Kehidupan Kedua Violetta

Di meja restoran yang ada di lantai bagian bawah mall, Calista terus mengembangkan senyumnya, ketika Jayden mengatakan kalau Luna adalah kekasihnya, tentu Calista sangat bahagia, karna selama ini Calista takut kalau Jayden tidak memiliki ketertarikan pada wanita, sama seperti adiknya.

Berbeda dengan Calista yang terus tersenyum, Jayden dia terus memasang wajah masam, karna melihat sikap Violet yang acuh, bahkan Violet tidak mengajaknya bicara sama sekali.

''Vio, acara di universitas nanti malam, kamu hadir kan?''

Akhirnya Jayden tidak tahan untuk tidak bicara dengan Violet, dan untungnya dia menemukan topik untuk di bicarakan.

''Iya Kak''

Violet menjawab tanpa melihat lawan bicaranya, gadis cantik itu sibuk dengan ponselnya, lebih tepatnya sedang berbalas pesan dengan Tasya.

''Aku akan jemput kamu'' ucap Jayden.

Violet langsung mendongak menatap Jayden dan menggelengkan kepalanya. ''Tidak perlu Kak, Tasya sudah janji akan jemput aku'' ucapnya mengangkat ponselnya, menunjukkan balasan chat dari Tasya yang mengatakan akan menjemputnya.

Jayden menganggukkan kepalanya dengan terpaksa, padahal dia sangat ingin sekali berduaan dengan Violet, seklaigus ingin minta maaf karna sudah mengacuhkannya beberapa hari ini, padahal sudah tahu kalau Violet sama sekali tidak perduli, tapi dirinya yang tidak bisa jika harus lama lama mendiamkan Violet, di tambah lagi Ibunya maupun Pamannya tidak ada yang tahu kalau dirinya tengah mendiamkan Violet, lebih tepatnya mungkin Violet yang tidak cerita apapun pada mereka, karna sudah di pastikan dirinya akan mendapat amukan Pamannya, jika mengetahui beberapa hari ini mendiamkan Violet.

Jam setengah tujuh malam Violet sudah tampil cantik dengan gaun biru muda yang di belinya di mall tadi, Violet juga hanya memakai riasan sederhana di wajahnya, begitu juga dengan aksesoris yang di pakainya, dia hanya memakaikan pita kain di rambutnya yang ia ikat sedikit ke belakang, dia juga memakai sepasang kalung dan anting dari cartier menampilkan sosoknya yang elegan.

Violet segera keluar dari kamar, saat Paman Don memberitahu akan ke datangan Tasya di teras villa.

"Vio, kamu benar benar pantas di juluki dewi hanuga, lihat, kamu cantik sekali" tukas Tasya yang memang sangat mengagumi kecantikan yang di miliki sahabatnya ini.

"Kamu apaan sih, sudahlah ayo berangkat, nanti telat" sahut Violet.

"Ok"

Violet dan Tasya segera masuk ke dalam mobil, dan Tasya langsung melajukan mobilnya menuju ke universitas hanuga.

Di aula universitas hanuga yang sangat luas, sudah mulai di penuhi oleh para murid yang ikut meramaikan acara peringatan ulang tahun universitas yang ke lima puluh tahun, tapi tidak semua murid ikuta, karan ada sebagian yang sibuk membuat makalah.

Kedatangan Jayden dan kedua sahabatnya tentu yang menjadi penantian semua mahasiswi, karna hanya di acara seperti ini mereka bisa melihat Jayden dan kedua sahabatnya memakai pakaian formal, memperlihatkan ketampanan mereka yang semakin meningkat.

Tapi yang membuat mereka tidak suka, keberadaan Luna di samping Jayden, yang terus menebarkan senyuman ke sombongan, seakan akan menunjukkan kalau Jayden adalah miliknya.

Bagi mereka Jayden hanya boleh bersanding dengan wanita yang level kecantikannya harus di atas Violet, sedangkan Luna masih kalah jauh dengan Violet, di universitas hanuga hanya Violet yang di juluki sebagai dewi hanuga.

Tak berselang lama suasana kembali riuh saat melihat Violet dan Tasya masuk ke dalam aula, semua pria dan wanita yang ada di lokasi di buat terpesona dengan kecantikan Violet, terlebih Jayden dia sampai tidak berkedip melihat penampilan Violet malam ini.

"Dia selalu yang tercantik" batin Jayden.

Diam diam Luna yang berdiri di samping Jayden merasa kesal, karna keberadaan Violet menjadi pusat perhatian semua orang.

"Vio"

Violet menoleh saat ada yang memanggilnya, dan ternyata Jayden yang berjalan menghampirinya.

''Iya Kak, ada apa?''

''Ayo, ikut Kakak''

Jayden langsung menarik tangan Violet, dan membawanya keluar dari aula, membuat semua orang yang ada di aula bertanya tanya.

Luna yang ingin menyusul Jayden dan Violet, langsung di hadang oleh Dante.

''Luna, kamu mau kemana?, acara hampir di mulai'' tukas Dante.

''Aku mau nyusul mereka Kak'' jawab Luna.

''Ngapain?, sudah kamu lebih baik jangan ikut campur urusan kakak adik itu'' tukas Dante.

''Tapi Kak,, ''

''Sudah di sini saja'' potong Dante.

Dan akhirnya Luna hanya bisa menurut

Dante dan Kenan sama sama tersenyum devil, melihat Luna yang tidak jadi pergi menyusul Jayden dan Violet.

Tasya yang berdiri bersama mereka menautkan alisnya, melihat sikap aneh Dante dan Kenan.

"Kenapa dua pria konyol ini terlihat mencurigakan" batin Tasya.

Di taman universitas yang sunyi, Violet menghempaskan cekalan Jayden yang sejak tadi menariknya.

''Kak, kita ngapain ke sini?, acara hampir mulai''

Violet bertanya dengan kesal, sembari duduk di kursi panjang yang ada di dekatnya.

Jayden tidak lekas menjawab, dia melepas jas hitam yang di pakainya lalu memakaikannya di bahu Violet.

''Pakailah, cuaca sangat dingin, nanti kamu masuk angin''

Violet hanya menurut saja, karna yang di katakan Jayden memang benar adanya, cuca malam ini lebih dingin dari biasanya.

''Kak, kita ngapain sih ke sini?'' tanya Violet lagi dengan cemberut.

Jayden pelahan berjongkok di depan Violet, dengan satu tangannya memegang pinggiran kursi, dan tangan satunya memegang pinggiran kursi samping Violet.

''Aku mau minta maaf sama kamu''

Alis Violet mengerut. ''Minta maaf untuk apa?''

Jayden menundukkan kepalanya sejenak, lalu mendongak menatap mata indah milik Violet.

''Karan beberapa hari ini aku sudah mengacuhkanmu'' ucap Jayden, wajahnya jelas menunjukkan expresi penuh penyesalan.

Dahi Violet semakin mengerut, dia merasa ada yang aneh dengan kehidupan keduanya saat ini, dulu di kehidupan pertamanya, saat dirinya marah marah karna Jayden mengacuhkannya, bukannya minta maaf Jayden malah semakin mengacuhkannya.

"Apa alur di kehidupan kedua ini berubah?" batin Violet bertanya tanya.

"Kak, aku tidak mempermasalahkannya, jika itu bisa membuat hubunganmu dengan Luna semakin maju"

"Vio, stop!" seru Jayden membuat Violet tersentak kaget.

Jayden menundukkan kepalanya semakin dalam.

"Vio, bisa tidak, kamu jangan mendorongku pada Luna" ucap Jayden penuh permohonan.

"Kenapa Kak?, bukannya kamu tertarik sama dia?, aku lihat sendiri waktu itu kamu diam diam memperhatikan Luna yang sedang menggambar di taman ini kan." tanya Violet.

Jayden langsung mendongakkan kepalanya kaget."Jadi waktu itu Violet tahu aku sedang memperhatikan Luna"

Jayden langsung menggelengkan kepalanya. "Aku hanya tertarik untuk sesaat saja, bukan berarti aku ingin memiliki hubugan dengannya" jelas Jayden.

Violet yang mendengarnya langsung bangkit, sampai jas yang menggantung di pundaknya merosot jatuh.

"Kak, maksud kamu apa bicara seperti itu?, kamu tadi siang sudah mengakui dia sebagai kekasih di depan bibi, apa kamu hanya pura pura saja" tanya Violet marah.

Jayden ikut berdiri lalu mengambil tangan Violet dan dia genggam.

"Kamu benar, tadi siang aku hanya pura pura"

Plakkk

Tamparan keras mendarat di pipi Jayden, pria itu hanya menerimanya dengan pasrah.

"Kak, kenapa kamu tega bohongin bibi" marah Violet.

''Aku minta maaf'' ucap Jayden.

Violet menghela nafasnya kasar. ''Untuk apa minta maaf sama aku, minta maaf sana sama Bibi'' ucapnya lalu melenggang pergi meninggalkan Jayden.

''Vio''

''Vio''

Violet sama sekali tidak menggubris panggilan Jayden, dan akhirnya Jayden memilih duduk di kursi yang tadi di duduki oleh Violet, menatap langit malam yang kebetulan banyak sekali gemerlap bintang.

''Vio, kenapa rasanya berat sekali, untuk mengatakan kalau aku menyukaimu''