Alexa Alvarez, seorang gadis yang tomboi, ceria, ahli bela diri, jenius tapi sangat ceroboh.
Javier Hernandez, tunangan asli Alexa yang belum pernah ditemuinya, Zaidan Hernandez, pria datar, kejam dan arrogan, Dia CEO ZH, Crops, yang juga Paman Javier, dan pria yang tidak sengaja tidur dengan Alexa.
Sampai suatu saat, Alexa salah mengenali, Zaidan sebagai tunangannya dan Javier sebagai CEO ZH, Crops.
Kisah mereka pun dimulai, antara Alexa, Zaidan dan Javier yang salah target.
Bianca, adik sepupu dari Javier, musuh dalam selimut Alexa.
Bianca orang yang hidup kembali, jadi Dia tahu cerita selanjutnya, yang selalu berusaha untuk membunuh Alexa agar bisa menjadi Nyonya besar Hernadez.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vhiy08, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13. Lukanya hati Alexa
Dikediaman Alvarez tampak sibuk tidak seperti biasanya. Jika biasanya saat pagi hari sepi legang, tapi pagi ini Tuan besar rumah itu masih terlihat santai dengan pakaian resminya, jas navi lengkap dengan dasinya. Pagi ini Dirga masih berada dirumah sedang bersantai sambil membaca majalah bisnis. Nyonya rumah itu juga sudah tampak rapi dan cantik dengan gaun glamornya, serta putri rumah itu dengan gaun seksi nya.
Semalam, Dirga sudah mendapatkan pemberitahuan, jika, pagi ini Javier akan datang mengantarkan surat lamaran resmi, sekaligus melamar putri mereka.
Javier tidak menyebutkan siapa yang akan dilamarnya, tapi baik Serly ataupun Arleta sudah menarik kesimpulan sendiri, jadi, mereka juga ikut bersiap mempercantik diri, dengan mendatangkan orang-orangnya dari WO khusus untuk merias mereka.
Tak lama kemudian tamu yang mereka tunggu datang juga, asisten pribadi Javier, Gara Prakas.
Gara datang menyerahkan beberapa barang yang dibawanya serta surat yang sengaja dikirim oleh Javier.
Dan tanpa membaca surat itu lagi, Serly dengan gaya anggunnya memuji Arleta dihadapan Gara, membuat Gara mengerutkan dahinya tanpa menjawab satupun ucapan Serly.
"Tuan Alvares, saya sebagai utusan dari Tuan muda Javier menyampaikan pesan dan mengantarkan beberapa barang sebagai hadiah lamaran resmi kali ini." Ucap Gara sambil mengedarkan pandangannya pada sekeliling ruangan itu dan terdiam beberapa saat.
"Tuan kami juga menitipkan surat ini untuk Nona muda..." Ucap gara yang langsung terpotong ucapan Serly.
"Sampaikan pada Tuan muda Javier, jika lamaran serta surat ini sudah diterima oleh putri kami dengan senang hati, untuk acara pertunangan resmi kami mengikuti rencana tuan muda saja." Sahut Serly yang langsung berdiri dan mengambil surat itu dari tangan Gara dan langsung menyerahkannya pada Arleta.
"Tuan Javier memang bermata jeli, Arleta selain cantik dan anggun, juga gadis yang lemah lembut dan juga berprestasi, beretika dan berbudi pekerti yang tinggi," ucap Serly lagi sambil mengelus-elus tangan Arleta yang tampak tersenyum malu-malu.
"Dia sangat tahu, sayang Alexa tidak bisa hadir, gadis itu semakin hari semakin liar saja, mohon maaf mungkin karena kurang didikan dia jadi seperti itu, liar, kasar dan juga keras kepala," Lanjut Serly lagi.
"Kami menerima hadiah ini, sampaikan pada Tuan muda Javier jika niat baiknya sudah kami sambut, untuk bagaimana acara selanjutnya, kami serahkan pada Tuan muda saja untuk mengaturnya." Ucap Dirga sambil mengepalkan tangannya melihat sikap Serly yang lancang.
"Ini catatan barang yang kami bawa saat ini," Ucap Gara langsung menyerahkan satu kartu besar pada Dirga.
"Baiklah, saya tidak bisa berlama-lama disini, karena masih harus mendampingi Tuan muda Javier." Ucap Gara.
"Jadi karena niat baik Tuan muda sudah Anda terima, saya mohon diri." Ucapnya lagi.
"Tapi, nanti saat di acara pertunangan, kami minta Nona Alexa bisa hadir langsung." Ucap Gara lagi dengan datar.
"Bisa... Alexa pasti akan hadir dalam acara itu, kami jamin itu." Sahut Serly memastikan.
Gara hanya menatap Serly dengan datar, membuat Serly langsung mengkerut dan terdiam saat akan kembali mengucapkan beberapa kata lagi untuk menjelekkan nama Alexa.
"Maaf Nyonya, yang kami maksudkan Nona Alexa sebagai calon istri tuan muda Javier bisa hadir secara langsung tanpa diwakili seperti ini." Ucap Gara yang membatalkan niatnya untuk pergi saat itu juga.
"Alexa... Ada apa pentingnya bagi jalang itu hadir hadir..." Ucap Arleta pelan tapi masih dapat didengar oleh Gara dengan jelas.
"Mengapa tidak penting, karena Nona Alexa yang akan menjadi Nyonya muda kami, Anda tidak berfikir jika yang kami lamar saat ini Nona muda kedua Anda kan, Nonya Alvarez." Ucap Gare datar.
"Maksud... Maksud Anda?" Tanya Serly langsung memucat dan tubuh yang langsung bergetar.
"Kami memenuhi perjodohan dari Tuan besar Hernandez bersama Nyonya besar Alena, perjodohan antara Nona muda Alexa dan Tuan muda Javier Hernandez." Sahut Gara.
"Atau Anda juga mempunyai satu perjanjian perjodohan lain bersama Tuan besar Hernandes?" Tanya Gara geram dengan nada yang mengejek.
"Tidak, tidak ada Tuan Gara..." Sahut Serly gugup dan cepat sambil menyenggol Arleta yang terlihat akan menjawab lagi.
"Jika tidak ada lagi yang di tayangkan maka kami undur diri, mengenai tanggal pertunangan, Tuan Javier akan mengirimkan surat lagi." Ucap Gara sambil berdiri dan meninggalkan tempat itu.
"Oh ya... Semua barang ini harus sampai ketangan Nona Alexa... Anda tahu apa yang harus dilakukan." Ucap Gara lagi sambil tersenyum sinis.
"Dad.... Mom..." Rengek Arleta sambil menarik ujung baju Serly.
"Jangan membuat ulah lagi, aku tidak mau tahu, acara pertunangan ini harus lancar, jadi kendalikan putrimu," Ucap Dirga sambil berdiri dan meninggalkan ruang tamu dengan wajah yang menahan emosi.
"Mom... Aku sudah jatuh cinta pada Javier, aku tidak ingin jika pernikahan ini menjadi milik Alexa," Rengek Arleta sambil meneteskan air matanya.
"Tenang lah, Sayang, tenangkan dulu Daddy mu, jadi kau harus pandai mengambil dan menyenangkan hatinya untuk beberapa hari ini, jika tidak semua harapan mu itu hanya bisa menjadi mimpi saja." Sahut Serly sambil menyodorkan gelas berisi teh itu.
"Aku tidak akan kalah dengan anak desa itu, aku akan membuktikan jika aku lebih pantas untuk Javier dibandingkan dengan jalang itu, sebentar lagi akan ada olimpiade matematika, jika aku bisa menang maka Daddy akan mengabulkan permintaan ku." Ucap Arleta sambil tersenyum manis.
"Pintar, kau harus membuktikan jika dirimu lebih baik dari jalang itu, maka kau akan menjadi satu-satunya putri dari keluarga Alvarez ini dan dengan sendirinya jalang itu akan tersingkirkan dari keluarga dan dari perjodohan ini." Ucap Serly dengan lembut menasehati Arleta.
"Selau saja melakukan trik kotor seperti itu, ingin menyingkirkan Alexa, selama kau masih bernyawa semua itu hanya akan menjadi mimpi bagi kalian." Sinis pria yang besandar dibalik dinding ruang itu dengan bersandar dan tangan yang masuk kedalam saku celananya.
*
*
*
Sementara itu divilla Zio, keempat Tuan musa itu tampak terhanyut dalam lamunan masing-masing dengan wajah yang tampak muram dan berulang kali menghembuskan nafas dalam-dalam.
Hingga terdengar deringan telepon dari atas nakas disebelah sofa tunggal itu, yang mengejutkan mereka semua, membuat mereka saling pandang dengan wajah yang penuh tanya, sebelum akhirnya mereka saling berebut untuk mengangkatnya.
"Iya Tuan Kenzo, apakah ada kabar dari Kak Lexa?" Tanya Han dengan tidak sabar.
"Kakak kalian sudah sadar," Sahut suara bariton dari sebrang sana membuat suasana hening sejenak lalu terdengar gaduh.
"Benarkah? Apakah kami sudah bisa menjenguknya?" Tanya Zio dengan suara yang bergetar.
"Bisa namun sebelum itu, bisa tolong rahasiakan ini." Ucap Kenzo.
"Siap!" Sahut mereka serempak.
"Hallo... Ini gue," Terdengar suara lembut yang sangat mereka rindukan.
"Hallo Kak!!! Bagaimana kabar Kakak? Apakah butuh sesuatu atau apa gitu?" Tanya mereka berempat kompak.
"Cari tahu kabar terbaru keluarga gue... Gue khawatir sesuatu sudah terjadi? Laporkan setiap ada perkembangan terbaru, apapun itu..." Ucap Alexa.
"10 menit lagi gue nyampe," Lanjutnya lagi.
"What!!! Kak!!! Kak!!!" Teriak mereka tapi sambungan itu sudah terputus.
"10 menit sudah sampai?" Teriak mereka lalu mereka segera berhamburan membersihkan apartemen, lalu menata ruang dan juga menyiapkan makanan untuk Alexa.
*
*
*
"Bagaiman? Apakah mereka menerimanya? Apakah reaksi gadis itu , apakah terharu?" Tanya Javier tanpa melihat wajah Gara.
"Mereka menerimanya Tuan, tapi saya tidak bertemu dengan Nona Alexa," Sahut Gara dengan ragu, dan benar saja gerakan tangan Javier langsung terhenti mendengar jawaban dari Gara itu.
"Apa! Apa Dia belum pulang juga? Lalu kemana Dia?" Tanya Javier beruntun.
"Ada apa Kak?" Tanya Bianca yang tiba-tiba saja sudah masuk kedalam ruangan itu.
"Tuan kehilangan Nona Alexa..." Sahut Gara datar.
"Bagaiman bisa? Dia itu tunangan Kakak..." Ucap Bianca dengan gelisah.
'Menurut waktunya ini belum saatnya Dia bertemu dengan Kenzo, Dia enggak mungkin mampu mendekati Kenzo, seperti dikehidupan yang lalu...' Ucap Bianca dalam hatinya.
"Terakhir Kakak tahu tentang kakak ipar kapan?" Tanya Bianca lagi.
"Dua hari yanga lalu, waktu itu Nona sedang mendapatkan masalah disekolahnya, tapi kami terlambat datang, ternyata sudah ada yang menyelamatkan nya sebelumnya." Sahut Gara dengan sorot mata yang penuh tanda tangan.
"Kakak harus cari dimana keberadaannya..." Ucap Bianca yang tanpa sadar setengah berteriak.
"Nona... Ada apa dengan Anda, Anda terlihat lebih khawatir dari pada Tuan muda." Tanya Gara dengan penuh curiga.
"Hah... Bukan begitu, aku... Aku hanya ikut khawatir saja, bukankah dia gadis desa, aku takut ada yang sengaja mencoba memanfaatkannya. Iya.. begitu lagi pula aku juga belum bertemu dengan Kakak Ipar," Sahut Bianca cepat.
"Cari dimana keberadaannya." Ucap Javier sambil menutup matanya dan tampak tidak memperhatikan Bianca yang sedang berada didekatnya.
'Gue harus bisa mencegah Alexa untuk berte.u atau akrab dengan Kenzo, hanya gue yang pantas menduduki posisi sebagai Nyonya kenzo.' Ucap Bianca lagi.
'Ini hanya perasaan ku saja atau apa, kelihatannya Nona Bianca lebih bersemangat dari pada Tuan javier.' Ucap Gara dalam hatinya sambil menyerahkan map yang sempat Dia bawa.
"Aku tidak tahu bagaimana caranya, temukan Alexa dalam satu minggu," Ucap Javier lagi sambil mengibaskan tangannya.
"Kak, tenang saja kakak pasti bisa menemukan dimana keberadaan kakak ipar, aku juga akan membantu Kak Javi," Ucap Bianca sambil memeluk lengan Javier dan tampak tersenyum manis.
'Gue enggak akan ngebiarin kedua pria emas ini menjadi milik jalang itu, baik dikehidupan gue dulu ataupun yang sekarang.' Ucap Bianca sambil tersenyum misterius.
*
*
*
"Dimana kau?" Tanya Dirga dari sebarang sana melalui sambungan telpon.
"Ada apa anda bertanya?" Sahut Alexa ketus.
"Jaga sikap mu Lexa! Aku ini Daddymu!" Teriak Dirga mulai emosi.
"Kita tidak seakrab itu Tuan Alvarez hingga dalam tahan saya harus melaporkan cuma saya berada, jadi tidak usah bertele-tele lagi, katakan saja terus terang apa maksud Anda mengubungi saya," Ucap Alexa dengan datar dan santai.
"Pulanglah dulu... Ada yang ingin aku bicarakan denganmu, ini sangatlah penting." Ucap Dirga berusaha menekan ego dan emosinya.
"Pulang? Pulang kemana? Saya tidak punya rumah, atau Kerumah Anda? Saya sudah tidak punya tempat dirumah itu, lagi pula itu rumah Anda dan keluarga Anda, bukan rumahku," Ucap Alexa yang tiba-tiba menjadi pilu.
Dirga langsung meremas dadanya, pilu dan sakit itu tidak bisa Dia tahan, tubuh tua itu terlihat bergetar dan sebisa mungkin Dirga mengendalikan dirinya.
"Lexa... Rumah ini milikmu juga, jangan katakan itu Nak... Hati Daddy sakit mendengarnya..." Ucap Dirga dengan lirih.
"Jangan berperan seolah Anda korban, Tuan Alvarez, anda sendiri yang mengatakan jika saya si sampah dan aib ini tidak akan Anda izinkan menginjakkan kaki di kediaman Anda." Ucap Alexa sambil tertawa getir.
"Lexa... Datanglah, Javier sudah mengirimkan hadiah serta surat lamaran untukmu, pulanglah Nak... Jika bukan karena Daddy, setidaknya penuhi amanat dari Mommy mu," Ucap Dirga lemah.
"Datang dan terimalah semua ini, ini hakmu..." Ucap Dirga lagi.
"Hemmm... Akan aku usahakan." Sahut Alexa dengan enggan
"Hadiah pertunangan? Mengapa tadi Javier tidak mengatakan apapun?" Ucap Alexa setelah sambungan itu putus.
"Atau aku tanyakan saja?" Ucap Alexa lalu segera meraih ponselnya dan ingin mengirimkan pesan.
*
*
*
"Tuan... Tuan Javier sudah mengirimkan surat dan menyerahkan beberapa hadiah bukti persetujuan dari dirinya jika Dia menerimanya perjodohan itu dan akan menggelar acara pertunangan resmi dihotel kita..." Ucap Aland pada Kenzo
"Surat perjanjian perjodohan?" Sahut Kenzo mengulang ucapan sovi.
"Sial!!!