NovelToon NovelToon
Seniman Jalanan Ternyata CEO

Seniman Jalanan Ternyata CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / CEO
Popularitas:36k
Nilai: 5
Nama Author: Pa'tam

Cerita ini lanjutan Aku Yang Tidak Sempurna.

Bakat yang di milikinya adalah warisan dari sang mama yang seorang pelukis terkenal.

Namun ia lebih memilih menjadi pelukis jalanan untuk mengisi waktu luangnya. Berbaur dengan alam itu keinginannya.

Dia adalah Rafan Nashif, seorang pelukis jalanan dan sekaligus seorang CEO di perusahaan.

Namun tidak banyak yang tahu jika dirinya seorang CEO, bahkan pacarnya sendiri pun tidak tahu.

Sehingga ia di hina dan di selingkuhi karena di kira hanya seorang seniman jalanan yang tidak punya masa depan.

Bagaimana kisah selanjutnya? Jika penasaran, mampir yuk!

Cerita ini hanyalah fiksi belaka, jika nama tempat, nama orang ada yang sama itu hanya kebetulan semata dan tidak bermaksud untuk menyinggung siapapun.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pa'tam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 14

"Menyingkir lah," ucap Rafan dengan nada dingin.

"Tidak, sebelum kamu jelaskan dia siapa?" ujar Renata.

"Tidak ada hubungannya dengan mu, lagipula kita sudah putus sebelum aku kenal dia."

"Rafan, aku minta maaf. Tidak bisakah kamu memberi aku peluang sekali lagi?"

Rafan menoleh ke belakang, ia melihat Lestari tetap tenang. Lestari juga tidak ingin ikut campur urusan mereka.

"Aku ke sana dulu ya," kata Lestari, namun dengan cepat Rafan menangkap tangannya dan memintanya untuk tetap di sini.

"Maaf, kesempatan hanya datang sekali. Tapi kamu sudah menyia-nyiakan kesempatan itu," ucap Rafan.

Lalu naik ke motornya, ia juga meminta Lestari untuk naik. Renata tetap ingin menghalangi motor Rafan.

Namun Rafan tidak berhenti dan terus melajukan motornya. Renata pun segera masuk ke mobilnya dan mengikuti motor Rafan.

"Maaf ya, jadi membuat mu merasa tidak enak," kata Rafan. Saat ini mereka sudah tiba di kediaman Lestari.

"Santai saja, lagipula kita tidak punya hubungan apa-apa, kan?"

Rafan tersenyum kecut, namun Lestari berkata benar, mereka tidak punya hubungan apa-apa.

Rafan menceritakan sedikit tentang Renata dan dirinya. Lestari menyimak dengan seksama, walau pun cuma sedikit, namun Lestari mengerti inti dari cerita Rafan.

"Berarti bukan salah Mas dong, dia nya saja yang matre dan tidak mengerti ketulusan hati orang lain. Memangnya kenapa kalau pelukis jalanan? Toh mereka punya harga diri," ujar Lestari menanggapi cerita Rafan.

Rafan tersenyum manis kali ini, ia dapat merasakan ada ketulusan di hati Lestari. Rafan sebenarnya tersentuh saat menonton video yang di kirim Oma nya kepadanya.

Cara Lestari memperlakukan mama nya terlihat jika itu bukan rekayasa yang di buat-buat untuk mencari perhatian, namun bentuk kepedulian.

"Masuklah gak enak di lihat tetangga. Oh ya, terima kasih atas waktunya," ucap Rafan dengan senyum manisnya.

Lestari mengangguk, jujur saja dia terpesona dengan senyuman itu. Namun sebagai seorang perempuan, dia tidak mungkin memperlihatkan rasa kekaguman nya.

Dari dalam mobil Renata melihat keduanya, Renata merasa di tipu mentah-mentah oleh Rafan karena menyembunyikan identitasnya sebagai CEO.

Renata mengira jika Rafan hanyalah seniman jalanan yang tidak mempunyai penghasilan tetap.

Renata tidak tahu, jika penghasilan Rafan sebagai seorang pelukis jalanan lebih banyak dari yang dia kira.

Namun uang yang Rafan peroleh dari melukis bukan untuk dirinya pribadi. Toh uangnya saja sudah banyak, dia menjadi seniman jalanan hanya untuk mengisi waktu luang, namun menghasilkan uang.

"Aku pulang dulu, oh ya terima kasih sekali lagi atas perhatiannya," kata Rafan.

Lestari tidak mengerti dengan perhatian yang Rafan maksud, dia hanya tersenyum lalu mengangguk.

Lestari belum tahu kalau orang yang dia bantu suapin saat makan adalah ibu dari pemuda yang ada di hadapannya sekarang.

Rafan melambaikan tangannya saat motornya mulai bergerak perlahan. Setelah Rafan pergi, Lestari pun ingin masuk ke dalam rumah.

"Tari!"

Lestari menoleh ternyata tetangga sebelah yang memanggilnya. Lestari tersenyum dan tidak jadi untuk membuka pintu.

"Tari, cowok tadi itu pacarnya ya? Cocok deh sama kamu, tampan dan mapan seperti seorang CEO," kata Lisa tetangga sebelah rumah Lestari.

"Cuma teman Mbak, tadi dia mau beli ketoprak, tapi sudah habis. Lalu ngajak aku pergi makan. Rezeki tidak boleh di tolak dong," ujar Lestari.

"Betul, kalau aku jalan sama dia akan aku pepet terus, aku tempelin terus," kata Lisa.

"Hati-hati loh Mbak, kalau mas Irwan dengar gak tahu deh," kata Lestari.

Lisa menjadi salah tingkah, dia berpesan agar Lestari tidak ngomong pada Irwan suaminya. Apalagi suaminya itu orangnya cemburuan.

Tapi Lestari bukan orang seperti itu, dia tidak suka mencampuri urusan rumah tangga orang lain.

Lisa pun kembali ke rumahnya, karena sebentar lagi suaminya akan pulang dari kerja. Lestari pun masuk ke dalam rumah, namun saat hendak menutup pintu, seseorang menahan pintu tersebut.

"Eh ...." Lestari tidak jadi berkata saat melihat orang yang menahan pintunya.

"Boleh aku masuk?"

"Oh silakan Mbak."

Lestari tetap ramah mempersilakan Renata masuk. Renata melihat sekeliling rumah yang jauh dari kata mewah.

"Namamu Lestari, kan?" tanya Renata. Lestari mengangguk sebagai jawaban.

"Kamu sama Rafan ada hubungan apa?" tanyanya lagi. Lestari menggeleng dan mengatakan jika mereka tidak punya hubungan.

"Kamu tahu dia itu siapa?" tanya Renata.

"Mbak ini pasti seorang jurnalis ya, kok bertanya terus," jawab Lestari.

"Kamu tahu, aku ini pacarnya Rafan. Gara-gara kamu dia menjauhi aku!" Renata berbicara dengan nada lantang agar Lestari paham.

Padahal Lestari juga bisa menilai seseorang. Jika orang yang dihadapannya itu baik, tidak mungkin Rafan mencari yang lain, kecuali jika Rafan itu seorang playboy.

"Alhamdulillah deh Mbak, berarti aku lebih menarik daripada Mbak. Harusnya Mbak sadar itu," ucap Lestari.

"Kamu menarik? Cewek miskin tinggal di gubuk seperti ini, menarik? Rafan itu tidak pantas untuk kamu!"

Lestari hanya santai menanggapinya. Dia tidak perlu emosi menghadapi orang seperti Renata.

"Ya jangan pandang luarnya Mbak, mungkin service Mbak nya kurang hot kali," pancing Lestari.

Renata semakin emosi, sudah sejak tadi dia menahan diri ingin melabrak Lestari. Di tambah kata-kata Lestari yang seolah seorang wanita penggoda.

"Sialan cewek ini, aku saja tidak pernah di sentuh oleh Rafan. Bagaimana aku bisa melayaninya dengan baik?" batin Renata.

"Dasar kamu wanita murahan!" maki Renata. Kemudian Renata mengangkat tangannya hendak menampar Lestari.

Lestari dengan cepat menangkap tangan Renata. Dengan tangan sebelahnya Lestari menampar pipi Renata.

"Aw...!" Renata memekik kesakitan.

"Kalau bertamu yang sopan Mbak," kata Lestari.

Mendengar suara keributan, para tetangga Lestari berdatangan. Mereka membawa sapu, kemoceng dan yang lainnya.

Mereka berpikir rumah Lestari kemasukan maling. Tapi siang-siang begini masa ada maling.

"Ada apa Tari?" tanya Lisa.

"Tidak ada apa-apa Mbak, ini ada tamu datang ke rumah," jawab Lestari.

"Ooh," jawab mereka serentak.

Mereka pun membubarkan diri karena ternyata tidak terjadi apa-apa. Ya, begitulah kekompakan mereka dalam bertetangga.

Tapi begitu juga kalau bergosip. Ada saja yang mereka bicarakan saat sedang berkumpul. Hanya beberapa orang yang tidak suka bergosip, termasuk Lestari sendiri.

"Awas saja kau!" tunjuk Renata pada Lestari.

Lestari hanya melambaikan tangannya saat Renata berjalan keluar dari rumahnya. Kemudian Lestari menutup pintu dan menguncinya.

"Huh, salah sendiri malah nyalahin orang lain. Kelakuan nya saja kayak gitu, sementara Rafan sopan dan baik, ya jelas gak mau lah sama cewek modelan kayak gitu," gumam Lestari.

Hari semakin sore, Lestari ingin menjalankan sholat ashar yang sempat tertunda. Dia beristirahat karena terlambat untuk melaksanakan kewajibannya.

Setelah selesai sholat, Lestari pun ke dapur untuk memasak. Namun baru saja ia hendak memotong sayuran, pintu rumahnya di ketuk.

Lestari pun segera membuka pintu. Ternyata tetangganya datang memberikan makanan untuknya.

"Ini bukan makanan sisa loh, karena aku bikinnya banyak, jadi tidak habis. Daripada di buang sayang sekali," ucap wanita itu.

"Terima kasih Bu," ucap Lestari. Kemudian wanita itu pulang.

Makanan itu tidak habis di makan, tadi ibu itu menerima arisan sesama ibu-ibu komplek. Arisan di selenggarakan sebulan sekali. Hanya Lestari yang tidak mau ikut arisan.

1
Herlina
ditunggu lnjutan ya othor sayang, semangat terus dlm berkarya, sukses🙏🙏
Sani Srimulyani
ya ampun Rudi Rudi ga ada kapoknya ya kamu......
Sani Srimulyani
lestari mungkin.
Sribundanya Gifran
lanjut
Sabaku No Gaara
Ngopi bro...biar kuat begadang nulis 😄😄😄
ciemountzz😛
😀😀😀😀😀
ㅤㅤㅤ
mantap Rafan 🥰🥰🥰
Azahra Rahma
bagus
Azahra Rahma
apakah pak Suryo akan menyerah begitu saja?? sepertinya tidak
Sani Srimulyani
lanjut lagi thor.....
Yurniati
tetap semangat terus update nya thorr
Yurniati
semangat Rafan buat dapetin Lestari nya,,,,,,😘😘😍😍💪💪
kaylla salsabella
lanjut Thor
Risma
lanjut kak
Astuti tutik2022
Vote dulu mumpung hari senin
Astuti tutik2022
The one comment, he he he tapi like nomer 2.....semangat trus kk othooor
Astuti tutik2022
Akhirnyaaaaaa jadian jga jalian ber2 ya



ada yg dpt karma ternyata sdah mbah dukunnya g mempan, jdi gila kan dia 😛😛
Astuti tutik2022
Hhhmmmm
Astuti tutik2022
baru sempat baca, thor mbah dukunnya cabul g?😂😂 biar sekalian si Ningnong jdi korban si mbah
Pa'tam: 🤭🤭🤭 gak kok.
total 1 replies
Azahra Rahma
si Renata ternyata sudah bebas
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!