NovelToon NovelToon
Air Mata Istri Yang Diabaikan

Air Mata Istri Yang Diabaikan

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Selingkuh / Penyesalan Suami / Tukar Pasangan
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: fadelisa dedeh setyowati

Ratna yang tidak bisa hamil menjebak suaminya sendiri untuk tidur dengan seorang wanita yang tak lain adalah adik tirinya.

ia ingin balas dendam dengan adik tirinya yang telah merenggut kebahagiaannya.

akankah Ratna berhasil? atau malah dia yang semakin terpuruk?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fadelisa dedeh setyowati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Air Mata Istri Yang Diabaikan 13

“Baik, aku setuju.” Ujar Ratna dengan tersenyum puas.

Sejujurnya Bagas tak mengerti kenapa istrinya terlihat bahagia saat ia pada akhirnya menyetujui untuk menikahi Andini. Sedang Andini saja terlihat begitu sedih seakan-akan keputusannya adalah awal penderitaan baginya.

Tapi Bagas tak mau ambil pusing. Ia hanya ingin Ratna – istrinya – kembali padanya. Ia sudah cukup menderita Ratna menjauhinya. Ia tak ingin kehilangan istri yang sangat dicintainya itu. Perkara Andini biarkan itu menjadi urusan belakang yang penting Ratna mau kembali padanya.

“Aku rasa kita perlu menyiapkan pesta pernikahan dan tamu yang harus kita undang – “

“Dek, bisakah pernikahan kali ini dilaksanakan secara sederhana saja?” usul Bagas. “Ini pernikahan karena ketidaksengajaan, akan memalukan kalau kita merayakan seolah ini pernikahan biasa,” ungkap Bagas

Ratna terdiam sejenak kemudian mengangguk setuju.

“Setelah ini Andini akan tinggal bersama kita, aku akan menyiapkan kamar untuk kalian,” kata Ratna seolah ia akan melakukan hal yang menyenangkan.

Bagas hanya diam. Ia sebenarnya tidak setuju tapi ia takut Ratna akan menjauh lagi jika ia tak menuruti kemauan istrinya.

Sedangkan sedari tadi Andini hanya diam. Tidak ada yang memperhatikannya, meminta pendapatnya atau menanyakan perasaannya seolah ia tak ada disana. Ia hanya bisa diam menggigit bibirnya, ia juga tak berani bersuara, meskipun banyak hal yang ingin dia ungkapkan tapi ia tak sanggup mengatakan apapun.

Yang terpenting sekarang adalah Bagas mau bertanggung jawab. Bayi dalam perutnya akan aman. Bukan secara materi karena Andini bisa memenuhi kebutuhannya sendiri, tapi secara biologis ia akan mempunyai ayah yang bisa bertanggung jawab.

Apalagi Bagas tidak mempunyai anak dari Ratna otomatis bayi dalam kandungannya akan menjadi satu-satunya anak Bagas. Ia tak akan kekurangan atau berbagi kasih sayang dengan siapapun.

Setidaknya itu membuat Andini sedikit lega.

Ratna juga sepertinya bisa menerimanya, jika tidak kenapa Ratna begitu bersikukuh agar Bagas menikahinya.

Walaupun menjadi istri kedua tidak pernah ada dalam daftar mimpinya tapi ia tak bisa menebak kemana takdir akan membawanya.

Andini hanya bisa berdoa yang terbaik untuknya dan jabang bayi dalam kandungannya.

“Kalau begitu aku pulang dulu, kalian harus lebih sering bicara. Terutama tentang anak kalian,” Ratna bangkit hendak pamit meninggalkan Bagas dan Andini.

“Kamu mau kemana dek?” ujar Bagas, ia takut Ratna akan menghindarinya lagi.

“Menyiapkan yang harus disiapkan,” kata Ratna dengan riang. “Bicaralah, rencanakan pernikahan kalian sebaik mungkin meski tidak seperti pernikahan pada umumnya. Tapi meski begitu pernikahan tetap pernikahan – momen dua insan bersatu. Jadi bicarakan sebaik-baiknya. Jika perlu bantuan jangan sungkan meminta bantuanku. Aku akan memberikan bantuan terbaik.” Ratna mengatakan seolah pernikahan Bagas dan Andini bukan masalah besar seolah hanya membicarakan cuaca.

Tanpa Ratna sadari itu bisa menjadi badai baginya dan bagi hubungannya dengan Bagas.

Ia menoleh pada Andini, “Kita akan menjadi kakak adik yang kompak. Aku akan membantu mengurus kehamilanmu meski aku tidak memiliki anak,” ucap Ratna sambil mengelus perutnya, “Tapi tak apa aku akan melakukan yang terbaik. Oh ya kamu adalah designer, ini saatnya kamu mendesain gaun terindah dalam hidupmu Andini,” Ratna menepuk pundak Andini.

‘Meski tak akan bisa kuperlihatkan kepada banyak orang, aku akan mendesain gaun yang kuimpikan’ batin Andini.

Ratna bergegas pergi meski di luar hujan. Dingin yang menguar akibat hujan bukan hanya terasa di luar tapi juga di antara Bagas dan Andini. Keduanya diam membisu. Masing-masing berkecamuk dengan pikirannya. Tak ada suara yang keluar dari mulut mereka.

Kopi di atas meja masih mengepulkan uap hangat tipis tapi tak mampu mencairkan keheningan di antara mereka berdua. Entah berapa lama mereka terdiam sampai riak hujan pun mulai berhenti perlahan.

“Mas Bagas ...” panggil Andini lirih.

“Jangan panggil aku mas, itu panggilan hanya untuk Ratna,” sergah Bagas.

Andini kembali terdiam. Batinnya sakit karena Bagas menolaknya. Tapi Andini mencoba menghibur dirinya. Nanti Bagas pasti akan menerimanya. ia akan belajar dari Ratna bagaimana caranya mendapatkan hati Bagas. Ya Ratna pasti akan bersedia membantunya, bukankah pernikahan ini bisa terselenggara berkat Ratna juga? Jadi pasti Ratna akan dengan senang hati menolongnya menaklukan hati Bagas.

“Baiklah Gas. Gapapa kamu belum bisa menerimaku. Tapi yang harus kamu ingat, kamu sudah setuju untuk menikahiku. Jadi mau tak mau siap tak siap aku akan jadi istrimu,” Andini mengatakan itu semua dengan mengumpulkan segenap keberaniannya. Bagas hanya diam tak bergeming. Tak lama ia memilih untuk pergi meninggalkan Andini sendiri.

Tapi Andini tak menyerah. Ia mencoba bertahan sekuat tenaga. Karena ia tahu ini baru awal. Ia akan lebih sering menghadapi sikap Bagas yang seperti ini dan ia tak akan mundur.

Bagas harus tahu bahwa ia adalah wanita yang tangguh dan tidak mudah putus asa. Ia melakukan ini semata-mata bukan karena ia menyukai Bagas tapi menerima kenyataan bahwa ada jiwa yang harus dipertanggung jawabkan keberadaannya.

Bayinya.

Ya, Andini akan berjuang demi bayinya. Walaupun ia tahu, ia akan berkorban perasaan. Ia akan banyak makan hati dengan sikap Bagas. Tapi Andini sudah bertekad ia akan mengeraskan hatinya demi buah hatinya.

Yang tak mereka kedua ketahui Ratna masih diseberang cafe, menatap keduanya dengan perasaan campur aduk. Wajahnya menunduk dan tersenyum miring melihat bagaimana Bagas begitu dingin pada Andini.

“Maafkan adek mas, adek melibatkan mas dalam hal ini. Dan kamu Andini, bersiaplah,” ucapnya lirih.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!