NovelToon NovelToon
Takdir Kedua Nainara

Takdir Kedua Nainara

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Time Travel / Mengubah Takdir / Romansa / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Fantasi Wanita
Popularitas:5.3k
Nilai: 5
Nama Author: HaluBerkarya

Cewek naif itu sudah mati!

Pernah mencintai orang yang salah? Nainara tahu betul rasanya.
Kematian membuka matanya, cinta bisa berwajah iblis.
Namun takdir memberinya kesempatan kedua, kembali ke sepuluh tahun lalu.
Kali ini, ia tak akan menjadi gadis polos lagi. Ia akan menjadi Naina yang kuat, cerdas, dan mampu menulis ulang akhir hidupnya sendiri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon HaluBerkarya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 4.

"Nathan," Naina menatap adiknya. Senyum Nathan begitu lebar, wajahnya penuh percaya diri saat mendekat dengan gayanya yang memikat.

Satu... dua... tiga... Naina menghitung dalam hati, menebak apa yang akan terjadi selanjutnya.

"Hai, Nathan, duduk di sini yuk," panggil seorang gadis cantik dari meja belakang. Senyumnya manis, wajahnya polos dan imut.

Naina mendengus kesal. Jika ingatannya benar, di kehidupan sebelumnya Nathan memang akan duduk bersama gadis itu. Mereka berteman, lalu Nathan jadi bucin, sampai akhirnya dia dimanfaatkan mentah-mentah oleh gadis itu.

Astaga, yang benar saja... Naina baru sadar sekarang. Dulu, dia sendiri juga sama begonya dengan Nathan, sama-sama dibutakan cinta dan berakhir jadi korban dimanfaatkan.

Nathan sempat menoleh, membalas senyuman gadis itu. Namun, saat ia hendak beranjak, Naina buru-buru menarik tangannya cukup keras.

"Apa sih, Kak?" protes Nathan.

"Mau ke mana, hmm? Kamu nggak mau makan sama kakak? Aduh, sedih banget aku loh, Padahal aku sengaja belum makan, nunggu kita bareng dek," Suara Naina dibuat selembut mungkin, bahkan ditambah ekspresi menggemaskan, kedipan mata berkali-kali yang sukses membuatnya terlihat manja.

"Eh, gilanya belum sembuh ya?" Nathan mendengus, dia berbisik kecil.

Naina berpura-pura tak mendengar, tangannya meraih tangan Nathan untuk ikut duduk di mejanya bersama Zora.

"Dari pada di sana, mending duduk anteng di sini, okey!"

Mereka bertiga makan penuh drama. Naina dengan ulahnya yang kerap bikin Nathan kesal, dan Zora yang hanya bisa geleng-geleng kepala, tak habis pikir dengan tingkah dua kakak-beradik itu.

Hingga bel istirahat berbunyi, memaksa siswa-siswi di kantin kembali berbondong menuju kelas. Naina dan Zora berjalan berdampingan menyusuri koridor yang riuh, langkah ringan bercampur tawa obrolan murid lain.

Begitu masuk kelas, Naina kembali duduk di kursinya, menunggu guru matematika yang sebentar lagi masuk dengan setumpuk materi. Pandangannya tak lepas dari jendela, langit mendung, seakan bersiap menumpahkan hujan.

“Hei…” bosan dengan kejenuhan, Naina menggerakkan tangannya pelan, menarik sedikit ujung baju seragam cowok di depannya.

“Haiss, ini orang cuek banget,” bisiknya, kali ini menarik lebih keras sampai lipatan baju itu kusut.

Cowok itu menoleh cepat, tatapannya tajam namun tenang, “Mengganggu,” ucapnya singkat.

Naina hanya menyengir, sama sekali tak terlihat bersalah. Gadis itu berpikir sejenak untuk mencari topik obrolan yang bagus sekarang.

“Jadi, nama kamu Julian Geovanno Elbert?” tanya Naina, berusaha terdengar santai.

 Pria itu terdiam sesaat. Tatapan matanya tajam, dingin, menusuk langsung pada Naina, "Kok tau?” suaranya datar, nyaris tanpa ekspresi.

Naina menelan ludah, lalu buru-buru menunjuk ke dada seragam cowok itu, “Tuh, di tagnya!” katanya sok percaya diri, padahal dalam hati panik.

Julian sekilas menunduk, melirik name tag yang memang terpasang rapi di sana. Dia mendengus pelan, lalu kembali menatap ke depan tanpa berkata apa-apa lagi.

Naina mendesah, “Ish, jutek banget, padahal cuma nanya nama doang,” gumamnya sambil manyun.

Hanya sebentar, cowok itu kembali menoleh. Senyum tipis nyaris tak terlihat terlukis di wajahnya, “Terima kasih, Nainara,” ujar Julian.

Naina tertegun. Otaknya langsung blank, mencoba mencerna kalimat sederhana itu.

‘Dia… dia barusan senyum? Ke aku?’

Pipi Naina memanas, tangannya refleks menyembunyikan wajah dengan buku. Sial, dia benar-benar tidak bisa menyembunyikan salah tingkahnya.

Sadar akan tingkahnya, Naina buru-buru menggeleng, 'Tidak. Aku nggak boleh baper dengan hal kecil seperti ini. Ih, Naina, malu-maluin! Masa kamu harus jatuh ke cinta buta untuk kedua kalinya? No… no… ya! Jangan sampai!’ batinnya menegur diri sendiri, membuat pipinya makin panas.

...----------------...

Suara langkah kaki dari lorong masuk ke ruang kelas. Ibu Dania, guru matematika masuk dengan wajah serius, menaruh buku dan setumpuk kertas di atas mejanya.

"Baik anak-anak, hari ini kita lanjutkan materi minggu lalu. Tolong buka catatan kalian!"

Seluruh siswa buru-buru mengambil buku, termasuk Naina. Dia sempat melirik Julian yang duduk di depannya, cowok itu sudah rapi membuka buku tanpa ekspresi, seolah benar-benar tidak peduli dengan suasana kelas.

Pelajaran pun dimulai, waktu berjalan lambat. Suara nyaring bu Dania menjelaskan serta sesekali dia menulis di papan tulis, dan ruangan terasa semakin pengap. Beberapa kali Naina menguap kecil sambil melirik ke arah jendela. Awan hitam menggantung berat tanda hujan akan segera turun.

Jam berganti, sampai akhirnya bel pulang terdengar nyaring. Ruangan seketika ramai, murid-murid bergegas berkemas dan keluar kelas.

"Sayang, aku duluan ya!" seru Zora, keluar dari dalam kelas.

"Iya, hati-hati!" balas Naina, ikut berdiri dan merapikan tasnya.

Saat melangkah ke luar, angin dingin langsung menyambut. Hujan deras mengguyur halaman sekolah, membuat beberapa siswa terjebak di depan teras. Nainara mengeluarkan payung kecil dari dalam tasnya, menatap jauh ke bawah di mana di gerbang sana mobil jemputan sudah menunggunya.

Dari arah belakang, Aaron mendekat dengan senyum tipis, mengejek Nainara.

"Sudah aku duga, aktingmu tidak cocok untuk main tarik ulur begitu, Naina! belum ada beberapa jam, kamu sudah menunggu aku. Dan oh ya—"

Matanya fokus pada payung di tangan Naina, kemudian terkekeh kecil sembari menunjuk payung Naina, " payung itu, simpan saja! aku lebih memilih basah kuyup daripada pakai payung itu!"

'lihat saja sejauh mana kamu bertahan, karena aku yakin setelah ini kamu akan memohon padaku!' batin Aaron.

Naina terdiam, menatap cowok itu dengan ekspresi datar.

Aaron mendekat, kali ini tangannya menyentuh sedikit ujung payung Naina, tatapannya penuh tantangan, “Mau kamu mohon-mohon pun, aku tetap nggak mau,” dia berbisik sinis.

Naina menghela napas panjang. Ingatan itu kembali berputar, di kehidupan sebelumnya dia begitu bodoh. Memohon-mohon agar Aaron menerima payungnya, bahkan rela berlari ke lapangan, basah kuyup hanya demi memastikan cowok itu tidak kehujanan. Betapa menyedihkannya bukan? Tapi tidak untuk kali ini.

Sekarang, Naina menggenggam payung itu lebih erat. Senyumnya tipis, matanya menatap Aaron tanpa getar sedikit pun.

 “Ya udah kalau nggak mau, lepasin payungnya!” bentak Naina. Tatapannya menusuk, penuh ejekan, tertuju pada tangan Aaron yang masih saja menahan ujung payungnya.

Aaron terkekeh pelan, senyum percaya dirinya tak hilang sedikit pun, “Kamu pikir aku butuh?” katanya meremehkan. Namun, genggamannya justru tak kunjung lepas.

Naina mengangkat dagunya, seolah menantang, “Kalau gitu jangan sentuh sama sekali. Kamu sendiri yang bilang nggak butuh, kan? lagipula, jangan terlalu percaya diri bahwa aku akan memberi payung ini pada kamu!"

“Ehemm!”

Deheman dari belakang membuat keduanya refleks menoleh. Julian berdiri santai, seolah sudah lama memperhatikan. Sorot matanya tenang, tapi cukup tajam untuk membuat Aaron tersingkir dari perhatian Naina.

Senyum tipis terlukis di bibir gadis itu. Tanpa ragu, dia menarik paksa payungnya hingga terlepas sepenuhnya dari genggaman Aaron. Dengan langkah ringan, Naina bergeser mendekati Julian.

“Kamu butuh payung?” tanyanya, berusaha terdengar biasa saja.

Julian menatap payung itu sekilas lalu mengangguk. “Boleh nebeng?” nada suaranya tenang, seolah sengaja ikut menyempurnakan rencana Naina.

“Ini untuk kamu aja. Aku ke mobil lari, gampang.” Naina menyerahkan payung itu.

Julian menggeleng pelan, “Aku antar kamu ke mobil.”

Tanpa memberi kesempatan untuk menolak, Julian membuka payung, berdiri di sisi Naina, dan melangkah bersamanya menembus hujan. Gadis itu hanya mengangguk kecil, membiarkan langkahnya selaras dengan cowok itu. Sementara Aaron terdiam di belakang, membiarkan tatapan kesalnya tenggelam di derasnya hujan.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

1
uni_riva
ada sekolah apa thoorr 😁
≛⃝⃕|ℙ$꙳Äññå🌻✨༅༄: jiakhhhhh typo yang melenceng🤣🤣
total 1 replies
uni_riva
perjanjian apa yg sdh di sepakati mereka yaaa/Slight/
uni_riva
aku juga tak paham maksud nya bijimana /Shy/
≛⃝⃕|ℙ$꙳Äññå🌻✨༅༄: Aku pun/Proud/
total 1 replies
uni_riva
mna nih lanjutin nya thoorr /Cry/
uni_riva
si jae ini lawan atau kawan yaw
🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana §𝆺𝅥⃝© 🦂
Siapa lagi tuh si jaevan
🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana §𝆺𝅥⃝© 🦂: Masa calon pacar zora liatin na airin mulu 😅
total 2 replies
🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana §𝆺𝅥⃝© 🦂
Kalo sama julian dia udah tue trus kan bukan manusia 🤔 kalo sama si kalron dia benalu parasit
🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana §𝆺𝅥⃝© 🦂: Sama yg pasti2 aja lah 😂
total 2 replies
uni_riva
jgn sampe nih Zora sama Nathan jadian jga ya /Facepalm//Slight//Facepalm/
≛⃝⃕|ℙ$꙳Äññå🌻✨༅༄: Julian sama Naina saja belum😂
total 1 replies
uni_riva
modus mu Julian /Facepalm//Facepalm/
⧗⃟ᷢʷ Ñåñā💜: Akal-akalan barat🤣
total 1 replies
uni_riva
naina gak bsa tegas apa sama si gorong2 😏
≛⃝⃕|ℙ$꙳Äññå🌻✨༅༄: Naina: nge-tes hts🫦😂
total 1 replies
🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana §𝆺𝅥⃝© 🦂
Kebanyakan mikir ah julian mah /Proud/
uni_riva
knp gak saling mengungkapkan Klo kalian saling jatuh cinta /Shy/
uni_riva
jgn sampe naina kepincut lagi sama si gorong2 yaaa thoorr 😏
≛⃝⃕|ℙ$꙳Äññå🌻✨༅༄: Aaron: Naina hanya boleh untukku🫦
total 3 replies
uni_riva
knp blm up jga thoorr /Cry/
uni_riva: gak bisa saballllll aku lagi thoorr /Angry//Angry//Angry/
total 2 replies
uni_riva
dalam mimpi mu 😤
🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana §𝆺𝅥⃝© 🦂
Kalungna othor noh yg simpen 😅
uni_riva
turunkan tanganmu, bukan thoorr 😁
uni_riva
cih ternyata nih org gak pinter2 amat 😏
≛⃝⃕|ℙ$꙳Äññå🌻✨༅༄: itu pintarnya secuil, di urutan 25 dari bawah, berarti masih ada 25 orang di bawahnya🤣
total 3 replies
🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana §𝆺𝅥⃝© 🦂
Waduh siapa tuh yg datang /Determined//Determined/
🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana §𝆺𝅥⃝© 🦂: 😁😄 iya
total 5 replies
🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana §𝆺𝅥⃝© 🦂
Bagus ceritana mantull 🤗🥰🥰
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!