Tepat di hari pernikahan, Ayana baru mengetahui jika calon suaminya ternyata telah memiliki istri lain.
Dibantu oleh seorang pemuda asing, Ayana pun memutuskan untuk kabur dari pesta.
Namun, kaburnya Ayana bersama seorang pria membuat sang ayah salah paham dan akhirnya menikahkan Ayana dengan pria asing yang membantunya kabur.
Siapakah pria itu?
Sungguh Ayana sangat syok saat di hari pertama dia mengajar sebagai guru olahraga, pria yang berstatus menjadi suami berada di antara barisan murid didiknya.
Dan masih ada satu rahasia yang belum Ayana tahu dari sang suami. Rahasia apakah itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tria Sulistia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
14. Wajah Cengo
Jam pelajaran pertama, dilalui Ayana memberi penilaian senam lantai pada murid kelas. Sesuai absen, satu per satu murid maju ke depan untuk mendapatkan penilaian mulai dari push up, sit up, roll depan, roll belakang dan lain sebagainya.
Hingga saat giliran Elang yang dipanggil, Ayana menautkan alis kala mendapati muridnya itu berjalan dengan sedikit terpincang.
"Kamu kenapa?"
"Kaki saya sakit. Kemarin kan diinjak sama Ibu," jawab Elang.
"Diinjak sama Bu Aya maksud kamu, Lang?" Abian bertanya sambil menyipitkan mata.
Menyadari teman-temannya mengarahkan pandangan heran, buru-buru Elang menambahkan ucapannya dengan mengusap tengkuk agar tidak kentara sekali tengah dilanda gugup.
"Maksud saya, diinjak sama Ibu saya di rumah."
"Oohhh, kirain."
"Ya sudah. Khusus untuk kamu, Ibu tunda dulu penilaian senam lantai sampai kaki sembuh."
Ayana menundukkan kepala untuk membaca buku absen dan memanggil nama murid selanjutnya.
Pelajaran olahraga pun dilalui dengan lancar. Meskipun Ayana dan Elang suami istri tapi mereka tetap menunjukan sikap sebagaimana mestinya hubungan murid dan guru jika di depan orang lain.
Sampai setelah pelajaran berakhir, seperti biasa para murid langsung menghambur untuk berganti seragam dan sebagian ada yang langsung ke kantin.
Namun, berbeda dengan Elang yang sengaja berjalan lambat agar bisa berduaan dengan Ayana.
"Elang, ingat ya? Nilai senam lantai kamu masih kosong. Nanti setelah kaki kamu sembuh, kamu…."
"Iya, iya, Bu," potong Elang. "Nanti saya bakal push up dan sit up tapi di atas badan Bu Aya ya?"
Seketika Ayana mendelikkan mata marah. Tangan Ayana otomatis menampar mulut Elang yang bicara seenak jidatnya.
"Apa kamu bilang?" geram Ayana berkacak pinggang.
"Enggak, Bu. Bercanda kok," kata Elang sambil menggelengkan kepala cepat.
Ayana mendengus lalu mengayunkan kaki hendak pergi dari lapangan. Namun, secepat kilat, Elang mencekal pergelangan tangan Ayana dan memutar badan wanita itu.
Elang memajukan badan untuk dapat mencium singkat bibir Ayana. Membuat Ayana tersentak kaget dan terdiam beberapa saat.
"I love you, Bu Aya."
Detik berikutnya, Elang berlari kencang sebelum dia mendapat damparat dari Ayana.
"Elang!" pekik Ayana dengan kedua pipi yang perlahan bersemu merah.
Lalu Ayana mengerutkan kening menyadari Elang yang bisa berlari sangat kencang.
"Kok Elang bisa lari? Atau jangan-jangan dia bohong kakinya sakit," Ayana menggeram kesal dan tangannya mengepal kuat. "Awas kamu ya, Elang Angkasa!"
Elang berlari seraya tergelak lepas. Dia bergabung bersama Farel dan Abian yang sedang duduk di bangku koridor kelas.
Dua sahabatnya itu tengah fokus menatap layar ponsel hingga tak menyadari kedatangan Elang.
Karena penasaran, Elang pun ikut menjulurkan leher untuk dapat melihat tontonan yang membuat dua sohibnya terpana dengan mulut menganga dan air liur menetes.
"Buset dah."
Kedua manik mata Elang membulat sempurna kala mendapati dua sahabatnya sedang menonton video dewasa. Tampak di video itu seorang laki-laki dan perempuan tanpa sehelai pakaian saling tindih dan saling ber-ah-ih-uh-eh-oh ria.
Elang pun menjejalkan diri di antara Abian dan Farel untuk ikut menonton. Kini ketiga pemuda itu menonton dengan mata membelalak tak berkedip satu detik pun.
Mereka serempak menelan saliva saat video memutar tayangan si perempuan menjilati ular piton milik si pria. Seketika itu pun milik ketiga siswa SMA itu juga ikut menegang.
"Alamat harus pergi WC nih," ucap Abian yang jiwa laki-lakinya meronta-ronta.
"Sama. Sudah sesak nih celana," Farel menghela nafas berat tak tahan ingin segera pergi ke toilet.
Sedangkan hanya Elang saja yang menyeringai melirik Abian dan Farel secara bergantian.
"Kasihan banget sih kalian. Harus pergi ke toilet kalau lagi pengin."
"Lah terus? Harus gimana dong? Nggak mungkin lah kita main celup ke wanita yang belum sah jadi istri," sahut Farel.
"Iya, sombong banget kamu, Lang. Kaya yang sudah punya istri aja," timpal Abian.
"Ya punya dong."
"Siapa?" Farel bertanya.
"Bu Aya."
"Hah?" Abian dan Farel sama-sama melongo tak percaya.
Dan detik berikutnya, gelak tawa pecah dari mulut mereka. Bahkan mereka sampai harus memegangi perut yang terasa sakit karena saking terpingkal-pingkalnya.
Sedangkan Elang hanya menghela nafas sambil melanjutkan menonton video dewasa. Dia perhatikan dengan serius agar tahu cara menyenangkan Ayana jika mereka melakukan hubungan badan nantinya.
"Jangan bercanda kamu, Lang! Mana mungkin kamu nikah sama Bu Aya?" Abian menyikut Elang dengan tawa yang belum hilang dari bibirnya.
"Iya, kalaupun Bu Aya nikah sama kamu, memang dia mau tidur bareng kamu?" Farel ikut mencibir.
"Terserah. Kalah kalian nggak percaya."
"Ehem… Ehm…"
Suara deheman terdengar dari belakang mereka bertiga. Namun baik Abian, Elang, dan juga Farel yang berminat untuk menoleh.
"Apaan sih ganggu?" Elang berdecak kesal.
Dia menduga kalau orang yang di belakangnya pastilah siswa lain yang ingin ikut menonton.
"Ehem…"
Kali ini suara deheman bertambah kencang. Membuat ketiga murid SMA itu merasa telah terusik.
"Bisa diam nggak? Kita lagi serius nonton nih," Abian ikut bersuara tanpa menoleh ke belakang.
"Iya nih siapa sih yang ganggu ki…"
Farel memutar duduknya untuk melihat orang yang ada di belakangnya. Detik berikutnya, tubuh Farel membeku melihat Pak Tedi sudah berdiri sambil berkacak pinggang.
Lantas Farel menepuk bahu Elang untuk meminta sahabatnya itu ikut melihat ke belakang.
Meski awalnya terpaksa, Elang pun memutar kepala dan melihat Tedi dengan badan gempalnya melotot tajam.
"Bi,Bi," Elang menepuk bahu Abian dan sahabatnya itu pun ikut menoleh.
"Bagus kalian ya? Nonton video dewasa saat di lingkungan sekolah," sindir Tedi sambil memainkan penggaris kayu sepanjang satu meter di tangan.
"Maaf, Pak. Kita nggak sengaja nonton tadi," dengan gemetar Farel membela diri.
"Nggak sengaja tapi keterusan," cibir Tedi.
Kemudian kedua tangan Tedi bergerak menjewer daun telinga Farel dan Elang.
Melihat ada kesempatan, Abian langsung kabur selagi tangan Tedi sedang dipakai menjewer telinga dua temannya.
"Hai, Abian. Jangan lari kamu!" teriak Tedi.
Guru berambut setengah botak itu pun tampak ragu. Dia dilanda dilema haruskah mengejar Abian dan membiarkan Farel dan Elang pergi atau tak mengejar Abian tapi dia mendapatkan dua siswa bandel.
Di tengah kebimbangan Tedi, secara kebetulan Ayana berjalan melintas tak jauh darinya.
"Ada apa, Pak Tedi?" tanya Ayana sambil melirik sekilas Elang yang sedang dijewer.
"Ini Elang sama Farel kedapatan nonton film biru di lingkungan sekolah, Bu Aya," terang Tedi.
"Apa?" Ayana tercengang mendengar ucapan Tedi.
Dia menoleh menatap Elang dengan sorot mata tak percaya dan jijik. Bahkan terang-terangan, Ayana menggidikkan bahu merasa ngeli melihat Elang.
Di mata Ayana, Elang terlihat belum cukup dewasa dan masih kanak-kanak.
"Bu Aya, tolong bantu tahan Elang sama Farel ya? Saya mau kejar Abian dulu."
Tedi segera berlari ke arah perginya Abian, meninggalkan Elang dan Farel bersama Ayana.
"Elang, kamu malu-maluin banget sih?" gerutu Ayana dengan menatap kesal Elang.
"Ay, aku nonton tuh biar tambah wawasan dan bisa menyenangkan kamu saat di ranjang," balas Elang santai.
"Hai, Elang, kamu harus ingat isi surat perjanjian yang sudah kita sepakati! Atau kamu harus bayar denda!"
"Tapi kalau aku bisa bayar dendanya bagaimana?"
Ayana dan Elang saling menatap tajam, tanpa mereka menyadari ada Farel yang menyimak pembicaraan mereka dengan menampilkan wajah cengo.
"Bu Aya, Elang, kalian ngomongin apa sih?"