NovelToon NovelToon
Nikah Paksa Tapi Mau

Nikah Paksa Tapi Mau

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi
Popularitas:5.3k
Nilai: 5
Nama Author: inda

Alda Putri Anggara kehilangan kedua orang tuanya sejak kecil dan tumbuh di bawah asuhan paman dan bibi yang serakah, menguasai seluruh harta warisan orang tuanya. Di rumah sendiri, Alda diperlakukan seperti pembantu, ditindas oleh sepupunya, Sinta, yang selalu iri karena kecantikan dan kepintaran Alda. Hidupnya hanya dipenuhi hinaan, kerja keras, dan kesepian hingga suatu hari kecelakaan tragis merenggut nyawanya untuk beberapa menit. Alda mati suri, namun jiwa seorang konglomerat wanita cerdas dan tangguh bernama Aurora masuk ke tubuhnya. Sejak saat itu, Alda bukan lagi gadis lemah. Ia menjadi berani, tajam, dan tak mudah diinjak.

Ketika pamannya menjodohkannya dengan Arsen pewaris perusahaan besar yang lumpuh dan berhati dingin hidup Alda berubah drastis. Bukannya tunduk, ia justru menaklukkan hati sang suami, membongkar kebusukan keluarganya, dan membalas semua ketidakadilan dengan cerdas, lucu, dan penuh kejutan

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon inda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 12 – “Cinta, Rahasia, dan Mantan yang Kena Karma”

Aurora yang kini makin terbiasa dengan peran barunya sebagai istri pewaris keluarga kaya berdiri di dapur sambil menyiapkan sarapan. Tapi tentu saja, bukan dengan gaya istri pada umumnya.

Ia mengenakan celemek bergambar kucing berkacamata, rambut diikat asal-asalan, dan bibirnya bersenandung lagu pop yang fals setengah mati.

Arsen yang baru keluar dari kamar langsung berhenti di ambang pintu, menatap pemandangan itu antara geli dan kagum.

“Serius kamu masak?” tanyanya dengan nada tak percaya.

Aurora melirik santai. “Ya. Aku pengen kamu tahu kalau aku bisa bikin sesuatu selain kekacauan.”

“Hmm… peluang 50-50 antara sarapan atau bencana.” ujar Arsen

“Diam kamu,” kata Alda sambil menunjuk spatula ke arahnya. “Kalau gak mau sarapan gosong, duduk diam manis di sana.”

Arsen terkekeh, lalu memarkir kursi rodanya di meja makan.

Ia memperhatikan Aurora yang sibuk bolak-balik memeriksa panci, sementara aroma telur dan roti bakar memenuhi ruangan.

Beberapa menit kemudian, Alda meletakkan sepiring omelet di depan Arsen dengan penuh percaya diri. “Taraaa! Dibuat dengan cinta, bukan resep.”

Arsen menatapnya curiga. “Kalimat yang berpotensi bikin keracunan.”

Alda mendengus. “Makan dulu baru komentar.”

Begitu Arsen mencicipinya, ia diam beberapa detik.

Alda menunggu siap dengan ekspresi “aku sudah siap ditertawakan”.

Tapi yang keluar dari mulut Arsen justru,“Ini… enak.”

Alda hampir menjatuhkan sendok. “Serius?”

Arsen mengangguk, lalu tersenyum samar. “Untuk ukuran kamu yang suka bikin dapur berasap, ini kemajuan besar.”

Alda menepuk dada bangga. “Akhirnya seseorang mengakui kejeniusanku!”

Arsen menatapnya sambil terkekeh. “Aku gak bilang kamu jenius. Aku bilang kamu beruntung.”

Alda melotot. “Kamu ini ya—”

“Tapi aku suka sarapan ini,” potong Arsen cepat, menatapnya dalam.

Aurora langsung terdiam. Wajahnya memanas.“A-aku juga suka… kamu makan,” gumamnya gugup.

Suasana berubah hening, tapi hangat.

Untuk sesaat, keduanya seperti lupa bahwa hubungan mereka dimulai karena perjanjian keluarga.

 

Setelah sarapan, Alda pamit untuk keluar.

Arsen hanya mengangguk. Tapi begitu ia pergi, Arsen menatap ke arah pintu lama-lama.

Ada sesuatu yang selalu membuat dadanya terasa aneh tiap kali Aurora beranjak.

“Dia terlihat sangat berbeda dari informasi yang ku dapat,” bisiknya pelan. “Tapi kenapa aku malah makin gak bisa jauh?”

 

Aurora melangkah ke pusat kota, menuju sebuah gedung tinggi berlogo emas: “Eden Corp.”

Gedung itu sebelumnya adalah milik perusahaan investasinya di kehidupan lamanya. Sekarang, setelah ia “kembali” dan mengambil alih semua aset rahasianya, tempat ini menjadi markas diam-diamnya.

Di lantai 20, pintu lift terbuka.

Sekretaris barunya wanita berambut pendek dan elegan langsung menyambut.

“Selamat pagi, Nona Aurora. Tim sudah siap di ruang rapat.”

Aurora tersenyum tipis. “Bagus. Hari ini kita mulai babak baru.”

Di dalam ruang rapat, lima orang pria berdasi menunggu dengan ekspresi gugup.

Aurora menatap mereka satu per satu.

“Target pertama, perusahaan milik ‘mantan suami’ saya yang sekarang sudah bergabung dengan kekasih barunya.”

Para eksekutif saling pandang. “Nona, itu... perusahaan besar. Kalau kita menyerang terlalu cepat—”

Aurora mengangkat tangan, menghentikan ucapan mereka.

“Aku tidak menyerang. Aku hanya mengambil kembali yang dulu mereka curi. Dan kali ini, dengan bunga yang manis.”

Ia tersenyum licik.

“Bantu aku buat mereka bangkrut tanpa sadar siapa dalangnya. Lihat bagaimana mereka tersenyum di ambang kehancuran.”

Semuanya langsung mengangguk tegang.

Aurora menepuk meja pelan. “Tenang. Aku bukan wanita kejam… aku cuma adil.”

 

Sore harinya, Aurora mampir ke kafe tempat dulu ia bekerja sebelum menikah.

Tempat itu kini ramai pelanggan. Dani, teman lamanya, langsung berseru, “ALDAAA!! Eh, maksudku, Ibu Alda yang terhormat!”

Aurora tertawa keras. “Kamu masih suka drama, ya?”

“Harus dong. Jadi gimana? Enak jadi istri orang kaya?”

Aurora menjawab santai, “Lumayan. Bisa beli kopi tanpa mikir harga.”

Mereka ngobrol lama seperti dulu, ringan dan penuh tawa.

Tapi di tengah tawa itu, mata Aurora menangkap seseorang di meja sudut.

Seorang wanita berambut cokelat panjang, memakai kacamata hitam besar…

Aurora langsung kaku.

Itu Marsya, yang dulu menusuknya dari belakang.

Yang berselingkuh dengan suaminya.

Yang dulu ikut dalam pembunuhan Aurora.

Aurora menatapnya lama, lalu tersenyum kecil.

“Takdir ternyata tahu caranya bercanda.”

Dani heran. “Kamu lihat siapa?”

Aurora meneguk kopinya. “Hanya masa lalu yang datang tanpa diundang.”

Marsya akhirnya menoleh dan hampir menjatuhkan cangkirnya saat melihat wajah Aurora.

Aurora hanya tersenyum manis

Marsya pucat seketika. Ia berdiri, tergagap. “A-aur— maksudku, kamu… kamu mirip banget sama temanku yang udah meninggal.”

Aurora menyandarkan tubuhnya santai. “Oh ya? Mungkin aku versi lebih cantiknya.”

Marsya terdiam, wajahnya ketakutan.

Aurora mencondongkan tubuh sedikit, berbisik lembut namun dingin,

“Jaga langkahmu, Marsya. Dunia ini kecil, dan aku punya cara manis buat membuat orang yang salah menyesal.”

Marsha segera pergi dengan wajah pucat pasi.

Dani yang menyaksikan semua itu melongo. “Kamu barusan ngomong apa sih? Aku sampai merinding.”

Aurora tersenyum lembut. “Hanya ngobrol biasa, Dan. Tentang karma yang kadang suka datang lewat pintu kafe.”

 

Malamnya, Alda pulang dalam suasana hati campur aduk.

Arsen menatapnya dari ruang tamu. “Kamu kelihatan capek.”

Alsa tersenyum. “Capek ngelihat orang yang dulu bikin aku pengen ngebanting gelas, tapi sekarang malah ketakutan lihat aku.”

Arsen mengernyit. “Aku gak ngerti, tapi aku tahu kamu senyum kayak gitu cuma kalau kamu menang sesuatu.”

Alda duduk di sofa. “Mungkin iya. Tapi belum selesai.”

Arsen memperhatikannya dengan lembut. “Kamu tahu gak, sejak kamu datang, rumah ini gak pernah sepi?”

Alda melirik ke arahnya, sedikit terkejut dengan nada lembut itu.

“Gak sepi karena aku berisik?”

Arsen menggeleng. “Gak sepi karena kamu hidup. Dan aku… mulai terbiasa dengan suara kamu.”

Aurora terdiam.

Untuk pertama kalinya, ia merasa jantungnya berdetak aneh.

Ia mencoba mengalihkan pandangan, tapi Arsen sudah menatapnya dengan mata teduh.

“Alda,” katanya pelan, “aku gak tahu kamu siapa sebenarnya… tapi aku tahu satu hal.”

Alda menelan ludah. “Apa itu?”

Arsen tersenyum kecil. “Kamu satu-satunya yang bisa bikin aku merasa… hidup lagi.”

Aurora menatapnya lama.

Lalu tersenyum lembut. “Kalau begitu, biar aku pastikan kamu gak pernah mati lagi, Tuan Dingin.”

Mereka berdua saling menatap, lama, sebelum akhirnya Aurora berdiri dan berjalan ke balkon.

Di sana, di bawah langit malam yang penuh bintang, Aurora berbisik pelan,

“Balas dendam bisa menunggu. Tapi cinta yang tulus… mungkin cuma datang sekali.”

Bersambung

1
Lydia
Lanjut Author. Terima Kasih.
Ilfa Yarni
satu persatu kebahagiaan mereka kembali
Lydia
Lanjut Author. Terima Kasih.
Cindy
lanjut kak
Ilfa Yarni
past ayah arsen mengannggsp kematian istrinya krn salah arsen mknya dia pergi dan skr setelah sadar dia kembali
Lydia
Lanjut Author. Terima Kasih.
Ilfa Yarni
cinta dan kebersamaan yg dtg dr luka itu akan kuat dan tak tergoyahkan senang ya klo suami istri saling mencintai dan saling setia rmh tangga rasanya bahagia banget
Cindy
lanjut
Cindy
lanjut kak
Lydia
Lanjut Author. Terima Kasih.
Ilfa Yarni
aaaa romantis skali
Ilfa Yarni
Thor dendam pd bibi jg pamannya Alda dan jg mantan suaminya aurora kok ga diceritain thor
Lydia
Lanjut Author. Terima Kasih
Lydia
Lanjut Author. Terima Kasih.
Ilfa Yarni
masalah arsen udah selsai dan besoknya maslah Alda yg akan mereka selesaokan
Ilfa Yarni
akhirnya hati mereka berdua udah terpaut semoga kedepannya kalian berdua bisa bahagia
Lydia
Lanjut Author. Terima Kasih
Lydia
Lanjut Author. Terima Kasih.
Ilfa Yarni
wah arsen byk kemajuan dan udah nembak aurora jwb dong aurora klo km jg cinta
-Thiea-
jahatnya tuh mulut..😑
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!