Luke Alvarez laventez adalah anak satu-satunya dari keluarga laventez, dikabarkan kedua otangtuanya telah meninggal dunia saat dia berusia 14 tahun. Lalu Luke dirawat oleh pembantunya, dia memiliki tujuan ingin berkerja paruh Waktu agar tidak selalu merepotkan pembantunya itu.Sejak Luke duduk dibangku SMP sangat suka sekali dengan anime dan game, dia sampai mengumpulkannya hingga sekarang.
Lalu Luke memiliki rencana ingin membeli figur aksi anime yang baru saja rilis yaitu tensura dan dia segera bergegas agar tidak kehabisan. saat diperjalanan ia bertemu dengan seseorang yang ingin ditikam dan dia sangat tidak beruntung.
Akankah di kehidupan berikutnya Luke akan mendapatkan keberuntungan atau malah menjadi kesialan baginya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BUBBLEBUNY, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kembalinya Sang Bayangan Dan Kebenaran Yang Terungkap
Beberapa bulan berlalu. Tempest berkembang pesat di bawah kepemimpinan Rimuru. Para kurcaci bekerja tanpa lelah, membangun rumah-rumah batu yang kokoh, bengkel pandai besi yang menghasilkan senjata dan peralatan berkualitas tinggi, dan sistem irigasi yang mengalirkan air segar ke ladang-ladang pertanian. Para goblin, dengan bimbingan Rigurd, belajar dengan cepat dan menjadi pekerja yang terampil.
Rimuru sendiri sibuk dengan berbagai tugas. Ia mengatur perdagangan dengan kerajaan-kerajaan tetangga, menyelesaikan perselisihan antar suku monster, dan terus melatih skill-skillnya. Namun, di balik kesibukannya, ia selalu merasa ada sesuatu yang kurang. Ia merindukan Luke.
Suatu malam, saat Rimuru sedang duduk di kantornya, membaca laporan dari Rigurd, ia merasakan kehadiran yang familiar. Ia mengangkat kepalanya dan melihat sesosok bayangan berdiri di ambang pintu.
"Siapa di sana?" tanya Rimuru, waspada.
Bayangan itu melangkah maju, dan Rimuru terkejut melihat wajah yang dikenalnya. Itu adalah Shizu, wanita bertopeng yang pernah ia temui di masa lalu. Namun, ada sesuatu yang berbeda darinya. Matanya bersinar dengan cahaya yang aneh, dan aura di sekelilingnya terasa dingin dan mengancam.
"Shizu?" tanya Rimuru, ragu. "Apa yang terjadi padamu?"
"Aku bukan Shizu," jawab wanita itu dengan suara yang dalam dan serak. "Aku adalah bayangan dari masa lalumu. Aku adalah kebenaran yang kau hindari."
Rimuru terkejut. "Apa maksudmu?"
"Luke," kata wanita itu, "dia bukan seperti yang kau kira."
Jantung Rimuru berdebar kencang. "Apa yang kau katakan? Luke adalah temanku. Dia adalah mentor ku."
"Luke adalah Pangeran Mahkota Kegelapan," kata wanita itu. "Dia adalah pewaris tahta kerajaan iblis. Dia telah membohongimu sejak awal."
Rimuru menggelengkan kepalanya, tidak percaya. "Tidak, itu tidak mungkin. Luke tidak mungkin seorang iblis."
"Kau terlalu naif, Rimuru," kata wanita itu. "Kau terlalu percaya pada orang lain. Luke menggunakanmu untuk mencapai tujuannya sendiri. Dia ingin memanfaatkan kekuatanmu untuk menghancurkan dunia ini."
"Tidak!" teriak Rimuru. "Itu bohong! Luke tidak akan melakukan itu!"
"Apakah kau yakin?" tanya wanita itu, tersenyum sinis. "Apakah kau benar-benar mengenal Luke?"
Wanita itu mengangkat tangannya, dan sebuah ilusi muncul di udara. Rimuru melihat gambaran Luke sedang duduk di atas tahta, dikelilingi oleh para iblis. Ia mendengar Luke berbicara dengan suara yang dingin dan kejam.
"Rimuru Tempest adalah pion yang berguna," kata Luke dalam ilusi itu. "Dia adalah kunci untuk membuka gerbang ke dunia ini. Setelah aku mendapatkan kekuatannya, aku akan menghancurkan semua yang ada di sini."
Rimuru terhuyung mundur, merasa mual. Ia tidak ingin percaya apa yang dilihatnya, tetapi bukti di depannya terlalu kuat untuk diabaikan.
"Ini... ini tidak mungkin," gumam Rimuru. "Luke... kenapa?"
"Karena dia adalah iblis," kata wanita itu. "Karena dia tidak peduli padamu. Dia hanya peduli pada kekuasaan."
"Tapi... tapi dia menyelamatkanku," kata Rimuru, mencoba mencari alasan. "Dia mengajariku banyak hal. Dia adalah temanku."
"Dia menyelamatkanmu karena dia membutuhkanmu," kata wanita itu. "Dia mengajarimu karena dia ingin kau menjadi lebih kuat. Dia adalah temanmu karena dia ingin memanfaatkanmu."
Rimuru merasa hancur. Ia telah mempercayai Luke dengan sepenuh hatinya, tetapi sekarang ia tahu bahwa semuanya adalah kebohongan.
"Apa yang harus kulakukan?" tanya Rimuru, putus asa.
"Kau harus menghentikan Luke," kata wanita itu. "Kau harus menghancurkan rencananya. Kau harus melindungi dunia ini."
"Tapi... aku tidak tahu bagaimana caranya," kata Rimuru. "Aku tidak cukup kuat."
"Kau lebih kuat dari yang kau kira," kata wanita itu. "Kau memiliki hati yang baik, dan kau memiliki teman-teman yang setia. Kau tidak sendirian."
Wanita itu mendekati Rimuru dan meletakkan tangannya di bahunya. "Aku akan membantumu, Rimuru. Aku akan memberimu kekuatan untuk melawan Luke. Tapi ingat, kekuatan ini datang dengan harga. Kau harus siap untuk mengorbankan segalanya."
Rimuru menatap wanita itu dengan tekad baru di matanya. "Aku siap," katanya. "Aku akan melakukan apa pun untuk melindungi dunia ini."
Wanita itu tersenyum. "Bagus. Sekarang, mari kita mulai."
Wanita itu mulai mengucapkan mantra, dan energi yang kuat mengalir ke dalam tubuh Rimuru. Rimuru merasakan kekuatan baru yang luar biasa, tetapi ia juga merasakan sakit yang luar biasa. Ia berteriak kesakitan, tetapi ia tidak menyerah.
Setelah beberapa saat, mantra itu selesai. Rimuru terengah-engah, merasa lelah dan lemah, tetapi ia juga merasa lebih kuat dari sebelumnya.
"Sekarang kau memiliki kekuatan untuk melawan Luke," kata wanita itu. "Tapi ingat, ini hanyalah permulaan. Kau masih harus belajar banyak hal. Kau harus menguasai kekuatanmu, dan kau harus menemukan cara untuk mengalahkan Luke."
"Aku mengerti," kata Rimuru. "Aku akan melakukan yang terbaik."
"Aku percaya padamu, Rimuru," kata wanita itu. "Sekarang, aku harus pergi. Aku akan mengawasimu dari kejauhan. Jika kau membutuhkan bantuanku, panggillah aku."
Wanita itu menghilang ke dalam bayangan, meninggalkan Rimuru sendirian di kantornya. Rimuru menatap tangannya, merasakan kekuatan baru yang mengalir di dalam dirinya. Ia tahu bahwa ia memiliki jalan yang panjang dan sulit di depannya, tetapi ia siap untuk menghadapinya.
"Aku akan menghentikanmu, Luke," kata Rimuru dengan suara yang tegas. "Aku akan melindungi dunia ini, meskipun itu berarti aku harus mengorbankan segalanya."
Rimuru berdiri dan berjalan keluar dari kantornya. Ia melihat ke arah desa Tempest yang ramai, dan ia merasakan tanggung jawab yang besar di pundaknya. Ia tahu bahwa ia harus melindungi orang-orang yang ia cintai, dan ia tidak akan membiarkan Luke menghancurkan mereka.
Rimuru melangkah maju, siap untuk menghadapi masa depan yang penuh dengan bahaya dan ketidakpastian. Ia tahu bahwa ia tidak sendirian. Ia memiliki teman-teman yang setia, dan ia memiliki kekuatan untuk melawan kegelapan. Ia adalah Rimuru Tempest, dan ia adalah harapan dunia ini.