BOCIL HARAP MENEPI DULU.
*
"
Valencia Remi, seorang gadis muda usia 19 tahun dari desa. Dia memiliki rambut hitam panjang dan mata coklat yang indah. Senyumnya manis dan lembut, membuat semua orang jatuh cinta pada-nya. Cia Pergi ke kota jakarta untuk mengejar impian kuliah di universitas.
*
Cia berteman dengan seorang yang sudah lama tingal di jakarta dan memperkenalkan Kehidupan malam kota yang glamor.
*
Cia mulai terjebak dalam pergaulan bebas dan mengenal Aksa yang menawarkan Kehidupan mewah.
*******
"Jadi Cewek Gue, makan seluruh kehidupan Lo....Gue yang tanggung." Kata Aksa.
*
"Kamu tau kan ? Aku sudah punya pacar." Jawab Cia.
*
*
Penasaran dengan pilihan Cia ? Yuk ikuti kisahnya..!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nuna Nellys, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13. Amarah Aksa
0o0__0o0
Jam 08.00 pagi Kampus...!
Satu minggu setelah kejadian di ruang VIP, di mana Aksa yang melakukan hal gila pada Cia, membuat gadis desa itu banyak termenung. dia lebih banyak terdiam bahkan parah-nya kejadian itu mengganggu konsentrasi-nya Saat kuliah dan bekerja.
Ery sebagai sahabat jelas menyadari perbedaan pada Temannya itu. Dia memperhatikan Cia yang terlihat jelas melamun, tidak fokus dan nampak sangat murung.
"Cia, Lo kenapa ? Gue perhatikan dari tadi...Lo lebih banyak diam. Lo punya masalah ?" Tanya-nya Pada akhirnya.
Ery gemes sedari tadi melihat Cia yang seperti orang hidup, tapi tidak ada nyawa-nya.
Cia meng-hembuskan nafas'nya dalam-dalam, Ia tersenyum tipis ke arah teman-nya itu. "Aku tidak apa-apa Ery, Terimah kasih sudah bertanya." Jawab-nya mencoba menyakinkan.
Cia lebih memilih bungkam, tidak menceritakan apa yang terjadi satu Minggu lalu. Dia tidak mau membuat huru-hara, mau bagaimana juga Cowok Ery dan Aksa bersahabat.
Cia paham betul, teman'nya itu sangat bar-bar. Biar ini jadi rahasia antara diri-nya dan cowok kulkas itu.
Ery menyipitkan mata'nya menatap Cia "Lo yakin tidak apa-apa ? Atau Lo menyembunyikan sesuatu dari gue ? Katanya masih tidak percaya.
Cia nampak gugup namun dia mencoba menormalkan raut wajahnya. "Iya Ery, Aku tidak apa-apa. Lagian aku tidak punya sesuatu yang penting untuk di sembunyikan." Balas'nya bohong.
Cia memilih tetap berbohong, dia tidak mau teman-nya itu mengetahui perbuatan buruk-nya bersama Aksa. Dia merasa sangat malu, meskipun Ery tidak akan menghujat-nya. Karena gaya pacaran Ery di luar batas.
Ery mengangguk mengerti, Ia tidak akan memaksa jika teman-nya tidak mau bercerita. "Ok..!! Lo nanti jadi kan anterin gue ke klinik ?" Tanya'nya memastikan.
Beberapa Hari ini Ery merasa tidak enak badan, dia merasa ada yang salah dengan kondisi tubuhnya.
"Jadi, tapi nanti aku mau ke toko buku dulu bentar. Habis itu kita langsung ke klinik." Jawab-nya.
Ery mengangguk Lesu, wajah'nya terlihat sedikit pucat dan tidak se-energik biasa-nya. Cia jelas menyadari kondisi teman'nya itu.
"Kamu sakit apa sih, Ery ? Biasanya juga sehat bugar, kelebihan energi." Tanya-nya sambil memasukkan bukunya ke dalam tas.
Ery mendekat ke arah teman-nya, lalu berbisik pelan dengan santai-nya. "Kayak-nya gue hamil. Tapi itu masih belum pasti sih".
Mata Cia langsung Melotot Lebar "Apa Lo Hamil ? Kaget-nya. Ia semakin Syok saat mendapati sang teman terlihat santai-santai saja, tanpa rasa panik dan takut sedikit pun.
Cia sangat terheran-heran melihat wajah tenang sahabat-nya itu, dia masih baru masuk kuliah dan sekarang tiba-tiba hamil di luar nikah.
Cia rasanya sangat ingin menjedot-kan kepala teman-nya itu supaya sadar.
Ery terkekeh geli melihat ekspresi wajah teman'nya yang terlihat sangat syok. "Biasa aja kali, Ci..!! Muka tolong di kondisikan." Kata-nya santai sambil merangkul pundak Cia.
Cia menatap serius teman-nya itu "Kamu beneran Er ? Aku lihat-lihat kamu Santai dan biasa saja. Maksud aku, kalau kamu beneran hamil gimana ?" Tanya-nya panik sendiri.
"Santai aja, ngapain di ambil pusing. Kalau beneran hamil ya udah tinggal dilahirkan, BERES." Saut-nya lempeng.
Cia langsung melepas tangan Ery yang ada di pundaknya. Ia menatap sang sahabat sangat serius bercampur panik " Kamu ini tidak ada takut-takutnya sama sekali." Ery hanya terkekeh renyah.
Cia mendesah kasar "Kamu hamil sama siapa Er ? Maksud aku apa sama pacar kamu itu ?" Ujar'nya penasaran.
Ery mengangguk santai "Ya iyalah sama Bastian, Lo pikir gue ternak gigolo. Lagian Bastian pasti tanggung jawab, dari segi finansial dia termasuk kaya raya. Jadi anak gue nanti tidak akan hidup melarat." Jelas-nya santai.
Cia hanya tersenyum kaku menanggapi jawaban teman'nya.
"Untung kamu anak kota + bonus anak orang kaya, Coba kalau kamu anak desa, sudah pasti di cibir dan di kucilkan satu kampung." Ujar'nya serius.
"Ha...Ha...Ha..."
Ery ngakak mendengar'nya "Mangkanya jangan mau jadi anak desa, nanti Lo harus nikah sama orang kota. Supaya anak Lo nanti tidak jadi bahan cibiran orang kampungan." Saut-nya terkekeh. Bercanda.
Cia memutar bola mata-nya malas "Dih, enteng bener mulut kamu ini ya..!!!" Sinis-nya.
"Baru tau Lo..? Mulut orang berduit emang enteng-enteng." Saut-nya santai. Sambil ngecek WA masuk dari sang kekasih.
Cia langsung cemberut karena omongan teman-nya itu ada benarnya juga. Dia mengalami sendiri di kampung-nya, selalu jadi korban Enteng-nya mulut orang berduit.
"Cia, cowok gue mau kesini. Dia yang bakalan anterin gue periksa." Beber'nya. Cia hanya mengangguk singkat.
Mereka berdua lalu merapikan buku-bukunya masing-masing, karena kelas-nya sudah kosong. Dan hanya tinggal mereka ber-dua saja.
Tak berselang lama Bastian datang dan berdiri di tengah-tengah pintu. Cowok itu tersenyum dan menunggu sang kekasih di sana.
Ery langsung sumringah, dia bangkit sambil menyangklong tas'nya di pundak. "Ayo Keluar, cowok gue udah nunggu." Ajak-nya pada Cia.
Cia mengangguk lalu berdiri dan berjalan di belakang Ery yang sudah melangkah lebih dulu.
"Cia, gue sama Bas duluan ya." Pamit-nya. Cia hanya mengangguk tanpa menatap teman-nya.
Cia lagi asik berbalas WA sama Cowok'nya yang ada di desa. Sampai akhirnya dia merasa kening-nya menabrak sesuatu yang keras.
Cia mengangkat kepala-nya dan dia lihat dada bidang laki-laki, lalu perlahan-lahan Cia mendongak ke atas.
Deg..!!
Cia langsung terperanjat mundur selangkah ke belakang. Saat cowok yang dia tabrak adalah orang yang selama seminggu ini di hindari.
Aksa menatap datar Cia, yang terlihat sekali panik, takut, malu. Semua bercampur jadi satu. Cia langsung menunduk tidak berani menatap lebih lama mata elang Aksa.
"Sudah puas menghindar-nya, Hem ?" Ujar'nya dingin. Tatapan'nya tidak lepas dari wajah Cia.
Cia langsung mendongak menatap Aksa dengan gugup "Aku mau lewat, tolong minggir." Kata-nya pelan. Menolak menjawab pertanyaan Aksa.
Aksa tersenyum miring, dan itu terlihat menakut-kan di mata Cia. "Kalau aku tidak mau gimana, Hem ?" Ujar'nya dengan suara bariton.
"Aku tidak punya banyak waktu Aksa. Tolong segera minggir" Ujar'nya tidak sabar. Cia masih malu dan takut pasca kejadian di ruang VIP waktu itu.
Aksa maju selangkah mendekat ke arah Cia dengan tangan yang ada di kedua saku celana-nya. Dia menunduk lalu berbisik "Jangan pernah menghindar, atau gue buat Lo mendesah lagi di bawah kukungan gue." Ancam-nya dingin.
Deg...!
Cia menegang kaku dengan jantung berdetak cepat, ingatan tentang kejadian panas di ruang VIP itu kembali Berputar-putar di memori-nya.
Cia mendorong dada Aksa, bukan-nya mundur. Cowok itu malah menarik pinggang ramping Cia. Hingga kini tubuh ke-dua'nya menempel.
Cia semakin gugup dan was-was "Aksa tolong Lepasin aku. Jangan ganggu aku lagi." Pinta-nya gugup.
Aksa menunduk, mengangkat dagu Cia. Hingga kini tatapan mata Cia terkunci. "Lo lupa sama ucapan gue waktu itu Hem..? Valen milik Aksa."Tekan-nya mengingatkan.
Cia mengepalkan tangan-nya kuat untuk menahan debaran Jantung-nya yang meng-gila. "Aku bukan milik kamu, Aksa. Jangan seenaknya." Jawab'nya geram.
Aksa menatap Cia semakin dingin "Jangan tantang gue, Valen. Atau Lo akan tanggung resikonya." Peringat-nya tidak main-main.
Belum sempat Cia merespon, bibir kenyal Aksa sudah menempel di bibir-nya.
Cup..!
Aksa melumat bibir Cia yang selama seminggu ini sangat dia rindukan. Tidak lama hanya satu menit karena Cia meng-gigit kuat bibir Aksa sampai berdarah. Hingga ciuman itu terlepas.
Plak..!
Cia menampar keras wajah Aksa hingga tangan'nya terasa panas. Tatapan mata Cia berkaca-kaca penuh amarah, dia merasa di rendahkan oleh cowok yang saat ini berdiri di depan-nya.
"Aku bukan cewek murahan seperti mereka-mereka yang sering bersimpuh di bawah kaki kamu." Ujar'nya marah. Aksa terdiam di tempat.
Cia menunjuk wajah Aksa penuh emosi "Jangan pernah samain aku kayak wanita bayaran yang sering kamu pakai." sambung-nya.
Aksa tetap diam tidak bereaksi, dia menangkup kuat wajah Cia. "Gue tidak pernah nganggep Lo sama kayak mereka, Valen." Tekan-nya dingin.
Cia melepas kasar tangan Aksa yang ada di pipinya hingga terlepas. Dia sangat marah dan tidak terima dengan perlakuan Aksa pada diri-nya.
"Tapi nyatanya..kamu perlakuin aku kayak wanita rendahan, Aksa. kamu sentuh aku semua kamu dan aku benci itu." Ujar'nya marah.
Aksa menghembuskan nafasnya kasar, Dia cowok yang memiliki tingkat kesabaran setipis tisu terbelah jadi 2. Namun demi Cewek kampung yang ada di hadapan-nya dia rela menekan harga diri-nya.
"Ok, fine gue minta maaf. Sudah kan ?" Ujar'nya mengalah. Aksa menarik lembut tangan Cia yang berontak tidak mau di pengang.
"Ayo kita pulang" Ajak-nya melunak. Namun Cia seakan menguji jiwa iblis-nya.
Cia menarik paksa tangan'nya hingga terlepas dari genggaman tangan Aksa. "Jangan pernah sentuh aku lagi. Cukup sampai di sini, Jangan ganggu aku lagi." Tekan-nya tidak main-main.
Cia bertekad untuk menjauh dari cowok yang doyan selangkangan kayak Aksa. Dia paham kelakuan-nya yang tidak jauh beda sama cowok teman'nya itu.
"Aku pulang sendiri dan jangan coba-coba ikuti aku" Ujar'nya tepat di depan Aksa.
Wajah Aksa langsung mengeras, dia memandang dingin ke arah Cia. Tangan-nya sudah terkepal kuat menahan amarah-nya yang siap meledak.
"Jangan pancing Gue, Valencia." Ujar'nya dingin. Penuh peringatan. Namun Cia mengabaikan-nya.
Cia melangkah meninggalkan Aksa di dalam kelas, dia melangkah ke arah pintu keluar. Namun gadis kampung itu di buat kaget oleh tindakan Aksa yang tiba-tiba.
Brak..!!
Aksa menendang keras pintu itu dengan satu kaki'nya sampai berdentum keras. Amarah Aksa meledak, dia membalik tubuh Cia. Lalu mendorong keras sampai membentur pintu.
Cia berdiri kaku dengan mata terpejam, dia merasa punggung-nya sakit akibat dorongan keras Aksa. Tubuhnya sedikit bergetar, Gadis itu tidak berani membuka matanya karena tau Aksa saat ini sangat marah.
Terbukti dengan perlakuan kasar Aksa pada diri-nya. Bahkan Cia bisa merasakan hembusan nafas memburu milik-nya.
Takut ? Jelas Cia sangat Ketakutan.
Aksa mengurung tubuh ramping Cia dengan kedua tangan yang bertumpu di masing-masing sisi pintu. Jarak ke-dua'nya sangat dekat hingga ujung hidung-nya saling bersentuhan.
"Lo yang pancing gue, Valen. Jadi terima hukuman Lo." Kata-nya dingin.
Aksa langsung melumat rakus bibir Cia, bahkan Aksa membiarkan darah di bibirnya mengering tanpa di hapus. Cia berontak sambil memukul-mukul dada bidang'nya.
Aksa tidak peduli, dia semakin menyesap rakus bibir Cia guna melampiaskan emosi-nya. Penolakan Cia membuat harga diri-nya terasa di injak-injak.
Mmpt..! Mmpt..!
Cia terus berontak, menarik-narik kaos Aksa. Hingga akhirnya tangan'nya di tarik ke atas kepala-nya di dalam cekelan kuat tangan lebar'nya.
Aksa menunduk-kan kepala-nya menghisap leher jenjang Cia dengan hisapan kuat, sampai membuat gadis kampung itu mendesis perih.
Aksa seperti orang kesetanan, Dia menghisap rakus leher jenjang Cia hingga penuh dengan jejak merah hasil dari karya-nya.
"Sssttt...Aksa lepas. Kamu benar-benar keterlaluan." Ujar'nya serak. Tak berdaya.
Aksa jelas tidak peduli, amarah mendominasi diri-nya. Bahkan tangan Aksa meremas kauat payudara-nya dari luar baju. Cowok itu semakin meng-gila tanpa memperdulikan rintihan Cia.
Kali ini Cia diam tidak berontak dengan air mata yang mengalir deras membasahi pipi-nya. Dia lelah, dia merasa tidak punya harga diri lagi. Aksa terus menjamah tubuh-nya tanpa memperdulikan perasaan-nya.
Hiks..! Hiks...! Hiks..!
Suara lirih tangisan Cia, mampu menghentikan gerakan tangan Aksa yang meremas payudara milik Cia dari dalam bajunya.
Aksa menyatukan kening-nya dengan kening Cia, nafas'nya memburu. Emosi masih menguasai diri-nya. Perlahan Aksa menarik keluar Tangan-nya yang ada di balik baju-nya. Cowok itu juga menurunkan ke-dua tangan Cia yang dia cekal di atas kepala-nya.
Tubuh Cia lemas, hendak merosot ke bawah, namun Aksa dengan cepat merangkul pinggang-nya. Cowok itu memeluk erat tubuh bergetar Cia.
"Maaf Valen. Aku benar-benar minta maaf." Bisik-nya sungguh-sungguh. Pertama kali dalam hidupnya cowok itu mau meminta maaf.
Cia diam tidak menjawab, cewek itu masih menangis lirih di dalam dekapan hangat tubuh Aksa.
Aksa mengecupi kepala Cia penuh sesal karena sudah membuat gadis kampung itu menangis dan Ketakutan.
0o0__0o0