⚠️Warning! MC badboy garis keras!
Lelah dengan sulitnya hidup, Yofan memutuskan melakukan pesugihan mbah jenggot. Mencari tumbal perawan, itulah yang harus dilakukan oleh Yofan.
Dengan wajah tampan dan kekayaan, Yofan menjebak banyak gadis untuk dijadikan tumbal. Gadis itu akan ditiduri olehnya, lalu meregang nyawa. Yofan sudah terbiasa dengan sesi penumbalan setiap bulan purnama. Namun semuanya berubah saat Yofan bertemu Amel dan Rona, kedua gadis itu berbeda dari wanita yang pernah dia temui.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desau, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 32 - Pembantu Baru
Yofan terus melakukan pendekatan dengan Safira. Semuanya berjalan lancar dan tidak ada gangguan dari Amel. Yofan merasa lega karena gadis itu tidak mengganggu lagi.
Kini Jamal sedang sibuk memilih asisten rumah tangga dan tukang kebun bersama Marvel. Kebetulan rumah mewah Yofan itu belum memiliki pembantu dan yang lainnya.
Ada banyak wanita dan lelaki paruh baya yang mendaftar. Jamal dan Marvel terkejut saat mendapati seorang gadis muda yang juga mendaftar.
"Wah... Ada yang bening, Mal..." bisik Marvel.
"Aku nggak yakin dia mau daftar jadi pembantu. Kenapa nggak jadi model aja?" tanggap Jamal, yang juga berbisik.
Gadis yang Jamal dan Marvel bicarakan tidak lain adalah Amel. Kedua lelaki itu tentu tak tahu kalau Amel adalah gadis yang dibicarakan Yofan sebagai pengganggu kemarin.
"Mbak nggak salah pengen kerja jadi pembantu?" tanya Jamal.
Amel menggeleng. "Apa yang salah? Lagi pula ini kan kerjaan halal. Gajinya juga aku dengar sangat lumayan," sahutnya. Memang di dalam iklannya, Yofan menjanjikan gaji besar untuk membayar pembantu yang bekerja di rumahnya.
"Kau pasti diterima lah, Mbak. Kami butuh banget ART yang bening-bening kayak Mbak," pungkas Marvel sembari mengerlingkan mata.
"Vel! Jangan terlalu ketara lah!" tegur Jamal.
Sementara Amel hanya tersenyum kecut. Niatnya untuk menjadi pembantu di rumah Yofan jelas karena ingin mencari bukti. Amel akan buktikan kalau ada yang tidak benar dari Yofan pada Safira.
"Berarti aku diterima ya?" tanya Amel.
"Diterima!" Jamal dan Marvel menjawab bersama.
"Idih! Sok-sokan nggak peduli. Ternyata mau juga?" sindir Marvel pelan.
"Bacot!" balas Jamal.
Setelah dipastikan diterima, Amel di antarkan ke kamar khusus pembantu yang ada dekat dapur. Di sana Amel bertemu dua pembantu lain dan tukang kebun yang usianya jauh lebih tua.
Amel disuruh langsung bekerja. Dia dan dua pembantu lain yang bernama Diah dan Emy bekerjasama menyiapkan makan siang. Sementara tukang kebun yang bernama Yanto terlihat bersih-bersih di halaman belakang.
...***...
Waktu menunjukkan jam 12 siang lewat. Yofan baru saja pulang ke rumah. Usai memarkirkan mobil, dia langsung pergi ke ruang makan. Kebetulan Jamal dan Marvel sudah memberitahu kalau pembantu yang akan kerja di rumah sudah terpilih. Jamal dan Marvel menyuruh Yofan menemui mereka.
Kini Yofan duduk di meja makan bersama Jamal dan Marvel. Mereka menatap hidangan yang sudah siap tersaji di meja.
"Panggil semuanya ke sini ya, Mpok Diah!" suruh Marvel.
"Baik, Tuan..." Mpok Diah segera beranjak ke dapur.
Tak lama kemudian ketiga pembantu dan tukang kebun sudah berkumpul berjejer di hadapan Yofan. Termasuk Amel.
"Kenalkan ini, Tuan Yofan. Dia adalah tuan utama untuk kalian. Kami berdua sebenarnya juga tuan kalian. Tapi tuan Yofan di sini adalah bosnya. Dia pemilik rumah di sini dan orang yang menggaji kalian," jelas Jamal panjang lebar.
"Baik, Tuan. Kenalkan saya Mpok Diah, ini Mpok Emy, dan ada Amel. Yang terakhir ada Pak Yanto," ucap Mpok Diah memperkenalkan.
Pupil mata Yofan membesar. Benar, atensinya sekarang tertuju ke arah Amel.
"Kenapa kau ada di sini?!" timpal Yofan sambil menatap Amel. Seketika gadis itu langsung menjadi pusat perhatian semua yang ada di sana.
"Saya kerja, Tuan..." sahut Amel ramah. Bahkan dengan senyumannya.
Marvel dan Jamal menatap tegang ke arah Yofan. Jamal bertanya, "Kau mengenal gadis itu?"
Ibarat pepatah "menyelam sambil minum air".
Biasanya yg sering terjadi pelaku pesugihan akan hidup dalam ketakutan konstan karena mereka selalu dibayangi oleh arwah korbannya dan seringkali berakhir dengan kesengsaraan dan ketidakbahagiaan bagi pelakunya.
Selain itu, kesialan dan musibah akan menghantui hidup mereka, seolah-olah harga yang harus dibayar untuk mencapai tujuan dengan cara yang sangat gelap.
🤔🤔🤔