DALAM PROSES REVISI TOTAL!
Li Bao Jia, Selir Pertama Putra Mahkota Dinasti Ming, dicopot gelarnya serta di cerai oleh sang putra mahkota setelah melahirkan putra pertama mereka karena dituduh melakukan kudeta terhadap kerajaan.
Ayahnya yang merupakan mantan Jenderal peperangan sejak zaman kepemimpinan Raja sebelumnya di tuntut hukuman mati.
Bao Jia yang baru saja kembali ke kediamannya dengan berbagai macam hinaan dan cemoohan, tiba-tiba mendapatkan serangan dari pasukan kerajaan, semua anggota keluarganya dan pengikut setia ayahnya dibantai.
Adik kesayangannya, Li wang-shu dibunuh dengan kejam, sementara di detik-detik terakhir hidupnya Ia melihat, Pamannya, Li Tuo-li tersenyum dan berkata, "Akhirnya Kamu yang terakhir. selamat tinggal ****** kecil!"
Diantara hembusan nafas terakhirnya, Bao Jia bersumpah, Jika Ia bisa mengembalikan waktu, maka Ia tidak akan pernah menjadi selir putra mahkota, Ia akan mendengarkan nasihat Ayahnya dan tetap bersama keluarganya.
'Tolong Beri Aku kesem
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maufy Izha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21 : Izinkan Aku Membantumu (REVISI)
Liu Qin-Mei kembali ke kamarnya dengan perasaan kesal. Ini pertama kalinya Huang Fu meninggalkannya begitu saja.
"Ini semua gara-gara Bao Jia sialan itu! Aku harus membalasnya!" Ucap Liu Qin-Mei dengan mata penuh dendam.
"Nyonya, mata-mata yang Saya utus untuk mengawasi Selir Li Bao Jia, mengatakan bahwa diam-diam Dia sering bertemu dengan pangeran kedua di paviliun Delima"
"Benarkah? Apa Putra Mahkota tahu tentang ini?" Selir Liu Qin-Mei seketika menyeringai, wajahnya berbinar-binar.
"Saya rasa tidak, jika benar sesuai dugaan Saya, maka selir Li datang ke Paviliun Delima secara diam-diam"
"Bagus, awasi terus. Laporkan setiap kegiatannya padaku. Aku juga akan mengatakan informasi ini pada Yang Mulia Permaisuri. Aku yakin Dia akan segera mengambil tindakan jika tahu bahwa Bao Jia dekat dengan Pangeran Kedua yang selalu menentangnya"
"Baik, Nyonya..."
Selir Liu Qin-Mei tertawan kecil, akhirnya Ia bisa membalas Bao Jia!
Meskipun Putra Mahkota sedikit berubah sikap pada Bao Jia, tapi jika Putra Mahkota menemukan bahwa Bao Jia berselingkuh dengan adiknya sendiri, Dia pasti akan menceraikan wanita itu dan mengusirnya dari istana!
*
*
*
Keesokan paginya, Bao Jia kembali bertemu dengan Huan-Ran untuk membahas tentang sihir hitam suku Sou-yi itu.
"Jadi, kekuatan sihir hitam itu belum bisa Kamu temukan dari mana asalnya?"
"Masih dalam penyelidikanku. Sihir hitam itu adalah kekuatan berbahaya. Siapapun yang saat ini mempelajari atau menyimpan kekuatan itu pastilah bukan orang sembarangan. Aku tidak boleh gegabah dalam bertindak..."
"Tapi, Aku tidak punya banyak waktu lagi, apa Aku boleh bantu menyelidikinya?"
"Apa maksudmu tidak punya banyak waktu?"
"Aku akan menceritakannya nanti, tapi tolong izinkan Aku membantumu, agar Kita bisa menemukan siapa yang mempelajari sihir hitam itu"
Bao Jia menatap Huan Ran dengan sungguh-sungguh, Kemudian Bao Jia kemudian menghitung kembali, Saat ini usia kandungannya baru menginjak 12 Minggu, jadi masih ada waktu sekitar 6 bulan lagi untuk merubah jalan takdir di kehidupan sebelumnya.
Jika pamannya masih tidak terbukti bersalah sebagai pengkhianat sesungguhnya, dan ikut menyebarkan Sihir Hitam yang terlarang itu, maka ancaman terhadap keselamatan Ayah dan adiknya tidak akan hilang.
Sementara itu, melakukan penyelidikan tentang sihir hitam tanpa dukungan dari istana juga akan memakan waktu lama.
Orang-orang keluarga Li, juga tidak bisa diandalkan karena Bao Jia sendiri masih tidak tahu siapa saja yang sudah bersekongkol dengan Li Tuo-li.
Dengan keadaannya sekarang, Ia juga tidak bisa membantu penyelidikan tentang sihir hitam itu.
"Hei Kakak ipar, Kenapa malah bengong?"
"Aku mohon, Aku ingin ikut dalam penyelidikan ini"
"Apa Kamu bercanda?Aku tidak mau kamu membantuku untuk hal berbahaya seperti ini"
"Kenapa?"
"Apa Kamu mau mati konyol?"
"Tidak masalah. Aku sudah pernah mati sekali. Asal keluargaku bisa selamat, mati untuk kedua kalinya tidak akan ada bedanya bagiku"
"Apa katamu?"
Bao Jia menyadari bahwa Ia telah salah bicara, Ia pun segera mengoreksinya.
"Maksudku, Kamu tahu di istana ini Aku hidup dengan menyedihkan. Semua orang memperlakukanku seperti benda mati. Para pelayan yang sekarang menunggu diluar, melayaniku karena terpaksa. Jadi, kalau Aku beneran mati, rasanya nggak akan ada bedanya bagiku"
"Jangan mati"
"Apa?"
"Kalau kamu mati... Siapa yang akan membayar jasaku!"
"CK dasar! fufufu baiklah Aku akan tetap hidup sementara waktu ini sambil mengumpulkan harta Karun untuk membayarmu nanti"
Bao Jia tertawa kecil begitu juga dengan Huan-Ran.
"Huan, tolong, Aku ingin membantumu, Aku jamin tidak akan terjadi sesuatu padaku, percayalah"
"Hmn, baiklah... Mulai besok Aku akan mengajakmu, Kita pergi ke pegunungan Yu long bersama. Tapi, Kamu harus melakukan penyamaran"
"Baiklah, terima kasih. Besok Kita bertemu lagi disini"
"Hmn!"
"Oh, tunggu! Apa... Kamu bisa meminta Jin Yao untuk menyelinap ke rumah Pamanku?"
"Maksudmu Li Tuo-li? Apa Kamu yakin Dia benar-benar mengkhianati Ayahmu? Maksudku, bisa saja Kamu salah paham"
"Tidak! Aku yakin"
Huan-Ran terdiam, tapi melihat keyakinan Dimata Bao Jia, Dia hanya bisa menganggukkan kepala, Lalu berkata,
"Biar Aku saja yang melakukannya. Jin Yao,kalau bisa jangan sampai lengah menjaga Ayahmu jika memang anggota klan Bintang Emas yang meracuninya"
Bao Jia mengangguk kemudian. "Sekali lagi, terimakasih"
"Aku sudah bilang, ini tidak gratis"
"Ya, Kamu menyelamatkan nyawa keluargaku, Kalau tidak membayarnya, Aku pasti dikutuk dewa"
"Hahahaha"
Mendengar ucapan Bao Jia, Huan-Ran tertawa. Wanita ini ternyata sangat menarik dan cukup menghiburnya. Dia juga terlihat tulus. Berbeda dengan orang-orang di istana yang lebih banyak bermuka dua.
"Baiklah Kakak ipar, silahkan nikmati waktumu. Aku harus pergi. Sampai jumpa besok"
"Mmm. Huan, Terimakasih"
Huan tidak menjawab , hanya tersenyum sembari menatap Bao Jia, kemudian menghilang dari sana secepat kilat.
Bao Jia kembali ke Paviliun Mawar seperti biasa saat hampir jam makan malam.
Baru saja sampai di halaman Paviliunnya, Bao Jia melihat Huang Fu beserta rombongannya berdiri tepat di depan pintu.
Suasana hatinya yang tadi sudah membaik langsung berubah menjadi buruk.
"Untuk apa lagi Dia disini?"
Bao Jia dengan enggan melangkahkan kakinya mendekati Huang Fu.
Huang Fu juga melihat kedatangan Bao Jia. Awalnya Ia hanya ingin meminta maaf atas sikap kasarnya kemarin, tapi melihat wajah Bao Jia yang masih saja terlihat kesal. Huang kehilangan kata-kata...
"Beginikah caramu menyambutku?"
Ucap Huang Fu. Bao Jia menatapnya semakin sinis, Dia sama sekali tidak ingin berbasa-basi.
"Saya rasa bukan itu tujuan Anda. Ngomong-ngomong, sebagai informasi, hari ini Saya tidak membuat masalah apapun dengan istri tercinta Anda, jadi kalau tujuan Anda untuk memarahi Saya, Silahkan pergi saja"
Selesai bicara, Bao Jia melangkah melewati Huang Fu yang berdiri kaku setelah mendengar ucapan Bao Jia.
"Tunggu!" Cegah Huang Fu.
Bao Jia berhenti, kemudian menatap Huang Fu dengan kesal.
"Ada apa?"
"Aku minta maaf atas sikapku kemarin malam"
Huang Fu berkata dengan jujur. Bao Jia tentu terkejut mendengarnya.
"Anda... meminta maaf?pada Saya?" Tanya Bao Jia.
Huang mengangguk lalu berkata,
"Tapi Kamu juga harus meminta maaf pada Qin-Mei, Dia datang menjengukmu tapi Kamu malah memarahinya"
Mendengarnya, Bao Jia kembali tersulut emosi.
"Jangan harap!" Bao Jia tidak lagi memperdulikan Huang Fu, Dia langsung memasuki kamarnya seraya menutup pintu dengan keras.
Brakkk!!!
"Li Bao Jia..." Huang Fu menggantung kata-katanya, Bao Jia berubah 180°. Dulu wanita itu akan bersikap sebaik dan sepatuh mungkin padanya. Apapun yang Huang Fu katakan, Bao Jia akan menurutinya, tapi sekarang....
"Sebenarnya apa yang terjadi padanya? Dia benar-benar seperti orang lain..."
Bersambung...
let bao,lawaaaan
aku jg penyuka bunga matahari.
jd Lilien.
sedap malam dan bunga kantil.