NovelToon NovelToon
WOTU

WOTU

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri / Kutukan / Penyeberangan Dunia Lain
Popularitas:491
Nilai: 5
Nama Author: GLADIOL MARIS

Di kota kecil Eldridge, kabut tidak pernah hanya kabut. la menyimpan rahasia, bisikan, dan bayangan yang menolak mati.

Lisa Hartman, gadis muda dengan kemampuan aneh untuk memanggil dan mengendalikan bayangan, berusaha menjalani hidup normal bersama dua sahabat masa kecilnya-Ethan, pustakawan obsesif misteri, dan Sara, sahabat realistis yang selalu ingin mereka tetap waras.

Namun ketika sebuah simbol asing muncul di tangan Lisa dan bayangan mulai berbicara padanya, mereka bertiga terseret ke dalam jalinan rahasia tua Eldridge: legenda Penjaga Tabir, orang-orang yang menjadi pintu antara dunia nyata dan dunia di balik kabut

Setiap langkah membawa mereka lebih dalam pada misteri yang membingungkan, kesalahpahaman yang menimbulkan perpecahan, dan ancaman makhluk yang hanya hidup dalam bayangan. Dan ketika semua tanda mengarah pada Lisa, satu pertanyaan pun tak terhindarkan

Apakah ia pintu menuju kegelapan atau kunci untuk menutupnya selamanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon GLADIOL MARIS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

PAGI YANG PANJANG

Mereka bertiga menghabiskan pagi dalam keheningan tegang. Lisa menulis simbol-simbol yang muncul di pikirannya—garis patah, lingkaran ganda, tanda aneh yang bahkan ia tidak tahu artinya. Tangannya bergerak sendiri, seperti dikendalikan.

Sara menatap dengan tatapan setengah muak, setengah takut. “Aku merasa seperti hidup di film horor murahan,” gerutunya.

“Kecuali ini nyata. Dan kita nggak punya sutradara untuk bilang ‘cut’.”

Ethan tidak menanggapi. Ia sibuk menyalin catatan ayahnya, berulang kali menggaris bawahi nama-nama yang berhubungan dengan Eldridge. Salah satunya: Bu Redfield.

Lisa menoleh. “Itu… Bu Redfield? Guru kita dulu?”

Ethan mengangguk. “Iya. Ayahku menulis bahwa Bu Redfield salah satu dari sedikit orang yang tahu sejarah asli Eldridge. Bukan sejarah yang ditulis di buku pelajaran.”

Sara mendengus. “Jadi rencanamu berikutnya adalah… menginterogasi guru tua yang sudah setengah pikun?”

“Kalau dia satu-satunya yang bisa memberi jawaban, ya.” Ethan menatap mereka bergantian. “Kita tidak punya banyak pilihan.”

Lisa menggigit bibir. Nama Bu Redfield membawa ingatan samar: kelas sejarah yang pengap, suara wanita tua yang gemetar tapi tegas. Ia selalu bicara tentang Eldridge seolah kota ini punya lapisan lain yang tidak terlihat.

Waktu kecil, Lisa menganggapnya cuma cerita iseng. Tapi sekarang… semua terdengar masuk akal.

..........

[Simbol yang Hidup]

Saat mereka bersiap, Lisa berdiri di depan cermin kecil di kamarnya. Cermin itu berbingkai kayu tua yang retaknya membentuk garis-garis seperti sarang laba-laba. Cahaya pagi dari jendela menembus kabut tipis, jatuh ke wajahnya yang pucat.

Dengan jari gemetar, ia menggulung lengan jaketnya. Simbol di tangan kanan terlihat jelas—tidak hanya di telapak lagi. Garis-garis hitam halus sudah merambat ke pergelangan, bercabang seperti akar pohon yang mencari jalan. Beberapa garis berdenyut pelan, seolah ada aliran darah hitam di bawah kulitnya.

Cahaya samar muncul setiap kali ia menarik napas. Redup, tapi cukup untuk membuat bayangan di sekitar kamar bergoyang tipis, seolah merespons.

Lisa mendekat ke cermin, matanya berusaha menolak kenyataan yang dipantulkan. “Bukan aku,” gumamnya. “Bukan aku yang seperti ini.”

Ia meraih sabun di wastafel kecil di sudut kamar, menggosokkannya keras-keras ke telapak tangan. Busa putih menutupi simbol itu sebentar, tapi begitu air menetes, garis hitam tetap ada, makin jelas.

Frustrasi, ia mencoba menggores ringan dengan kuku. Rasa perih menjalar, tapi kulit tidak robek. Justru panas menjalar lebih kuat, membuatnya meringis. Seolah ada sesuatu di bawah permukaan yang menolak disentuh.

Lisa berhenti, napasnya memburu. Lalu ia melihat sesuatu. Dari bawah kakinya, bayangan sendiri mulai naik pelan, menjalar ke arah dinding, membentuk pola samar yang mirip dengan simbol di tangannya. Seakan bayangan itu belajar meniru.

“Jangan…” Lisa berbisik, suaranya nyaris patah. “Aku tidak ingin ini.”

Bayangan itu bergetar, lalu melebur kembali ke lantai, seakan menurut. Tapi sebelum lenyap, Lisa sempat mendengar suara samar di kepalanya. Bukan kata-kata jelas, hanya bisikan yang membuat bulu kuduknya berdiri.

Ia memejamkan mata, mencoba menahan air mata yang mulai menggenang. Ingatannya melayang ke masa kecil—hari ketika ia pertama kali menunjukkan “trik bayangan” di kelas. Anak-anak menjerit, Sara marah, Ethan kagum. Dan sejak hari itu, ia tahu dirinya berbeda. Tapi berbeda kali ini… terasa berbahaya.

“Lis?” suara Sara dari pintu terdengar, lembut tapi tegang.

Lisa tersentak. Dengan cepat ia menurunkan lengan jaket, menutup simbol itu. “Aku siap.”

Pintu terbuka sedikit. Sara berdiri di ambang, menatapnya lama. Mata sahabatnya itu penuh keraguan, seolah ia bisa membaca kebohongan kecil yang disembunyikan Lisa.

Tapi Sara tidak berkata apa-apa. Ia hanya masuk setengah langkah, lalu menepuk bahu Lisa pelan sebelum berjalan pergi.

Begitu Sara menghilang dari pandangan, Lisa menatap cermin sekali lagi. Simbol itu masih berdenyut samar di balik kain jaketnya. Ia tahu, cepat atau lambat, Sara dan Ethan akan melihat seluruhnya.

Dan ia sendiri belum siap menerima apa arti sebenarnya.

1
~abril(。・ω・。)ノ♡
Saya merasa seperti berada di dalam cerita itu sendiri. 🤯
GLADIOL MARIS: Semoga betah nemenin Lisa di Wotu dalam perjalannya 🤗
total 2 replies
Không có tên
Kocak abis
GLADIOL MARIS: Waduh, susah nih bikin kakak takut pas baca kayaknya⚠️
total 1 replies
GLADIOL MARIS
Halo teman-teman yang sudah menyempatkan mampir. Aku harap WOTU bisa nemenin kalian nantinya😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!