Dikhianati kekasihnya, dijual oleh bibinya demi mendapatkan uang untuk biaya pengobatan sang ibu, membuat Elara terjebak dalam hubungan yang rumit.
Dia terpaksa menjadi wanita pemuas nafsu seorang taipan kaya raya, yang arogan, dingin, dan kejam.
Parahnya, status Elara yang sudah sah sebagai istri Eden Dwight tidak boleh diketahui publik.
Bagaimanakah kisah mereka selanjutnya? yuk simak. Jangan lupa tinggalkan like, komen, dan vote jika kalian suka ceritanya ❣️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RatuElla11, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pernikahan Rahasia
"Untukmu." Eden menyodorkan sebuah ponsel keluaran terbaru pada Elara. Saat ini keduanya sedang berada diruang makan untuk menikmati sarapan bersama.
Elara menatap ponsel itu sesaat lalu menatap Eden.
"Untukku?"
"Hem. Ambilah."
"Tapi ponselku masih bisa digunakan. Aku hanya perlu membeli SIM-card baru, jadi aku rasa, aku tidak membutuhkan ini." Elara mendorong kembali ponsel itu kehadapan Eden.
"Kau yakin akan menggunakan ponselmu?"
Elara mengangguk.
"Tentu saja yakin. Kenapa tidak." dengan santai Elara menyuapkan makanan kedalam mulutnya.
"Tapi sayangnya ponselmu sudah kubuang."
"APA?!"
Uhuk! Uhuk!
Kalimat Eden berhasil membuat Elara terkejut dan tersedak secara bersamaan.
Eden yang melihat itu segera berdiri mengambilkan air minum lalu memberikannya pada Elara.
"Bodoh!" hardik Eden.
Elara mendelik. Dia tersedak karena lelaki itu, tetapi lelaki itu malah mengatainya bodoh. Kurang ajar!
Elara meminum air yang diberikan Eden lalu mencoba mengatur napasnya.
"Kenapa,,, kenapa kau membuang ponselku?! Ponselku itu masih bagus dan masih bisa digunakan! Kenapa kau membuangnya?!" sungut Elara tak terima.
Jelas saja Elara marah, ponsel itu dia beli dari hasil keringatnya sendiri saat dirinya bekerja di minimarket. Tetapi dengan wajah tanpa dosa pria jahat ini mengatakan kalau dia sudah membuang ponselnya?!
Astaga!
Eden kembali duduk dengan sikap elegan. Ekspresinya tampak tak acuh.
"Ponselmu sudah tak layak pakai."
"Apa kau bilang?! ponselku tak layak pakai?!"
"Ya."
"Ya Tuhan!" Elara memijat pelipisnya. Lalu dia menatap Eden dengan tatapan kesal.
"Dimana kau membuangnya?!"
"Kenapa bertanya?"
"Karena aku mau mengambilnya!"
"Elara!"
Eden menatap Elara dengan tajam. Seolah memberi peringatan pada perempuan itu agar tak membantahnya.
Elara menipiskan bibir, netranya tak kalah tajam membalas tatapan Eden sembari berusaha menahan emosinya.
"Kenapa? Kenapa kau selalu bersikap sesukamu Eden Dwight? Kau tahu? Ponsel itu hasil kerja kerasku. Aku membelinya dengan susah payah, mencicil setiap bulannya dari gajiku. Ah ya, aku lupa, kau tak pernah miskin. Jadi kau tak pernah tahu rasanya jadi diriku." Elara berucap dengan mata yang mulai berkaca-kaca.
Dadanya sesak sekali saat tahu ponselnya dibuang oleh pria jahat ini.
Eden memutus tatapannya pada Elara dan kembali melanjutkan sarapan paginya.
"Aku hanya tidak mau calon istriku memakai barang murahan. Seharusnya kau bersyukur karena aku begitu memperhatikanmu, bukan malah marah seperti ini."
Elara tersenyum miris. Ya, sepertinya memang tak ada gunanya dia berdebat dengan orang egois.
"Ah ya, kau benar. Seharusnya aku bersyukur. Kalau begitu, terimakasih padamu."
Elara memalingkan pandangannya dari Eden dan menatap kembali makanan dihadapannya dengan enggan.
"Kudengar dari Reymond, Ibumu sudah sadarkan diri. Jika kau ingin pergi kerumah sakit, pergilah. Siang nanti aku akan menyusulmu kesana." Eden mencoba mengalihkan pembicaraan.
Elara tampak diam. Dia masih kesal pada Eden, tapi dia juga tidak bisa membiarkan Eden datang kerumah sakit. Dia tidak mau jika sampai Ibunya tahu bahwa Eden adalah calon suaminya.
"Sebaiknya kau tidak usah kesana. Aku tidak mau Ibuku tahu tentang dirimu."
Eden menaikkan sebelah alisnya.
"Kenapa? Tujuanku baik, aku ingin meminta restu pada calon Ibu mertuaku sebelum besok kita menikah."
Elara menatap Eden dengan kesal.
"Kau pikir Ibuku tidak tahu siapa dirimu Eden Dwight? Dia pasti akan mengenalimu. Aku tidak mau kalau sampai nanti Ibuku tahu, kalau aku menjadi istri simpananmu! Ibuku pasti akan sangat kecewa padaku."
Dalam sekejap keheningan membentang diantara keduanya. Tak lama Eden terkekeh membuat Elara mengernyit dengan ekspresi bingung.
"Ada apa? Kenapa tertawa?!" sungut Elara.
"Apa kau tidak merasa lucu?"
"Apa?"
"Aku menjadikanmu istri simpanan, dan sekarang kau menjadikanku suami simpanan? Bukankah itu lucu?"
Elara terdiam.
Ah, iya benar juga ya.
"Kalau begitu kita impas." desis Elara.
Eden semakin terkekeh.
"Ya kita impas. Sekarang terimalah ponsel ini, aku tidak akan datang kerumah sakit jika itu maumu. Tapi jika kau tidak menerimanya, maka aku akan..."
Lagi-lagi mengancam!
"Ya, ya, ya baiklah. Aku terima ponsel ini. Tapi bukan berarti aku memaafkanmu karena sudah membuang ponselku, ingat itu!"
Eden mengangkat bahu acuh.
"Lagipula aku tak berniat minta maaf padamu."
Elara berdecak dan menatap sebal. Sementara Eden hanya tersenyum, merasa puas karena sudah membuat perempuan itu kesal.
Jika dipikir-pikir Elara memang berbeda dari kebanyakan wanita-wanita yang selalu memuja dan mengejarnya.
Jika wanita lain pasti akan senang menerima barang mahal pemberiannya. Tapi Elara? Dia lebih memilih ponsel busuk itu. Benar-benar perempuan langka.
🌿🌿🌿
Rumah sakit.
"Elara, akhirnya kau datang sayang."
Elara tersenyum. Dia mencium punggung tangan ibunya kemudian berganti mencium keningnya.
"Maaf Bu, membuat Ibu menunggu. Ibu pasti kesepian ya? Apa Ibu sudah sarapan?" Elara menaruh tasnya diatas nakas kemudian menarik kursi dan duduk disamping brankar sang ibu.
"Tidak apa sayang. Barusan ada suster jaga yang menemani Ibu. Ibu juga sudah sarapan. Kau sendiri? Apa sudah sarapan?"
"Sudah Bu, aku sudah sarapan."
"Syukurlah."
Elara memperhatikan Ibunya. Ibunya memang terlihat masih lemas pasca operasi, tapi setidaknya sang ibu sudah berhasil melewati masa-masa kritis. Dan Elara senang bisa melihat senyuman diwajah ibunya lagi.
Sesaat keduanya terdiam. Sebelum akhirnya Ibu Elara kembali bersuara.
"Nak."
"Iya Bu?"
"Boleh Ibu tanya sesuatu?"
"Tentu saja boleh. Ibu mau tanya apa?"
Ibu Elara tampak ragu, tapi tak urung dia bertanya juga.
"Jika boleh Ibu tahu, kau dapat uang darimana untuk biaya operasi Ibu? Bukannya biaya operasi Ibu sangat mahal Nak?"
Deg.
"Itu..."
"Apa kau meminjam pada bosmu?"
"Ah iya, aku meminjam pada bosku Bu."
"Bos minimarket? Bukankah kau pernah bilang pada Ibu kalau bosmu itu pelit?"
"Oh itu, emh, bu-bukan bos yang itu Bu."
"Lalu?"
🌿🌿🌿
Keesokan harinya.
Disebuah kamar hotel bintang lima, Keisha tengah sibuk didandani oleh MUA ternama. Hari ini adalah hari pernikahannya bersama Gio. Lelaki kaya yang dia cintai.
Mereka akan melangsungkan pernikahan di ballroom hotel mewah tersebut.
Tak ada perasaan menyesal dalam hati Keisha karena sudah berhasil merebut Gio dari Elara.
Ya, itu karena memang dia yang lebih pantas bersanding dengan Gio daripada sepupu sialannya itu.
Dia lebih cantik dan seksi. Dia memiliki rumah dan orang tua yang lengkap. Sedangkan Elara?
Heh. Perempuan itu minus segala-galanya. Jadi wajar saja jika Gio memilihnya.
Senyum Keisha terus mengembang, dia sudah tidak sabar menjadi Nyonya Muda dari keluarga Albert. Sebentar lagi dia akan menjadi orang kaya mendadak. Dia akan dihormati dan disegani.
Keisha terus tenggelam dalam imajinasinya hingga tiba-tiba sang ibu masuk kedalam kamar dengan ekspresi yang begitu panik.
"Keisha!"
Sontak Keisha melirik kearah sang ibu yang terpantul melalui cermin meja rias yang ada dihadapannya.
"Ada Bu? Kenapa begitu panik?" tanya Keisha.
"Gio! Gio!"
"Ibu! Ada apa?! Bicara yang jelas!"
"Gio, Gio, Keisha! Dia ditangkap polisi!"
"APA?! Kenapa bisa Bu?! Memang apa yang sudah Gio lakukan?!"
"Gio, Gio terjerat kasus penipuan!"
"APA?!"
🌿🌿🌿
Ditempat berbeda.
"Sekarang kita sudah sah menjadi suami-istri. Apa kita perlu bulan madu?"
Eden mengecup jemari Elara yang terdapat cincin berlian bermata blue sapphire pemberiannya untuk perempuan itu sebagai tanda pernikahan mereka, sementara tangannya yang lain merangkul pundak Elara.
Keduanya saat ini sedang berada didalam mobil.
Ya, beberapa saat lalu mereka baru saja mengikrarkan janji suci didepan pemuka agama.
Tak ada pesta, tak tamu ada undangan, karena pernikahan mereka adalah pernikahan rahasia. Hanya Lander dan beberapa bodyguard kepercayaan Eden yang menjadi saksi.
Dan Elara memahami itu.
Sebab dia hanyalah istri simpanan.
"Aku rasa tak perlu. Kita pulang saja." ucap Elara datar.
Dia memang tak begitu antusias menyambut pernikahan ini. Toh pada akhirnya dia akan berakhir menjadi mainan ranjang pria jahat mesum disampingnya itu.
"Kau yakin?"
Elara mengangguk.
"Tentu saja."
"Baiklah. Kita pulang Lander!" titah Eden pada asisten pribadinya yang mengendarai mobil mereka.
"Baik Tuan." Lander menjawab patuh.
Setelah menempuh setengah perjalanan, tiba-tiba ponsel Eden berdering nyaring. Eden melepaskan rangkulannya dari pundak Elara lalu mengambil ponselnya disaku dan melihat ID si penelpon.
Lagi-lagi Ayahnya.
Elara melirik sekilas kearah Eden. Raut wajah pria yang kini sudah berstatus sebagai suaminya itu berubah kesal. Namun Elara tak mau banyak bertanya, dia lebih memilih diam.
"Ya Ayah, ada apa?"
"EDEN! DIMANA KAU?! ALEXA JATUH SAKIT! PULANG SEKARANG!"
*
To be continued
Halo semuanya. Jangan lupa tinggalkan like, komen, hadiah, vote dan ulasannya yaa. Terimakasih ❣️🥰😘
Eden kamu akan segera menjadi seorang ayah semoga elara juga secepatnya memberi tau kehamilannya pada Eden jadi tidak sabar menunggu esok hari Thor menunggu lanjutannya
Eden /Heart/ elara aku suka banget sama pasangan ini Thor 🤭🤭
jadi gak sabar nunggu lanjutannya Thor ....
sebenarnya aku lebih suka gambar yang dulu sih Thor gambar no 2 ..
Eden yah ?? pasti salah paham lagi ini tapi semoga aja Eden bisa berpikir jernih ...
kira² bakal terjadi salah paham gak yah kalau Eden sudah sembuh nanti dan bertemu dengan elara tapi ada nero di sana hemm /Smug/