Tanpa Audy tahu, ia sudah masuk dalam jebakan Bibi dan sepupunya, hingga berakhir menghabiskan malam panas bersama seorang pria asing. Padahal Bibi dan sepupunya tahu bahwa Audy telah memiliki kekasih, tapi tetap saja tak menghalangi niat mereka sengaja merencanakan hal jahat pada Audy.
Belakangan baru Audy tahu, ternyata pria asing yang menghabiskan malam panas bersamanya adalah Arion ayah dari Alex. Ternyata Alex kekasih Audy, diam menjalin hubungan dengan sahabat Audy.
Ketika Arion tahu bahwa Audy adalah wanita yang menghabiskan malam panas dengannya, pria itu tanpa ragu meminang Audy.
Dilema melanda Audy, Apakah ia akan menerima pinangan Arion? Padahal niatnya hanya demi membalaskan sakit hatinya. Ternyata tidak begitu sulit menumbuhkan cinta di hati Audy untuk Arion.
Bagaimana reaksi Arion setelah tahu niat Audy menerima pinangannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eli Priwanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Di rumah Arion

Audy merasakan sakit di kepalanya, ia memijit pelipisnya, kemudian ia mencoba mengedarkan pandangannya ke arah sekitar, ia cukup kaget karena dirinya saat ini tidak berada di dalam kosannya Naomi, tapi di dalam kamar yang ukurannya luas serta memiliki dekorasi mewah.
"Dimana aku, ini kamar siapa?" kemudian Audy mulai sedikit teringat akan peristiwa sebelum dirinya jatuh pingsan.
"Ya tuhan, bukankah aku pingsan dalam pelukan pria itu? Arion...ya, dia pasti yang telah membawa ku kesini!" monolognya sembari mengingat apa saja yang telah terjadi padanya.
Tak lama Audy baru menyadari bahwa dirinya saat ini hanya mengenakan kemeja putih polos, dan tak mengenakan apapun lagi, ia pun terkejut bukan main karena berpikir siapa yang telah menggantikan pakaiannya?
"Tidak mungkin kan pria itu yang menggantikan pakaianku? Kalau pun ia, lancang sekali dia, mencuri kesempatan dalam kesempitan." Audy seolah tak terima atas kejadian yang menurutnya begitu memalukan.
Saat dirinya akan beranjak dari atas ranjang tempat tidur, tak lama Arion datang dan bergegas menghampiri.
"Kau sudah siuman?" tanyanya terlihat cemas.
Audy tak berani berkata apapun, ia malah terlihat seperti orang ketakutan, tubuhnya mendadak beringsut dan menutupi sebagian tubuhnya dengan selimut, mengingat dirinya saat ini tak mengenakan pakaian dalamnya.
"S sudah!" jawabnya sampai terbata.
Arion pun merasa lega karena pada akhirnya wanita yang sedari tadi ia cemaskan, kini dalam keadaan baik-baik saja.
"Syukurlah kalau begitu!" jawabnya singkat.
Kemudian suasana kamar mendadak menjadi hening dan juga canggung. Audy mencoba bertanya sesuatu kepada Arion.
"Kalau boleh tahu, siapa yang telah menggantikan pakaianku?" tanyanya penuh selidik, meskipun tubuhnya sedikit gemetar.
Arion malah menatapnya dengan tatapan yang mendalam.
"Memangnya penting bagiku untuk menjawabnya?" tanyanya datar.
Sedangkan Audy, ia malah merasa jengkel, dan terus berpikir bahwa Arion telah mengambil kesempatan dalam kesempitan, dan ia pun merasa di rugikan.
"Sangat penting lah, ini soal harga diri!" jawabnya secara tegas.
Mendengar Audy berkata seperti itu, Arion malah tertawa kecil.
Audy tampak geram di buatnya.
"Kenapa malah tertawa? Memangnya lucu, hah?" kali ini Audy memiliki keberanian untuk berkata seperti itu.
Lalu Arion mencondongkan punggungnya sehingga posisinya yang saat ini berada di ujung tempat tidur menjadi lebih dekat dengan Audy.
"Jika seandainya aku yang menggantikan pakaian mu bagaimana? Lagian aku sudah tahu setiap lekukan tubuhmu, jadi kau tidak usah memperpanjang masalah ini, ngerti kamu!" Arion sampai mengulum senyumnya yang mengembang, entah kenapa ia suka sekali menggoda wanita di hadapannya.
Sedangkan Audy sendiri, ia benar-benar merasa telah dilecehkan oleh Arion, sampai akhirnya ia melakukan aksi nekatnya, ia memberanikan diri memukul tubuh Arion dan tepat mengenai dada bidangnya.
Sedangkan Arion yang mendapatkan perlakuan seperti itu bukannya marah tapi ia merasa momen seperti ini sangatlah lucu.
"Kau sangat menyebalkan, dasar pria mesum!" ujarnya tanpa tersadar jika dirinya saat ini sudah berada dekat dengan Arion dan keluar dari Zona aman, dimana selimut yang menutupi sebagian tubuhnya telah hilang entah kemana, Arion saat ini bisa melihat pucuk dari dua gundukan yang sempat menonjol, serta bagian kemeja yang sampai tersingkap dan mempertontonkan paha mulusnya, Arion adalah pria normal yang tidak mungkin tidak tergoda oleh pemandangan yang telah memacu adrenalinnya, ia bahkan sampai menelan ludahnya berkali-kali.
"Stop, hentikan! Aku melakukan hal itu demi menyelamatkan kamu karena tadi kau demam tinggi, ditambah tubuhmu basah kuyup!" Akhirnya Arion berupaya memberikan penjelasan agar Audy mau mengerti, dan benar saja ia pun langsung terdiam dan tidak tersadar jika dirinya saat ini begitu dekat jaraknya dengan Arion, ia pun buru-buru pergi menjauh, namun sayangnya gerakannya kalah cepet dengan Arion, ia lebih dulu melingkarkan kedua tangannya di atas pinggangnya yang ramping dan menguncinya.
"Lepas...kau jangan bertindak kurang ajar!" Audy berusaha melepaskan tubuhnya dari cengkraman kedua tangannya.
Kemudian Arion malah mengecup keningnya dan mengatakan sesuatu padanya.
"Kau tenang saja, aku tak akan melakukan hal yang membuatmu marah dan tidak suka, aku pun sadar diri bahwa cinta tak bisa dipaksakan, aku hanya ingin melihatmu bahagia, itu saja!" Arion berkata jujur dari lubuk hatinya yang paling dalam.
Audy sempat tersentuh oleh perkataan dari pria yang saat ini berada di dekatnya.
"Kau tenang saja, aku tidak akan mungkin menyentuhmu jika kamu yang memintanya seperti tempo hari, aku pastikan tidak akan mungkin untuk menolaknya!" tiba-tiba Arion berkata seperti itu, lantas Audy pun kesal di buatnya apalagi saat ini Arion tidak mau melepaskan kedua tangannya yang melilit pinggangnya yang ramping, Audy pun akhirnya nekat mengigit telinga Arion sehingga ia meringis kesakitan, bahkan telinganya sampai terlihat memerah, karena gigitan dari Audy cukup bertenaga.
"Aarrrkkkhhhh...kenapa kau malah menggigitku?" Protesnya sembari melepaskan kedua tangannya dari tubuh Audy dan Audy buru-buru menjauh, ia meraih selimut di dekatnya dan menutupi seluruh tubuhnya.
Tak lama dari arah lantai satu terdengar suara Alex yang terus memanggil namanya.
Audy pun samar-samar mendengar suara tersebut.
Tiba-tiba wajahnya berubah menjadi pucat dan ia pun memohon kepada Arion untuk tak memberi tahu keberadaannya di rumah ini.
"Ku mohon jangan kau katakan aku ada di rumahmu, aku sudah tak ingin lagi bertemu dengannya!" pintanya sampai mengatupkan kedua tangannya.
Kemudian senyum licik akhirnya ia tunjukan kepada Audy.
"Apa bayarnya kalau aku tak mengatakan kalau kau tidak ada di sini bersamaku?"
Audy yang mendengarnya secara langsung, ia menjadi sangat kesal, peristiwa seperti ini mengingatkan dirinya ketika berada di dalam lift, akhirnya ia pun terpaksa mencium Arion sebagai imbalannya, sedangkan Arion yang mendapatkan ciuman yang mendadak dari Audy, justru ia malah membalasnya dan tak mau melepaskan pagutannya.
Audy pun berusaha untuk menyudahinya, namun ciuman dari Arion begitu menuntut.
Beberapa detik kemudian, Arion menyudahi adegan tersebut dan ia tersenyum bahagia ke arahnya.
"kau tenang saja, aku akan melakukan apa yang kamu perintah kan, tapi kau harus cerita padaku apa yang telah terjadi antara kamu dengan Alex?" pintanya dan segera beranjak dari atas tempat tidur
Sedangkan Audy, ia memilih untuk diam sembari menundukkan kepalanya, ia menyembunyikan wajahnya yang bagaikan kepiting rebus akibat kejadian barusan.
'Dasar pria mesum!' umpatnya dalam hati.
Kemudian Arion membuat handel pintu kamarnya, ia sangat terkejut saat melihat Alex berada tepat di hadapannya.
Arion pun terkejut setengah mati, ia sampai melototi Alex.
"Kau, kenapa bisa ada di sini hah?"
"Pah, apakah Papah melihat atau bertemu dengan Audy? Aku mencoba mencarinya kemana-mana, tapi tak menemukannya!" Alex sampai memperhatikan kondisi Papahnya yang tak biasa.
" k kau untuk apa menanyakan kekasihmu padaku, apa urusanku?" Arion mendadak menjadi gugup.
"Ya kali saja tadi Papah bertemu dengannya di jalan!" ucapnya malah menatap curiga ke arah Papahnya, entah kenapa Alex merasa ada sesuatu yang aneh antara Papahnya dengan Audy, tapi ia berusaha untuk menepisnya, pikirnya mana mungkin Audy dan Papahnya ada main?
Namun ada satu pemandangan yang membuat Alex curiga terhadap Papahnya.
"Pah, kenapa kuping mu yang sebelah kiri terlihat merah sekali, apakah Papah menyembunyikan sesuatu dariku? Papah memiliki seorang kekasih ya? Apakah kekasihnya Papah berada di dalam kamarnya Papah?" tanyanya penasaran, karena selama ini Alex mencurigai Papahnya telah memiliki hubungan spesial dengan seorang wanita, apalagi ia pernah memergoki Papahnya sedang bersama seorang wanita di salah satu restoran terkemuka di kota ini sehari setelah kepulangannya dari Australia, ditambah sikap Papah nya yang akhir-akhir ini terlihat aneh sudah seperti anak remaja yang sedang mengalami masa puber.
"kamu mau ngapain masuk ke kamarnya Papah? Jangan lancang kamu, Alex!" tegurannya sampai mengomel.
"Ck, yaelah Pah! Aku kan hanya ingin tahu saja calon ibu sambung ku, tapi aku turut berbahagia karena Papah Akhirnya tertarik dengan seorang wanita!" Alex berusaha untuk melihat kedalam kamar Papahnya yang pintu kamarnya sedikit terbuka, dan benar saja, ia bisa melihat sepasang kaki yang tidak tertutup oleh selimut.
'Aih... ternyata Papahku cukup nakal juga, berani sekali Papah membawa kekasihnya kedalam kamarnya? Baiklah Alex persiapkan dirimu untuk menyambut ibu tirimu, ck!' batinnya cukup kesal.
Bersambung...
🌷🌷🌷🌷🌷
apakah arion junior sdh ada di rahim audy,,jd penasaran,,,lanjut kak othor 😘
lanjut kak othor quh,,💪😍