Shapire tanpa sengaja telah menabrak calon istri Axel hingga tiada. Karena kesalahannya Saphire terpaksa menikahi seorang mafia kejam. Pria itu menghukum Saphire dengan pernikahan yang tidak pernah ia bayangkan. Pernikahan yang membuat hari-harinya seperti di neraka.
Akankah Saphire berhasil menaklukkan hati sang Mafia? Atau ia yang akan terjerat oleh cintanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunda FK, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13
Bab 13
Axel tersenyum senang ketika melihat Shapire yang terkejut dengan kedatangan Blackie. Namun sesuatu mengejutkan terjadi, hewan kesayangannya itu tidak menjalankan perintahnya. Senyum Axel memudar ketika melihat Blackie mendekati Shapire seperti ia bertemu dengan kawan lamanya.
Apa ini? Mengapa Blackie mengkhianatiku?
Kucing besar dengan bulu hitam itu malah mendusel ke kaki Shapire. Shapire memberanikan diri mengusap kepala hewan itu membuat hewan itu memejamkan matanya. Ia tidak boleh terlihat ketakutan di depan Axel, meskipun sebenarnya ia sangat takut berada di dekat hewan buas ini.
"Blackie, apa yang kamu lakukan?" kata Axel, sedikit kesal dan bingung. "Kamu tidak pernah seperti ini dengan orang lain."
Saphire tersenyum tipis, mencoba menutupi ketakutannya, "Sepertinya Blackie suka dengan aku, Axel. Mungkin dia merasa nyaman dengan aku."
Shapire tersenyum, sepertinya Axel memiliki rencana untuknya namun rencana itu tidak berjalan lancar karena hewan peliharaannya malah menyukai Shapire.
Axel memandang Saphire dengan rasa penasaran, "Tapi... bagaimana mungkin? Blackie sangat selektif dengan orang yang dia percayai."
Saphire membelai Blackie lagi, dan kucing besar itu mengeluarkan suara mendengkur yang lembut. "Mungkin aku memiliki sesuatu yang membuat Blackie merasa nyaman."
Axel mengamati Saphire dan Blackie dengan rasa ingin tahu, "Mungkin kau benar. Aku tidak pernah melihat Blackie seperti ini sebelumnya."
Axel pergi begitu saja meninggalkan Shapire dan Blackie, Shapire tersenyum senang melihat wajah Axel yang kesal karena rencananya gagal. Ia mengusap kembali kepala Blackie.
"Terima kasih Blackie, senang mengenalmu!" bisik Shapire kepada hewan itu.
"Aku harus segera mulai memasak, tidak ingin Axel menunggu terlalu lama."
Saphire kemudian menuju ke dapur dan mulai mencari bahan-bahan yang dibutuhkan untuk memasak. "Apa yang enak ya? Ah, aku ingat! Axel suka makan nasi goreng dengan telur dan sosis."
Sore ini ia tidak melihat banyak pelayan seperti tadi pagi, apa Axel memberhentikan mereka. Shapire menepis pikiran buruk tentang suaminya.
Saphire mulai memasak dengan semangat, berharap bahwa Axel akan senang dengan hasilnya. "Semoga Axel suka dengan masakan aku hari ini."
Sambil memasak, Saphire terus memikirkan tentang reaksi Axel ketika mencicipi masakan hari ini. Ia berharap bahwa Axel akan senang dan puas dengan hasilnya.
"Ah, sudah matang!" kata Saphire sambil membalikkan nasi goreng di wajan. "Sekarang saatnya menambahkan bumbu-bumbu terakhir."
Saphire menambahkan sedikit garam dan merica, lalu mencicipi masakan untuk memastikan rasanya sudah pas. Setelah puas dengan hasilnya, Saphire memindahkan nasi goreng ke piring dan menambahkan telur dan sosis di atasnya.
"Siap!" kata Saphire sambil tersenyum. "Aku harap Axel suka dengan masakan aku hari ini."
Saphire kemudian membawa piring ke ruang makan dan menatanya dengan rapi. Ia kemudian memanggil Axel untuk datang dan mencicipi masakan.
"Axel, masakan sudah siap! Ayo, coba lihat!" panggil Saphire.
Axel duduk berhadapan dengan Shapire, masakan yang dibuat Shapire tidak pernah mengecewakan. Dari penampilannya saja sudah terlihat jelas, ada rasa menggelitik indra perasanya ketika ia memasukkan makanan ke dalam mulutnya.
"Kapan kau akan mengganti perban ini? Aku sangat tidak nyaman berada di dalam rumah terus menerus," tanya Axel dengan nada datar.
Saphire memandang Axel dengan serius, "Aku bisa menggantinya nanti, setelah makan."
Axel mengangguk singkat, tidak menunjukkan ekspresi apa pun. "Baiklah."
Axel terus makan dengan diam, tidak banyak berbicara. Saphire juga tidak banyak berbicara, hanya sesekali memandang Axel dengan khawatir. Pria ini bertempramen buruk, sekarang ia akan bersikap tenang entah sebentar lagi.
Setelah selesai makan Shapire membantu Axel mengganti perban. Dengan hati-hati ia mengganti perban itu, Axel hanya terdiam tanpa mau menatap wajah Shapire.
Setelah selesai mengganti perban, Saphire mundur sedikit dan memandang Axel dengan khawatir. "Sudah selesai," katanya dengan lembut.
Axel tidak menjawab, hanya mengangguk singkat tanpa menatap wajah Saphire. Ia kemudian berdiri dan berjalan menuju sofa, duduk dengan diam tanpa mengatakan apa-apa.
Saphire memandang Axel dengan sedikit kesal, "Apa kamu tidak ingin berterima kasih?" tanyanya dengan nada yang sedikit lebih tinggi.
Axel tidak menjawab, hanya terus duduk dengan diam, tidak menunjukkan reaksi apa pun. Saphire menghela napas dan membiarkannya, tidak ingin memaksa Axel untuk berbicara. Pria ini bahkan berterima kasih saja sepertinya sangat sulit.
"Kau tidur saja di ranjang, daripada di sofa sempit itu" ucap Axel dengan nada datar.
Saphire tersenyum sedikit, merasa lega karena tidak harus tidur di sofa sempit. "Baiklah, aku akan tidur di ranjang," katanya dengan nada yang lebih santai.
Axel tidak menjawab, hanya mengangguk singkat dan berjalan menuju ranjang, membuka selimut dan siap untuk tidur. Saphire juga berjalan menuju ranjang, mematikan lampu dan berbaring di samping Axel.
"Kau tidak perlu khawatir, aku akan menjaga kamu," kata Saphire dengan lembut, mencoba untuk membuat Axel merasa lebih nyaman.
Axel tidak menjawab, hanya memejamkan mata dan tidur dengan diam. Saphire memandangnya sejenak sebelum akhirnya memejamkan mata juga dan tertidur.
Pagi menyapa, cahaya sang mentari mulai masuk ke celah jendela kamar. Suara kicauan burung mengusik Axel dari tidurnya yang nyenyak. Ketika membuka mata ia tidak melihat Shapire berada di sisinya. Axel membenarkan posisinya menjadi duduk, ia lalu bangkit dari duduknya menuju kamar mandi.
Sementara Shapire saat ini sedang sibuk menyiapkan sarapan dibantu oleh pelayan yang ada di sana. Dengan telaten dan cekatan Shapire membuat makanan lezat.
Axel keluar dari kamar mandi dengan wajah yang masih setengah tidur, ia keluar dari kamar berjalan menuju ruang makan dengan harapan menemukan Saphire sudah menyiapkan sarapan. Ketika ia memasuki ruang makan, ia melihat Saphire yang sedang sibuk menyiapkan makanan dengan bantuan pelayan.
Saphire menoleh ke arah Axel, tersenyum sedikit. "Selamat pagi, Axel. Sarapan sudah siap. Ayo, duduk dan makan."
Axel mengangguk singkat dan duduk di meja makan, menanti Saphire menyajikan makanan. Pelayan membawa makanan ke meja makan, dan Saphire mulai menyajikan makanan ke piring Axel.
Tiba-tiba saja seseorang datang bergabung bersama dengan mereka. Axel mendengus kesal ketika melihat pria itu lagi, mengapa rasanya Felix sering kali datang ke rumahnya sekarang.
"Sepertinya aku terlalu lunak kepadamu juragan onta? Kau seenaknya masuk ke rumahku sekarang?" tanya Axel dengan sinis.
"Kau jangan terlalu pelit Tuan Smith, makanan sebanyak ini mana mungkin kau habiskan sendiri," timpal Felix dengan senyum mengejek.
"Makanya cepat menikah jadi kau tidak perlu ikut sarapan di rumah orang lain," sindir Axel dengan sorot mata menyalang.
"Sudah berhenti! Tidak baik berdebat didepan makanan," ucap Shapire lalu menuangkan air minum untuk Axel.
Felix merasa iri dengan segelas perhatian Shapire kepada Axel, mengapa tidak ia saja mengapa harus Axel?
ettt tp othorr menganggu aja.. dasarr🙄
sapa sihh tuhh yg ketok🤔
dengarkan kata mom shapir dan kau akan tau kalau dia kesepian dan butuh teman .
kemana kata²mu yg menyakitkan dulu/Curse//Curse/
aku gak terima ya axel, kau belum minta maaf dah nyosor dan posesif aja/Right Bah!//Right Bah!/
ah enak Axel klu nyusu dari sumbernya😂😂