"ah...Aku tidak akan memaafkanmu Alaska!! " ucap wanita itu dalam hati setelah melihat tunangannya bermesraan di mansion milik ayahnya dengan seorang wanita yang tidak lain adalah sepupunya sendiri.
Hubungan yang awalnya terjalin manis dan menyenangkan itu, kini mulai goyah karna hadirnya seorang wanita berhati licik bermuka dua itu, didepan baik di belakang diam diam menusuk.
Tiba tiba ada yang memperhatikan wanita itu dari lama, dan kini ingin mencuri kesempatan untuk menaklukkan hati si wanita itu.
Apakah wanita itu akan takluk oleh nya? ayok ikuti kisahnya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hanna Lovina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
12.ttm
setelah kejadian di mobil sore itu, Jeslin merasa hari harinya kini lebih baik ditambah pria itu ternyata menepati kata katanya untuk membeli salep untuk lukanya.
Yang ingin dilakukannya saat ini hanyalah membalas dendam untuk semua perlakuan mereka.
Hari ini calon mertuanya akan datang ke rumah untuk berkunjung. Sebenarnya Jeslin sangat malas untuk menghadapi orang tua Alaska setelah dia memutuskan untuk menunda acara pernikahannya. Pastinya mereka akan banyak bertanya kenapa begini kenapa begitu.
"tok... tok... tok... " suara pintu di ketok dari luar.
"iya masuk! " Jawabnya sambil merapihkan berkas yang sedang dikerjakannya.
Bi Ainun masuk dan memberitahu kalau calon mertuanya sudah ada di ruang tamu sedang menunggu dirinya.
"iya bi 5 menit lagi aku turun." Jawabnya merapikan rambutnya agar tidak terlalu acak acakan.
Dia turun dan melihat mereka sedang mengobrol dengan ayahnya.
"Wah... wah... wah.... calon mertuaku tumben banget nih sepagi ini sudah berkunjung? " ucapnya membuat mereka semua menoleh.
Bukan nya senang dengan kehadiran Jeslin, calon ibu mertuanya malah melihat dengan rasa tidak suka.
"aduh... aduh... anak gadis macam apa yang baru bangun jam segini? Tante aja udah siap nih mau berangkat kerja! " Sendirinya dengan muka menyebalkan.
"ah... tante... selagi belum jadi istri orang, saya berhak dong menikmati masa masa gadis saya. Tante juga sebelum menikah pasti begini kan tan? " balas Jeslin menyindir sambil duduk di kursi kosong sebelah mereka.
"jangan menyamakan sikap malasmu dengan tante waktu masih muda Jes... kamu bahkan belum mandi yah? Tante gak suka menjauhlah sedikit. " ucapnya sambil menutup hidungnya merasa jijik.
Dalam hatinya, Jeslin ingin sekali menendang wanita menyebalkan itu keluar dan tidak membiarkan masuk ke kediaman nya.
"mama.... jangan gitu ah. Mungkin Jeslin capek bekerja kemarin, jadi bangun kesiangan. Yah walaupun sebenarnya tidak boleh anak Gadis bangun se siang ini! " lanjut suami wanita itu seolah membela tapi ujung nya tetap menyindir secara halus.
"Ah... besan, maafkan putriku dia memang lumayan sibuk dengan perusahaan kami saat ini!" ucap pak Purnama merasa putrinya sedang di pojokkan dua orang itu.
Jeslin ingin meminta ayahnya untuk tidak merasa tidak enakan dengan keluarga itu, tapi jarak mereka lumayan jauh saat ini.
Suasana semakin memanas dengan saling sindir menyindir.
"Baiklah hentikan dulu bicaranya. Saya ingin bertanya kenapa Jeslin menunda pernikahannya sampai selama itu? " tanya calon ayah mertuanya.
Jeslin mencoba memikirkan alasan yang menurutnya masuk akal tapi tidak menemukannya.
" maaf tuan, kondisi putriku sedang tidak baik baik saja karna itulah saya tidak ingin dia tidak fresh di hari pernikahannya sendiri. " sahut pak Purnama.
"apa? kenapa kamu tidak memberitahukan kalau putri mu ini sakit sakitan? " tanya wanita jahat itu tanpa memikirkan perasaan keluarga itu.
"maaf tante... aku pikir anda terlalu merendahkan keluargaku! Bagaimana mungkin aku akan menikahi putra dari keluarga dengan mulut sejahat anda? " jawab Jeslin tidak tahan lagi dengan sikap wanita itu dari tadi.
Hal itu membuat kedua orang itu semakin marah padahal mereka sendiri lah yang memancingnya dari awal.
"Putri anda benar benar kurang ajar pak. Jika terus seperti ini, maka aku akan menarik kerjasama dengan perusahaan anda yang sudah hampir bangkrut itu! " ancam pria itu.
"tuan maaf kan putriku. Aku kurang dalam mendidiknya, tolong jangan melakukan hal itu. " ucap ayahnya berlutut di lantai memohon.
"pah... hentikan! " ucap Jeslin tidak Terima.
"diam Jes! kamu harus belajar menghargai orang yang lebih tua! "
Jeslin berdiri dan membantu ayahnya bangkit.
"apa yang kalian inginkan? " tanyanya menahan air mata.
"pernikahannya akan berlangsung besok! Jadi jangan coba coba kabur, aku akan menyuruh penjaga di sekitar rumah ini aga kamu tidak berani keluar dari rumah ini. paham!! " lanjut pria itu berdiri dan pergi tanpa pamit bersama istrinya.
Mendengar hal itu, Jeslin terjatuh berlutut di lantai sambil menangis tidak satupun kata keluar dari mulutnya.
Pak Purnama yang melihat hal itu mulai merasa ada banyak hal yang disembunyikannya tentang hubungannya dengan Alaska.
"Sayang, jika kamu keberatan dengan pernikahan ini maka ayah akan membantumu membatalkan nya. Ayah tidak mau putri ayah menikah dengan orang yang salah karna seumur hidup itu lama. " ucapnya menenangkan Jeslin.
Belum ada jawaban sama sekali dari wanita itu.
"Bi Ainun.... bantu aku membawa Jeslin ke kamarnya. Aku ada urusan sebentar. " ucapnya menjauh dari sana sambil menelpon seseorang.
Sesampainya di kamar, Jeslin tidak mengatakan apa apa. Dia berjalan ke arah jendela dan melihat di luar sudah sangat banyak penjaga yang di tugaskan untuk mengawalnya.
"kenapa jadi begini? " bisiknya sambil memukul dadanya yang terasa sangat sakit.
Sementara di luar sedang terjadi keributan dengan datangnya seseorang. Pak Purnama keluar dan menghentikan keributan itu.
"Biarkan dia masuk. Dia itu dokter pribadi putriku jangan ada yang menyentuhnya. " Ucapnya membuat para penjaga itu melepaskan pria itu.
Mereka masuk ke dalam rumah dan menjelaskan tentang keadaan putrinya.
"Bantulah dia aku mohon. Aku akan membayar berapapun yang Anda butuhkan! " ucapnya memohon.
"hentikan pak anda tidak perlu memohon. Aku akan berusaha sebaik mungkin untuk putri anda!" Jawab pria itu meyakinkan.
Setelah itu, dia masuk ke kamar itu dan melihat Jeslin yang sedang melamun dengan tatapan kosong duduk di kasur.
"hei.... jangan melamun! " ucapnya duduk di depan Jeslin. Tapi tidak ada respon sama sekali hanya air mata dan tubuh yang kaku.
"Jes... hei.... lihat aku!! " menepuk pipi itu dengan lembut.
Belum ada respon sama sekali.
"Jes.... aku ada disini jangan diam aja! Bicaralah jika rasanya seberat itu aku mendengarkanmu. " masih menepuk pipi itu dengan lembut.
Akhirnya kali ini berhasil Jeslin mulai menangis sejadi jadinya di bahu pria itu.
Dia membiarkan nya agar perasaannya lega.
"menangislah sepuasmu. itu lebih baik dari pada ditahan. " ucapnya lagi sambil mengelus punggung Jeslin.
"Aku akan menikah besok. Apa yang harus aku lakukan Jef? Aku akan hancur masa depanku akan lenyap. " ucapnya gemetar.
Jefan menjauhkan badannya agar wanita itu menatap matanya.
"Aku ingin tanya sekali lagi, apa kamu benar benar tidak ingin menikah dengan pria itu? Jawab aku setulus hatimu, maka aku akan membantumu! "
Dia menggelengkan kepalanya dan air mata menunjukkan ketulusan hatinya.
Jefan memeluknya erat dan berjanji kalau pernikahan itu tidak akan berlangsung.
"Kamu akan membantuku kan? Aku janji akan memenuhi permintaanmu waktu itu! " lanjut Jeslin untuk memastikan lagi.
"iya kamu tidak usah khawatir. Aku pastikan, besok adalah kejutan yang mempermalukan keluarga itu. "
"apa maksudmu Jef? " tanya Jeslin bingung.
"Kamu lihat aja besok! Jangan menangis lagi cantik! " ucapnya lembut sambil menghapus air mata dipipi Jeslin.
Sentuhan itu begitu lembut dan suaranya begitu menenangkan hati.
"Aku percaya padamu Jef, jangan mengecewakanku! " Ucapnya kembali memeluknya.
"Ya. Mereka tidak akan pernah hidup tenang setelah ini! " Jawabnya membalas pelukan itu.
