Tawanan Spesial Mafia Kembar

Ardern menggendong Caius sembari melangkahkan kakinya mendekati Kamala yang masih duduk di sofa, dan memandangi Caio yang sudah tertidur di gendongannya.

“Caius sudah tertidur, biarkan aku membawanya ke kasur.” Ujar Ardern sembari menunjukkan Caius yang tertidur di gendongannya itu.

Kamala menganggukkan kepalanya, “Aku juga akan menidurkan Caio, anak ini sudah tertidur lelap.” Ujar Kamala, sembari melepaskan mulut Caio dari dadanya itu, dan bangkit berdiri tanpa membenarkan pakaiannya yang memperlihatkan dadanya itu.

Ardern melirik ke arah gunung besar milik Kamala sembari meneguk salivanya tetapi dia urungkan saja, dia tidak mau membuat Kamala terlalu merasa kelelahan karena ulahnya itu. Ardern hanya mengikuti Kamala yang membawa Caio ke tempat tidur, saat Kamala menaruh Caio di box tempat tidur dari samping kanan, Ardern menaruh Caius dari samping kiri. Tentu saja Ardern memperlakukan anak itu dengan lembut dan menidurkan tubuh anak itu.

“Keduanya sudah tertidur, makanlah makananmu atau makanan itu akan dingin.” Ujar Ardern seakan menyuruh Kamala untuk makan.

“Hah, astaga.. Kau ini benar-benar cerewet.”

“Hey, itu untuk kesehatan tubuhmu sendiri, jika kau tidak makan. Lalu bagaimana kau bisa memberikan ASI kepada kedua anak-anak menggemaskan ini.” Ujar Ardern setengah tidak terima dengan perkataan dari Kamala.

“Iya.. Iya.. Aku akan makan.”

“Baguslah, jangan sampai Archer tahu, atau dia akan menghukummu.”

“Kalau aku pikir-pikir, ternyata saudara kembarmu jauh lebih mesum dan menyebalkan daripada kau.”

“Astaga, apakah kau memujiku sayang ??”

“Tidak jadi.”

“Sayang~ ayo ulangi lagi perkataanmu itu~”

“Diamlah, aku sedang tidak mood untuk menanggapimu, aku ingin makan.”

“Baiklah, makanlah sayang~ jika kurang aku akan mengambilkanmu lebih banyak lagi~”

“Hmm.”

Kamala heran, sebenarnya dirinya berusaha keras agar bertingkah acuh dan cuek dengan kedua lelaki itu, ralat hanya kepada Ardern saja dirinya bisa bertingkah dingin, karena dengan Archer, Kamala tidak bisa mengelak apapun.

...

“Apakah kau tahu dimana istriku ??”

“Apa aku terlihat seperti seorang pencuri istri orang (Pebinor) ??” Ujar Archer dengan nada dinginnya, sementara lawan bicaranya, Oliver menatapnya dengan tajam, Archer sendiri memberikan tatapan sinis tidak peduli.

“Apa kau tidak lupa dengan perjanjian kita ??”

“Itu sudah sangat lama, lagipula aku sudah melakukan apa yang kau minta, bukan ??” Ujar Archer lagi dengan sinisnya.

“Dan aku tidak yakin, hubungan itu hanya terjadi di masa lalu..”

“Kau sudah memiliki istri baru, kenapa kau sibuk sekali mengurus istri lamamu ?? Lagipula tanya saja pada bibi dari istri lamamu itu.”

“Darimana kau tahu, jika Kamala memiliki bibi ?!”

“Pftt.. Aku memiliki jaringan pekerjaan yang luas, bahkan aku menjadi partner utama Rosetta Victoria, bibi dari Kamala Diamond Victoria.” Ujar Archer menyeringai dengan licik disana.

Oliver sendiri menghela nafasnya berat, dirinya bersusah payah untuk mencari dimana Kamala berada, tentu saja bukan karena cinta, melainkan karena rumah dan berusaha merebut perhatian ibunya sendiri, yang sepertinya lebih menyukai Kamala daripada dirinya sendiri.

Archer mengetahui semua itu, batinnya hanya tertawa meledek Oliver, kebodohan lelaki itu benar-benar di luar batas. Apakah dia berfikir Ava akan mau menerimanya dan mau membantunya jika sampai Oliver di usir dari rumah ?? Archer sudah mengetahui ciri perempuan seperti Ava yang bertingkah murahan dan akan mencari lelaki untuk di peras uangnya.

“Ngomong-ngomong jika sudah tidak ada yang ingin dibahas, maka aku harus pergi.” Ujar Archer yang sudah merindukan sosok perempuan bernama Kamala itu.

Wanita itu membuatku tergila-gila dengan perkataannya, tubuhnya dan semua yang ada padanya. Batin Archer saat mengingat Kamala pada malam hari tadi, sungguh dirinya tidak bisa menahan dirinya sendiri jika berhadapan dengan Kamala.

“Bisakah kau membantuku untuk mencari istriku ??”

“Aku sebenarnya mau-mau saja.. Tapi ada pekerjaan penting yang harus aku selesaikan untuk saat ini.”

Aku harus membelikan makanan dan hadiah untuk Kamala istrimu, agar dia mau bersama denganku. Batin Archer menyeringai licik di dalam hatinya, dirinya bisa melihat wajah Oliver yang begitu gundah dan putus asa disana.