My Love My Dokter

Kini Rama telah di rawat di unit gawat darurat, pria itu mengalami pendarahan di bagian kepala, akibat benturan saat dia terjatuh, Nino yang sedang menunggu adiknya itu, tak henti hentinya mengucapkan doa agar Tuhan membantu kesembuhan nya.

Tak beberapa lama, terlihat dokter keluar dan berjalan menghampiri sang pemilik rumah sakit itu, Nino yang sedari tadi menundukkan kepala langsung bangkit dan memberondong pertanyaan, kepada salah satu karyawan nya itu.

"Apa yang terjadi?" Tanya Nino dengan cepat ketika sang dokter ada di hadapannya.

"Tuan muda baik baik saja, dia hanya mengalami benturan ringan di kepala, saya sudah memeriksa dan tak terjadi masalah apa pun, tetapi ada sesuatu yang ingin saya tanyakan, mungkin ini sang privasi tetapi saya harus menanyakan"Ucap Dokter membuat Nino lega dan juga penasaran.

"Tanyakan apa yang akan Ingin anda tanyakan".

"Begini saya menemukan kandungan obat perangsang di dalam tubuh tuan muda, dan saya bisa pastikan itu, sebenarnya itu tidak terlalu bermasalah, hanya saja tuan muda mengkonsumsi nya dengan jumlah yang tidak semestinya, apakah tuan muda penyuka *** bebas?"Tanya dokter bagaikan Sambaran petir untuk nya.

Kenapa ini, ada apa dengan adiknya itu, memang keluarga mereka membebaskan anak anak nya, namun mereka menentang *** bebas yang hanya akan merugikan kaum wanita, dan itu yang di anut Nino dan Rama.

Namun ajaran keluarga mereka telah dilecehkan, dan itu dilakukan sendiri oleh putra mahkota Wijaya, seorang pewaris tunggal yang sangat mereka angungkan dan banggakan.

"Untuk itu saya sendiri tidak tahu, tetapi sebelum dia terjatuh anda tau sendiri betapa berantakan kondisi Rama"Jawab Nino membuat sang dokter mengangguk kan kepala dan berpamitan untu pergi.

Setelah selesai di periksa, Rama di pindahkan ke ruang inap VVIP, khusus untuk keluarga Artanegara dan Wijaya , di ruangan besar nan mewah ini hanya ada Nino dan Rama yang sedang tertidur.

Membuat Susana sepi dan sunyi, Nino pun memilih menidurkan dirinya di depan televisi tempat tunggu, tak butuh waktu lama pria itu pun tertidur dengan sangat pulasnya.

~ Beberapa Jam telah berlalu, hingga menunjukkan pukul tengah malam.

"Uhhhhhhh"Terdengar lenguhan dari atas bangsal, Nino pun langsung terjaga dan melihat apa yang sedang terjadi dengan pasiennya.

"Syukur kamu sudah sadar, apa yang sakit?"Tanya Nino dengan mengelus puncak kepala sang adik.

"Kepala ku sakit kak, badan ku terasa panas sekali"Jawab Rama langsung mengingat Nino dengan hasil pemeriksaan dokter.

"Jadi benar yang di katakan dokter, kamu tak bisa terus seperti ini, dan mohon maaf kali ini aku yang turun tangan sendiri"Batin Nino menatap nanar Rama yang tengah kesakitan.

Nino pun langsung menuju kulkas mengambil minuman yang sudah dia siapkan, dengan telaten pria itu mengeluarkan air kelapa ke dalam gelas, Agar Rama lebih mudah untuk meminumnya, tak lupa ada nasi tahu kecap(Tahu Tek Tek), makanan kesukaan sang adik(Author juga deng wkwkwk).

"Makan tadi aku beli tahu Tek Tek"Ucap Nino meletakkan nampan di atas ranjang, namun sayang sang pasien langsung memberikan tatapan tajam, membuat Nino paham dengan kelakuan sang adik jika sedang sakit.

"Aku suapi, sekarang duduk lah" Ucap Nino disambut senyum hangat dari adik kecilnya itu, dengan telaten pemuda berumur 23 tahun itu menyuapi sang adik, tak hanya itu dia juga beberapa kali menasehati nya dengan beberapa kata sindiran.

"Gini aja udah sakit sangat lemah, mana tampang kamu yang jutek dan menyebalkan itu, disaat sehat saja lagaknya bagaikan sudah tak butuh manusia, saat sakit gini manjanya minta ampun"Ucap Nino membuat Rama mengerucutkan bibirnya.

"Makanya jadi orang itu jangan aneh aneh, jangan *** bebas kena HIV baru tau rasa kamu" nasehat Nino lagi, membuat Rama paham jika Nino sudah tau kejadian semalam, walaupun belum semuanya.

"Gue juga pilih pilih kali kalau masuk lobang"Jawab Rama menerima suapan dari sang kakak.

"Kamu itu aset keluarga ram, kalau ada apa apa dengan dirimu, amit amit kamu mati gitu bisa hancur keluarga besar, kamu tau sendiri berapa musuh perusahaan kita"Nasehat Nino kembali menyuapi sang adek.

"Aman gue udah bunuh lima orang, dari jajaran tinggi perusahaan dan partai, mereka gak akan berani melawan bocah berumur 20 tahun ini, atau nyawa mereka jadi taruhannya"Jawab Rama dengan mode songong nya.

"Astaghfirullah, keluarga kita tak pernah menggunakan cara seperti itu Rama, ingat enggak nasehat kakek, kalo ada orang jahat biarin aja biar Tuhan yang bales"Ucap Nino sedikit membentak, dia tak habis pikir dengan cara Rama menghadapi musuh, walaupun mereka pantas untuk mendapatkan nya.

"Kelamaan Weh, gue suka tonjok bunuh orang kaya gitu, kalo diem disangka takut Entar bikin pamor kita turun, tentang aja gue kasih makan dulu kok sebelum di bunuh, and gue kubur dengan layak pastinya"Jawab Rama dengan enteng membuat Nino menggeleng kan kepala.

"Terserah memang Gen kakek menurun semua kepadamu, aku hanya memperingatkan jaga sikap arogan kamu, karena itu sangat menggangu"Ucap Nino dengan marah dan pergi meninggalkan Rama sendiri.

"Dih marah lagi, woy gue belum minum Bambang"Teriak Rama tanpa di hiraukan oleh Nino, bukanya gak peduli karena dia sudah menyiapkan air kelapa di samping tempat tidurnya.

.

.

.

.

Pagi ini sangat mendung semendung Mata ayu yang akan mengeluarkan air matanya, perempuan itu sangat mengawatirkan sang suami, yang tidak pulang Semenjak siang mereka berantem.

Susana rumah mereka sangat sepi, Rendi sedang ikut dengan sang ayah kandungnya, yang baru saja pulang dari rantau hingga baru saja punya waktu untuk sang putra.

Sebenarnya Risa juga di ajak oleh sang mantan, namun dia menolaknya karena Dito juga belum pulang saat ini, kalo boleh jujur dia begitu terpukau dengan perubahan sang Mantan, yang datang mengunakan mobil jauh dari Dito yang Hanya penjual bakso, meskipun dari segi ketampanan Dito menang banyak.

Berbeda dengan ayu, kini Risa tengah sibuk dengan laptop di pangkuan nya, perempuan itu nampak fokus dengan rencana nya untuk membuka cabang usaha, tak tanggung-tanggung dia langsung membangun Dvn mart di tega tempat.

Uang tabungan dan profit dari minimarket miliknya terkumpul banyak, hingga dia bisa membuka cabang tiga sekaligus, sebenarnya Risa tak memiliki uang banyak, dia hanya menyisakan sedikit tabungan untuk dana darurat, dan untuk makan dia mengandalkan profit dari Dvn mart yang ada di desa nya.

"Gimana nduk, apakah berjalan dengan lancar?"Tanya bude setelah mengantar Divan ke toilet.

"Alhamdulillah bude, meskipun banyak menguras tabungan, namun Risa puas bisa menambah cabang"Jawab Risa dengan senyum, membuat bude tersetuh dengan perjuangan keponakannya itu.

"Iya itu tindakan benar, perbanyak investasi dan jangan terlalu mengendap kan di bank, karena uang itu tak akan bisa bergerak, lebih baik di investasikan biarkan uang yang berkerja untuk kita, kalo uang kamu kurang bilang sama bude yaa, bude masih ada tabungan dari kontrakan" Ucap bude memberi petuah untuk sang anak, dia bahagia bisa hidup dengan Risa, sosok wanita cantik yang dia rawat sedari kedua orangtuanya meninggal.

Next jangan lupa like coment and faforit