"Namanya siapa?" tanya Gavindra, seorang pebisnis muda, pemilik pabrik skincare sedang menatap intens pada seorang gadis yang merupakan karyawannya. Tiba-tiba saja bagian dari tubuh bawahnya menegang saat menatap gadis itu.
Sebuah moment yang sudah lama tak dirasakan oleh Gavindra merasakan gairahnya bangkit setelah dikhianati oleh sang kekasih. Dan ia pastikan bahwa perempuan itu akan menjadi incarannya.
Gadis itu bernama Jasmine Putri salah seorang tim content spesialist di perusahaan Gavindra. wajahnya cantik, postur tubuhnya tinggi, dan kepiawaiaannya public speaking menarik perhatian Gavindra yang baru menginjakkan kakinya di perusahaan ini.
Selama ini perusahaan miliknya dihandle oleh sang kakak, dan sekarang sang kakak harus pindah ke Singapura mengikuti sang suami, otomatis Gavindra mengambil alih posisi sang kakak itu.
Bagaimana kisah mereka? ikuti kisahnya yang penuh gelora dan di luar nalar. happy reading.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CUEK
Jasmine dan Gavindra sampai di rumah Jasmine sekitar minggu petang, Gavindra meminta Jasmine merapikan barang-barang yang akan dibawa untuk tinggal di apartemen Gavindra. Sengaja Gavindra mengajak tinggal sang istri ke apartemennya agar lebih privat. Terlebih apartemem Gavindra itu hanya dirinya yang tahu, Bimo dan keluarganya pun tak tahu dia punya apartemen ini. Terlebih aksesnya juga dirasa sangat aman, karena dari parkiran langsung ada lift menuju apartemen masing-masing tanpa melalui lobi, tapi tetap harus punya kartu khusus agar bisa melewati lift tersebut.
Jasmine tak membawa barangnya semua, hanya beberapa saja. Baju kantor, sepatu dan laptop saja. Toh dia pikir akan bolak-balik ke sini juga. Apalagi kalau Gavindra ada urusan keluar kota, atau dia pulang ke rumah orang tuanya, tak mau lah Jasmine tinggal di apartemen sendiri.
Keluarga memang tahu Gavindra tinggal di apartemen, hanya saja apartemen dekat kantor, bukan apartemen ini. Jadi tak masalah kalau Gavindra tak pulang ke rumah utama.
Untuk urusan berangkat kerja, Jasmine minta tetap sendiri saja, tak perlu antar jemput karena pasti ribet. Gavindra berniat membelikan mobil Jasmine, namun ia menolak. Ia tak mau semua orang curiga, dapat uang dari mana bisa beli mobil yah meskipun gajinya sudah dua digit. Jadi Jasmine kembali mengingatkan pada Gavindra, mereka hidup hanya untuk saling memuaskan saja, selebihnya tidak perlu.
Sekali lagi Gavindra mengalah, entahlah ia begitu tunduk dengan permintaan Jasmine. Ia melihat jalan pikiran Jasmine sangat jauh, memperhatikan pandangan orang lain dan tentunya menjaga nama baik masing-masing.
Seperti halnya di kantor, Jasmine sudah mewanti-wanti Gavindra untuk tidak keceplosan atau memberikan signal hubungan mereka. Jasmine ingin bekerja tenang saja. "Tolong jangan hancurkan pekerjaanku, cukup tubuhku saja yang kau lecehkan. Tapi jangan reputasiku saat di kantor," pinta Jasmine dan itulah yang membuat Gavindra luluh.
Ucapan Jasmine menunjukkan seolah dirinya sangat terluka saat kejadian itu, padahal menurut Gavindra apa yang ia lakukan saat itu hanya biasa, hanya mencium kan, tak sampai memperkosa Jasmine tapi mengapa dia seterluka itu. Tapi ya sudahlah, yang penting dia mau melayani Gavindra tak masalah.
Mood Gavindra sangat baik, bagaimana tidak weekend kali ini hanya ia gunakan untuk bercinta sepanjang hari bersama Jasmine. Bahkan sebelum balik, Jasmine bisa juga bertindak seliar itu sehingga membuat Elangnya begitu mendamba perempuan itu.
Sesuai kesepakatan, mereka berangkat terpisah, keluar lift apartemen, Jasmine mengenakan cardigan dan masker, sebisa mungkin ia tertutup waspada saja. Statusnya akan disembunyikan sampai kapan pun. Hidupnya sekarang hanya untuk kenikmatan batin saja.
Di dalam taksi online, Jasmine menyandarkan kepala, sembari memandang jalan yang mulai ramai dengan kendaraan. Pikirannya melayang pada pelecehan tempo hari. Harusnya ia tak perlu memperpanjang, harusnya ia tak perlu mengajukan penawaran nikah siri, langsung saja mengajukan resign dan keluar dari perusahaan ini. Sebodoh ini dia, malah terkungkung entah sampai kapan dalam genggaman Gavindra.
Dia juga tak menyangka, prinsipnya tak akan menikah, luluh dengan kegilaan bos seperti Gavindra, nekad. Mobil sampai di lobi kantor. Jasmine mengucapkan terimakasih pada pak sopir taksi online tersebut.
Setiap langkahnya menuju ruang kerjanya hanya berharap Gavindra tidak membocorkan rahasia mereka. Setidaknya ada tempat dan waktu untuk dia sendiri dan terbebas dari jeratan hasrat si bos.
"Muncak ke mana kemarin?" tanya Mbak Sandra saat Jasmine duduk dan mulai menyalakan laptopnya.
"Muncak ke kasur aja!"
"Maksud lo?"
Jasmine tertawa lebar, dia tak mau berbohong lebih dalam lagi, ia mengaku muncak ke kasur staycation di hotel sekitar sini, sembari menikmati jacuzzi. Tidak terlalu banyak bohong kan? Toh weekend dia melakukan apa yang ia ucapkan.
"Sendiri?"
"Iyalah sama siapa lagi," jawab Jasmine sesantai dan serapat itu menyembunyikan bersama siapa dia muncak kasur.
"Beneran?" tanya Fadli ikut nimbrung, siapa tahu Jasmine selama ini menolak beberapa pria karena ia sebenarnya punya pacar.
"Ya elah."
"Aneh saja, ke hotel sendiri. Apa jangan-jangan selama ini lo punya pacar, tapi lo selalu bilang jomblo dan gak percaya akan cinta?" selidik Fadli, dan Jasmine tertawa lebar.
"Gimana kalau ternyata gue punya suami," tambah Jasmine semakin mengada-ada dan membuat Sandra dan Fadli berdecak sebal. Mana bisa mereka percaya, hari-hari di kantor, kalau Sandra ke rumah Jasmine kebanyakan tidur seharian. The real jomblo sih.
Mereka kembali bekerja sesuai dengan job desk masing-masing. Larut dalam deadline sehingga waktu makan siang pun sudah tiba. Jasmine tak melirik ponsel sama sekali, karena memang selama ini kalau ia bekerja tak pernah berkutat dengan ponsel. Rekan kerjanya pun paham, bila butuh Jasmine pasti langsung telepon.
"Sial!" protes Fadli saat mendapat email dari HRD terkait pelatihan selama 3 hari di Surabaya. "Bukannya kemarin Mbak Sandra mengajukan nama Jasmine ya?" tanya Fadli di sela-sela makan siang bersama Jasmine dan Sandra.
Sandra mengangguk dan melihat email yang dikirim pada Fadli. "Gue jelas-jelas menulis nama Jasmine coba!"
Alasan Sandra mengajukan nama Jasmine karena hanya Jasmine yang belum pernah mendapat dinas luar, sehingga kali ini harusnya jatah Jasmine, tapi kok bisa berubah. Sandra pun mengirim pesan pada Pak Opi, selaku tim HRD bagian pengembangan skill karyawan.
Pak Bos sudah memberikan kepada tim HRD untuk tidak mengizinkan Jasmine keluar San.
Sandra jelas kaget dengan jawaban Opi. Bagaimana bisa tidak mengizinkan, apa karena efek penolakan kemarin? Waduh, tidak profesional sekali.
"Min," panggil Sandra sembari menunjukkan jawaban Opi. "Efek ditolak apa ya?" tebak Sandra merasa kasihan pada jenjang karier juniornya.
Jasmine hanya mengedikkan bahu, cuek dengan keputusan Gavindra terkait jenjang kariernya. Bagi Jasmine yang penting ia masih punya penghasilan, itu sudah cukup.
Tapi dia yakin, bukan karena memutus jenjang kariernya, tapi Gavindra tidak mau jauh dari dia, khawatir Elangnya mati bila tidak bertemu Jasmine. Sungguh, akting mereka perlu diacungi jempol. Si bos sok-sok an mencoret nama Jasmine seolah tak diizinkan untuk pengembangan skill, sedangkan Jasmine seolah tak peduli kalau diblack list oleh sang bos.
Sandra dan Fadli prihatin akan nasib ke depan Jasmine di perusahaan ini. Benar-benar berefek ya penolakan cinta bos pada karir Jasmine.
"Harusnya diterima saja kemarin, Min!" Sandra sedih, memikirkan karir juniornya.
"Meski gak cinta, kamu bisa pura-pura cinta sama bos aja biar gak diblack list gini," sahut Fadli ikut perhatian. Bisa-bisa kalau ada workshop hanya dirinya dan Sandra yang diberangkatkan. Ash, menyebalkan.
"Kalian ini kenapa sih, selagi gue gak dipecat gue gak masalah. Kalau sampai dipecat gue maki tuh bos!"
"Sudah jangan ngomong kasar lagi, melawan orang yang punya kuasa itu berbahaya," ucap Sandra menasehati.
nunggu otornya aja deh.
banyak kejutan tiap bab nya, seru, tegang , penasaran
ditunggu lanjutannya thor
mumet kan, lagian elang Mulu yg difikirin
aku hadir thor