NovelToon NovelToon
“Suara Hatiku Jadi Takdir Istana”

“Suara Hatiku Jadi Takdir Istana”

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Cinta pada Pandangan Pertama / Mengubah Takdir / Transmigrasi ke Dalam Novel / Bullying dan Balas Dendam / Pembaca Pikiran
Popularitas:18.1k
Nilai: 5
Nama Author: inda

Lian, gadis modern, mati kesetrum gara-gara kesal membaca novel kolosal. Ia terbangun sebagai Selir An, tokoh wanita malang yang ditindas suaminya yang gila kekuasaan. Namun Lian tak sama dengan Selir An asli—ia bisa melihat kilasan masa depan dan mendengar pikiran orang, sementara orang tulus justru bisa mendengar suara hatinya tanpa ia sadari. Setiap ia membatin pedas atau konyol, ada saja yang tercengang karena mendengarnya jelas. Dengan mulut blak-blakan, kepintaran mendadak, dan kekuatan aneh itu, Lian mengubah jalan cerita. Dari selir buangan, ia perlahan menemukan jodoh sejatinya di luar istana.

ayo ikuti kisahnya, dan temukan keseruan dan kelucuan di dalamnya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon inda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 12

Hari-hari di kota kekaisaran berjalan begitu cepat. Jalan utama di mana An He Tang berdiri semakin ramai, pedagang dan pembeli berdesakan setiap pagi. Suara tawar-menawar bercampur dengan aroma obat herbal yang dipanggang di tungku, membuat suasana jalan kecil itu berbeda dari yang lain.

“Buah goji merah, segar dari desa pegunungan! Tiga koin per kantong!”

“Obat batuk racikan Nyonya An, terbukti manjur!”

“Jangan lupa kain halus baru tiba dari selatan!”

Pagi itu, Lian duduk di meja kasir sederhana. Rambutnya disanggul sederhana, tidak lagi berhias permata istana, hanya dihiasi jepit kayu. Tapi justru kesederhanaan itu membuatnya tampak anggun di mata orang-orang.

“Selamat pagi, Nyonya An,” sapa seorang ibu yang datang bersama anaknya. “Obat untuk batuk suami saya sangat manjur, ia bisa tidur nyenyak sekarang. Ini saya datang lagi membeli.”

Lian tersenyum lembut. “Syukurlah. Ingat, jangan hanya minum obat, tapi juga jaga pola makan. Suamimu terlalu sering minum arak, bukan?”

Sang ibu terperangah. “Bagaimana Anda tahu?”

Lian hanya tersenyum samar. “Saya bisa melihat dari wajahnya yang kemerahan kemarin. Kurangi arak, banyak minum air hangat. Obat akan bekerja lebih cepat.”

Wanita itu menunduk penuh rasa hormat. “Anda bukan hanya pedagang, Nyonya An, tapi juga tabib.”

Di sudut ruangan, Yuyan berdecak kagum. “Nyonya benar-benar seperti bisa membaca hati dan tubuh orang. Tidak heran orang-orang makin banyak yang percaya.”

Chen Yun, yang sedang duduk disana, hanya tersenyum tipis sambil memperhatikan Lian. Dari hari ke hari, ia semakin yakin, "wanita itu bukan manusia biasa. Ia bukan hanya pandai bermusik dan mengobati, tapi juga memiliki ketenangan batin yang tak tergoyahkan."

 

Di sebelah toko Lian, keluarga Chen membuka Chen Tang Yao Fang, toko senjata dan obat khusus ramuan militer dan ramuan kuat tubuh. Sejak hari pertama dibuka, toko itu tidak pernah sepi.

Suatu pagi, Nyonya Chen datang menemui Lian. “Nona An, tanpa bantuan Anda, keluarga kami mungkin masih terpuruk. Anak-anak saya kini punya harapan hidup baru. Kami berutang budi besar.”

Lian menangkupkan tangan dengan hormat. “Jangan bicara begitu, Nyonya Chen. Kita sama-sama korban dari fitnah keluarga Luo. Sekarang saatnya kita berdiri kembali, bukan hanya untuk keluarga kita, tapi untuk semua rakyat yang butuh keadilan.”

Mata Nyonya Chen memerah. Ia tahu kata-kata itu bukan sekadar basa-basi.

An Rong yang mendengar dari belakang malah tertawa. “Jiejie memang begitu, selalu ingin menolong semua orang. Aku saja kadang iri, kenapa orang-orang hanya ingat Jiejie dan bukan aku.”

Semua tertawa, termasuk Chen Yun. Tetapi di dalam hatinya, ada suara samar yang hanya ia dengar suara hati Lian.

"Andai keluarga Chen tahu masa depan yang kulihat… mereka akan lebih berhati-hati. Aku tidak bisa biarkan tragedi menimpa mereka lagi."

Chen Yun menatap Lian lekat-lekat. Ia tidak pernah bosan mendengar isi hatinya, meski ia harus pura-pura tidak tahu.

 

Namun kehidupan damai itu tidak berlangsung lama. Suatu sore, ketika pasar sedang ramai, sekelompok pria kasar datang. Mereka mengenakan pakaian lusuh tapi wajah mereka bengis.

“Ini toko baru, ya?” salah satu dari mereka menepuk-nepuk meja. “Kalau mau aman berdagang di pasar ini, bayar uang keamanan. Satu bulan sepuluh tael perak. Kalau tidak…” Ia menatap tajam ke arah barang-barang di rak.

Yuyan langsung maju dengan galak. “Hei, kalian kira ini tempat siapa? Pergi sebelum aku lempar kalian keluar!”

Para preman tertawa terbahak. “Dayang kecil berani juga ya. Kau pikir bisa mengusir kami?”

Chen Yun berdiri, tubuh tegapnya seketika membuat para preman terdiam sesaat. Aura seorang panglima jelas terasa.

“Aku beri kalian waktu tiga napas untuk pergi,” ucapnya dingin.

Namun sebelum suasana semakin panas, Lian melangkah maju. “Tunggu, Gege Chen Yun. Jangan gunakan kekerasan. Mereka hanya orang-orang miskin yang diperalat.”

Ia menatap para preman itu. “Katakan, siapa yang menyuruh kalian?”

Pria yang paling besar terdiam, lalu melirik kiri-kanan. “Kami… kami hanya disuruh orang untuk membuat onar. Kalau tidak, keluarga kami akan celaka.”

Lian menutup mata sejenak, lalu berkata tenang, “Aku tahu siapa dalangnya. Keluarga Ming, bukan?”

Semua preman itu menunduk. Mereka tidak berani menjawab, tapi diam mereka sudah cukup sebagai pengakuan.

“Pergilah,” kata Lian lembut. “Aku tidak akan melaporkan kalian. Tapi mulai hari ini, jangan pernah kembali. Lindungi keluarga kalian dengan mencari pekerjaan jujur.”

Para preman itu berlutut, lalu pergi dengan tergesa-gesa. Orang-orang yang melihat kejadian itu tercengang.

“Benar-benar berbeda. Bukannya menghukum, malah menolong. Nyonya An benar-benar berhati mulia.”

Sejak hari itu, nama Lian makin harum. Orang-orang menyebutnya “Nyonya An, tabib berhati emas.”

 

Chen Yun dan Lian

Malam itu, setelah toko tutup, Chen Yun duduk di halaman belakang sambil mengasah pedangnya. Lian lewat membawa guqin kecil, lalu duduk di bangku batu.

“Chen Yun ge,” ucapnya pelan, “terima kasih sudah menahan diri tadi.”

Chen Yun tersenyum tipis. “Aku hanya mengikuti perintahmu. Tapi kalau mereka berani menyentuhmu, aku tidak akan segan.”

Lian memainkan beberapa nada lembut di guqin. Suara senar itu melayang di udara, membuat hati siapa pun yang mendengar merasa tenang.

Dalam diam, Chen Yun mendengar isi hati Lian lagi.

"Andai aku bisa mempercayai seorang pria… mungkinkah Chen Yun salah satunya? Tidak, aku tidak boleh berpikir begitu. Aku sudah belajar dari luka lama, dan aku hanya ingin dia menjadi gegeku yang terbaik, jika jadi pasangan belum tentu akhirnya baik."

Jantung Chen Yun berdegup kencang. Ia ingin berkata bahwa ia akan selalu ada untuknya, tapi ia tahu tidak boleh dia juga berpikir sama hanya ingin Lian jadi adiknya . cukup dengan melindungi dan mendengar dalam diam.

 

Kabar ke Istana

Sementara itu, di istana Xu, kabar tentang kehidupan Lian dan keluarga An serta Chen sampai ke telinga pejabat.

“Yang Mulia,” lapor seorang kasim, “mantan Selir An kini membuka toko di kota. Ia hidup bahagia bersama keluarganya. Banyak rakyat memujinya sebagai tabib berhati emas. Bahkan keluarga Chen pun ikut bangkit kembali berkat bantuannya.”

Raja Xuan yang mendengar laporan itu terdiam. Dadanya sesak.

“Bahagia…? Tanpa aku?”

Ia bangkit dari singgasananya, berjalan mondar-mandir dengan wajah muram.

Para pejabat hanya menunduk, tidak berani menatap. Mereka tahu, penyesalan seorang raja adalah luka yang tidak bisa disembuhkan siapa pun.

Malam itu, Raja Xuan berdiri di taman istana, menatap bulan. Suara guqin samar seperti menggema di telinganya, padahal itu hanya ingatan.

“Lian… kau benar-benar tidak akan kembali, ya?” bisiknya.

Tetapi jauh di kota, Lian sedang tersenyum, menikmati teh hangat bersama keluarga, jauh dari intrik istana.

Bersambung

1
Cindy
lanjut kak
Srimulyani
wah cinta segiempat Cen Yun banyak saingan
hani chaq
orang licik ga akan bertahan lama karna bakal termakan balik dengan kelicikannya
hani chaq
jodohnya kian dekat.....ayo semangat berjuang setiap keburukan pastilah akan kalah
hani chaq
emang seorang yg kuat harus berjodoh ma yg lebih hebat
hani chaq
masih menjadi teka teki siapa jodoh pedang langit
hani chaq
ini baru tambah asik.mantap polllll..... pokoknya
hani chaq
jgn biarkan ke4 org itu ada yg hilang.ayo.....kalian bisa
hani chaq
ayolah chen....ajari lian bela diri.seenggaknya bisa buat lebih bermanfaat
nara 🇮🇩 🇹🇼
bearti lian tak berjodoh denga kaisar liu ning,,kalau lian ketemu dengan pemilik pedang langit feng xuan,,
hani chaq
sayang sekali yg cewek2 pd ga bisa bertarung
hani chaq
benar2 jodohnya lian
kaylla salsabella
wah kasihan nanti Liu ning klu kian nikah sma pewaris satu nya
Tiara Bella
makasih Thor up nya....sangat menghibur berasa nnton dracin.... semangat ya
ᵉᶠ ↷✦; 𝓔 𝓵 𝓵 𝓮 ❞
berada selalu disisi nya untuk menuju kebahagiaan
ᵉᶠ ↷✦; 𝓔 𝓵 𝓵 𝓮 ❞
wahhh, seperti harapan ku dong /Applaud/
seorang kaisar yang sangat berwibawa yang akan menjadi jodoh nya Lian
ᵉᶠ ↷✦; 𝓔 𝓵 𝓵 𝓮 ❞
Lian bobo' cantik, sementara keluarga nya kelimpungan nyariin /Facepalm/
ᵉᶠ ↷✦; 𝓔 𝓵 𝓵 𝓮 ❞
penyesalan mu telat raja, Lian udah menutup hati nya untuk istana xu
ᵉᶠ ↷✦; 𝓔 𝓵 𝓵 𝓮 ❞
kabulin dong yang mulai, biar Lian bisa buat gebrakan baru
ᵉᶠ ↷✦; 𝓔 𝓵 𝓵 𝓮 ❞
pintar, Lian sang jenius baru muncul 🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!