Suamiku, dia tidak selingkuh tapi membuat aku kesepian. Dia tidak jahat tapi dia membuat aku terluka akan sikap acuhnya. Dia tidak kasar tapi dia selalu menyepelekan segala hal tentang perasaanku dan lebih sibuk dengan ponselnya daripada bersenda gurau denganku. Aku kesepian, namun aku selalu menyemangati diriku sendiri hingga aku bertemu dengan Zavran, teman sekolahku dulu yang pernah menyatakan cinta padaku namun aku tolak karena aku pikir suamiku lah pria terbaik untukku.
Setelah pertemuan tak sengaja, kami mulai berhubungan. Kami saling suport hingga membuat aku tidak menyadari akan perasaan ini. Aku nyaman bersamanya, aku merasa di perhatikan olehnya, aku merasa di hargai dan di sayangi. Rasa yang tidak pernah aku dapatkan dari suamiku sendiri.
Lalu bagaimana aku memendam perasaan ini? Apakah aku akan menyerah pada perasaan ini? Ikuti kisahku hanya di sini.
Terima kasih
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon swetti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
NIATKU MELUPAKANMU ZAVRAN
Dera membuka pintu kamar mandi, betapa terkejutnya ia saat mendapati Zavran yang berdiri di depan pintu. Dera hendak keluar mengabaikan Zavran namun tiba tiba Zavran mendorong Dera masuk lalu menutup pintunya.
" Apa yang kamu lakukan Vran? Minggir! Aku mau keluar." Titah Dera dengan nada dingin.
" Aku ingin bersamamu di sini." Ucap Zavran mengunci Dera dengan kedua tangan ia dorong ke tembok mengapit kepala Dera.
" Bagaimana kalau ada yang lihat? Bagaimana kalau istrimu mencarimu nanti? Minggir! Aku mau pergi." Ucap Dera terlihat sangat panik saat ini. Ia benar benar takut ketahuan oleh orang lain, apalagi yang di sana teman temannya semua.
" Aku tahu kamu cemburu sama Yulia." Ucap Zavran menyentuh dagu Dera.
Dera mendongak menatap wajah Zavran. berada sedekat ini membuat Dera sport jantung. " Ya, aku cemburu melihat kalian berdua. Rasanya sakit Vran, bahkan sangat sakit melihat orang yang aku cintai bersama orang lain meskipun itu istrimu sendiri." Sahut Dera jujur.
" Tapi apa kamu peduli dengan perasaanku? Kau bahkan bersikap seolah olah tidak kenal aku. Kamu sengaja menunjukkan perhatianmu pada istrimu di depanku. Pada akhirnya aku yang terluka Vran. Aku begitu kesakitan dengan luka yang aku buat sendiri. Ingin rasanya aku menjauh darimu, tapi apalah daya jika aku sendiri juga tidak bisa mengendalikan perasaan ini. Apakah kita harus mengakhiri semuanya sampai di sini? Aku tidak mau terus menerus merasa sakit seperti ini Vran. Aku yakin ke depannya akan ada kesakitan, kekecewaan yang lain yang mungkin semakin membuat aku terluka." Imbuh Dera menatap Zavran dengan tatapan sayu.
" Aku tidak akan pernah mengakhiri hubungan ini Ra. Aku mencintaimu, aku sangat menyayangimu. Aku tidak akan rela melepasmu begitu saja. Jangan pernah katakan ini lagi! Maafkan aku jika cinta ini terasa begitu menyakitimu. Aku menyayangimu Dera, sangat menyayangimu. Bahkan jika aku harus memilih, aku pasti akan memilih kamu." Ucap Zavran menarik Dera ke dalam pelukannya.
Keduanya sama sama nyaman. Zavran melepas pelukannya, ia memajukan wajahnya lalu mencium bibir Dera dengan lembut. Dera terbuai dengan setiap kelembutan yang Zavran berikan padanya. Ia pun membalas ciuman itu, mereka saling membelitkan lidah tanpa menghiraukan jika ada yang melihat atau memergoki mereka. Setiap sentuhan Zavran mampu memberikan sensasi luar biasa yang bisa membuat Dera mabuk kepayang.
Cukup lama mereka saling memadu saliva hingga mereka merasa kehabisan pasokan oksigen. Zavran melepas ciumannya lalu mengusap lembut bibir Dera.
" Manis." Ucap Zavran.
Dera langsung menubruk tubuh Zavran dengan erat. Zavran membalasnya, ia pun mengelus punggung Dera dengan lembut.
" Hiks... " Tiba tiba terdengar isakan dari bibir Dera.
" Stt jangan menangis! Aku tidak bisa melihatmu menangis seperti ini." Ucap Zavran.
" Aku tidak ingin menyakiti wanita lain tapi aku juga tidak ingin kehilanganmu Vran. Aku harus bagaimana? Melihatmu bersama istrimu hatiku rasanya sakit. Sesak Vran bahkan aku tidak bisa bernafas hiks.. Pada akhirnya aku sendiri yang terluka Vran. Aku tersakiti karena ulahku sendiri hiks." Isak Dera masih dalam pelukan Zavran.
" Tenanglah! Jangan terbawa emosi! Kau harus bisa mengendalikan emosimu supaya hubungan ini tetap langgeng Ra. Jalani semua ini dengan santai. Kau harus pandai menyimpan perasaan agar kau tidak tersakiti." Ujar Dera.
" Kamu bilang seperti ini karena kamu tidak melibatkan perasaan Vran. Aku salah karena telah melibatkan hatiku dalam hubungan ini."
Zavran mendorong pelan tubuh Dera hingga pelukan mereka terlepas. Ia menangkup wajah Dera menggunakan kedua tangannya.
" Bagaimana kau bisa bilang begitu hmm? Jika aku tidak melibatkan perasaan ataupun bermain dengan hatiku, aku tidak akan sampai sini Dera. Jika aku hanya menggunakan nafsu untuk mencintaimu, maka bisa saja aku meninggalkanmu begitu saja setelah apa yang telah kita lakukan malam itu. Tapi aku tidak meninggalkanmu kan? Aku juga sudah berusaha menjaga hati kalian berdua. Hati istriku dan kamu. Kalau tadi aku memilih minuman yang kau sodorkan, istriku bisa curiga Dera. Aku tidak mau hubungan ini terungkap begitu saja. Aku tidak rela kehilangan kamu, aku mencintaimu lebih dari apapun. Kamu harus percaya itu." Zavran kembali menarik Dera ke dalam pelukannya. Ia mengecup lembut pucuk kepala Dera memberikan ketenangan di sana. Dera berangsur membaik. Hatinya kembali menghangat hanya dengan kata kata yang di ucapkan oleh Zavran. Entah fakta atau hanya rayuan saja, Dera sendiri tidak tahu.
" Vran, apa tidak sebaiknya kita memberi tahu mereka tentang hubungan ini?"
Zavran melepas pelukannya, ia menatap Dera
" Apa maksudmu Dera?" Tanya Zavran mengerutkan keningnya.
" Akan lebih baik jika kita memberitahu suamiku dan istrimu tentang hubungan ini. Katakan pada mereka kalau kita saling mencintai. Dengan begitu, kita bisa menceraikan pasangan kita masing masing lalu bersatu dan tidak perlu menyakiti mereka lebih dalam lagi." Entah ide konyol darimana Dera bisa lancar mengatakan hal itu pada Zavran.
" Jangan gila kamu Ra! Kamu tidak boleh egois seperti ini! Kita punya kewajiban masing masing terhadap pasangan kita. Dan perpisahan, bukan lah pilihan yang tepat." Ujar Zavran.
" Kenapa? Karena kamu tidak mau kehilangan istri kamu? Kamu sangat mencintainya? Bagaimana bisa kamu mencintai dua wanita sekaligus Zavran? Atau sebenarnya kamu membohongiku? Kau tidak mencintaiku, kau hanya menjadikan aku pelarian saja. Yang kau butuhkan di saat istrimu tidak ada. Bukan kah begitu?" Tebak Dera menatap Zavran. Ia tersenyum sinis sambil terkekeh menertawakan kebodohannya yang begitu percaya pada suami orang. Istri sendiri saja di bohongi apalagi orang lain.
" Bukan begitu Ra. Cobalah kamu mengerti pada posisi kita. Ada satu alasan aku tidak bisa meninggalkan istriku yang tidak bisa aku katakan padamu. Tolong jangan seperti ini! Kita memang tidak bisa bersama tapi kita bisa saling menjaga hubungan ini Ra. Kau paham kan maksudku?" Zavran menangkup wajah Dera.
Ya Dera paham. Dia hanya bisa menjadi selingkuhan saja tapi bisa menjadi nyonya Zavran, baik sekarang atau pun selamanya. Ia mengusap air mata yang mengalir di sudut matanya. Ia paham dengan kemauan Zavran sekarang. Akan lebih baik jika hubungan mereka di akhiri sampai di sini meskipun terlambat, daripada di teruskan yang ada hanya akan menjadi beban hati dan pikiran Dera saja.
" Apa sekarang udah mendingan hmm? Kita bisa keluar dari sini?" Tanya Zavran.
" Kamu duluan aja! Aku mau membasuh muka, lagian aku juga mau langsung pulang." Ujar Dera menghela nafas dalam dalam.
" Baiklah, kamu hati hati ya. Jangan banyak pikiran nanti sakit lagi. Ingat! Meskipun kita tidak bisa bersama, tapi aku bahagia dengan hubungan ini. Aku mencintaimu." Zavran mengecup kening Dera sebelum meninggalkannya.
Dera menyandarkan punggungnya pada daun pintu. Rasa sesak kian mendera di dalam hatinya. Ia memukul mukul dadanya sendiri.
" Hiks.. Pada akhirnya hanya aku yang terluka kan? Bahkan Zavran terlihat biasa biasa saja. Aku tidak mau terus terusan merasakan sakit seperti ini. Aku akan mengakhiri hubungan ini dengan caraku sendiri. Aku akan memperbaiki hubunganku dengan mas Brian. Jauh lebih baik merasa sakitnya kesepian daripada merasakan sakit menjadi simpanan." Pikir Dera. Ia mengusap air matanya.
" Ya, aku harus bisa mengembalikan perasaan ini untuk mas Brian. Aku harus mulai mencintainya lagi. Anggap saja hubungan ini hanya angin lalu yang menerpa. Aku akan memperbaiki hubungan yang telah hancur ini." Tekad Dera.
Tapi apakah Dera bisa mewujudkan semua keinginannya? Akankah Dera mampu melupakan Zavran begitu saja? Akankah ia mampu mengembalikan perasaan cintanya kepada Brian yang telah lama hilang? Hanya waktu yang akan menjawabnya.
Dera segera kembali ke rumahnya, setelah sampai ia membaringkan tubuhnya di atas kasur. Tak lama ponselnya berdering tanda panggilan masuk. Rupanya dari Brian, ia langsung mengangkatnya dan menyambut Brian dengan ceria. Ia ingin memulai usahanya dari sini.
" Halo mas." Sapa Dera di depan layar kamera yang menampakkan Brian di sana.
" Halo sayang, baru darimana? Kelihatannya seneng banget hari ini." Ujar Brian.
" Senang darimana? Aku lagi badmood mas. Aku baru dari acara reuni, di sana acaranya nggak menarik makanya aku pulang." Sahut Dera.
" Oh mas kira baru ketemu pacar atau mantan, makanya mukanya seneng banget gitu."
Deg...
Jantung Dera terasa berhenti berdetak. Ia terlihat gugup seperti seseorang yang kepergok selingkuh.
" Ra." Panggil Brian membuat Dera tersadar dari lamunannya.
" Ah iya mas."
" Kenapa bengong gitu? Apa yang kamu pikirkan?" Tanya Brian.
" Nggak ada mas. Cuma kangen aja sama kamu, kapan kamu pulang?"
" Nanti sore mas pulang, mas libur satu bulanan." Sahut Brian.
" Beneran mas?" Pekik Dera senang. Ia akan memulai usahanya dari sini.
" Iya bener, emang ada apa? Tumben seseneng ini dengar mas mau pulang." Ujar Brian.
" Ye seneng aja sih, kan jarang jarang mas libur sampai sebulan. Ya udah aku tunggu ya mas, jangan mampir mampir lhoh." Ucap Dera.
" Emangnya mas mampir kemana hmm? Kamu itu aneh aneh aja." Sahut Brian. " Ya udah mas mau packing dulu ya, sampai bertemu nanti malam." Ucap Briian.
" Oke mas, bye." Dera mematikan teleponnya.
" Terima kasih ya Tuhan, akhirnya Kau memberiku jalan. Semoga dengan mas Brian ada di rumah, aku bisa melupakan Zavran."
Akankah usaha Dera berhasil? Atau akan terjadi sesuatu selama satu bulan Brian ada di rumah? Ikuti terus kisahnya...
Tbc...