, seharusnya aku juga mencicipi Cahaya dulu sebelum aku hempaskan. Sudah bisa dipastikan kalau Cahaya masih perawan. Dasar sial, aku benar-benar sial.”

Masih sambil tengkurap memeluk guling, memejamkan mata erat. Tiba-tiba bayangan wajah Cahaya melintas di depan matanya. Pipi yang kemerahan, bibir yang ranum. Sungguh menggoda untuk digigit.

Memejamkan mata, mengungkung guling di bawahnya dengan gerakan pinggul naik turun. Memegang miliknya sendiri,,,

“Ahhh… Aya…”

1
〈⎳ FT. Zira
nah ini betull
nonoyy
aw aw aw marcel aya akhirnya
〈⎳ FT. Zira
yg lagi ngomong ini lh gadisnya/Proud//Proud/
〈⎳ FT. Zira
karyawan berani gini yak/Sweat//Sweat/
〈⎳ FT. Zira
Selina di lapak indah/Slight//Slight/
〈⎳ FT. Zira: kalo Selina itu yg ada si gc
✍️⃞⃟𝑹𝑨 Mama Mia: karena kadang aku emang suka lupa nama tokoh yg sudah aku pake di buku sebelumnya. /Facepalm//Facepalm/
yg ini pun juga karena lupa
kalo ingat pasti cari nama lain
total 6 replies
darsih
pasti d setujuin SM nyonya syifana aya
ora
Akhirnya terungkap juga perasaan satu sama lain. Bahagia dan terharu. Semoga kedepannya selalu berjalan baik-baik saja untuk hubungan kalian ....
Eka suci
sok atuh buruan nikahin lah mama mereka udah menyatakan cinta
Patrick Khan
cie cie marcel aya
. cuit cuit
Nar Sih
ahir nya terucap juga kta suka dan cinta dri marcel buat aya ,dan diterima😊semagat aya ,jgn takut positip tingking aja pasti nyonya sifana merestui kalian
Ariany Sudjana
ayo Marcel dan Aya, semangat
Dewi kunti
aku......aku......aku mau pipis🏃🏃🏃🏃🏃🏃🏃
Dewi kunti: ad Pampers kok,ya minimal nyiapin ember
✍️⃞⃟𝑹𝑨 Mama Mia: ha ha ha. udah up bab selanjutnya. tp GK tahu knp review lama sekali
total 3 replies
Eka suci
Aya cukup dengarkan jangan dipotong terus jadi tambah grogi tuh, ayo Marcel kamu bisa💪🏻
✍️⃞⃟𝑹𝑨 Mama Mia: yes yes yes
total 1 replies
Yani
aku kamu kita semuanya... /Angry//Angry//Angry//Angry//Angry/
✍️⃞⃟𝑹𝑨 Mama Mia: kalian, kami dan mereka belum kak 😂😂
total 1 replies
Wulan Sari
lanjutkan Thor bikin penasaran nih heeee semoga marcell diteima cintanya ke Aya salam sehat selalu 💪👍❤️🙂🙏
✍️⃞⃟𝑹𝑨 Mama Mia: sudah up kakak. sabar ya. masih nunggu review. terima kasih telah hadir 😘🙏
total 1 replies
Ariany Sudjana
ayo Marcel, harus berani ungkapkan perasaan pada Aya.
✍️⃞⃟𝑹𝑨 Mama Mia: yes yes yes
total 1 replies
Nar Sih
kak miaaa ...kok di gantung 😭😭😭
✍️⃞⃟𝑹𝑨 Mama Mia: biar kering. soale abis kehujanan /Facepalm//Facepalm/
total 1 replies
Jeng Ining
kok papan biru buat minta update ilang? 🤔
Jeng Ining: iya kak, udh berhasil👍
Jeng Ining: iya kak, udh berhasil👍
total 4 replies
Nar Sih
semagatt marcel,aya ngk seperti selins lho ,jujur sja sama persaan mu pasti aya terima kmu apa adaa nya
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ ✍️⃞⃟𝑹𝑨
lanjut,..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!