Ramadhan Permana seorang Suami yang terpaksa menikah lagi demi kesembuhan putranya,karena terhimpit ekonomi serta biaya pengobatan yang tidak sedikit, telah membuat seorang Ramadhan putus asa, Jihan sang istri selalu memberikan semangat untuknya, dan soal keputusan Rama untuk menikah lagi merupakan atas kesepakatan bersama, meskipun itu semua begitu berat untuk Jihan,di madu oleh suaminya tidak pernah terlintas di dalam benaknya.
Mayang Lesmana yang tengah hamil anak dari kekasihnya yang telah pergi begitu saja tanpa bertanggung jawab. Ayah Mayang, yang merupakan seorang pengusaha kaya, mengetahui kehamilan putrinya dan khawatir nama baik keluarganya akan tercoreng. Oleh karena itu,ayah Mayang yakni Tuan Mahesa Lesmana meminta Rama untuk menikahi putrinya dengan imbalan yang sangat fantastis dan pada saat itu posisi Rama hanyalah seorang pegawai biasa.
Rama dan Mayang akhirnya menikah,karena keterpaksaan,dan mereka harus beradaptasi dengan keadaan,mampukah Rama bersikap adil?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eli Priwanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hal yang tidak terduga
Akhirnya Rama sambil bergandengan tangan dengan Mayang, pergi ke atas panggung, dimana Roby sudah menunggu kehadiran mereka dengan penuh sukacita. Rama terlihat tenang, berbeda dengan Mayang yang terlihat pucat.
Kini Rama mulai menyapa semua keluarga Lesmana, mereka menyambutnya dengan sukacita, tidak ada suasana ketegangan di tempat ini.
"Rama, apa kau yakin bisa melakukan semua ini?" tanyanya ragu.
"Tenang saja Nona, di sini Nona cukup berkata iya saja, saya sudah punya rencana agar mereka percaya, bagaimana?" Rama menjelaskan pelan kepada Mayang, agar Mayang mengikuti instruksi darinya.
Mayang pun mengangguk patuh, kemudian ia membiarkan Rama untuk berbicara lebih dulu.
sambil menghela napas,Rama akhirnya mulai menjelaskan awal mula pertemuan mereka
"Sebenarnya kisah percintaanku dengan istriku ini, bisa di bilang tidak begitu menarik, karena awal mula pertemuan kami lewat media sosial, awalnya aku dan Istriku hanyalah berteman biasa, kami sering melakukan video call, dan istriku selalu menceritakan aktivitasnya selama kuliah di fakultas Amsterdam, bukankah begitu Sayang, apakah kau masih mengingatnya? Momen pertama kalinya aku menyatakan cinta padamu?" Rama melirik Mayang dengan ekor matanya.
Kemudian Mayang mulai berpikir agar perkataan yang ia lontarkan bisa membuat keluarganya percaya, dan Mayang cukup pintar dengan mengaitkan cerita khayalan dari Rama.
"Masih ingatlah, pada waktu itu aku baru selesai menjalani ujian skripsi, dan kau orang pertama yang aku beritahu tentang hasilnya, di saat yang bersamaan, kamu malah menyatakan perasaanmu, aku sempat tidak percaya, karena sebenarnya di tengah kesibukanku, aku selalu memikirkan mu!" jawaban dari Mayang telah membuat keluarganya yang menonton, bersorak ria.
Mayang sampai malu di buatnya, sedangkan Roby, ia terlihat kesal karena rencananya telah gagal.
"Maaf kami hanya bisa menceritakan kisah kami secara singkat saja, selebihnya biarlah semua itu menjadi kenangan manis dan kenangan paling indah untuk kami berdua, apalagi buah cinta kami sudah tumbuh di sini!" tiba-tiba Rama mengelus perut Mayang dengan lembut, lalu ia mengecupnya.
Semua orang semakin gempar atas aksi yang telah di lakukan oleh Rama, sedangkan Mayang, wajahnya malah menjadi bersemu merah, entah kenapa ia merasa menjadi seorang wanita yang di istimewakan, begini kah rasanya di perlakukan layaknya seorang istri yang di cintai oleh suami? Namun sayangnya semua ini hanyalah sebuah akting belaka.
Setelah selesai dengan acara pertemuan keluarga Lesmana yang cukup melelahkan, Mayang memutuskan untuk beristirahat di dalam kamarnya setelah tadi sempat makan siang bersama, sedangkan Rama ia meminta izin untuk pergi ke Rumah Sakit menjenguk anak dan istrinya, karena ia belum mendapatkan kabar apapun.
Mayang sempat melirik sepintas ketika Rama mengenakan sepatunya.
"Kau mau kemana?" tanyanya penasaran.
"Maaf Nona, saya sangat merindukan anak dan istriku, nanti saya akan secepatnya kembali!" jawabnya yang kemudian melengos pergi begitu saja.
Mendengar Rama mengatakan seperti itu, ada perasaan tidak rela, namun Mayang kembali tersadar jika pernikahannya hanyalah sebuah sandiwara, Rama cuma Suami bayarannya.
Rumah Sakit Edelweis
Rama mengamati sekitar area Lobby Rumah Sakit, ia takut ada orang lain yang mengintainya, mengingat perkataan dari Papah mertuanya jika Roby mulai mencari celah untuk mencari tahu tentang dirinya, kini Rama lebih berhati-hati lagi saat ingin menemui anak dan juga istri pertamanya.
Setibanya di kamar putranya, Rama bergegas masuk ke dalam, akhirnya ia bisa kembali melihat anak dan istri pertamanya, dimana saat ini Jihan sedang menyuapi Adnan.
"Mas Rama!"
"Ayah!"
Ucap keduanya secara bersamaan.
Kemudian Rama mendekat dan memeluk putranya yang terlihat sudah tidak pucat lagi malah jauh lebih fresh seperti anak-anak normal lainnya, sedangkan Jihan, ia tersenyum lembut ke arahnya, kemudian Rama bergantian memeluk Jihan.
"Aku sangat merindukanmu dan juga Adnan!" ucapnya sambil memeluk sang Istri.
"Aku juga Mas, malah semalaman suntuk aku tidak bisa tidur karena terus memikirkan kamu!" ucapnya semakin mengeratkan pelukannya.
"Maafkan aku Jihan, aku sudah membuatmu khawatir!" jawabnya penuh rasa sesal.
"Ayah, memangnya kemarin Ayah kemana? Padahal aku sangat merindukanmu!" tanyanya sembari menatap dalam Ayahnya.
Kemudian Rama mencoba menjelaskan kepada putranya, Rama terpaksa berbohong dan menyembunyikan soal pernikahan keduanya kepada Adnan.
"Maaf Nak, kemarin Ayah sangat sibuk sekali mengantarkan Bos nya Ayah ke luar kota, jadi Adnan bisa memakluminya ya, kan masih ada Bunda yang menemani Adnan di sini!" jawabnya sambil mengusap kepala putranya.
Akhirnya Adnan mengerti dengan penjelasan dari ayahnya, kemudian ia melanjutkan makan siangnya dan meminta Ayahnya yang menyuapinya, dengan senang hati Rama mengabulkan permintaan putranya.
Setelah selesai menemui anak dan juga istrinya, Rama bergegas pergi kembali ke Hotel, apalagi Papah mertuanya sedari tadi terus saja menghubunginya.
Sedangkan Jihan, ia merasa sudah tidak bebas dan leluasa lagi untuk bertemu dengan Suaminya sendiri, namun ia tetap mencoba untuk bersabar.
Setibanya di kamar Hotel, Rama mendapati sang istri mudanya masih tertidur dengan pulas, dan ia tidak mau menganggu nya.
Dua hari kemudian akhirnya Rama kembali beraktivitas seperti biasanya, dan saat ini ia tinggal di kediaman Tuan Mahesa.
"Aku berangkat ke kantor dulu, kamu hati-hati di rumah!" kemudian Rama pergi begitu saja tanpa menoleh ke arah Mayang yang saat ini duduk di atas ranjang tempat tidur, karena ia baru saja terbangun dari tidurnya.
"Hoamm...pagi sekali manusia satu ini berangkat ke kantor! Tapi baguslah, jadi aku tidak harus berlama-lama melihat tampangnya yang menyebalkan itu." Mayang merasa senang karena hanya sepintas bertemu dengan Rama.
Namun saat dirinya pergi ke ruang makan, ia tidak menyangka bahwa kakek dan juga Oma nya sudah berada di sana sambil menikmati sarapan pagi.
"Mayang, kau itu sudah menikah! Kenapa kau tidak mengurus suamimu? Lihat tuh tadi saat dia pergi ke kantor seorang diri, gak ada yang melayaninya selain ART di rumah ini! Harusnya kamu yang mengurusi semua keperluan suamimu, bukannya pembantu!" omelnya sampai membuat kupingnya panas.
Mayang merasa kesal karena pagi-pagi sudah terkena omelan Oma nya.
"Maaf Oma, semalam mayang sangat kelelahan!" jawaban dari Mayang sontak membuat kakek dan Omanya mengerutkan dahi.
"Mentang-mentang pengantin baru, sampai tidak tahu kondisi dirimu saat ini, kau kan sedang hamil muda, jadi jangan terlalu keseringan berhubungan, kurang baik dengan
janin mu, bilang nanti sama suamimu!" perkataan dari Omanya sontak membuat Mayang sampai melotot.
'Dih, siapa juga yang melakukan hal begituan dengan Rama, Oma mesum!' keluhnya dalam hati
"Mayang, lain kali kau harus melayani suamimu, apa kau mau nanti suamimu berpaling dengan wanita lain? Kau tahu kan cucu menantuku itu orang yang hebat, sama sepertiku dulu!" kelakar kakek Lesmana malah membuat Mayang dan juga Oma Diana tertawa terbahak-bahak.
"Sudahlah kek, kamu tidak usah membahas masalalu!" ucap Oma Diana.
"Kakek sama Oma tinggal disini berapa hari?" tanya Mayang penasaran.
"Sampai kamu melahirkan, karena kakek dan Oma akan menjagamu disini, mengingat suami dan juga Papahmu selalu sibuk di kantor, jadi kami sangat khawatir dengan kehamilanmu itu, benar kan kek?"
Deg!
Mayang langsung terpaku atas jawaban dari Omanya, ia sampai menelan ludah.
"Betul sekali, jadi kakek dan Oma mu akan menjagamu sampai kau melahirkan!" jawab sang kakek sembari tersenyum lebar.
Mayang sampai tercengang atas jawaban dari kakek dan juga Omanya.
'Kenapa jadi begini? Aku tidak suka ada kakek dan juga Oma disini!' gerutunya dalam hati.
Bersambung...
🌼🌼🌼🌼🌼🌼