kisah yang dibuat dengan kejadian yang terjadi di dunia nyata dan bisa dikatakan sebagai Fiksi tapi jadi kenyataan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hasanah Ali, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ternyata dia!!!
"Bolehkan kak aku buka topengnya..?" Tanya Maya penuh harap.
"Baiklah...tapi aku minta kamu jangan marah sama aku ya...setelah kamu tau siapa aku sesungguhnya.. janji ya..?!" Ucap pria itu sambil mengangkat jari kelingkingnya kearah Maya.
Maya menautkan jari kelingkingnya ke kelingking pria itu dan tatapan pria itu berubah menjadi penuh harap pada Maya, ia sendiri membalas menatap wajah pria itu lekat seolah-olah ingin menembus isi pikiran pria itu dan tiba-tiba dia tersenyum disaat tatapan itu seakan-akan berhasil menembus hati pria itu, lalu secara perlahan ia mulai menarik tali topeng itu dan masih dengan senyum yang tetap terukir di bibirnya itu tangannya menarik pelan topeng itu dan terlihatlah sosok yang sudah membawanya ke tempat ini adalah kekasihnya sendiri.
"Sudah kuduga, ternyata kamu kak...ga salah ternyata dugaanku..." Ucap Maya sambil mengelus lembut wajah Irwan dengan penuh kasih sayang dan cinta.
" Jadi selama ini kamu udah bisa tebak kehadiran aku ya...?" Tanya Irwan mengusap-usap punggung tangan Maya.
" Ya.. bisa dibilang begitu, tapi yang jelas ada satu hal yang bikin aku yakin kalau itu kamu.."Ucap Maya.
"Apa itu kalo aku boleh tau.." tanya Irwan penasaran.
" Aroma tubuh kamu yang bikin aku yakin dengan siapa aku berhadapan saat ini..!" Terang nya sambil tersenyum dan sedikit mencubit perut Irwan.
" Waw..! Sepertinya kamu sangat hafal betul dengan aroma tubuhku ini...?!" Ucap Irwan menggoda sambil terus memainkan rambut Maya.
"Sedikit hafal kak.." Membenarkan ucapan Irwan tadi.
" Eemmm gitu.." Goda Irwan seraya memeluk pinggang Maya dan menariknya lebih dekat.
Lalu tanpa permisi Irwan mencium bibir Maya dengan sedikit gemas.
"Suka gak kadonya.?"tanyanya sambil tersenyum manis kearah Maya yang sejak tadi hanya terdiam dan tersipu kala Irwan mulai bertanya, Tentang hadiah yang baru saja ia berikan padanya.
" Gak ah ga suka..." Jawab Maya sambil memalingkan wajahnya seolah-olah sedang marah.
Sementara Irwan yang melihat tingkah Maya seperti itu pun, seketika tawanya pecah dia tertawa terpingkal-pingkal.
" aaahh masa sih ga suka apa kurang lama... He'm..?" Godanya sambil tersenyum kearah Maya yang mulai gelagapan saat melihat tatapan mata dari Irwan.
"Udahh... Aahh aku mau tidur ngantuk banget..!" Alihnya sambil naik ke atas ranjang dan segera menarik selimutnya menutupi seluruh tubuhnya.
Dan diam-diam dibalik selimut seulas senyuman bahagia terukir di bibirnya, sementara Irwan hanya tersenyum simpul kala melihat sosok Maya yang tertutup oleh selimut itu berusaha mengalihkan pembicaraan nya.
Dalam kepalanya sudah terencana sebuah kejahilan yang membuat Maya terkejut setengah mati, akhirnya Irwan pun pergi keluar dari kamar itu dan tidak lupa untuk mengunci pintu kamar itu, tapi sebelum pergi ia pamit pada Maya yang berpura-pura tertidur dibalik selimut nya.
" Ya udah deh...kalo kamu mau tidur, tidur aja aku mau pergi dulu ya...sayang!" Ucap Irwan sengaja meninggikan suaranya agar Maya mendengar.
Tak lama kemudian terdengar suara pintu yang ditutup dan dikunci dari luar, Maya pun segera membuka selimut yang menutupi kepalanya itu, sambil celingukan dia memastikan bahwa Irwan sudah pergi dari kamarnya.
Setelah dirasa aman ia pun segera berguling-gulingan di atas kasur itu sambil sesekali tertawa pelan saking senang
hatinya kala dia bertemu dengan Irwan kembali, dan yang lebih bahagia lagi kala Irwan mencium bibirnya sampai-sampai dia terus memegangi bibirnya sendiri.
Tanpa dia sadari ada sepasang mata yang sedang memperhatikannya dari balik pintu ruang ganti pakaian yang ada dikamar itu, sesekali dia tersenyum kala melihat tingkah laku kekasihnya itu yang sangat
menggemaskan baginya.
"Sumpah demi apa coba gue sebahagia ini, padahal nih bibir udah kagak perawan lagi gara gara kak Irwan tapi kok rasanya kayak baru pertama kali yaa... hahaha!" Gumamnya sambil berguling-gulingan di kasur empuk itu.
Irwan lagi-lagi hanya bisa menahan tawanya kala mendengar gumaman Maya itu, seperti sebuah hiburan untuk nya.
"Kok kangen ya.. padahal baru juga tadi ketemu sekarang udah kangen lagi deh.." Gumamnya lagi sambil senyum-senyum sendiri sambil memejamkan matanya mencoba membayangkan wajah Irwan yang ia rindukan lagi.
Dibalik pintu Irwan menanti kesempatan yang tepat dan saat ia mendapatkan kesempatan itu dia langsung keluar dari persembunyiannya dan segera menghampiri Maya yang sedang asyik membayangkan dirinya sementara Irwan berjalan perlahan-lahan berjongkok dihadapan Maya yang masih belum sadar dengan kehadiran nya itu.
Irwan mengeluarkan sebuah kotak kecil berwarna merah dan membuka kotak kecil itu perlahan dan dihadapkan nya isi kotak itu kehadapan Maya, dan saat-saat yang tunggu pun tiba ketika Maya mulai membuka matanya dan...!!!
"Aaakkkhh astagfirullah .." Teriaknya kaget saat melihat Irwan yang sudah berlutut dihadapannya dengan sebuah
cincin cantik ditangannya.
Ada rasa senang, kaget, jantungan dan haru bercampur aduk menjadi satu didalam hatinya. " Kakak sejak kapan berlutut disitu, kok aku ga denger ada orang masuk sih..!!" Tanya Maya sedikit tak percaya dengan apa yang ada didepannya itu.
" Dari tadi aku disini, kamunya aja yang keasikan ngebayangin aku tuh..! Sampai - sampai calon suaminya masuk juga gak tau..!" Ketusnya sambil memalingkan wajahnya dari Maya.
" Dihh...gaya..! Sorry banget kalo aku harus ngebayangin kakak.. kalo orangnya ada ngapain masih dibayangin...." Elak Maya.
"Oh ya, masa sih...! Emmm yakin nih ga lagi ngebayangin aku nih...ga kangen gitu sama aku...?!" Goda Irwan seraya tersenyum kearah Maya yang menelan saliva nya dengan susah payah.
Maya menggigit bibirnya sendiri kala melihat tatapan mata dari Irwan yang seperti mengintimidasi dirinya, semakin dia memalingkan wajahnya semakin gelisah. "Jangan nakal ya..!"Ucap Irwan sambil tersenyum.
" Oh iya ngomong-ngomong itu buat siapa kak?" Tanya Maya penasaran seraya menunjuk benda yang ada tangan Irwan.
" Oohh iya hampir aja lupa, ini tuh buat kamu kalau kamu berkenan untuk menerimanya..!" Ungkap Irwan.
" Tentu dong aku berkenan sekali untuk menerima pemberian dari kakak." Ungkap Maya sambil tersenyum dan menggenggam tangan Irwan dengan erat.
"Ok... Sekarang coba ngungkapin perasaan kakak sama aku...duuhhh kok jadi deg degan sih.."' Ucap Maya sambil mengibas-ngibas mukanya yang terasa memerah seperti kepiting rebus.
"hhmm... Bismillah..!"
" Ayunindia Maya Baskoro mau kah kau menjadi istriku dan menjadi ibu untuk anak-anak kita nanti..?!" Ucap Irwan sambil berlutut di hadapan Maya.
" Ya...aku mau Irwan Prayitno..!" Jawab Maya sambil tersenyum haru dan cincin yang
terukir nama Irwan itu disematkan dijari manisnya oleh Irwan.
Ya, Irwan memang melamar Maya secara pribadi dan akan ia resmikan nanti setelah
semuanya benar-benar siap.
terusin donk!!!